Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Konsep Keluarga sebagai Sistem dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan kali ini, kami menghaturkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu, teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat serta menambah
pengetahuan dan wawasan, baik penulis maupun kepada para pembaca.

Denpasar, 10 September 2016


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.i
DAFTAR ISI .ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah...1
1.3 Tujuan Penulisan.1
1.4 Manfaat...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga.3
2.2 Keluarga Sebagai Sistem..3
2.2.1 Pengertian Sistem4
2.2.2 Sistem Keluarga..4
2.3 Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem....6
2.4 Implikasi dari pelayanan kesehatan dipusatkan kepada keluarga8
BAB III PENUTUP
4.1 Simpulan10
4.2 Saran..10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat
berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat,
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga,
perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah
memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan
perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga
dapat menerima.
Keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem yang hidup, keluarga
merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu yang
mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung dan
diorganisir dalam unit tunggal untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yaitu
fungsi dan tujuan.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep keluarga sebagai sistem?
2. Jelaskan mengenai konsep keluarga sebagai sistem?
3. Apa sajakah implikasi dari asuhan keperawatan keluarga?

1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat :
1. Mengetahui pengertian dari konsep keluarga sebagai sistem.
2. Mengetahui konsep keluarga sebagai sistem.
3. Mengetahui implikasi dari asuhan keperawatan keluarga.

1.4

Manfaat Penulisan
Melalui penulisan makalah ini adapun manfaat yang diperoleh yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami dengan baik bagaimana konsep keluarga
sebagai sistem.
2. Melatih kerjasama mahasiswa dalam mengerjakan tugas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga


a. Raisner (1980)
Keluarga adaah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
ayah, ibu, adik, kakak, dsn nenek.
b. Logans (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masingmasing mempunyai sebagaimana individu.
d. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluarga.
e. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, dan adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
f. Johnsons (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan
yang terus-menerus yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
g. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai
ikatan emosional dan mengembangkan dalam interaksi sosial, peran dan
tugas.
h. Departemen Kesehatan RI (1988)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2.2 Keluarga Sebagai Sistem

1.

Pengertian Sistem
Sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan
pada tujuan, dibentuk dari bagian yang berinteraksi dan bergantung
dengan yang lainnya dan dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu.
dapat juga dikatakan bahwa sistem adalah kumpulan dari beberapa
bagian fungsional yang saling berhubungan dan tergantung satu dengan
yang lainnya dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yanga telah
ditetapkan.

2.

Sistem Keluarga
Keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem yang hidup, keluarga
merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu yang
mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung dan
diorganisir dalam unit tunggal untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
yaitu fungsi dan tujuan. Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah :
a. Keluarga mempunyai subsistem : anggota, fungsi, peran,
aturan, budaya, dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan
dalam kehidupan keluarga.
b. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar
subsistem.
c. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat
mempengaruhi supra sistemnya.
Setiap anggota keluarga dan subsistem akan dipengaruhi oleh
stressor transisional dan situasional, namun efeknya berbeda baik
intensitas maupun kualitasnya. Boss (1988) menerangkan terdapat
suatu efek riak jika salah satu orang tua terlalu memusatkan
perhatiannya pada salah satu anggota keluarga atau salah satu
anaknya dimana ada reaksi langsung dari saudaranya yang merasa
diabaikan. Sebagai suatu sistem terbuka keluarga juga bersifat
nonsumativitas (kesatuan) yaitu keluarga tidak dapat hanya dilihat
sebagai jumlah (sum) dari bagian-bagiannya. Keluarga dipandang
dari keseluruhannya, penilaian terhadap unit tidak dapat didasarkan
atas pengetahuan setiap anggota keluarga yaitu rangkaian hubungan
keluarga. Sistem keluarga memiliki kekhasan penting, menurut
Hertman dan Laird (1983), keterkaitan komponen-komponen dalam

sistem

keluarga

menjadi

penyebab

adanya

sifat-sifat

dan

karakteristik baru yang merupakan suatu fungsi dari keterkaitan


tersebut.
Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang
berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar
individu. Seperti pada umumnya suatu sistem, keluarga juga
mempunyai komponen-komponen sistem seperti pada gambar
berikut.

Lingkungan

Proses

Masukan

Luaran

Umpan Balik

Dari gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Masukan (input). terdiri dari: anggota keluarga, struktur keluarga,
fungsi keluarga, aturan dari lingkungan (masyarakat) sekitar
(luas), budaya, agama dan sebagainya.
2. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keluarga.
3. Luaran (out put) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk
perilaku keluarga: perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku
keagamaan, perilaku sebagai warga negara dll.
4. Umpan balik (feedback) adalah sebagai pengontrol dalam
masukan dan proses yang berasal dari perilaku keluarga yang
ditampakkan pada lingkungan atau masyarakat sekitarnya.
2.3 Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem

Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat


dikelompokkan sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai sistem terbuka.
Suatu sistem yang mempunyai kesempatan dan mau menerima atau
memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya. Secara umum
keluarga digolongkan sebagai sistem terbuka, karena dalam keluarga
terjadi saling tukar-menukar materi, energi, dan informasi dengan
lingkungannya. akeluarga akan selalu berinteraksi dengan lingkungan
fisik, social, dan budaya. Keluarga yang terbuka mau menerima gagasangagasan, informasi, teknik, kesempatan, dan inovasi dari luar keluarga.
Keluarga terbuka selalu aktif mencari sumber-sumber baru untuk
menyelesaikan

masalah.

Solusi

bersifar

kreatif

dan

fleksibel,

dimanfaatkan sebagai respon terhadap perubahan dan kebutuhan yang


unik. Keluarga terbuka memandang perubahan sebagai suatu yang
normal dan sangat dikehendaki, mereka merangkul komunitas yang lebih
luas dan berinteraksi serta intensif.
2. Keluarga sebagai sistem tertutup.
Suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan, kurang mau
menerima atau memberi perhatian kepada lingkungan (masyarakat)
sekitarnya. Memandang perubahan sebagai suatu yang membahayakan,
orang asing tidak percaya dan dipandang membahayakan. Tipe keluarga
ini bersifat kaku, sebagai akibatnya kejadian dalam keluarga menjadi
konstan dan dapat diprediksi. Inti tujuan keluarga tertutup adalah
stabilitas dan tradisi.
3. Keluarga sebagai sistem acak.
Tipe keluarga ini bertentangan dengan tipe keluarga tertutup dalam
hubungan dngan control social keluarga dan kakunya keluarga terhadap
perubahan. Keluarga serta individu membentuk batas-batas, nilai-nilai
aktivitas, rutinitas dan jadwal sendiri. Lalu lintas dalam dan luar
keluarga diatur secara tidak ketat bahkan orang asingpun dilibatkan.
keluarga termasuk tipe enegik, menghargai spontanitas, pilihan bebas,
norma yang longgar, dan mencari tantangan. Tujuan hubungan adalah

eksplorasi lewat indra dan intuisi anggota keluarga, secara ekstern dapat
dikatakan bahwa tipe keluarga ini kacau balau dan cenderung bubar.
Tabel karakteristik keluarga sebagai sistem
Sistem Terbuka
Langsung,
jelas,

Sistem Tertutup
Tidak langsung, tidak

komunikasi

spesifik, tulus, jujur,

jelas, tidak spesifik,

keluarga

tanpa hambatan

tidak selaras, sering

Pola

menyalahkan,
Aturan

keluarga

Perilaku

Hasil

musyawarah,

kacau,

membingungkan
Ditentukan
tanpa

tak tertinggal zaman,

musyawarah,

tidak

berubah

sesuai

sesuai perkembangan,

kebutuhan keluarga
Bebas mengeluarkan

mengikat, tidak sesuai

pendapat
Sesuai

kebutuhan
Pendapat terbatas
dengan Memiliki
sikap

anggota

kemampuan

melawan, kacau, tidak

keluarga

keluarga,

memiliki

siap

kesiapan,

mampu

berkembang

sesuai

kondisi
Harga diri: percaya

(selalu

tergantung),

tidak

berkembang
Harga diri:
percaya

kurang

diri

diri meningkat dan

ragu)

mampu

mendapat

mengembangkan

untuk mengembangkan

dirinya

diri

dan

(ragukurang

dukungan

2.4 Implikasi dari pelayanan kesehatan dipusatkan kepada keluarga


Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
dipusatkan pada keluarga, diantaranya:
1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu
seluruh keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga
meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan keluarga.
2. Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena
banyak anggota keluarga yang dapat dicakup, dan sumber-sumber
keluarga yang anda dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga.
3. Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga
sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktuwaktu rawan didalam kehidupan dan keluarga-keluarganya dengan
resiko tinggi.
5. Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan
keluarga diperlukan kontinyuitas pelayanan pada keluarga-keluarga
rawan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan.
6. Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang
mempunyai kemampuan yang tujuan ganda dalam memberikan
pelayanan.
7. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam
masyarakat untuk kepentingan asuhan pelayanan keperawatan kesehatan
keluarga.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Pembelajaran tentang Konsep Keluarga sebagai Sistem harus
dipelajari, dimengerti, dan dipahami oleh seluruh mahasiswa khususnya
mahasiswa di bidang kesehatan supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami mengenai bagaimana konsep keluarga sebagai sistem tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai