Aplikasi Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gangguan Hati Dan Ginjal
Aplikasi Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gangguan Hati Dan Ginjal
UCr x Vurin
SCr x T
dimana UCr adalah konsentrasi kreatinin urin dalam mg/dL, Vurin adalah
volume urin yang dikumpulkan dalam mL, SCr adalah kreatinin serum yang
dikumpulkan pada pertengahan waktu pengumpulan urin dalam mg/dL dan T
adalah waktu dalam menit pengumpulan urin.
CrClest =
72 x SCr
untuk laki-laki
0.85 (140-umur) BW
untuk perempuan
72 x SCr
dimana CrClest adalah penafsiran bersihan kreatinin dalam mL/min, umur
dalam tahun, BW adalah berat badan dalam kg, S Cr adalah kreatinin serum.
Nilai 0,85 adalah faktor koreksi untuk perempuan karena perempuan
memiliki massa otot yang lebih kecil dari pada laki-laki.
Metode dengan menggunakan rumus Cockcroft & Gault ini hanya dapat
digunakan pada pasien dengan umur lebih dari 18 tahun, pada pasien yang
tidak memiliki kelebihan berat badan dari 30 % berat badan idealnya dan
pasien yang memiliki konsentrasi kreatinin serum yang stabil.
Pada pasien dengan nilai kreatinin serum yang tidak stabil, persamaan
Cockcroft & Gault tidak dapat digunakan. Pada situasi ini, digunakan metode
alternatif yaitu rumus Jellife & Jellife. Rumus ini dapat digunakan untuk
pasien yang memiliki konsentrasi kreatinin serum yang tidak stabil. Langkah
pertama dilakukan dengan menghitung penafsiran produksi kreatinin. Rumus
ini di tuliskan dalam persamaan sebagai berikut :
Essmale = IBW[29,3-(0,203 x umur)]
Essfemale = IBW[25,1-(0,175 x umur]
atau
dimana Ess adalah nilai eksresi kreatinin, IBW adalah berat badan ideal
dalam kg dan umur dalam tahun.
Setelah didapatkan nilai penafsiran eksresi kreatinin, maka tahap
selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap nilai koreksi produksi kreatinin
dengan rumus :
Esscorrected = Ess[1,035 (0,0337 x Scrave)]
4IBW (Scr2 Scr1)
E = Esscorrected
t
CrCl (in mL/min/1.73m2) = E/(14,4 x Scrave)
dimana Scrave nilai rata-rata dua kreatinin serum yang ditentukan dalam
mg/dL, Scr1 adalah kreatinin serum pertama dan Scr2 adalah kreatinin serum
kedua, keduanya dalam mg/dL, dan t selisih waktu antara pengukuran Scr 1
dan Scr2 dalam menit.
Pasien yang memiliki kelebihan berat badan lebih dari 30% dari berat
badan idealnya, menggunakan pengukuran bersihan kreatinin dengan metode
yang lain yaitu dapat diukur dengan menggunakan persamaan Salazar &
Corcoran sebagai berikut :
(139 umur) [(0,285 x Wt) + (12,1 x Ht2)]
CrClest(males) =
CrClest(females) =
51 x SCr
(146 umur) [(0,287 x Wt) + (9,47 x Ht2)]
60 x SCr
dengan umur dalam tahun, wt adalah berat badan dalam kg, Ht tinggi
dalam meter, dan SCr adalah kreatinin serum dalam mg/dL.
Metode yang dapat digunakan untuk pasien anakanak dan remaja dapat
dihitung dengan persamaan berikut (Bauer, 2006):
CrClest = (ml/min/1,73 m2) = (0,45 x Ht)/ SCr
1. Metode Nomogram
Nomogram ini dibuat berdasarkan konsentrasi kreatinin serum, data
pasien (tinggi, berat, umur dan jenis kelamin), dan farmakokinetik obat.
Setiap nomogram memiliki kelemahan asumsi dan database obat.
Kebanyakan metode untuk penyesuaian dosis pada penyakit ginjal
diasumsikan bahwa pada eliminasi nonrenal obat tidak berpengaruh
terhadap penurunan fungsi ginjal dan jumlah konstanta kecepatan eksresi
ginjal pada pasien uremia adalah sebanding dengan konstanta produk
dan bersihan kreatinin.
