Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penyakit menular seksual merupakan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan
melalui hubungan kelamin. Salah satu jenis penyakit menular yaitu gonore. Penyakit ini
menyebar melalui kontak fisik terlebih apabila terjadi hubungan intim, bagian tubuh yang
diinfeksi oleh penyakit ini umumnya vagina, rahim, penis, uretra, rektum, dan terkadang
juga menyerang tenggorokan. Gonore pada pria permulaannya keluar nanah dari
orifisium uretra eksterna dan pada wanita biasanya tanpa gejala, hanya kadang-kadang
nanah keluar dari introitus vagina.
Gonore disesbabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu diplococcus Gram
negatif.Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara
penyakit menular seksual. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik,
termasuk di Indonesia. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24
tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun. Di Amerika Serikat dilaporkan setiap
tahun terdapat 1 juta penduduk terinfeksi gonore. DiHong Kong 36%, Filipina 54%.
Tahun 2002, QRNG di California mencapai 10% dan pada tahun 2007 meningkat
menjadi30%.Di Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
bekerjasama dengan Klinik Khusus Infeksi Menular Seksual (IMS) Lembaga Graha
Sriwijaya Palembang melakukan survey Kultur dan Resistensi N. gonorrhoeae terhadap
1000 wanita pekerja seks (WPS) di wilayah Sumatera Selatan (Palembang, Prabumulih,
Lubuk Linggau dan Sungai Lilin MUBA) pada tahun 2006.Dari 1000 WPS yang
dilakukan kultur swab endoserviks 20,3% positif N. Gonorrhoeae. Persentase resistensi
penisilin adalah 94,1%, tetracycline 98%, ciprofloxacine 68,5%, ofloxacine 61,6%,
ceftriaxone 52,7%, kanamycine 33,5%4.
1.2 Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh suatu sediaan
pro suspensi antibakteri dengan formulasi yang tepat dan memenuhi semua persyaratan
yang meliputi keamanan, keefektifan, kestabilan, dan penerimaan konsumen akan produk.

1.3 Manfaat Penelitian


Kami sangat mengharapkan bahwa dari hasil penelitian ini dapat diperoleh
informasi mengenai bagaimana cara pembuatan sediaan likuida yang memenuhi
keseluruhan persyaratan mutu yang meliputi : keamanan, keefektifitan, kestabilan, dan
penerimaan konsumen akan produk, serta bagaimana prosedur evaluasi yang dapat
dilakukan terhadap sediaan likuida tersebut agar kualitas dari produk dapat terjamin.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Tentang Infeksi Gonorrhoea
Gonorrhoea adalah sejenis penyakit disebabkan oleh bakteria Neisseria Gonorrhoeae.
Secara umum ciri-ciri Neisseria Gonorrhoeae adalah bakteri gram negatif, diplokokus non
motil, berdiameter mendekati 0,8 m. Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika
organisme berpasangan sisi yang cekung akan berdekatan. Kultur selama 48 jam pada media
yang diperkaya (misalnya Mueller-Hinton, modified Thayer-Martin), koloni gonococci
berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni
transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik (Jawetz, 1996).
Gonorrhoea menyerang selaput lendir saluran genitourinari, mata, rektum, dan
tenggorokan, mengakibatkan supurasi akut yang dapat menyebabkan invasi jaringan; hal ini
diikuti oleh peradangan kronis dan fibrosis. Pada pria biasanya terdapat uretritis, dengan
nanah yang berwarna krem kuning dan nyeri waktu kencing. Proses dapat menjalar ke
epididimis. Pada infeksi yang tidak diobati, sementara supurasi mereda, terjadi fibrosis, yang
kadang-kadang mengakibatkan striktur uretra. Infeksi uretra pada pria dapat tanpa gejala.
Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan meluas ke uretra dan vagina,
mengakibatkan sekret mukopurulen. Infeksi kemudian dapat menjalar ke tuba uterina dan
menyebabkan salpingitis, fibrosis, dan obliterasi tuba. Infertilitas terjadi pada 20% wanita
yang menderita salpingitis gonococci. Servisitis kronis atau proktitis akibat gonococci sering
tanpa gejala (Jawetz, 1996).
Ada beberapa perbedaan antara manifestasi klinis Urethritis Gonorrhoea dan Urethritis
non Gonorrhoea. Masa inkubasi untuk Urethritis Gonorrhoea adalah 2-8 hari, sedangkan
Urethritis non Gonorrhoea 7-14 hari. Onset untuk Urethritis Gonorrhoea adalah secara tibatiba, sedangkan Urethritis non Gonorrhoea bertahap.
Komplikasi Gonorrhoea sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal
genitalia. Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar Tyson),
parauretritis, littritis (radang kelnjar Littre), dan cowperitis (radang kelenjar Cowper).
Namun,penyulit yang paling sering adalah epididimoorkitis. Selain itu, infeksi dapat pula
menjalar keatas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis,
yang dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior, dapat mengenai
trigonum kandung kemih menimbulkan trigonitis, yang memberi gejala poliuria, disuria

terminal, dan hematuria. Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis,
miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis. Kelainan yang timbul
akibat hubungan kelamin selain cara genito-genital, pada pria dan wanita dapat berupa infeksi
nongenital, yaitu orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis. Sedangkan untuk uretritis non
gonore, komplikasi
Mekanisme Kerja Cefexime
Cefixime memiliki spektrum antibakteri yang luas terhadap mikroorganisme grampositif dan gram-negatif. Dibandingkan dengan sediaan oral cephalosporin lain, cefixime
khususnya

