Oleh :
Asyifa Anandya
15/392208/PPN/04059
a. Timbangan Digital
Timbangan digital dengan yang berkapasitas 5 kg berjumlah 7
buah, kapasitas 200 kg yang berjumlah 5 buah dan kapasitas 300
kg yang berjumlah 1 buah. Timbangan digital digunakan untuk
menimbang bahan baku pada saat penerimaan dan sebelum
produk dikirim untuk diekspor.
b. Meja Kerja
Meja kerja yang digunakan ialah meja proses yang terdiri dari 14
unit. Meja proses terbuat dari bahan stainless steel dengan ukuran
210 x 133 x 90. Meja proses ini berada di ruang packing dan ruang
pemotongan.
c. Keranjang
Keranjang yang digunakan ialah keranjang packing yang dipakai
untuk menimbang dengan ukuran ( 65 x 49 x 38 ) cm 3 berjumlah
1000 buah.
d. Pan Pembeku
Long pan, berukuran (127 x 30 x 7) cm 3 yang terbuat dari bahan
stainless steel berjumlah 300 buah
Inner pan, berukuran (30 x 20 x 7) cm 3 yang terbuat dari bahan
stainless steel berjumlah 64 buah
e. Fasilitas Pembeku dan Penyimpanan Beku
Air Blast Freezer (ABF) yang berjumlah dua unit dengan
kapasitas 5 ton dan 2 ton serta dapat dioperasikan mencapai
suhu -40o C
Cold Storage yang berjumlah dua unit dengan kapasitas 100 ton
serta dapat dioperasikan mencapai suhu -20o C. Alat ini
berfungsi sebagai gudang penyimpanan beku untuk bahan baku
sebelum pengepakan. Di dalam Cold Storage terdapat rak
tempat penyimpanan pan, dan ada bagian penyimpanan bahan
baku yang telah dikemas.
Chilling Room yang berjumlah satu unit dengan kapasitas 5 ton
serta dapat dioperasikan dengan suhu -5o C 3o C
f. Kereta Dorong
Kereta dorong besi berukuran (140 x 75 x 125) cm 3 dengan
kapasitas dua kwintal yang berjumlah delapan buah, untuk
pengangkutan ikan yang sudah disusun ke tempat pembekuan,
pengangkutan ke ruang pengemasan setelah mengalami
pembekuan dan pengangkutan barang (ikan) untuk diekspor.
Peralatan Produksi
Cold Storage
ABF
Mesin Strapping band
Metal detector
Kereta Dorong
Timbangan Digital 5 kg
Timbangan Digital 200 kg
Timbangan Digital 300 kg
Pisau
Keranjang packing
Meja proses
Long pan
Inner pan
Pengasah Pisau
Batang tajam
Talenan
Mesin vacuum
Instalasi listrik
Instalasi air
dengan urutan proses mulai dari bahan baku datang sampai selesai
diproses. Lay out dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
E
A
F
U
V
I
C
Q
C
R
T
U
u
A. Air
Blast
Freezer
B. Chilling Room
C. Cold Storage
D. Anteeroom
E. Ruang Vacuum
F. Ruang Packing
G. Ruang
Cuci
Tangan
dan
Kaki
H. Ruang
Trimming
I. Ruang Potong
J. Bak
Penampungan
Ikan
K. Tempat
Cuci
Ikan
L. Tempat
Ikan
Masuk
M. Ruang
Cuci
Peralatan
N. Ruang Potong
Frozen
O. Ruang CO Loin
P. Ruang
Peralatan
Q. Ruang
Tampungan Air
PAM
R. Ruang Gudang
Box 2
S. Laundry
T. Ruang Meeting
U. Office
V. Ruang Gudang
Box 1
W. Ruang Gudang
Plastik
X. Ruang Gedung
Kimia
Y. Toilet
Z. Ruang Mekanik
7. Desain Proses
Proses produksi yang dilakukan merupakan proses pengolahan
produk beku ikan, yaitu ikan tuna dan swordfish. Setiap bahan baku
yang telah sampai dan dilakukan proses pemeriksaan dan proses
penimbangan kemudian langsung dilakukan proses pemotongan
hingga pengemasan dan penyimpanan pada cold storage, sehingga
proses produksi dilakukan secara langsung ketika datangnya bahan
baku ikan. Proses produksi dijalankan sebanyak 3 kali selama satu
minggu dengan 12 bulan dalam 1 tahun, maka dalam setahun
perusahaan ini dapat menjalankan produksinya sebanyak 144 kali
proses. Perencanaan pengendalian persediaan bahan baku
bertujuan untuk menghindari adanya under stock atau over stock.
Berikut ini tahapan proses produksi yang akan dilakukan :
a. Penerimaan bahan baku
Penerimaan bahan baku merupakan alur awal proses produksi.
Bahan baku diterima dalam kondisi bagus, bebas dari kontaminasi
kimia, benda asing dan kerusakan. Bahan baku yang diterima
sudah melalui proses sorting pada saat di tempat transit, dan yang
diterima merupakan ikan dengan grade A dan B. Pengangkutannya
dilakukan dengan menggunakan truk berpendingin sehingga ketika
sampai pabrik pengolahan, ikan masih dalam keadaan segar.
Pengecekkan kembali dilakukan melalui pemeriksaan mikrobiologi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
atau warna alami pada bagian dalam ikan. Proses pemberian gas
CO dilakukan dengan cara menyuntikkan injector CO yang terlebih
dahulu dicuci menggunakan air dingin yang mengandung Chlorin
50 ppm untuk mencegah kontaminasi. Setelah proses penyuntikan,
daging ikan dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang telah diberi
busa untuk menyerap darah yang masih keluar dari daging.
Selanjutnya dilakukan proses ulang dengan cara mengalirkan gas
CO melalui selang ke dalam plastik agar warna merah daging yang
dihasilkan lebih maksimal, lalu plastik tersebut diikat kuat dan
disusun di rak yang telah disediakan.
j. Penyimpanan di Chilling Room
Ikan yang telah diberi gas CO disimpan di Chilling Room bersuhu
o
-5 C sampai dengan -3o C selama 48 jam. Proses penyimpanan
bertujuan agar gas CO bereaksi terhadap loin tuna. Pendinginan
selama 2 hari dengan suhu rendah bertujuan untuk mencegah
terjadinya peningkatan suhu loin yang dapat mengakibatkan
pertumbuhan mikroba dalam loin tuna.
k. Pembuangan CO
Pembuangan CO ini bertujuan untuk menghilangkan gas CO di
dalam plastik. Proses ini dilakukan secara manual dengan cara
memasukkan selang vakum ke dalam plastik.
l. Trimming II
Perapihan II hampir sama dengan perapihan I, yaitu bertujuan
untuk merapihkan permukaan loin yang tidak rata dan membuang
daging gelap. Pembuangan daging hitam bertujuan untuk
menurunkan kadar histamin. Perapihan dilakukan secara manual
dengan menggunakan pisau tajam yang telah dicuci menggunakan
air dingin yang mengandung Chlorin 50 ppm.
m. Vacuum Packaging
Selanjutnya loin tuna dikemas dengan kemasan menggunakan
plastik yang telah diberi label. Tahap ini dilakukan sesegera
mungkin untuk mencegah peningkatan suhu dan kontaminasi
bakteri. Pembungkusan dilakukan secepat mungkin. Seluruh
permukaan produk harus dibungkus dengan kantong plastik
(polyethylene) untuk melindungi produk dari kontaminasi. Pada
label kemasan terdapat nama produk, nama perusahaan, Negara
asal, grade, berat bersih, kode produksi dan nilai gizi.
Pengemasan tuna loin menggunakan alat vacuum machine
berukuran besar. Alat ini bertujuan untuk membuang udara yang
9. Pemasaran
Pasar yang ditentukan ialah pasar global, dimana industry ini
mengekspor ikan tuna dan swordfish yang sudah diolah menjadi
loin. Berikut ini beberapa aspek pemasaran untuk perencanaan
industry yang dipertimbangkan :
a. Daerah Pemasaran
Negara pengimpor yang dituju sebagai daerah pemasaran, yaitu
Jepang, Amerika Serikat dan Rusia. Dimana ketiga Negara tersebut
merupakan tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia.
