Anda di halaman 1dari 3

A.

Deskripsi produk
Hermes selain membuat tas, mereka juga membuat sejumlah produk fashion seperti
perhiasan, ikat pinggang, dasi, jaket, atau parfum. Generasi penerus Hermes terus
melakukan inovasi, termasuk membuat produk-produk khusus wanita. Hermes
memang tahu bagaimana menciptakan produk unggulan yang kemudian digilai oleh
kaum hawa. Tas Hermes ini merupakan satu dari sekian banyak produk Hermes yang
selalu menjadi incaran. Tak heran bila harga tas ini bisa sangat tinggi dan mencapai
harga puluhan juta. Bahkan, untuk tas-tas Birkin dengan desain tertentu bisa berharga
ratusan juta sampai miliaran rupiah.
Tas yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi termasuk kulit buaya, dan sejumlah
yang baik dihiasi dengan emas dan berlian kancing.
Selain itu, para perajin yang membuat tas harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu
selama lebih dari setahun. Kemudian, satu orang membutuhkan waktu sekitar 18 jam
untuk menyelesaikan 1 unit tas. Para perajin melakukan segala sesuatu dengan tangan,
dari jahitan dan memotong untuk melipat dan memangkas, tidak ada yang dilakukan
oleh mesin.
Perajin yang baru bekerja mengambil lebih dari satu hari untuk meletakkan tas
tunggal bersama-sama, ini menjelaskan mengapa tidak begitu banyak tas yang
diproduksi pada suatu waktu.
Fakta bahwa setiap tas yang dibuat dengan tangan berarti bahwa mereka tidak hanya
tas untuk membawa sesuatu, tas adalah karya seni. Untuk alasan ini, merek sangat
dihormati. Meskipun banyak tas dari kulit palsu, tetapi Hermes merupakan tas yang
terbuat dari kulit buaya asli.
Kulit buaya yang dipakai dalam tas Hermes diperoleh dari Austra;ia dan juga dari
kulit buaya di Sungai Nil.
Untuk memperoleh kulit berkualitas juga tidak mudah. Misalkan buaya itu tidak boleh
luka, sehingga kulit itu nantinya tidak cacat.
Ketika Anda membeli tas Hermes, Anda tidak hanya membeli nama, tetapi tas itu
dianggap produk mewah dan Anda akan mengeluarkan uang lebih banyak, karena
bukan mencari fungsi dari tas itu, tetapi daya tariknya. merek asal Prancis itu menjadi
simbol elegan dan menjadi merek paling berharga dengan harga lebih dari US$25
juta.
B. Data empiris
Axel Dumas sejak Februari lalu diangkat menjadi CEO Hermes, brand tas berlogo
kereta kuda yang sangat digandrungi kaum hawa. Dia adalah keturunan generasi keenam dari produsen tas mewah itu.
Seperti dikutip dari laman Forbes, Rabu 3 September 2014, Dumas dalam waktu
dekat akan menggantikan Christophe Lemaire, desainer yang sangat penting dalam
perkembangan fashion produk Hermes.
Semua produk Hermes laris di pasaran, hampir semua selebritis dunia menenteng tas
Hermes. Hermes telah lama menjadi perusahaan yang paling berpengaruh di pasar
produk mewah dengan kapitalisasi pasar hampir US$300 miliar.
Tak hanya tas yang menjadi produk unggulan Hermes, kaos dari kulit buaya seharga
US$94.000 dan handuk pantai seharga US$1.275 pun banyak diminati pasar.

Dalam lima tahun terakhir, harga saham Hermes juga melonjak 175 persen. Dalam
daftar terakhir yang disusun Forbes, Hermes menjadi perusahaan publik yang paling
inovatif di dunia. Dalam usianya yang ke 177 tahun, Hermes tetap eksis dan unggul,
serta masih bisa diterima dengan baik oleh konsumen. Hermes menjadi emiten terbaik
peringkat ke-13.
Hal itu, tentu akan menjadi tantangan sendiri bagi Dumas. Saham Hermes terus naik,
diperkuat dengan brand LVMH yang diakuisisi beberapa tahun lalu. Dumas
mengatakan, kesuksesan Hermes, tak hanya didukung oleh teknologi pembuatan,
tetapi juga keahlian dan inovasi, yang menjadi pondasi penting.
Hermes mengkhususkan diri menyediakan produk untuk kelas menengah atas. Tahun
lalu, perusahaan ini mencatat laba US$1,69 miliar dengan nilai penjualan mencapai
US$5 miliar. Pertumbuhan tercepat selama enam tahun terakhir.
Melonjaknya angka penjualan itu, disebabkan oleh suksesnya branding dan
pemasaran, yang diimbangi dengan keahlian jahitan dan produk tas ikonik.
Terkait kepemilikan Hermes, Forbes memperkirakan, setidaknya lima anggota
keluarga masuk ke dalam daftar miliarder dunia. Kekayaan kolektif dari Keluarga
Dumas, pendiri Hermes, adalah US$25 miliar.
Berdirinya Hermes
Cikal bakal berdirinya Hermes dimulai pada 1837, saat itu Thierry Hermes
mendirikan sebuah toko sepatu di Paris. Sepatu produksinya terkenal karena kualitas
dan keindahan desainnya.
Thierry hanya memiliki satu anak, yakni Charles-Emile, yang memutuskan untuk
pindah ke 24 Rue du Faubourg Saint-Honore. Charles-Emile meiliki dua anak,
Adolphe dan Emile-Maurice, yang mengubah bisnis toko sepatu menjadi Hermes
Freres.
Adolphe kemudian memilih untuk meninggalkan bisnis itu, Emile-Maurice lah yang
tetap menjalankan Hermes dan mengembangkannya. Emile memiliki empat anak
perempuan, satu meninggal pada 1920. Saat ini keturunan generasi ke lima dan keenamlah yang mengendalikan Hermes.
Titik balik kedua kesuksesan Hermes dimulai pada 1989. Selama abad ke-20, Hermes
tetap ungggul menjadi salah satu merek fashion terbesar di industri barang mewah
dunia.
Hermes tetap fokus pada perajin dari produk-produk kulitnya dengan kerajinan
tangan. Hermes juga konsisten dengan gaya kekunoannya. Hermes memiliki 3.000
pekerja terampil di 12 pabrik.
Di bawah kendali Jean-Louis, paman Axel Dumas, yang menjadi CEO pada 19782006, kepemilikan keluarga di saham Hermes terpecah menjadi enam holding.
Di pimpinan perusahaan, ada rekayasa oleh Jean-Louis. Salah satunya terkait
kepemilikan entitas keluarga hanya bernama Elime Hermes SARL, setelah pewaris
yang lain menetapkan anggaran dan menyetujui pinjaman.
Bagian lain, Hermes International, bertugas mengawasi menajemen perusahaan
sehari-hari dan menggabungkan investor luar (bukan anggota keluarga, yang saat ini
memiliki 4 kursi, dari 11 kursi pimpinan).
Struktur baru mulai diterapkan Hermes dengan menjual 4 persen saham ke publik,

yang membuat perusahaan keluarga itu menjadi lebih terkontrol.


Hermes juga melebarkan sayap bisnis tidak hanya membuat produk dari bahan kulit
halus, tetapi juga pakaian lelaki siap pakai. Antara 1989 dan 2006, penjualan Hermes
tumbuh empat kali lipat menjadi US$1,9 miliar. Alex Dumai mengungkapkan, inti
dari kesuksesan Hermes hingga saat ini adalah di bagian pemasaran.
"Bisnis inti kami adalah pemasaran. Kami berusaha untuk menciptakan keinginan.
Kami harus bisa mengikuti keinginan pelanggan berubah-ubah, tetapi tetap pada
pakem yang kami buat dan kreativitas kami," imbuhnya.
C. Analisis produk
1. Strategi ekspansi tas hermes
2. Manajemen penjualan multinasional dan promosi penjualan luar negeri.
Meskipun penjualan melambat di pasar mewah Asia, mungkin hal ini tidak
akan mengejutkan para pecinta tas mendengar bahwa Herms tetap terus
meningkatkan penjualan dan memenuhi permintaan industri barang mewah.
Hal ini juga mungkin tidak akan mengejutkan jika Bloomberg menilai kinerja
perusahaan baik dengan kekuatan merek dan kelangkaan abadi yang dijanjikan
Birkin. Total penjualan Herms naik 15% pada kuartal ketiga 2015. Penjualan
di Jepang khususnya naik 17%, analisa Bloomberg posisi yen yang lemah
terhadap yuan, memacu pengeluaran dari wisatawan China berbelanja di luar
negeri. Penjualan Herms juga tumbuh 2% di Amerika pada periode yang
sama.
Sektor mewah adalah membutuhkan waktu yang lambat secara keseluruhan di
Asia, sebagian karena peraturan anti-pemborosan sehingga membatasi pasar di
China, tetapi Herms memiliki sesuatu yang berbeda dengan merek lain dan
tidak bisa di miliki yaitu tas Birkin. Tas ini tentu saja sangat legendarily dan
sulit untuk didapatkan. Kelangkaan produk yang dibuat memberikan Herms
status dan eksklusivitas yang tak tertandingi di pasar mewah.
3.
4.
5.
6.
7.

Periklanan internasional
Strategi distribusi pasar global
Strategi harga pasar global
Strategi produk pasar global
Lingkungan ekonomi dan sosial

Anda mungkin juga menyukai