memiliki

aktivitas

yang

poten

terhadap

organisme

gram-positif

seperti Streptococcus sp., Streptococcus pneumoniae, dan gram-negatif seperti Branhamella


catarrhalis, Escherichia coli, Proteus sp., Haemophillus influenzae. Cara kerjanya adalah
sebagai bakterisidal. Cefixime sangat stabil dan memiliki aktivitas yang baik terhadap betalaktamase yang dihasilkan banyak organisme.
Cefixime menghambat sintesis dinding sel mikroorganisme. Cefixime memiliki
afinitas yang tinggi untuk pembentukan protein penicillin, dengan tempat aktivitas yang
bervariasi tergantung pada organismenya.
Persyaratan Mutu
Sediaan yang dibuat haruslah memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan
USP XXVIII atau Farmakope Indonesia edisi IV dan memperhatikan criteria pendaftaran
obat dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
1. Aman
Sediaan aman digunakan bila dapat bermanfaat secara fisiologis maupun psikologis
dan tidak menimbulkan efek samping yang telah dikendalikan sehingga tidak lebih toksik
dari toksisitas bahan aktif sebelum diformulasikan.
Bahan Farmasi adalah bahan kimia yang mempunyai karakteristik fisika-kimia yang
terkait langsung dengan efek atau khasiat. Setiap perubahan karakteristik fisika-kimia akan
mampu menyebabkan perubahan efek farmakologis dan atau psikologis.
2. Efektif
Dengan dosis yang diberikan (dalam jumlah kecil sekalipun) dapat memberikan hasil
terapi sesuai dengan yang diinginkan, yaitu dapat mencapai efek farmakologi yang optimum
dengan efek samping yang sekecil mungkin. Jumlah atau dosis pemakaian sekali pakai
selama pengobatan (1 cure) harus diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu

mencapai tempat kerja (site of action) dan mampu melakukan aksi sebesar dan selama
waktu yang diperhitungkan dan juga dikehendaki.
Dosis Cefixime = 200-400 mg sehari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi 2
(Martindale 37th ed p.244)
3. Acceptable (dapat diterima)
Diartikan sebagai prediksi pemenuhan persepsi psikologis konsumen/pemakai.
Sediaan mempunyai penampilan, bentuk, estetika, yang baik dan menarik sehingga
menimbulkan rasa senang dan nyaman pada pemakaiannya (USP XXI p. 1346-1347).
Bentuk sediaan juga harus meyakinkan sisi psikologis pengguna. Dalam hal ini, sirup yang
dibuat tidak boleh terlalu encer dan terlalu kental. Organoleptis dapat diterima, seperti rasa :
ditambah sukrosa, warna Sunset yellow dan ditambah Orange flavour sebagai essence.
4. Stabilitas Fisika
Sediaan tidak boleh mengalami perubahan sifat fisika, penampilan dan homogenitas
dari proses pembuatan sampai ke tangan pasien terjadi perubahan viskositas, berat jenis dan
sifat alir selama proses pembuatan penyimpanan dan pemakaiannya.
Berat jenis (BJ) sediaan > berat jenis air.
Viskositas sediaan < viskositas gliserin p.a ( gliserin p.a = 111 cps).
Ukuran partikel bahan aktif > 1 m.
Tidak terjadi perubahan warna.
5. Stabilitas Kimia
Diartikan sebagai sediaan disebut stabil secara kimia apabila integritas/keutuhan
kimiawi dan potensi kimia tetap, serta tidak mengalami perubahan pH (USP XXII, p. 1703).
Selain itu, secara kimia tidak mengalami interaksi antar komponannya yang dapat
mempercepat reaksi degradasi mengubah bentuk sediaan dan warna.
Cefixime : Rentang pH Oral Suspension = 2,5-4,5 (USP 28, p. 380). Sehingga diperlukan
pengawet yaitu Natrium benzoate yang aktiv sebagai pengawet
6. Stabilitas Mikrobiologi
Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan persyaratan tertentu dan jika sediaan
tersebut mengandung zat antimikroba maka harus tetap efektif selama waktu yang
ditentukan. Tidak boleh ada bakteri Salmonella sp., Pseudomonas aeruginosa, Proteus

mirabilis, Serratra marcescens, Staphylococcus aureus, Candida sp., Bacterium antranum, P.


multivorans, Klebsiella sp dan P. malthophilia.
7. Stabilitas Toksikologi
Sediaan tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat meracuni jaringan lokal
dan tidak menunjukan peningkatan toksisitas selama batas waktu tertentu, baik dalam
proses pembuatan, penyimpanan, distribusi, hingga pemakaian (USP XXII p. 1703).
8. Stabilitas Farmakologi
Efek terapi harus tetap dan tidak mengalami perubahan, baik dalam proses
pembuatan, penyimpanan, distribusi, hingga sampai kepada konsumen (USP XXII, p.
1703).
9. Acceptability
Penampilan harus baik dari estetika dan artistik, praktis siap dipakai, mudah
penggunaannya, tekstur (kondisi sediaan) tidak lengket dan berbau.

