Bahan Forensik 2
Bahan Forensik 2
PENDAHULUAN
Istilah abortus dipakai untuk menunjukan pengeluaran hasil
konsepsi sebulum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini
janin
yang
terkecil,
yang
dilaporkan
yang
dapat
hidup
diluar
kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi
karena janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram
dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari
20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus
sponta. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilansebelum 20
minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang
dilakukan atas indikasi medik.(1)
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut yang
dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian. Sebanyak
20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan sebagian
mengalami abortus. (2)
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu
keadaan akut yang dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat
menimbulkan
kematian.
Sebanyak
20%
wanita
hamil
pernah
sehingga
ditinjau
dari
suatu
kesehatan
akan
sangat
wanita
dan
karenanya
akan
dijelaskan
bagaimana
cara-cara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan
20 minggu. Dari segi mediko-legal maka istilah abortus, keguguran,
dan
kelahiran
prenatur
mempunyai
arti
yang
sama
dengan
spontan
adalah
merupakan
mekanisme
alamiah
yang
terdapat
di
Indonesia
sampai
saat
ini.
Estimasi
aborsi
Kita mengetahui bahwa abortus menurut pengertian kedokteran terbagi dalam (6):
1. Abortus spontan
2. Abortus provokatus, yang terbagi lagi ke dalam
a. Abortus provokatus terapeutikus
b. Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sajalah yang termasuk ke dalam
lingkup pengertian pengguguran kandungan menurut hukum.
Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam dua
golongan yakni :
1. Abortus buatan legal
Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan caracara yang dibenarkan oleh undang-undang. Populer juga disebut dengan abortus
provocatus
therapcutius,
karena
alasan
yang
sangat
mendasar
untuk
kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh
undang-undang. Abortus golongan ini sering juga disebut dengan abortus
provocatus criminalis, karena di dalamnya mengandung unsur kriminal atau
kejahatan.
Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagai sebagi berikut:(1)
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
kematian
janin
atau
cacat.
dapat
Kelainan
menyebakan
berat
biasanya
tempat
implantasi
kurang
sempurna
sehingga
plasenta
terganggu,
sehingga
menyebabkan
sejak
kehamilan
muda
misalnya
karena
hipertensi
menahun.
3. Penyakit ibu
4. Kelinana traktus genitalia
Retroversia uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus
dapat menyebakan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya
retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang
memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester
bergantung pada jumlah (takaran), sensitivitas individu dan keadaan kandungannya (usia
gestasi). Bahan-bahan tadi ada yang biasa terdapat dalam jamu peluntur, nenas muda,
bubuk beras dicampur lada hitam, dan lain lain. Ada juga yang agak beracun seperti
garam logam berat, laksans dan lain lain; atau bahan yang beracun, seperti strichnin,
prostigmin, pilokarpin, dikumarol, kina dan lain lain, kombinasi kina atau menolisin
dengan ekstrak hipofisis (oksitosin) ternyata sangat efektif. (6)
Cara melakukan abortus buatan dalam garis besarnya dibedakan
antara kehamilan triwilan 1 dan dalam triwilan ke 2. Perbedaannya
ialah pada kehamilan sampai 12 minggu isi kandungan belum
seberapa
besar,
sehingga
tindakan
untuk
melahirkannya
pada
kontraksi
dinding
uterusdan
mengecilkan
bahaya perforasi.
Kemidian dilakukan anestesi umum,
Spekulum vagina dipasang
Tenakulum/cunam serviks menjepit dinding depan porsio
uteri.
Tenaculum/cunam
dipegang
dengan
tangan
kiri
sebesar
yang
dapat
dimasukkan.
Setelah
hasil
kuret
tajam
yang
cukup
besar.
Apabila
perlu,
memerlukan
pembukaan
kanalis
yang
lebih
besar
sehingga
diameternya
bertambah
dan
mengadakan
tahun-tahun
terakhir
cara
ini
makin
banyak
penutup
dipakai
ultrasonograf
untuk
menghindari
cairan
amnion.
Setelah
itu
perlahan-lahan
juga
tidak
jarang
mengalami
kegagalan.
keadaan
meragukan
atau
ada
tanda-tanda
bahaya,
segra
timbul
ialah
peredarahan
yang
memerlukan
abossi.
memerlukan
Dalam
melakukan
pengalaman.
kerokan
Sisa-sisa
secara
hasil
sempurna
konsepsi
harus
perdarahan.
Oleh
karena
itu
jika
perluhendaknya
BAB III
ASPEK MEDIKOLEGAL
Menurut
hukum,
pengguguran
kandungan
adalah tindakan
(5)
Para ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti ahli agama, ahli hukum, sosial dan
ekonomi memberikan pandangan yang berbeda terhadap dilakukannya abortus buatan.
Ahli agama melihatnya dari kaca dosa dan mereka sepakat bahwa melakukan abortus
buatan adalah perbuatan dosa. Begitu pula dengan ahli ekonomi, mereka sepakat bahwa
alasan ekonomi tidak dapat dijadikan alasan untuk membenarkan dilakukannya
pengguguran kandungan. Pada umumnya para ahli tersebut menentang dilakukannya
abortus buatan meskipun jika berhadapan dengan masalah kesehatan (keselamatan nyawa
ibu) mereka dapat memahami dilakukannya abortus buatan. Demikian halnya dengan
negara-negara di dunia, pada umumnya setiap negara memiliki undang-undang yang
melarang dilakukannya abortus buatan meskipun pelarangan tersebut tidak bersifat
mutlak. Kita lihat saja misalnya di negara Indonesia, dimana dalam Kitab UndangUndang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja
digolongkan ke dalam kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX pasal 346 s/d 249). Namun
dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada pasal 15
dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu
hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Dengan demikian jelas
bagi kita bahwa melakukan abortus buatan dapat merupakan tindakan kejahatan, tetapi
juga bisa merupakan tindakan ilegal yang dibenarkan undang-undang.(4)
2)
dapat menyuruh orang lain untuk itu. Untuk orang lain itu kemudian berlaku butir (2).
Dalam ketiga pasal dijumpai:
Mematikan kandungan berarti mematikan anak dalam kandungan yang masih hidup.
Karena anak yang dikeluarkan sudah mati, maka pembuktian bahwa anak masih hidup
dalam kandungan sulit dilakukan, bahkan mungkin tidak dapat dilakukan. Dengan
sengaja menggugurkan kandungan yang dinilai adalah perbuatan. Di rumah sakit, bila
anak dalam kandungan sudah mati, dokter tidak tergesa-gesa mengeluarkannya, kecuali
ada indikasi untuk itu, seperti pendarahan yang parah, bahaya infeksi yang mengancam
sang ibu. Biasanya anak yang mati dalam kandungan akan lahir sendiri, sebab anak yang
mati merupakan benda asing bagi ibunya. Jarang sekali anak yang mati dalam kandungan
tidak dikeluarkan, tetapi cairan dalam tubuh anak kemudian diserap, diabsorpsi, sehingga
anak menjadi keras membatu: lithopedion.
Dalam pasal mengenai pengguguran tidak disinggung tentang umur anak dalam
kandungan, ini berarti pengguguran dapat dilakukan sejak dari saat pembuahan sampai
anak hampir dilahirkan. Anak yang digugurkan tidak perlu selalu mati setelah keluar dari
rahim, ini dapat terjadi bila pengguguran dilakukan pada kandungan 28 minggu.