Anda di halaman 1dari 4

proposal isolasi sosial

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang Masalah


Di era globalisasi akan terjadi berbagai masalah pada masyarakat baik fisik maupun
kejiwaan. Salah satu jenis gangguan jiwa berat yang banyak diderita oleh masyarakat adalah
skizofrenia. Gejala skizofrenia sendiri adalah gangguan fungsi sosial atau isolasi sosial, menarik
diri . Menurut Keliat (2010) isolasi sosial merupakan keadaan ketika seorang individu
mangalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. Isolasi sosial dapat terjadi pada semua umur yang mengalami gangguan jiwa.
Kasus pasien gangguan jiwa yang mengalami gejala isolasi sosial: menarik diri sendiri
tergolong tinggi yaitu 72%, Maramis mengatakan bahwa klien yang mengalami isolasi sosial:
menarik diri sebesar 72% dari keseluruhan jumlah kasus skizofrenia. Jadi dapat disimpulkan
bahwa gejala terbanyak dari pasien skizofrenia adalah isolasi sosial: menarik diri sebagai akibat
kerusakan afektif kognitif klien. Menurut WHO (2009), prevalensi masalah kesehatan jiwa
mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan akan berkembang menjadi
25% di tahun 2030. Berdasarkan studi penelitian Irwan Panji pada tanggal 5 sampai 7 januari
2012 di ruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, terdapat 41 pasien skizofrenia,
dengan masalah utama menarik diri sebanyak 17 pasien, halusinasi 15 pasien, gangguan konsep
diri 6 pasien, perilaku kekerasan 3 pasien (http://www.depkes.go.id). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan MarifatulAin dengan judul hubungan tingkat percaya diri dengan
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada pasien isolasi sosial di ruang kakaktua rsj

dr. Radjiman wediodiningrat lawang pada tahun 2011 diperoleh data pasien isolasi sosial yang
menjalani rawat inap sejumlah 310 pasien (https://akperlamongan.wordpress.com).
Dari data tersebut bahwa isolasi sosial: menarik diri dapat disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain yang terdiri dari faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor predisposisi yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami isolasi sosial: menarik diri adalah adanya tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang belum dapat dilalui dengan baik, adanya gangguan
komunikasi didalam keluarga, selain itu juga adanya norma-norma yang salah yang dianut dalam
keluarga serta faktor biologis berupa gen yang diturunkan dari keluarga yang menyebabkan klien
menderita gangguan jiwa. Selain faktor predisposisi ada juga faktor presipitasi yang menjadi
penyebab antara lain adanya stressor sosial budaya serta stressor psikologis yang dapat
menyebabkan klien mengalami kecemasan. Masalah kejiwaan pada pasien dengan isolasi sosial:
menarik diri jika tidak dapat diatasi dengan baik oleh perawat yang ditunjang dengan
ketidakadekuatan dukungan dan peran serta keluarga maka tidak menutup kemungkinan akan
dapat menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang diantaranya seperti defisit perawatan diri,
resiko halusinasi dan dapat juga menyebabkan perilaku pengungkapan masalah yang tidak asertif
yang dapat menuju kearah perilaku kekerasan. Jika ini sudah terjadi maka akan dapat berdampak
pada lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar (Iskandar, 2012).
Adapun peran perawat jiwa yang harus dilakukan meliputi : peran perawat promotif dan
preventif adalah meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan/menurunkan angka kesakitan
dengan cara memberikan penyuluhan tentang kesehatan, peran perawat kuratif adalah dengan
mengikut sertakan klien dalam aktifitas kelompok sosialisasi dan juga kontrol rutin sesuai waktu
yang ditentukan, peran perawat rehabilitatif adalah mendorong tanggungjawab klien terhadap
lingkungan dan melatih keterampilan klien untuk persiapan klien dirumah serta health education
kepada masyarakat sekitar tentang gangguan jiwa.

Isolasi sosial jika tidak segera diatasi akan mengakibatkan jumlah gangguan jiwa
halusinasi semakin meningkat dan juga akan mengakibatkan resiko perilaku kekerasan pada diri
sendiri dan orang lain. Berdasarkan kondisi tersebut saya tertarik untuk mengangkat judul Studi
Kasus Pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang guna membantu klien dan keluarga dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapi
melalui penerapan asuhan keperawatan jiwa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengkajian pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang?
2. Bagaimana analisa data pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang?
3. Bagaimana perumusan diagnosa pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang?
4. Bagaimana perencanaan tindakan keperawatan pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit
Jiwa Lawang?
5. Bagaimana evaluasi pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Studi Kasus ini agar penulis memperoleh

pengalaman

langsung serta mampu memahami dan memberikan asuhan keperawatan pada Tn. X dengan
isolasi sosial dengan pendekatan proses keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang.
2. Mampu melakukan analisa data pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang.
3. Mampu merumuskan diagnosa pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang.
4. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit
Jiwa Lawang.
5. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. X dengan isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Institusi
Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan pada kepustakaan institusi dalam
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang di bidang keperawatan.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya
yang terkait dengan penerapan strategi pelaksanaan pada pasien dengan isolasi sosial untuk
meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain
1.4.2 Manfaaf Praktis
1. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam penerapan ilmu
keperawatan jiwa yang telah didapatkan selama pendidikan.
2. Bagi Klien
Dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat melakukan cara mengatasi isolasi sosial
dengan cara bersosialisasi dengan orang lain.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai masukan bagi perawat pelaksana di Unit Pelayanan Keperawatan Jiwa dalam
rangka mengambil kebijakan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pada
klien yang mengalami perubahan proses pikir : isolasi sosial.

Anda mungkin juga menyukai