Pemilihan Bahan Aktif

Cefixime

Bahan aktif
Ciprofloxacin

Sebagai bakterisidal
yang stabil terhadap
hidrolisis untuk laktamase, aktif
terhadap bakteri gram
negatif
Efek
Utama

Sebagai antibiotik
dengan spektrum
luas, dengan efek
bakterisidal dengan
aktifitas sub-unit
Bakterisidal /
DNA Agyrase
membunuh bakteri
(topoisomerase) yang
secara broad spectrum
menghasilkan DNA
dan tahan terhadap
bakteri
hidrolisis dengan
(Martindale ed 34 th
enzim -laktamase
p.188)
(Martindale ed 37 th p.

Doxycycline

Sebagai
antibacterial untuk
infeksi pada saluran
urin, infeksi
gonococal, sifilis,
sebagai profilaksis
srub typhus,
pencegahan
leptospirosis.
(Martindale ed. 37 th p.
290)

244)

Kemerahan, urtikaria,
eosinovilia, demam,
reaksi anafilaksis
Efek
Samping

Efek samping
umumnya ringan,
biasanya berupa diare
dan keluhan saluran
cerna lainnya
(Martindale ed 37 th p.
245), (Farmakologi dan
Terapi ed. 5 th, p. 686)

Gangguan GI
seperti nausea,
muntah, diare, nyeri
perut, dyspepsia
Pada CNS
menyebabkan sakit
kepala, pusing dan
rasa gelisah
(Martindale ed 34th
p.189)

Mulut kering,
anorexia, tinnitus
Menyebabkan
pemudaran warna
pada gigi, ulcer
esophagel
(Martindale ed. 37 th p.
291), (BNF 62 th p. 355)

Bahan aktif
Ciprofloxacin

Cefixime

Doxycycline

Untuk pengobatan
infeksi seperti
gonorrhoea, otitis
media, faringitis,

Digunakan untuk
mengobati infeksi

Sebagai

secara luas termasuk

antibacterial untuk

antaranya infeksi

infeksi pada saluran

Digunakan untuk

karena gigitan /

urin, infeksi

terapi otitis media

sengatan,

gonococal, sifilis,

akut, bronkitis akut,

gastroenteritis,

sebagai profilaksis

ineksi saluran kemih

gonorrhea, otitis

srub typhus,

oleh kuman yang

media, septisemia,

pencegahan

sensitif dan

infeksi kulit, tifus &

leptospirosis.

gonorrhoea.

paratifus

bronchitis

Indikasi

(Martindale ed. 37 th p.

(Martindale ed 37 th p.

(Martindale ed 34 th

244), (Farmakologi dan

p.188)

290)

Terapi ed. 5 th, p. 686)

Penderita epilepsi
Pasien yang

Tidak untuk ibu

dan gangguan CNS,

hamil dan

Kontra

hipersensitif dengan

ibu hamil dan

menyusui, tidak

Indikasi

gangguan renal

menyusui, gangguan

bias diberikan pada

ginjal

porifiria akut

th

(Martindale ed 37 p.
244)

(Martindale ed 34
p.188)

th

(BNF 62 th p. 354)

Cefixime

Bahan aktif
Ciprofloxacin
Diserap dengan baik

Absorbsi melalui
oral berjalan lambat

Doxycycline

pada saluran

hampir sempurna

pencernaan

pada saluran cerna,

bioavabilitas per oral

tidak dipengaruhi

sekitar 70 %

signifikan oleh susu

Puncak plasma

dan makanan

sekitar 2,5 g / ml
dicapai 1-2 jam dosis

Lain

Kadar tinggi

Mencapai kadar
puncak dalam

500 mg melalui oral

dan tidak lengkap


Spesifikasi

Absorbsi cepat dan

plasma dalam 2 jam


Absorbsi dapat

Dapat diberika pada

terdapat pada

tertunda dengan

empedu dan urin

adanya makanan,

penderita gagal

tetapi tidak

ginjal

Di ekskresi melalui
ginjal, melalui
empedu 10% dari
dosis
Waktu paruh
eliminasi 3-4 jam
(Martindale ed 37 th p.
244)

terpengaruhi
semuanya

Daya penetrasi ke
jaringan lebih baik

t 1/2 plasma 3,5 4,5


jam
(Martindale ed 34 th
p.188)

Mengalami
metabolisme di hati

(Martindale ed. 37 th p.
291)

Bahan Aktif Terpilih:


Berdasarkan data- data farmakologi dan farmakokinetik , maka bahan aktif yang
dipilih untuk sediaan antibiotik gonnorhoeae adalah: cefixime kerena cefixim merupakan
obat pilihan utama dan Cefiximdirekomendasikan sejak tahun 2008 sebagai obat yang efektif
untuk pengobatan Gonorrhoe yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae(Goodman &
Gilmans, p. 1150).Cefixim bersifat bekterisida dan stabil terhadap hidrolisis dari kebanyakan
beta-laktamase. Untuk pengobatan gonorrhoe dosis tunggal 400 mg dapat diberikan. (MD
36,p. 224)
Cefixime trihidrat, dengan alasan:
Keuntungan :

Aman untuk anak-anak

Stabil terhadap enzim beta lactamase

Antibiotik spektrum luas

Baik diabsorbsi secara oral.

Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel. Cefixime memiliki afinitas
tinggi terhadap penicillin-binding-protein (PBP) 1 (1a, 1b, dan 1c) dan 3, dengan tempat
aktivitas yang bervariasi tergantung jenis organismenya.

Cefixime stabil terhadap -laktamase yang dihasilkan oleh beberapa organisme, dan
mempunyai aktivitas yang baik terhadap organisme penghasil-laktamase.

