Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada dasarnya, peraturan di Indonesia memberikan perlindungan terhadap seluruh rakyat
Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pasal 27 ayat 2 dari Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Dari pasal tersebut keluarlah undang-undang No. 13 Tahun 2003 mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja yang dijamin dalam pasal 86, menyatakan bahwa setiap
pekerja atau buruh mempunyai hak memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan matabat manusia serta
nilai-nilai agama.
Berbicara tentang kesehatan dan keselamatan kerja, maka disin kita membahas tentang
dua hal yakni kesehatan kerja dan keselamatan kerja. Kesehatan kerja berkaitan dengan kondisi
atau keadaan dari seseorang atau manusia yang berprofesi apa saja dimana hal tersebut
mempengaruhi akan aktifitas dari orang tersebut. Adapun keselamatan kerja yakni situasi yang
diperoleh orang/pekerja selama dia melakukan aktifitasnya baik itu dalam kondisi baik maupun
dalam kondisi terpapar resiko.
Secara umum, kecelakaan kerja selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak diduga-duga
kedatangannya. Sebenarnya setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga pada awal
perbuatan dan kondisi dari yang ada.

Biasanya kecelakaan terjadi karena kurangnya

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, kurangnya pengawasan, serta keanekaragaman


ukuran organisasi. Dimana keseluruhan mempengaruhi kinerja keselamatan industry baik formal
maupun informal. Adapun penyebab dari kecelakaan tersebut dari manusia itu sendiri.
Usaha ayam petelur adalah salah satu usaha yang berada di Kabupaten Pinrang desa
kaballangang. Usaha ini bergerak dibidang peternakan dengan menghasilkan telur. Usaha
informal yang bergerak merupakan pengelolaan keluarga yang telah lama ada serta turun
temurun. Adapun tahap pengelolaannya sangat sederhana yakni melalui proses pemberian pakan,
perawatan hewan, hingga menghasilkan telur dan selanjutnya didistribusikan.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menilai pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan kerja pada sector ini yakni peternak ayam petelur di Kabupaten pinrang desa
Kaballangang.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan umum dari karyawan serta pemilik usaha peternakan ayam
2.

petelur desa kaballangang kabupaten pinrang.


Menilai kondisi lingkungan kerja dari usaha peternak ayam petelur di desa kaballangan
kabupaten pinrang ( meliputi potensi hazard lingkungan fisik, lingkungan kimia, lingkungan

biologis, lingkungan fisiologis dan lingkungan psikologis)


3. Menilai kesadaran karyawan dan penerpan K3 pada usaha peternakan ayam petelur didesa
4.

Kaballangang Kabupaten Pinrang.


Menilai bentuk pencegahan serta pengendalian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

pada usaha peternak ayam petelur didesa Kaballangang Kabupaten Pinrang.


5. Menilai fasilitas Kesehatan.
1.3 Rumusan Masalah
1.

Bagaimanakah pengetahuan umum masyarakat desa Kaballangang Kabupaten Pinrang

2.

mengenai K3 dalau usahanya?


Bagaimanakah gambaran lingkungan kerja dari usaha peternak ayan petelur didesa

3.

Kaballangang Kabupaten Pinrang?


Bagaimanakah gambaran penggunaan APD serta keluhan/kecelakaan seperti apa yang
pernah dialami dari usaha peternak ayam petelur masyarakat Desa Kaballangan Kabupaten

Pinrang?
4. Apabila terjadi keluhan atau kecelakaan dimanakah atau ptindakan apa yang diberikan untuk
penanganannya?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap
makhluk hidup. Sejak manusia bermukim dimuka bumi, secara tidak sadar mereka
telahmengenal aspek keselamatan untuk mengantisipasi berbagai bahaya disekitar lingkungan
hidupnya. Pada masa itu, tantangan bahaya yang dihadapi lebih bersifat natural seperti kondisi
alam, cuaca, binatang buas, dan bahaya dari lingkungan hidup lainnya.
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi
semakin banyak dan beragam termasuk bahaya yang timbul akibat buatan manusai itu sendiri.
Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusiahidup ditengah atau bersama bahaya.
Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sesungguhnya telah menjadi
komitmen dasar untuk terpenuhinya kemauan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
memuaskan. Hanya saja dari kesadaran tersebut terkadang muncul kelalaian sehingga
menjadikan seseorang lupa akan komitmennya. Seperti yang ditemukan dilapangan. Masyarakat
telah mengetahui pentingnya kesadaran untuk menjaga kondisi agar tetap optimal dalam bekerja.
Dalam hal ini kesadaran untuk menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. Ketika itu
masyarakat lupa dikarenakan kelalaian yang dilakukan. Dikarenakan keseringan lalai
menyebabkan ia lupa dan mengabaikannya.
Hal demikian Nampak dilapangan, ketika melakukan penilaian saat itu pekerja sedang
melakukan aktifitas. Ketika pemberian pakan mereka melalaikan yang namanya penggunaan
masker ataupun penutup hidung. Sebagaimana yang tampak ketika memberikan ternak makan,
pakan yang berupa partikel partikel beterbangan ditiup angina. Seketika itu mereka tidak
memperhatikannya. Sebagaimana diketahui akan bahaya dari partikel yang dapat mengganggu
system pernafasan.
Selain itu dalam segi ergonomic sikap kerja, masih jauh dari kondisi yang sebenarnya. Hal ini
dikarenakan kondisi kdari pakan yang tidak sesuai dengan tinggi pekerja. Biasanya mengalami
nyeri punggung. Ketika membawa beban berat yakni pakan dari ternak.
B. Kondisi Lingkungan Kerja
1. Potensial Hazard Lingkungan Fisik
Hazard merupakan suatu keadaan/kondisi yang dapat mengakibatkan (berpotensi) menimbulkan
kerugian (injury/penyakit) bagi pekerja. Adapun hazard yang ditemukan adalah :
a. Suhu lingkungan yang ekstrim atau terlalu panas dapat menyebabkan heat stress, meliputi :
Heat stress ringan, pekerja mulai tidak nyaman dengan tempat kerjanya.
Heat rash, akibat pengeluaran urin berlebih yang menyebabkan gangguan kulitseperti biang keringat.

Heat cramps, terjadi produksi dan pengeluaran keringat berlebih. Pada keadaan inimenyebabkan kesemutan

dan spasme otot.


Exhaustion, pekerja mengalami dehidrasi. Tanda-tandanya seperti : lesu, lemah,pusing, dan sebagainya.
Heat stroke, kondisi ini merupakan tanda kedaruratan sehingga perlu atau harusditangani sewgera mungkin.
Tanda-tandanya seperti pusing, mual, sakit kepala, kulitpanas atau kering, suhu lebih dari 40,5C kesadaran
menurun.Sebagaimana lokasi peternakan terletak didaerah pegunungan dan cuaca yang panas, maka suhu
dilapangan sangat tinggi. Kemungkinan kasus heat stress bisa dialami. Beberapa keluah yang ada
seperti pusing-pusing, dehidrasi serta gangguan kulit.
b.

Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran

sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising
dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB. Selanjutnya dengan ukuran intensitas
bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat
diklasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak dikehendaki /
bising.Kebisingan dapat menyebabkan terpecahnya konsentrasi pekerja dan dapat menyebabkangangguan
pendengaran atau tuli. Suara dari ayam-ayam yang sangat rebut setiap saat pada saat memberikan pakan dan
membersihkan kandang. Pekerja terpapar ketika memasuki kandang hingga selesai pekerjaan disore hari.
c. Pencahayaan.
Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja karena
mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu
penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis.
Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang
dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja.
Dilapangan ditemukan pencahaayn yang cukup baik dimana kandang ternak yang dibuat dengan
terbuka lagsung dengan alam. Hal ini dikarenakan kondisi dari unggas yang ada yang sangat
sensitive terhadap lingkungan.
d. Bau-Bauan
Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak
enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat
mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis
pencemaran udara yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi higiene pada
umumnya.
Adapun biasanya bau ditimbulkan oleh kotoran yang dihasilkan maupun dari unggas itu sendiri.
Kotoran yang ada apabila dalam kondisi basah akan mnyebarkan bau yang tidak berkenan

dimana hal ini juga berpengaruh terhadap kondisi unggas apabila tingkat bau yang tidak
berkenan sudah diluar kewajaran akan menggagu unggas dimana kotoran yang ada menjadi
tempat perkembangbiakan visu maupun bakteri yang dapat mengganggu unggas maupun
manusia itu sendiri.
2. Potensi Hazard Lingkungan Kimia
Diliat dari kondisi peternakan bisa diketahui bahwa bahaya kerja kimia berasal dari zat-zat kimia campuran
pakan dengan minuman yang membutuhkan zat kimia tertentu untuk membantu kesehatan
unggas itu sendiri maupun kualitas produk telur yang dihasilkan unggas.
3. Potensial Hazard Lingkungan Biologi
a. Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak
bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak
dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.
Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera,
dan sebagainya.
Pada kotoran ternak menjadi tempat perkembangbiakan bakteri yang dapat mengganggu manusia
maupun unggas. Selain itu dari kotoran ternak ini pula dapat berkembang virus seperti yang
biasa menyerang unggas Virus H5N1 atau yangdikenal dengan flu burung.
Sebagaimana pemilik usaha pernah mengalami kasus KLB ini dimana virus yang mematikan
sebagian besar unggas dan tentunya sangat merugikan bagi pemilik. Belum lagi bahaya yang
dapat ditimbulkan bagi manusia sendiri yang dapat menyebabkan kematian.
Perhatian utamanya adalah untuk lingkungan hazard biologi karena sebagian besar kontribusi
dari limbah dari ternak.
Bukan hanya berupa bakteri maupun virus, sering juga ditemukan kutu ayam yang apabila
menyerang manusia dapat menyebabkan gatal-gatal.
b. Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu
bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang
diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.
c.
Jamur
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi
sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau
hewan lain.
Kotoran yang dihasilkan oleh unggas biasanya bertumpuk dibawah kandang. Ketika dalam
kondisi panas kotoran akan mongering dan biasanya dijual untuk dilakukan pengoolahan
menjadi pupuk. Dilain keadaan ketika kondisi kotoran dalam keadaan basah biasanya

menghasilkan bau yang tidak enak. Dimana dai kotoran tersebut banyak bakteri maupun virus
yang dapat mengganggu unggas.
4. Potensial Hazard Lingkungan Fisik
Kondisi keadaan kandang yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh. Biasanya pada saat
memberikan pangan kesulitan untuk mencapai pakan yang tinggi. Biasa ada keluhan berupa sakit
punggung dikarenakan membawa beban berat.
Pekerja yang tidak sesuai dengan alat kerjanya dapat mempengaruhi kondisi tubuh. Hal ini perlu
diperhatikan karena keterpaparan yang berulang kali dapat berakibat kronik dan sangat tidak baik
bagi manusia.
Kondisi fisik yang terganggu pula dapat mempengaruhi produktifitas kerja dari para pekerja.
C. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 bahwa pengurus atau pimpinan tempat kerja
berkewajiban menyediakan alat pelindung diri (APD/PPE) untuk para pekerja dan para pekerja
berkewajiban memakai APD/PPE dengan tepat dan benar. Tujuan dari penerapan UndangUndang ini adalah untuk melindungi kesehatan pekerja tersebut dari risiko bahaya di tempat
kerja. Jenis APD/PPE yang diperlukan dalam berbagai aktifitas kerja di industri sangat
tergantung pada aktifitas yang dilakukan dan jenis bahaya yang terpapar.
Dalam berbagai survey yang dilakukan juga di temukan banyak perusahaan yang sudah
menyediakan APD yang sangat baik buat para pekerja,bahkan ada beberapa perusahaan yang
menyediakan APD secara berlebihan atau over spec bagi para pekerja. Namun masalah yang
dihadapi oleh pihak manajemen adalah rendahnya tingkat kesadaran para pekerja dalam
menggunakan APD secara benar selama bekerja. Banyak pekerja yang main kucing-kucingan
dengan supervisor atau manager dalam menggunakan APD. Dalam beberapa diskusi dengan para
pekerja dan berdasarkan observasi penulis ditemukan beberapa alasan akan rendahnya kesadaran
para pekerja akan penggunaan APD,yaitu:
1.

Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama bekerja. Ini merupakan alasan yang

paling banyak dikemukakan oleh para pekerja. Ketidak nyamanan disini diantaranya adalah
panas,berat,berkeringat atau lembab,sakit,pusing,sesak dan sebagainya.
2.

Merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahaya atau berdampak pada kesehatannya.

Terutama bagi para pekerja yang sudah bertahun-tahun melakukan pekerjaan tersebut.

3.

Kesalah pahaman terhadap fungsi APD akibat kurangnya pengetahuan akan fungsi dan

kegunaan APD.
4.

APD menggangu kelancaran dan kecepatan pekerjaan.

5.

Susah menggunakan dan merawat APD.

D. Pencegahan dan Pengendalian Kecelakaan Kerja


Untuk peternakan mestinya menjaga kebersihan dan keteraturan lingkungan kerja, baik itu fisik,
maupun infrastruktur karena jika dinilai secara keseluruhan masih membutuhkan perombakan
dan pengaturan. Untuk penggunaan alat pelindung diri perlu untuk diperketat pengawasan dan
pelaksanaannya. Karena hal ini menjadi perhatian pokok untuk aktifitas pada peternakan.
Selain itu perlu penjagaan dan pengawasan terhadap unggas-unggas yang ada yakni dengan
pemberian vaksin, menjaga kondisi lingkungan yang stabi, keteraturan dalam bekerja untuk
menghindari unggas dari stress yang bisa menyebabkan unggas mati.
E. Fasilitas Kesehatan
Sejauh ini belum ada kejadian buruk yang terhjadi. Umumnya hanyalh gangguan terhadap
unggas. Pernah terjadi kecelakaan kerja dimana pada saat membuat kandang ayam terjadi
kecelakaan dimana kecelakaan pada mata. Kejadian terberat ini hingga sampai dirumah sakit.
Pelayanan kesehatan yang ada didaerah tersebut adalah puskesmas duampanua.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari penilaian yang saya lakukan saya dapat menyimpulkan bahwa kesadaran akan kesehatan
dan keselamatan kerja dari peternak unggas masih kurang. Dimana masyarakat sebagian besar
sudah mengetahui akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja hanya saja masih
melalaikan dan kurang penerapannya.
2. Usaha peternakan unggas ini berpotensi besar untuk pengembangan usaha, namun perlu untuk
menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja guna mempertahankan prestasi usaha serta
meningkatkan produktifitas kerja dan kesejahteraan hidup.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat yang mengembangkan usaha sehingga berpotensi untuk
mengganggu stabilitas produksi dan produktifitas.
B. Saran
1. Untuk meningkatkan kinerja dan hasil usaha kiranya mau dan mampu untuk menarik instansi
untuk bekerja sama untuk menjaga dan meningkatkan kualitas. Perlu untuk meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja guna peningkatan produktifitas.
2. Pengaruh lingkungan sangat penting sehingga perlu untuk memperhatikan dari segala aspek
lingkungan.
3. Penggunaan APD sangat penting mengingat resiko yang ditimbulkan cukup besar.

DAFTAR PUSTAKA
http://wahyuwidodo.staff.umm.ac.id/files/2010/01/NUTRISI_DAN_PAKAN_UNGGAS_KONT
EKSTUAL.pdf
http://www.bunyu-online.com/2009/03/faktor-biologis-bahaya-yang-tersembunyi.html
http://www.warintek.ristek.go.id/peternakan/budidaya/ayam_petelur.pdf

Anda mungkin juga menyukai