Dimana
Group
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Drug
Minocycline
Rifampicin
Lidocaine
Digitoxin
Doxycycline
Chlortetracycline
Clindamycin
Chloramphenicol
Propranolol
Erythromycin
Trimethoprim
Isoniazid (fast)
Isoniazid (slow)
Dicloxacillin
Sulfadiazine
Sulfamethoxazole
Nafcillin
Chlorpropamide
Lincomycin
Colistimethate
Oxacillin
Digoxin
Tetracycline
Cloxacillin
Oxytetracycline
Amoxicillin
Methicillin
Ticarcillin
Penicillin G
Ampicillin
Carbenicillin
Cefazolin
Cephaloridine
Cephalothin
Gentamicin
Flucytosine
Kanamycin
Vancomycin
Tobramycin
Cephalexin
k N (hr 1)
0.04
0.25
0.39
0.114
0.037
0.12
0.16
0.26
0.22
0.39
0.054
0.53
0.23
1.20
0.069
0.084
1.26
0.020
0.15
0.154
1.73
0.021
0.120
1.21
0.075
0.70
1.40
0.58
1.24
0.53
0.55
0.32
0.51
1.20
0.30
0.18
0.28
0.12
0.32
1.54
k nr (hr 1)
0.04
0.25
0.36
0.10
0.031
0.095
0.12
0.19
0.16
0.28
0.031
0.30
0.13
0.60
0.032
0.037
0.54
0.008
0.06
0.054
0.58
0.007
0.033
0.31
0.014
0.10
0.19
0.066
0.13
0.05
0.05
0.02
0.03
0.06
0.015
0.007
0.01
0.004
0.010
0.032
k nr/k N%
100.0
100.0
92.3
87.7
83.8
79.2
75.0
73.1
72.8
71.8
57.4
56.6
56.5
50.0
46.4
44.0
42.8
40.0
40.0
35.1
33.6
33.3
27.5
25.6
18.7
14.3
13.6
11.4
10.5
9.4
9.1
6.2
5.9
5.0
5.0
3.9
3.6
3.3
3.1
2.1
nr
diketahui nilai
dengan nilai
Apabila interval dosis () tetap konstan, dosis pada pasien uremia selalu
lebih kecil dibandingkan dosis normal. Sebagai pengganti pengurangan
dosis pada pasien uremia, biasanya dosis tetap konstan dan interval dosis
() diperpanjang berdasarkan persamaan
Dimana u adalah interval dosis pada dosis pasien uremia dan N adalah
interval dosis untuk dosisi pada pasien dengan fungsi ginjal normal
(Shargel, et al , 2005).
dalam
nya.
Obat
Acebutolol
Asetaminofen
Acetohexamide
Allopurinol
Alprenolol
Amantadine
Amikacin
Amiloride
Amoxicillin
Amphetamine
Amphotericin B
Ampicillin
Atenolol
Azlocillin
Bacampicillin
Baclofen
Bleomycin
Bretylium
Bumetanide
Carbenicillin
Cefalothin
Cefamandole
Cefazolin
Cefoperazone
Cefotaxime
Cefoxitin
Cefuroxime
Ceftriaxone
fe
0.44 0.11
0.03 0.01
0.4
0.1
0.005
0.85
0.98
0.5
0.52 0.15
0.40.45
0.03
0.90 0.08
0.85
0.6
0.88
0.75
0.55
0.8 0.1
0.33
0.82 0.09
0.52
0.96 0.03
0.80 0.13
0.20.3
0.50.6
0.88 0.08
0.92
0.65
Chloramphenicol
Chlorphentermine
Chlorpropamide
Chlorthalidone
Cimetidine
Clindamycin
Clofibrate
Clonidine
Colistin
Cytarabine
Cyclophosphamide
Dapsone
Dicloxacillin
Digitoxin
Digoxin
Disopyramide
Doxycycline
Erythromycin
Ethambutol
Ethosuximide
Flucytosine
Flunitrazepam
Furosemide
Gentamicin
Griseofulvin
Hydralazine
Hydrochlorothiazide
Indomethacin
Isoniazid
Rapid acetylators
Slow acetylators
Isosorbide dinitrate
Kanamycin
Lidocaine
Lincomycin
Lithium
Lorazepam
Meperidine
Methadone
Methicillin
Methotrexate
Methyldopa
Metronidazole
Mexiletine
Mezlocillin
Minocycline
Minoxidil
Moxalactam
0.05
0.2
0.2
0.65 0.09
0.77 0.06
0.09-0.14
0.110.32
0.62 0.11
0.9
0.1
0.3
0.1
0.60 0.07
0.33 0.15
0.72 0.09
0.55 0.06
0.40 0.04
0.15
0.79 0.03
0.19
0.630.84
0.01
0.74 0.07
0.98
0
0.120.14
0.95
0.15 0.08
2.7 0.8
120
36
44 10
2.1 1.1
2.7 0.4
13 3
8.5 2.0
3
2
5
20
0.7 0.07
166 65
42 19
7.8 1.6
20 4
1.13.5
3.1 0.4
33 6
5.3 0.7
15 5
0.85 0.17
23
15
2.22.6
2.5 0.2
2.611.2
0.07 0.02
0.29 0.05
0.05
0.9
0.02 0.01
0.6
0.95 0.15
0.01
0.040.22
0.2
0.88 0.17
0.94
0.63 0.10
0.25
0.1
0.75
0.1 0.02
0.1
0.820.96
1.1 0.2
3.0 0.8
0.5
2.1 0.2
1.8 0.4
5
22 8
14 5
3.2 0.8
22
0.85 0.23
8.4
1.8 0.2
8.2
12
0.8
18 4
4
2.53.0
Nadolol
Nafcillin
Nalidixic acid
Netilmicin
Neostigmine
Nitrazepam
Nitrofuraniton
Nomifensine
Oxacillin
Oxprenolol
Pancuronium
Pentazocine
Phenobarbital
Pindolol
Pivampicillin
Polymyxin B
Prazosin
Primidone
Procainamide
Propranolol
Quinidine
Rifampin
Salicylic acid
Sisomicin
Sotalol
Streptomycin
Sulfisoxazole
Sulfinpyrazone
Tetracycline
Thiamphenicol
Thiazinamium
Theophylline
Ticarcillin
Timolol
Tobramycin
Tocainide
Tolbutamide
Triamterene
Trimethoprim
Tubocurarine
Valproic acid
Vancomycin
0.73 0.04
0.27 0.05
0.2
0.98
0.67
0.01
0.5
0.150.22
0.75
0.05
0.5
0.2
0.2 0.05
0.41
0.9
0.88
0.01
0.42 0.15
0.67 0.08
0.005
0.18 0.05
0.16 0.04
0.2
0.98
0.6
0.96
0.53 0.09
0.45
0.48
0.9
0.41
0.08
0.86
0.2
0.98
0.20-0.70 (0.40 mean)
0
0.04 0.01
0.53 0.02
0.43 0.08
0.02 0.02
0.97
16 2
0.91.0
1.0
2.2
1.3 0.8
29 7
0.3
3.0 1.0
0.5
1.5
3.0
2.5
86 7
3.4 0.2
0.9
4.5
2.9 0.8
8.0 4.8
2.9 0.6
3.9 0.4
6.2 1.8
2.1 0.3
3
2.8
6.513
2.8
5.9 0.9
2.3
9.9 1.5
3
9 2.1
1.2
35
2.2 0.1
1.63
5.9 1.4
2.8 0.9
11 1.4
2 1.1
16 3
56
Dimana
adalah
Bila fe = k
/k
atau
dimana, Du adalah dosis pada pasien uremia dan DN adalah dosis untuk
fungsi ginjal normal. Peneyesuaian dosis juga dapat dilakukan dengan
mengubah interval pemberian obat dengan persamaan :
dengan u adalah interval untuk psien uremia dan N adalah interval pada
fungsi ginjal normal (Shargel, et al , 2005)
A. Contoh Kasus
Pasien (R) berumur 75 tahun dengan berat badan 50 kg, dan
tinggi sekitar 165 cm, mengalami gagal ginjal kronik dengan
komplikasi diabetes mellitus dan pielonefritis kronis, dirawat di RSAM
Bukittinggi pada pertengahan oktober 2011 selama 15 hari. Obat yang
menjadi permasalahan di sini adalah penggunaan ceftriaxone 2x1g /
hari yang diberikan oleh dokter jaga (dokter umum). Karena merasa
adanya kejanggalan, kemudian dokter konsulen penyakit dalam
meminta bantuan apoteker untuk menghitung penyesuaian dosis obat
tersebut.
Data labor:
Data literatur:
Penjelasan Kasus:
Pasien di atas memiliki berat badan yang hampir ideal, sehingga
penghitungan creatinin klirens menggunakan rumus Cocroft anda
Gault.
(140-umur) BW
72 x SCr
CrClest (pasien) =
(140-75) 50
=
=
72 x 12,9
3,49 mL/menit
(140-umur) BW
CrClest (normal) =
=
72 x SCr
(140-75) 50
72 x 1,5
30,09 mL/menit