Kerugian :

Penggunaan selama kehamilan. Keamanan pemakaian cefixime selama masa kehamilan


belum terbukti. Sebaiknya sediaan ini hanya diberikan kepada penderita yang sedang
hamil atau wanita yang hendak hamil, bila keuntungan terapetik lebih besar dibanding
risiko yang terjadi.

Penggunaan pada wanita menyusui. Belum diketahui apakah cefixime diekskresikan


melalui air susu ibu. Sebaiknya tidak menyusui untuk sementara waktu selama pengobatan
dengan obat ini.

Penggunaan pada bayi baru lahir atau bayi premature. Keamanan dan keefektifan
penggunaan cefixime pada anak-anak dengan usia kurang dari 6 bulan belum dibuktikan
(termasuk bayi baru lahir dan bayi prematur).

Karakteristik

Bahan aktif
Cefixim

Fisika

Bubuk kristal putih atau


kuning muda
Sedikit higroskopik
Praktis tidak larut dalam
air, eter, etil asetat, dan
heksan
Sedikit larut dalam
alkohol, aseton, dan
gliserol.
Larut dalam metil alkohol
dan propilenglikol.
Sangat sedikit larut dalam
70% sorbitol dan oktanol.
(MD 36, p. 224)

Kimia

Dalam 5 %
suspense
mempunyai pH 2.64.1
simpan dalam
wadah kedap udara
Lindungi dari
cahaya
(MD 36, p. 224)

Pemilihan Bentuk Sediaan


Bentuk sediaan yang dipilih adalah dry syrup (sirup kering) :
Cefixime tidak stabil di dalam pelarut air selama <14 hari, sehingga kita memilih
bentuk sediaan sirup kering. Sediaan sirup kering tersebut dapat ditambahkan dengan
satu atau lebih pelarut pada saat akan diberikan kepada pasien.
Bentuk sediaan yang kita pilih setelah rekonstitusi adalah bentuk sediaan sirup
suspensi. Hal ini dikarenakan sifat dari bahan aktif cefixime yang praktis tidak larut
di dalam air.
Suspensi adalah salah satu bentuk sediaan cair, sehingga mudah diberikan kepada
anak-anak dan orang tua yang sulit atau enggan untuk menelan obat yang dalam
bentuk padat.

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

GONORRHOE

GEJALA

PENYEBAB

Kencing nanah, nyeri,keputihan


(pada wanita), gatalpada kelamin

Neisseria
gonorrhoeae

GOODMAN AND GILMANS

Ceftriaxone

Cefoxitin

Ciprofloxac
in

Cefixim
e

Doxycycli

Levofloxa

ne

cin

FIRST
FIRST

SECOND
CHOICE

CHOICE

Dosis
BNF for Children
6-1 th : 75 mg sehari
1-5 th : 100 mg sehari
5-10 th
: 200 mg sehari
10-18 th : 200-400 mg sehari atau 100-200 mg dua kali sehari
GONORRHOE : 12-18 th : 400 mg sehari sebagai single dose
BNF 62, p.349
Dewasa dan anak-anak diatas 10 tahun : 200-400 mg dibagi menjadi 1-2 dosis sehari.
Anak-anak
diatas 6 bulan : 8 mg/Kg BB dibagi menjadi 1-2 dosis sehari.
6 bulan-1 tahun : 75 mg sehari
1-4 tahun : 100 mg sehari
5-10 tahun : 200 mg sehari.
MD 37, p. 244
200-400 mg sehari dibagi menjadi 1-2 dosis. Anak-anak diatas 6 bulan dan berat badan dibawah 50 Kg diberi
AHFS
GONORRHOE :
Anak anak 8 th dengan BB > 45 Kg - Dewasa : 400-800 mg sebagai single dose
Spectinomyc

in

THIRD

CHOICE

FIRST

CHOICE

Cefixime

Alasan

memilih

cefixime

merupakan
obat
Kelarutan

pilihan

utama

dan

R/ Cefixime sejak
2%
1. tahun
Mudah
larut
dalamobat yang efektif untuk
Cefiximdirekomendasikan
2008
sebagai
CMC Na

methanol1.5 %

Tween 80 yang disebabkan


0.3 %
pengobatan Gonorrhoe
oleh Neisseria gonorrhoeae.
Na Benzoat

2. Larut dalam
0.02 %

(Goodman & Gilmans,


p. 1150). propilenglikol
Asam Sitrat
1.42 %

Na Fosfat
1.15 %
3. Sukar larut
dalam
Sukrosa
60 %
sediaan
Orange Captarome etanol, aseton
QS pHdan
for
oral
gliserin
Sunset Yellow
QS
Pro Oral Suspension
suspensi
:
Etanol 70 %
QS
CMC
Na2.5-4.1
4.
Sangat
sukar
larut
Etanol 96 %
QS
dalam larutan
m.f la dry syrup for oral suspension
150 mlsorbitol
Dapar
sitrat-

1. Aman
Pemerian
putih
2. Serbuk
Acceptable
atau hampir
3. Efektif
putih atau
hampir kuning
Coriggen Sukros
Orange
4.Sunset
stabil
muda,

Persyaratan
Mutu
Karakteristik
Biologi Karakteristik
Bahan Aktif Fisika-Kimia

BAB IV
R/ Cefixime
100 mg
PVP
2%
Tween 80
1 %
Na Benzoat
0.5 %
Asam Sitrat
1.42 %
Na Fosfat
1.15 %
Sukrosa
60 %
Banana flavour
0,001%
Sunset Yellow
0,001%
Etanol 70 %
qs
Etanol 96 %
qs
m.f la dry syrup for oral suspension 150 ml
Pro Oral Suspension
CMC Na
dalam larutan sorbitol

Banana flavour
Banana

Sukros

Dosis
BNF for Children
6-1 th : 75 mg sehari
1-5 th : 100 mg sehari
5-10 th
: 200 mg sehari
10-18 th : 200-400 mg sehari atau 100-200 mg dua kali sehari
GONORRHOE : 12-18 th : 400 mg sehari sebagai single dose
BNF 62, p.349
Dewasa dan anak-anak diatas 10 tahun : 200-400 mg dibagi menjadi 1-2 dosis sehari.
Anak-anak
diatas 6 bulan : 8 mg/Kg BB dibagi menjadi 1-2 dosis sehari.
6 bulan-1 tahun : 75 mg sehari
1-4 tahun : 100 mg sehari
5-10 tahun : 200 mg sehari.
MD 37, p. 244
200-400 mg sehari dibagi menjadi 1-2 dosis. Anak-anak diatas 6 bulan dan berat badan dibawah 50 Kg diber
AHFS
GONORRHOE :
Anak anak 8 th dengan BB > 45 Kg - Dewasa : 400-800 mg sebagai single dose
8. Sukar larut dalam
etanol, aseton dan
gliserin

Coriggen

9. Sangat sukar larut

sia

7. Larut dalam
propilenglikol

6. Mudah larut dalam


methanol
Kelarutan

Serbuk putih
atau hampir
putih atau
hampir kuning
muda,
Pemerian

Dapar sitrat-fosfat PH

Cefixime :
90-120%
Cefixime
trihidrat : 80107%

pH sediaan
for oral
suspensi :
2.5-4.1

Persyaratan Mutu
Karakteristik Biologi Bahan
Aktif
Karakteristik
Fisika-Kimia

METODE PENELITIAN

4.1 BAHAN DAN ALAT


Bahan
1. Cefixime trihidrat
2. PVP
3. Tween 80
4. Na benzoat
5. Asam Sitrat
6. Na fosfat
7. Sukrosa
8. Sunset yellow
9. Banana flavour
10. Alkohol

Alat
1. Beaker glass
2. Batang pengaduk
3. Timbangan analitik
4. Gelas ukur
5. Pipet
6. Kertas perkamen
7. Botol coklat
8. Piknometer
9. Viskometer
10. pH meter
11. Waterbath
12 Mortir dan Stamfer

4.2 Kerangka operasional


Kalibrasi

botol

60 ml
Ayak sukrosa

Timbang CMC

Timbang asam

Timbang Na

dengan

Na, gerus ad

sitrat 2,1357 g,

Benzoat 0,075 g,

pengayak mesh
40, timbang 90
g, gerus ad

halus
gerus ad halus +
Ukur etanol 70% 10 ml, tambahkankonversi
sedikit demi
Timbang Na
Timbang banana
sedikit ke campuran bahan ad terbentuk massa granul
fosfat 1,7195 g,
flavour, gerus ad
yang cukup kenyal dan ukur etanol 70% yang tersisa
gerus ad halus +
halus

gerus ad halus

Ayak dengan mesH 20, supaya


terbentuk granul
Keringkan di oven pada suhu 50oC,
15 menit
Ayak dengan mesH
30
Timbang cefixime

Tara kaca arloji,

trihidrat 3,52 g,

timbang tween 80 1,5

gerus ad halus

g + etanol 96% q.s


aduk ad hom.
Cefixime trihidrat
dibasahi Tween 80

Ditambah sunset
yellow, campur ad
homogen

Timbang berat = P

Berat =

(90%)

87,20 g

Timbang 40%nya,
masukkan botol
Sisanya dibuat untuk
dalam bentuk granul
evaluasi sediaan

Metode Kerja
Takaran / Dosis Bahan Aktif
A. Takaran / dosis zat aktif dari beberapa pustaka :
Bahan

Farmakologi

Aktif

& Terapi IV

Cefixim

p.685
Oral: 2x 250-

MD 36th p.225

BNF 59th p.328

Cefixime trihidrat : cefixime anhidrat

Anak anak di
atas 6 bulan

750 mg/ hari

= 1,12g : 1 g
Dewasa : 200-400 mg per hari
dibagi 1-2 dosis
Anak berumur di atas 6 bulan dan
berat badan di bawah 50 kg =
8mg/kgBB untuk suspensi oral dibagi
dalam 1-2 dosis

8mg/kgbb per hari


dibagi 1 2 dosis.
(BNF ed 62 p.
349)

B. Perhitungan Takaran Dosis


Umur

Bobot rata-rata

(th)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
>16

7,85
9,45
11,2
12,8
14,3
16
18,2
20,45
21,95
24,3
27,65
30,85
35
40,4
42,9
42,3

Dosis/kgBB

Dosis (mg)

X 4 mg/kgBB

31,4
37,8
44,8
51,2
57,2
64
72,8
81,8
87,8
97,2
110,6
123,4
140
161,6
171,6
200

Takaran

takaran
50 mg

1 takaran
100 mg

1 takaran
150 mg

2 takaran
200 mg

C. Volume Takaran Terkecil


Volume Takaran Terkecil = 2,5 ml ( sendok teh)
Alasan:

Dengan volume 60mL dalam 1 kemasan, diperkirakan kebutuhan penderita hingga

penyakitnya sembuh sudah mencukupi


Sendok teh (5 ml) mudah didapat

Pada takar dan 1 takar mudah diambil karena 1 takar adalah 1 sendok teh penuh
dan takar adalah setengah dari 1 sendok teh. (terdapat tanda khusus untuk takar
pada sendok teh yang digunakan untuk minum obat)

D. Rencana Kemasan

Satu takaran
Sehari
Pemakaian
Volume Kemasan

= 5 ml
= 2 kali
= 12 hari
= 5 x 2 x 12 = 60 ml

Alasan:Sediaan dengan volume 60 ml sudah dapat memberikan efek dalam mengobati


penyakit gonorrhea
Aturan Pakai
Umur 1 - 6 tahun

: Sehari 2 kali takar (2,5 ml = sendok teh)

Umur 7 - 12 tahun

: Sehari 2 kali 1 takar (5 ml = 1 sendok teh)

Umur 13 - 15 tahun

: Sehari 2 kali 1 takar (7,5 ml = 1 sendok teh)

Umur >16 tahun

: Sehari 2 kali 2 takar (10 ml = 2 sendok teh)

Dapar
Pemilihan dapar harus sesuai dengan kriteria :
Memiliki kapasitas memadai dalam kisaran pH yang diinginkan
Harus aman secara biologis untuk penggunaan yang dimaksud
Hanya memiliki sedikit atau tidak mempunyai efek merusak
terhadap stabilitas prduk akhir
Harus dapat memberikan rasa dan warna yang dapat diterima pada
produk

Pada formulasi sediaan digunakan dapar sitrat-fosfat dengan


karakteristik:
1. Peruraian kecil
2. Stabilitas lebih besar

3. Efektivitas lebih tinggi (PH Nederland V, p.724)

Penambahan dapar tersebut bertujuan untuk mengatur dan


mempertahankan pH sediaan.

Karakteristik komponen dapar yang dipakai :


Perhitungan dapar sitrat - fosfat pH 3,6
C6H8O7 H2O 0,1 M mengandung 21,01 g/L; Na2HPO4 2 H2O 0,2 M ;
28,40 g/L

Asam sitrat

Na2HPO4

Bahan Obat

Cefixime
Sukrosa
Tween 80
CMC-Na
Na Benzoat
Asam Sitrat
Na2HPO4

67,8 g
x 150 ml=101,7 gram
100 ml

21 g
x 101,7 g=2,1357 g 1,42
1000 ml

32,2 g
x 150 ml=48,3 gram
100 ml
35,6 g
x 48,3 g=1,71948 g 1,15
1000 ml

Kemasan

Skala

60 ml

150 ml

= 1,26 g
36 g
0,6 g
0,3 g
0,012 g
0,852 g
0,69 g

3,15 g
90 g
1,5 g
0,75 g
0,03 g
2,13
725 g

Lab

Skala

Jumlah

Pabrik

Takaran

Tiap

60000 ml
Terkecil (5 ml)
1,2 g + 5 % 3 g + 5 % = 1200 g + 5 100 mg + 5 %
% = 1260 g
36000 g
600 g
300 g
12 g
852 g
90 g

= 105 mg
3g
0,05 g
0,025 g
0,001 g
0,071 g
75 g

Kada
r%
100 mg
60 %
1%
0,5 %
0,02 %
1,42 %
1,15 %

Etanol 70 %
Etanol 96%
Flavour
Banana
Aqua ad

qs
qs

qs
qs

qs
qs

3 tetes

60 ml

60 ml

150 ml

60000 ml

qs
qs

qs
qs
-

5 ml

Spesifikasi sediaan

Sebelum Rekonstitusi
-

Bentuk : granul

Bau : aroma pisang

Rasa : manis

Warna : kuning

Kadar air : < 3,0 %

Sesudah Rekonstitusi
-

Bentuk : suspensi

Bau : aroma pisang

Rasa : manis

Warna : kuning

pH : 3,6 + 0,5

Viskositas sediaan < viskositas gliserin p.a ( gliserin p.a = 400 cps)

Sifat alir : Pseudoplastis

Berat jenis (BJ) sediaan > berat jenis air

Ukuran partikel bahan aktif > 1 m

Waktu rekonstitusi : 20 detik

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian


a. Uji Organoleptis

Bentuk

Bau

Warna

Rasa

b. Uji pH
Alat : pH Meter
Cara kerja :

Kalibrasi pH meter :
1. Siapkan larutan buffer pH = 4,0 dan pH = 7,0 dalam wadah
2. Pasang elektroda
3. Tekan tombol untuk menyalakan alat
4. Elektroda dimasukkan dalam larutan buffer, kemudian atur tombol
sebelah kanan alat sampai layar digital menunjukkan angka 4,00
5. Elektroda dikeluarkan dari larutan buffer, cuci dengan aquadem,
keringkan
6. Elektroda dimasukkan pada larutan buffer pH = 7,00 ; kemudian atur
tombol sebelah kiri sampai layar digital menunjukkan angka 7,00
7. Elektroda dikeluarkan dari larutan buffer pH = 7,00 ; cuci dengan
aquadem, keringkan

8. pH meter siap dipakai

Ukur pH sediaan :
1. Masukkan suspensi ke dalam beaker glass secukupnya
2. Masukkan elektroda ke dalam suspensi
3. Catat angka, jika pH < 4,50, tambahkan NaH2PO4 ; jika pH > 4,50,
tambahkan Asam Sitrat

c. Uji Berat Jenis


Alat : Piknometer
Cara Kerja :
Timbang piknometer kosong di timbangan analitik
Isi piknometer dengan sediaan
Timbang piknometer + sediaan di timbangan analitik
Kurangkan bobot piknometer yang telah diisi dengan bobot piknometer
kosong

Tentukan berat jenis sediaan (volume piknometer

diketahui)

Keterangan : m1
m2

V pikno

=
=
=
=

massa piknometer dengan sediaan


massa pikonometer kosong
berat jenis sediaan
volume piknometer (10 ml)

d. Uji Viskositas

Alat : Rion Viskometer VT-04F


Cara kerja :
1. Letakkan viscometer pada posisi yang benar dengan mengatur letak
gelembung udara tepat di tengah lingkaran
2. Hubungkan spindel dengan rotor dengan cara mengencangkan uliran
3. Turunkan posisi spindle beserta rotornya sampai batas tanda tercelup
pada sediaan
4. Tekan rem dan nyalakan putaran rotor, lepaskan rem perlahan-lahan
5. Tekan rem pada saat penunjuk tampak pada piringan, baca skala pada
piringan, catat dan matikan rotor, kemudian lepaskan rem

Alat : Viskometer Stormer (Serial 80202 ; Merk : Arthur H.Thomas Co.


Philadelphia USA)
Cara kerja :
1. Memposisikan viscometer pada posisi yang benar
2. Isil mantel dengan aquadest secukupnya
3. Masukkan sediaan ke dalam cup sampai batas tanda
4. Naikkan posisi cup beserta penyangganya sampai bob tercelup seluruh
permukaannya

5. Siapkan stopwatch, pasang beban, lepaskan rem dan lakukan


pengamatan pada waktu yang diperlukan untuk menempuh 100 putaran
6. Lakukan penambahan beban berikutnya dan amati sampai diperoleh 5
titik pengamatan
7. Hitung rpmnya dan tentukan Kv-nya dari harga viskositas gliserin p. a.
yang diketahui.

e. Uji Kadar Air / Kelembaban


Alat : Moisture Content Balance
Cara Kerja :
Tekan tombol POWER untuk interval, waktu dan suhu
Tekan tombol POWER untuk berat
Atur suhu dan interval waktu yang diinginkan dengan menekan tombol
HEAT dan TIME
Biarkan selama 15 menit sampai mencapai suhu yang diinginkan
Alat dibuka, masukkan bahan pada penampung dengan berat 5 gram,
kemudian ditutup.
Selama interval waktu, dicatat bobot bahannya
Setelah mencapai waktu yang diinginkan, buka penutup dan bersihkan
Matikan alat

f. Uji Mikromeritik
Alat : Mikroskop Optic
Cara Kerja :

1. Kalibrasi mikromeritik okuler terhadap obyektif :


Mikrometer okuler yang akan dikaliberasi dipasang di dalam lensa
okuler
Mikrometer obyektif di pasang di bawah lensa obyektif
Skala 0,0 pada mikrometer obyektif dihimpitkan hingga segaris dengan
salah satu skala pada skala okuler
Sejumlah skala pada skala obyektif yang segaris dengan sejumlah skala
pada skala okuler dicatat, lakukan 3x replikasi
Mikrometer obyektif dilepas
2. Pembuatan preparat
Sediaan suspensi diteteskan pada gelas obyektif
3. Amati ukuran partikel sebanyak 250 kali, catat
4. Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat interval kelas
5. Hitung diameter tengahnya berupa din ; dsn ; dvn ; dsl ; dan dwm

g. Uji Volume Sedimentasi


Alat : Gelas Ukur
Cara Kerja :
Suspensi dimasukan kedalam gelas ukur sampai 25 ml
Tutup gelas ukur dengan alumunium foil
Diamkan selama 1 hari, lalu amati volume sedimentasinya

h. Uji Kecepatan Alir Granul


Alat : Statif dan ring holder, corong 10 cm
Cara Kerja :
Pasang statif dan ring holder, tempatkan corong pada rinf holder
Masukkan granul ke dalam corong (tutup bagian bawah)
Buka penutup bawah corong
Ukur waktu yang diperlukan granul seluruhnya untuk mengalir melalui corong
dengan menggunakan stopwatch
i. Uji Rekonstitusi
Alat : Botol yang sudah dikalibrasi 50 ml dan stopwatch
Cara kerja :
Timbang granul sebanyak .... gram.
Masukkan kedalam botol, tambahan air 50 ml
Kocok perlahan ad homogen
Waktu dihitung mulai dari pertama kali di tuang sampai menjadi suspensi
homogen
j. Hasil Evaluasi

Organoleptis
N

Organoleptis

Spesifikasi

Hasil Evaluasi

O
1
2
3
4

Bentuk
Bau
Warna
Rasa

Larutan Suspensi
Pisang
Kuning
Manis

Larutan Suspensi
Pisang
Kuning
Manis

pH
pH sediaan = 3,62
pH sediaan dikatakan memenuhi spesifikasi yaitu pada pH 3,6 0,05

Berat Jenis
Massa bahan

11,47 g

Volume piknometer

10 ml

(praktikum menggunakan
beaker glass)

bahan

m
v

11,47
10

1,147 g/ml

1,147 g/cm3

Viskositas dan Sifat Alir


KV gliserin = 1142,41 cPs / g menit
Berat
Beban (g)
50 g
55 g
60 g
65 g
70 g
65 g
60 g
55
50

t 100 putaran
(detik)
24,05detik
22,26 detik
20,34 detik
19,48 detik
17,55 detik
19,42 detik
20,76 detik
22,42 detik
24,31 detik

Rpm

Viskositas

40,0833
37,1
33,9
32,467
29,25
32,36
34,6
37,36
40,51

1122,66 cPs
1334,23 cPs
1592,92 cPs
1801,82 cPs
2153,85 cPs
3012,36 cPs
1560,69 cPs
1324,95 cPs
1110,84 cPs

Berdasarkan hasil di atas, dapat dikatakan bahwa sediaan suspensi setelah


direkonstitusi memiliki sifat alir Non Newtonian dan viskositas yang diperoleh
adalah 90 cPs. Dikatakan Non Newtonian karena apabila nilai rpm naik, hasil

pembacaan naik, sehingga viskositas juga naik. Semakin lama suspensi


diaduk, viskositas makin tinggi karena ada peningkatan volume yang disebut
Shear Thickening System. Dari hasil percobaan ini, diketahui bahwa sifat alir
sediaan tidak memenuhi spesifikasi karena viskositasnya belum memenuhi
standar viskositas sediaan.

r
p 50
m
40
p
u 30
t 20
/
m 10
e
0
n
i
t

V
i
s
k
o
s
i
t
a
s
(
c
p
s
)

Kurva W terhadap rpm

45

50

55

60

65

70

75

W (gram)

Kurva rpm terhadap viskositas


3500
3000
2500
2000

Viskositas

1500
1000
500
0
28

30

32

34

36

rpm pu/menit

38

40

42

Kadar Air / Kelembaban


Berat awal
=
Suhu
=
Waktu
=
Kadar air
=

5,004 g
100oC
15 menit
1,22 %

Dari hasil percobaan diatas, diketahui bahwa kadar air yang diperoleh
memenuhi spesifikasi yaitu 1,22 % karena untuk syarat kadar air untuk dry
syrup adalah < 3 %

Ukuran Partikel
1. Hasil kalibrasi skala okuler dengan menggunakan skala obyektif
Standar : 1 skala obyektif = 10 m
5 skala okuler

20 skala obyektif

3 skala okuler

11 skala objektif

2 skala okuler

8 skala objektif

1 skala okuler

4 skala objektif

40 m

2. Hasil pengamatan ukuran partikel dengan skala okuler (100 data)


Ukuran partikel terkecil = 10 m
Ukuran partikel terbesar = 30 m
Rentang kelas = (20 - 3) m / 5 = 3,4 m

3. Hasil perhitungan diameter partikel secara statistika


batas bawah

Nilai tengah (d)(m)

nd (m)

n(d) (m) n(d) (m)

) (m)

585640

537824

232000

4640000

2284880
189000
n = 100

nd =

n(d) =

5670000

n(d) = 600536

) = 13718344

Volume Sedimentasi
Tidak terbentuk sedimentasi sama sekali

Kecepatan Alir Granul


6 gram granul memerlukan waktu 7,39 detik untum mengalir seluruhnya
melalui corong. Dalam 1 detik, terdapat 1,23 gram granul yang mengalir
melalui corong. Diameter nya 6cm dan tingginya 2,5cm
Rekonstitusi
Waktu yang diperlukan untuk memperoleh suspensi yang homogen adalah
20 detik

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat dikatakan sediaan tidak layak edar karena ada
beberapa spesifikasi yang tidak sesuai dengan yang diinginkan formulator.
Ketidaksesuaian tersebut dapat dilihat yaitu dari bentuk sediaan yang tidak sesuai, berat
jenis, viskositas, sedimentasi, ukuran partikel.
B. Saran
Setelah kami melaksanakan praktikum pembuatan sediaan suspensi oral yang
digunakan untuk pengobatangonnorhoe, maka saran yang dapat kami berikan berkaitan
dengan sediaan yang telah dihasilkan adalah sebaiknya perlu diperhatikan lagi
penambahan etanol pada saat pembuatan granul, agar sediaan dapat didapatkan bentuk
granul yang sesuai spessifikasi.

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 2005. Martindale The Extra Pharmacopoeia
34th edition. London: Pharmaceutical Press
Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 2007. Martindale The Extra Pharmacopoeia
35th edition. London: Pharmaceutical Press
Tjay, Drs. Tan Hoan dan Rahardja, Drs. Kirana, 2008. Obat-Obat Penting Edisi Enam.
Jakarta: PT Gramedia
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi 4, Jakarta: Kopri Sub-Unit
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Gennaro, Alfonso R. 2005. Remington : The Science & Practice of Pharmacy 21th.
Pensylvania: Mark Publishing Company
Kibbe, Arthur H. 2006. Handbook of Phaemasceutical Exipients 5th edition. United Stated of
America: American Pharmaceutical Association
Anonim, 2005. The United States Pharmacopeia 28, United States Pharmacopeia
Convention, Inc, Washington DC
Tjay, Drs. Tan Hoan dan Rahardja, Drs. Kirana, 2008. Obat-Obat Penting Edisi Enam.
Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai