Anda di halaman 1dari 7

TEKTONIK EVOLUSI TIMOR

PULAU TIMOR
Pulau Timor merupakan bagian dari Busur Banda. Sejarah tektonik Timor terekam
secara kompleks. Secara umum Busur Banda adalah produk kolisi dari tepi NW
kontinen Australia dan zona subduksi kerak samudera Banda.
Pada gambar di bawah, dapat dilihat bahwa Timor merupakan bagian dari Australian
continental (Paparan Sahul) yang mengalami imbrikasi dan zona akresi dari kejadian
kolisi pada Neogen.

Gambar 1. Kondisi tektonik Busur Banda dan Indonesia Timur

Tatanan geologi Pulau Timor sangat komplek, terdiri dari:


1. Unsur Benua Gondwana (Pra pemisahan).
2. Satuan batuan sesudah pemisahan benua.

3. Satuan Melange (berhubungan dengan benturan)


4. Satuan dari Busur Banda

5. Satuan batuan penyerta orogen.

Batuan yang tersingkap di Timor terdiri dari:

Early-Permian to Early-Pliocene variably deformed and metamorphosed deep water

sediments of the Australian passive margin (Gondwana and Kolbano Sequences)


Late-Miocene-Early Pliocene Bobonaro Scaly clay, an olistostrome thought to be
emplaced as a gravity slide in response to the southward tilting of Timor during

subduction (Johnston & Bowin, 1981).


Banda Allochthon: pre-Cretaceous metamorphic rocks overlain by sedimentary
deposits and ophiolites of upper Jurassic to Lower Pliocene age, all of which are

derived from the pre-collisional Banda fore-arc


Post-orogenic Upper-Miocene to Recent coral reefs, alluvial terraces and turbidites,
unconformably overlying all other lithotectonic units.

MODEL TEKTONIK EVOLUSI TIMOR


Hanya akan dibahas tiga model yaitu model overthrust, imbricate, dan Autochton. Hal
tersebut dikarenakan beberapa peneliti sebelumnya banyak menggunakan tipe model
ini untuk menjelaskan tektonik evolusi Timor.
1. Overthrust model (Schematic cross-section of the overthrust model for Timor.
Allochthonous units are overthrust onto the folded Australian continental margin
(from Richardson and Blundell, 1996)).

Overthrust model dikembangkan pada awal pekerjaan geologi permukaan dengan


kondisi material overthrust sheet of allochthonous terekspose dengan baik. Model ini
menekankan begitu rumitnya allochthonous sheet dari thrust sheet pada Pulau Timor (
Audley-Charles, 1968; Audley-Charles & Carter, 1972; Carter Et al., 1976; Barber Et
al., 1977). Mereka berargumentasi bahwa allochthonous strata diperoleh dari
pergerakan lempeng Eurasian ke utara yang mengangkat kerak benua Australia
sepanjang proses benturan atau kolisi. Perlipatan dan erosi dengan skala yang besar
pada cekungan benua Australia terjadi sebelum adanya thrust sheet dan tidak
dipengaruhi oleh lipatan.
Pertimbangan untuk model overthrust adalah perbandingan batuan berdasarkan asal
dan jenisnya yang sangat berbeda, meskipun seringkali merupakan batuan pada umur
yang sama ( Bowin et al., 1980). Bagaimanapun, Grady dan Berry ( 1977) dan yang
lainnya, sering menanyakan kebenaran dari model overthrust terutama kerna tidak
adanya bukti-bukti yang cukup terutama mengenai thrust fault yang pada
kenyataannya merupakan dipping faults bertahap. Grady dan Berry ( 1977) juga
menyatakan bahwa material allochthonous dan autochthonous secara stratigrafi
berhubungan normal dan berdasarkan penelitian terbentuk dari deformasi yang sama.

2. Imbricate model (Schematic cross section of the imbricate model for Timor.
Imbricated sheets of Australian and Eurasian affinity are thrust on top of one another
during collision (from Richardson and Blundell, 1996).
Model ini menekankan banyaknya perlipatan yang diakibatkan oleh adanya gaya akibat
sesar naik. Allochthonous dan para-autochthonous merupakan dasar atau basement
dari kontinen Australia. Susunan stratigrafi batuan baik beradasarkan jenis dan umur
di wilayah ini sangat rumit dan kompleks yang membentuk imbricated rock dan
mlange (Richardson & Blundell, 1996; Linthout et al., 1997; Hall, 2002).
Mikro continen dari Eurasia diperkirakan mempengaruhi susunan stratigrafi dan
struktur dari wilayah ini (Carter et al., 1976; Karig et al., 1987; Whittam et al., 1996).

Pengaruh dari mikrokontinen ini dimulai sejak 8 juta tahun yang lalu dan bersamaan
waktunya dengan pembentukan Formasi Aileu pada bagian utara pantai timur
Timor( Biji& Grady, 1981; Biji& Mcdougall, 1986). Data paleomagnetik juga sebagian
membuktikan bahwa Pulau Timor merupakan bagian dari benua Australia.

3. Autochton Model (Schematic cross section for the autochthon model. Timor represents
the uplifted Australian continental margin. Uplift caused south-directed gravity sliding
and decoupling of the oceanic slab (from Richardson and Blundell, 1996).
Model ini menentang kedua model sebelumnya. Di dalam model ini, sedimen akresi
hampir

seluruhnya

diperoleh

dari

sekuen

kraton Australia

yang

mengalami

pengangkatan (Grady, 1975; Grady& Biji, 1977; Chamalaun& Grady, 1978). Material
berasal dari seberang batas lempeng pada proses olistostrome dan berkumpul sebagai
hasil pengangkutan (sedimen) dan menghasilkan unit tunggal yang yang dikenal
sebagai Bobonaro scaly clay (Chamalaun& Grady, 1978; Harris et al., 1998). Model ini
mengutip atau menjelaskan suatu ketiadaan bukti-bukti lapangan untuk overthrust
dan imbricate model. Model ini dikembangkan akibat adanya pengangkatan dan juga
dipengaruhi oleh daya apung (buyoancy) dari interaksi lempeng Indo-Australia dengan
Eurasia (Gambar 9).

Secara keseluruhan, penulis cenderung untuk memilih model yang terakhir. Hal
tersebut dikarenakan model tersebut didukung beberapa bukti di lapangan dan dapat
menjelaskan pembentukan Formasi Bobonaro yang terdiri dari litologi scaly
clay. Selain itu di Timor hampir secara keseluruhan ditutupi oleh zona akresi dengan
komposisi yang berasal dari sekuen Kerak Benua Australia. Pada dasarnya, perbedaanperbedaan model yang diperlihatkan di atas, akan memberikan interpretasi, kondisi
dan pendapat yang berbeda-beda. Akan tetapi, semua itu merujuk pada kesimpulan
yang mirip secara deskripsi geologi yaitu Pulau Timor dibentuk dari kontribusi

gabungan antara lempeng kontinen Australia, mlange block, dan batuan ofiolit Banda
terrane.

Berdasarkan data seismic, Hamilton (1979 dan 1980) menyatakan pendapat bahwa
prisma akresi tebal berasal dari sedimen dan gelinciran batuan kraton tua Australia
yang terbentuk di atas lantai lempeng yang tersubduksi. Teori Hamilton tadi dapat
menjadi benar, karena semestinya sekuen Timor terdiri dari batuan mlange dari
lantai continental slope dengan ketebalan lebih dari 4 km dan ditutupi oleh gelinciran
batuan kraton Australia akibat redistribusi mlange mass oleh gravity sliding. Batuan
mlange di Timor ditemui sekitar 60% dari keseluruhan pulau dengan 6 km ketebalan
dari batuan yang terimbrikasi pada umur lebih tua atau sama dengan Miosen.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Geology of Timor Leste. ESCAP
Hamson, G. 2004. The Tectonic Evolution of East Timor and the Banda Arc. Honours
Literature Review submitted as part of the B.Sc.(Hons) degree in the School of Earth
Sciences, University of Melbourne.
Hamilton, W. 1977. Subduction in the Indonesian Region. Island Arcs, Deep Sea Trenches
and Back-Arc Basins. In M. Talwani, & W.C. Pitman, (Eds.), American Geophysical
Union: Washington, D.C.

note: Sebenernya ada gambar-nya yg cukup bagus untuk ilustrasi penjelasan di atas,
tapi belum sempet di upload. file di atas merupakan tugas dari matkul Geologi
Indonesia. silahkan cari sendiri gambar2nya dan penjelasan lengkap seputar timor
pada daftar pustaka yg ada di atas. semoga bermanfaat dan membantu

Anda mungkin juga menyukai