Jumlah permintaan produk ikan tuna di Jepang, Amerika Serikat dan
Rusia cukup tinggi sehingga saat ini peluang pasar di ketiga Negara
tersebut dinilai masih potensial. Perusahaan dan konsumen tidak
bertemu secara langsung, hanya akan berinteraksi melalui telepon,
komputer dan surat. Sehingga jarak yang jauh antara perusahaan
dengan daerah pemasaran tidak menjadi masalah.
b. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran yang akan digunakan yaitu melalui
perusahaan industri atau perusahaan lain yang mempergunakan
produk tersebut untuk diolah lagi kemudian dijual lagi kepada
konsumen akhir.
Produsen
(PT. Tuna Permata
Rezeki)
Industri
Pengolahan
Konsumen
c. Margin Pemasaran
Margin pemasaran dapat diketahui dengan cara menghitung
selisih dari harga yang ditetapkan produsen pada produk yang
dihasilkan dengan harga di tingkat konsumen akhir. Untuk Ikan Tuna
Grade A, perusahaan menetapkan harga tuna grade A sebesar Rp
95.000,-/kg dengan harga di tingkat konsumen akhir sebesar 40
USD/kg (Rp 505.662,-/kg), maka margin pemasaran untuk tuna
grade A sebesar Rp 410.662,-. Harga yang ditetapkan perusahaan
untuk tuna grade B sebesar Rp 78.000,-/kg dengan harga di tingkat
konsumen akhir sebesar 32 USD/kg (Rp 404.529,-/kg), maka margin
pemasaran untuk Tuna Grade B sebesar Rp 326.529,-. Harga yang
ditetapkan perusahaan untuk Swordfish sebesar Rp 85.000,-/kg
dengan harga di tingkat konsumen akhir sebesar 35 USD/kg (Rp
442.454,-/kg), maka margin pemasaran untuk Swordfish sebesar Rp
357.454,-.
10.
Analisis Ekonomi
a. Biaya Total
Untuk menghasilkan biaya suatu produk diperlukan sejumlah
input yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk. Total biaya
atau total cost pada usaha yang ini diperkirakan sebesar Rp
30.583.108.490,- yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp
1.515.438.490,- dan biaya variabel sebesar Rp 29.067.670.000,-.
Berikut ini adalah rincian biaya tetap dan biaya variabel :
Biaya Tetap
No.
1.
2.
3.
4.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis Biaya
Biaya penyusutan
Pajak Bumi dan Bangunan
Gaji tenaga kerja tetap
Sewa Tanah
Jumlah
Biaya Variabel
Jenis Biaya
Bahan Baku :
- Tuna Grade A
- Tuna Grade B
- Swordfish
Peralatan Pekerja :
- Baju lab
- Sepatu boat
- Celemek
- Penutup kepala
- Masker
Pembelian Bahan Tambahan
Listrik
Plastik
Lakban
Karton
Tally Packing
Telepon
Jumlah
Jumlah
(Unit)
Harga
(Rp/Unit)
Total Biaya
(Rp)
2.350
3.020
2.560
28.000
26.000
22.000
9.475.200.000
11.306.880.000
8.110.080.000
70
70
70
70
100
30.000
25.000
20.000
7.000
1.000
300.000
4.100.000
2.625.000
32.500
3.100.000
680.000
3.850.000
2.100.000
1.750.000
1.400.000
490.000
1.000.000
3.600.000
49.200.000
31.500.000
390.000
37.200.000
680.000
46.200.000
29.067.670.000
b. Penerimaan
Total penerimaan yang diperkirakan diperoleh tiap tahunnya
sebesar Rp 63.492.000.000,- dengan jumlah produk sebesar
1.098.720 kg. Penerimaan tersebut terdiri dari tiga jenis produk,