Higienearis PDF
Higienearis PDF
MAKALAH
Disusun guna memenuhi penugasan individu
mata kuliah Hygiene, Sanitasi dan Keselamatan Kerja
Disusun oleh :
Nama
Aris Handoyo
NIM
5401413073
Jurusan
Program Studi
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
MAKALAH
Disusun guna memenuhi penugasan individu
mata kuliah Hygiene, Sanitasi dan Keselamatan Kerja
Disusun oleh :
Nama
Aris Handoyo
NIM
5401413073
Jurusan
Program Studi
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Jaminan mutu dan keamanan pangan terus berkembang sesuai
dengan persyaratan konsumen, Keamanan pangan merupakan persyaratan
utama dan terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada.
Betapapun
tinggi
nilai
gizi
suatu
bahan
pangan
atau
makanan,
penampilannya baik , juga lezat rasanya, tetapi bila tidak aman, maka
makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan berbagai
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan. Masalah keamanan pangan masih menjadi masalah penting
dalam bidang pangan di Indonesia, dan perlu mendapat perhatian khusus
dalam program pengawasan
pangan.
Penyakit
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul berbagai rumusan
masalah yang layak untuk dikaji dan dituangkan dalam tulisan :
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan HACCP (Hazard Analysis and
Critical Control Point) itu?
1.2.2. Bagaimana sejarah berkembangnya sistem HACCP?
1.2.3. Mengapa perlu diterapkan suatu sistem HACCP bagi industri
bidang pangan?
1.2.4. Apa saja yang dijadikan prinsip-prinsip di dalam penerapan
HACCP di dalam industri pangan?
1.2.5. Bagaimana pengaplikasian sistem HACCP pada industri pangan?
1.2.6. Apakah keuntungan dan kerugian yang terjadi di dalam penerapan
HACCP bagi industri pangan?
1.3.
Tujuan Penulisan
Dari berbagai rumusan masalah yang disebutkan di atas, maka
dapat diketahui bahwa penulisan dari makalah ini bertujuan untuk :
1.3.1. Mengetahui pengertian HACCP (Hazard Analysis and Critical
Control Point).
1.3.2. Mengetahui bagaimana sejarah tercipta dan berkembangnya sistem
Hazard Analysis and Critical Control Point.
dijadikan
prinsip
utama
di dalam
penerapan HACCP.
1.3.5. Mengetahui bagaimana pedoman pengaplikasian HACCP pada
industri pangan.
1.3.6. Mengetahui berbagai keuntungan dan kerugia yang ditimbulkan
dari penerapan HACCP dalam industry pangan.
1.4.
Manfaat Penulisan
Melalui penulisan ini, penulis berharap bahwa makalah ini akan
memberikan kontribusi positif bagi berbagai pihak. Bagi penulis pada
khususnya, untuk melatih kemampuan dan keahlian di dalam menulis.
Kenudian bagi masyarakat luas dan kaum cendekia yang membutuhkan
referensi dan informasi mengenai HACCP (Hazard Analysis and Critical
Control Point) dan penerapannya, pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian HACCP
Menurut WHO, Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis
(Hazard Analysis and Critical Control Points / HACCP) didefinisikan
sebagai
suatu
pendekatan
ilmiah,
rasional,
dan
sistematik
untuk
adalah
atau
kelangsungan
hidup
mikroorganisme
dan
komitmen
yang
kuat
dan
profesional
dalam
menjamin
2.2.
tahun
1959
diminta
untuk
mengembangkan
makanan
untuk
atau
daerah-daerah
yang
mungkin
menyebabkan
bahaya.
Masalah bahaya ini didekati dengan cara mengamati satu per satu bahan
baku proses dari sejak di lapangan sampai dengan pengolahannya. Bahaya
yang dipertimbangkan adalah bahaya patogen, logam berat, toksin, bahaya
fisik, dan kimia serta perlakuan yang mungkin dapat mengurangi cemaran
Ingredients.
Komite
yang
dibentuk
oleh
NAS
kemudian
NAS,
lembaga
internasional
seperti
International
2.3.
makanan,
dan
tindakan
kesalahan
berat,
salah
ukuran)
untuk
menjaga
keamanan bisnis.
5. Membutuhkan sistem keamanan pangan yang sejalan dengan program
yang sejalan dengan jaminan mutu.
6. WTO telah mendesak negara anggota dan industri untuk melakukan
harmonisasi perdagangan, ekivalensi sistem inspeksi, dan mengurangi
hambatan
teknis,
serta
memfasilitasi harmonisasi.
merekomendasi
CAC
standar
untuk
2.4.
Prinsip-Prinsip HACCP
Di dalam penerapannya, Hazard Analysis and Critical Control
Point memiliki beberapa prinsip yang dilaksanakan. Sistem HACCP terdiri
dari tujuh prinsip, yaitu :
1. Melakukan analisis bahaya.
Segala macam aspek pada mata rantai produksi pangan yang
dapat menyebabkan masalah keamanan pangan harus dianalisa.
Bahaya
yang
dapat
ditimbulkan
adalah
keberadaan
pencemar
tidak
dan
titik,
tahap,
dengan
atau
pangan
prosedur
dapat
dimana
dicegah,
bahaya
yang
dieliminasi,
atau
tindakan
korektif
apabila
pemantauan
sistem HACCP
dan
catatannya,
peninjauan
terhadap
Beberapa
contoh
catatan
2.5.
pangan.
Sebelum menerapkan HACCP untuk setiap sektor rantai pangan,
sektor tersebut harus telah menerapkan Prinsip Umum Higiene Pangan
dari Codex, Pedoman Praktis dari Codex yang sesuai, serta peraturan
keamanan pangan terkait, Tanggung jawab manajemen adalah penting
untuk menerapkan sistem HACCP yang efektif. Selama melaksanakan
identifikasi
bahaya,
penilaian
dan
pelaksanaan
selanjutnya
dalam
Kritis
(CCPs).
Perancangan
kembali
operasi
harus
produk
tertentu
tersedia
untuk
pengembangan
rencana
yang
menerima
pangan
dari
institusi,
mungkin
perlu
dipertimbangkan.
4. Penyusunan bagan alir
Bagan alir harus disusun oleh tim HACCP. Dalam diagram alir
harus memuat segala tahapan dalam operasional produksi. Bila
HACCP
diterapkan
pada
suatu
operasi tertentu,
maka harus
HACCP,
sebagai
penyusun
bagan
alir
harus
dan
daya
tahan
hidup
mikroorganisme
tertentu;
e) produksi terus menerus toksin-toksin pangan, unsur-unsur fisika
dan kimia;
f) kondisi-kondisi yang memacu keadaan di atas.
Tim HACCP harus mempertimbangkan tindakan pengendalian,
jika ada yang dapat dilakukan untuk setiap bahaya. Lebih jauh
tindakan pengendalian disyaratkan untuk mengendalikan bahayabahaya tertentu dan lebih, jauh satu bahaya dikendalikan oleh
tindakan pengawasan yang tertentu.
7.
yang menyatakan
Dianjurkan
untuk
mengadakan
pelatihan
dalam
menentukan CCP, hal ini tidak spesifik untuk semua operasi pangan,
sebagai contoh rumah potong hewan dan oleh karena itu harus
dipergunakan
untuk
yang
berkaitan
dengan
perkiraan
yang
atau
sesudahnya
untuk
memasukkan
suatu
tindakan
pengendalian.
8. Penentuan batas-batas kritis (critical limits) pada tiap TKK (CCP)
(Lihat Prinsip 3)
Batas-batas limit harus ditetapkan secara spesifik dan divalidasi
apabila mungkin untuk setiap TKK. Dalam beberapa kasus lebih dari
satu batas kritis akan diuraikan pada suatu tahap khusus. Kriteria
yang sering digunakan mencakup pengukuran-pengukuran terhadap
suhu, waktu, tingkat kelembaban, pH, Aw, keberadaan chlorine, dan
parameter-parameter sensori seperti kenampakan visual dan tekstur.
Batas kritis harus ditentukan untuk setiap PTK. Dalam beberapa
kasus batas kritis criteria pengukurannya antara lain suhu, waktu,
tingkat
kelernbaban,
pH,
Penyesuaian
seyogianya
dilaksanakan
sebelum
terjadi
besar
prosedur
pemantauan
untuk
TKK
perlu
dan
tidak
pengujian analitis.
Pengukuran fisik
melaksanakan
TKK
dalam
system
HACCP
agar
dapat
menangani
dan
prosedur
disposisi
produk
harus
Frekuensi
verifikasi
harus
cukup
untuk
mengkonfirmasikan
memungkinkan,
kegiatan
validasi
harus
mencakup
dalam
penerapan
didokumentasikan.
sistem
Dokumentasi
HACCP.
dan
Prosedur
pencatatan
harus
harus
cukup
2.6.
konsumsi
keamanan
makanan
makanan,
olahan
meningkatkan
sehingga
kepercayaan
secara
tidak
akan
langsung
system
kendali
mutu
pangan
dari
produk-prosuk
yang
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya maka
dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa HACCP merupakan suatu
sistem yang mampu mengendalikan mutu suatu pangan mulai dari proses
produksi.
HACCP
(Hazard
Analysis
and
Critical
Control
Point)
3.2. Saran
Untuk menerapkan HACCP diperlukan peningkatan mutu sumber
daya manusia sehingga pendekatan sistem ini dapat mencapai sasaran.
Bagi berbagai industry yang bergerak dalam bidang pangan, sebaiknya
disarankan untuk menggunakan sistem HACCP ini sebagai pedoman di
dalam menjalankan perusahaan dan pengendalian mutu pangan hasil
produksi. Untuk pihak pemerintah juga diharapkan ikut turut andil di
dalam melakukan pengawasan terhadap berbagai industry pangan yang
beroperasi agar terciptanya suatu kondisi pangan nasional yang kondusif
bagi segenap masyarakat .
DAFTAR PUTAKA