Anda di halaman 1dari 7

1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

1. A. Tujuan memempelajari filsafat hukum islam:


Menjadi tahu mengenai pengertian tentang filsafat hukum islam dan kajiannya
Menjadikan filsafat sebagai pendekatan dalam menggali hakikat, sumber dan tujuan hukum
islam
Dapat membedakan kajian ushul fiqih dengan filsafat terhadap hukum islam
Mendudukan filsafat hukum islam sebagai salah satu bidang kajian yang penting dalam
memahami sumber hukum islam yang bersal dari wahyu maupun hasil ijtihad para ulama
Menemukan rahasia-rahaisa syariat diluar maksud lahiriahnya
Memahami ilat hukum sebagai bagian dari pendekatan analitis tentang berbagai hal yang
membutuhkan jawaban hukumiyahnya sehingga pelaksanaan hukum islam merupakan jawaban
dari situasi dan kondisi yang terus berubah dinamis
Membantu mengenali unsur-unsur yang mesti dipertahankan sebagai kemapanan dan unsureunsur yang menerima perubahan sesuai dengan tuntunaan situasional( Miftahul huda,2006: 14,
lihat pula dalam pengantar filsafat hukum, rscou pound,terj. Muhammad radjab halaman 13).

OBJEK KAJIAN FILSAFAT HUKUM ISLAM


Objek Kaian Filsafat Hukum Islam ada 5, yaitu:
1. Tentang Pembuat Hukum Islam (al-Hakim) yakni Allah SWT. Yang telah menjadikan para nabi
dan Rosul terutama nabi terakhir Muhammad SAW yang menerima risalah-Nya berupa sumber
ajaran islam yang tertuang di dalam kitab suci al-Quran. Dan keberadaan Muhammad SAW yang
eksistensinya yang mungkin ada (mumkinah al-Maujudah)
2. Tentang sumber ajaran hukum Islam, berkaitan dengan kalamullah yang tertulis atau quraniyah
dan yang tidak tertulis berupa semua karya cipta-Nya atau ayat-ayat Kauniyah.
3. Tentang orang yang menjadi subjek atau objek dari kalam ilahi yakni orang Mukallaf, yang
diperintah atau dilarang atau memiliki kebebasan untuk memilih
4. Tentang Tujuan Hukum Islam sebagai landasan amaliyah para mukallaf dan balasan-balasan
berupa pahala dari pembawa perintah.
5. Tentang metode yang digunakan para ulama dalam mengeluarkan dalil-dalil dari sumber ajaran
hukum Islam, yakni al-Quran dan al-Hadits serta pendapat para sahabat yang dijadikan acuan
dalam pengamalan.
2. CIRI-CIRI BERFIKIR FILOSOFIS

Radikal mendasar, mendalam

Integral kesatuan unsur-unsur intrinsic

Komphrehensif kesatuan dg unsur-unsur lain yg relevan menyeluruh

Sistematik bertahap & bertanggungjawab

Dikaitkan dengan ajaran islam 1.

Al-taharrur min quyud al urf wa al takhalush an aghlal al-

taqlid, yaitu upaya menbebaskan pemikiran dari belenggu taqlid serta menggunakan kebebasan

berfikir sesuai dengan prinsip-prinsip pengetahuan, langkah yang demikian itu disebut metode
ilmiah praktis.
2.

Al taamul wa al musyahadah yaitu langkah meditasi dan pencarian bukti atau data ilmiah
empirik.

3.

Al baths wa al muwajanah wa al istikro yaitu langkah analisis, pertimbangan dan induksi.


Langkah ini merupakan kegiatan penalaran dengan pedoman pada prinsip- prinsip penalaran
untuk menemukan kebenaran ilmiah dari data- data empirik yang ditemukan.

4.

Al hukm mabni ala al- dalil wa al burhan yaitu, langkah membuat keputusan ilmiah yang
didasarkan pada argument dan data empirik.

3. Filsafat Islam ialah pandangan-pandangan filsafat Yunani (Greek) yang dimasukkan


ke dalam bangsa Arab Muslim melalui transliterasi dan trasformasi. Para sarjana
Muslim

begitu

sibuknya

memahami

filsafat

Islam.

Sebagian

ada

yang

mengeksplanasikan, sebagian yang lain mencoba memadukan antara filsafat Yunani


dan prinsip-prinsip agama Islam apabila ternyata terjadi kontradiksi antara
keduanya. Diantara beberapa filsuf yang berbuat seperti itu yaitu: Al-Kindi, AlFarabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusydi. Mereka ini dianggap sebagai bagian dari orangorang yang banyakmengetahui sejarah perkembangan rasional dalam Islam, para
filosof, dan para ahli hikmahnya. Mereka yang berpandangan seperti ini adalah
kelompok orientalis.
Referensinya : Muhammad Al-Bahiy, 1967: 21-22
4. Ayat-ayat Muhkamat : ayat yang dari sisi kebahasaan memiliki satu makna saja dan
tidak memungkinkan untuk ditakwil ke makna lain. Atau ayat yang diketahui
dengan jelas makna dan maksudnya.
ayat-ayat Mutasyabihat : ayat yang belum jelas maknanya. Atau yang memiliki
banyak kemungkinan makna dan pemahaman sehingga perlu direnungkan agar
diperoleh pemaknaan yang tepat yang sesuai dengan ayat-ayat muhkamat. Jadi
ayat Mutasyabihat yang memerlukan penafsiran lebih lanjut agar mudah
dipahami & diamalkan.
4 metode :
2

A. Tafsir Tahlili
Tafsir Tahlili adalah suatu metode tafsir menjelaskan kandungan ayat-ayat alQuran dari seluruh aspeknya.
2. B. Tafsir Ijmali
Tafsir Ijmali adalah suatu metode tafsir yang menafsirkan ayat-ayat al-Quran
dengan mengemukakan makna global.
1.

C. Tafsir Muqarin Yang dimaksud dengan metode ini adalah mengemukakan


penafsran ayat-ayat al-Quran yang ditulis oleh sejumlah para penafsir.
4. D. Tafsir Maudui
Nama dan istilah Tafsir Maudui ini, dalam bentuknya yang kedua, adalah
istilah baru dari ulama zaman sekarang dengan pengertian menghimpun ayatayat al-Quran yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama
membicarakan satu topik masalah dan menyusunnya berdasar kronologi serta
sebab turunnya ayat-ayat tersebut.
3.

5.

ijtihad ialah mencurahkan segala fikiran dalam mencapai hukum syara dengan jalan mengambil
kesimpulan dari quran dan sunah.
Ciri ciri Ijtihad
Ijtihad tidak keluar dari Alquran dan Hadits.
Menggunakan pendekatan akal.
Ijtihad merupakan produk akal sehingga memiliki keterbatasan keterbatasan.
Hasilnya bersifat relatif dan temporal.
Setiap ijtihad tidak dapat dinilai benar atau salah. Rasulullah SAW bersabda Hakim apabila
berijtihad kemudian mencapai kebenaran, maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad
kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mendapat satu pahala. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ijtihad dapat dilakukan secara perorangan (Ijtihad Fardi) juga secara kelompok(Ijtihad Jamai).
Para ulama berbeda pendapat tentang siapa saja yang boleh berijtihad.

6.

Metodologi Ijtihad
Qiyas
Istihsan
3

Maslahah murshalah
Urf (Adat kebiasaan)
Qiyas
Qiyas adalah mempertemukan suatu perkara yang tidak ada nashnya dengan hukum yang sudah
ada nashnya karena persamaan illat hukum (maksud dan tujuan hukum) dari kedua peristiwa itu.
Istihsan
Istihsan merupakan perluasan dari qiyas. Istihsan adalah meninggalkan qiyas khafi (qiyas samarsamar) untuk menjalankan qiyas khafi (qiyas samar-samar) atau meninggalkan hukum kulli
(hukum umum) untuk menjalankan hukum istisnai (pengecualian) disebabkan ada dalil logika
yang membenarkannya.
Maslahah murshalah
Maslahah murshalah adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada nashnya dengan
pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat dan menghindari
kemadharatan.
Urf (Adat kebiasaan)
Urf (Adat kebiasaan) adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat istiadat dan kebiasaan
masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengna aturan-aturan prinsipal
dalam alquran dan hadits.
7.

A. Ijitihad ,
Ijtihad Bayani : menjelaskan teks Al Quran dan hadits yang masih mujmal, atau umum, atau
mempunyai makna ganda , atau kelihatan bertentangan, atau sejenisnya
Ijtihad Qiyasi : yaitu penggunaan metode qiyas untuk menetapkan ketentuan hukum yang
tidak di jelaskan oleh teks Al Quran maupun Hadist,
Ijtihad Istishlahi : yaitu menetapkan hukum yang tidak ada nashnya secara khusus dengan
berdasarkan illat , demi untuk kemaslahatan masyarakat,
b. dulu : Al-Qism Al-Arqo

sekarang : pimpinan pusat Muhammadiyah

c. Unsur-unsur
a. lembaga / majelis
b. ADART
c. struktur organisasi

8.

A. Tahkim sendiri berdasarkan sudut pandang bahasa adalah bentuk masdar dari
hakkama yang artinya melantik seseorang menjadi hakim untuk mengadili suatu
perkara. Sedangkan menurut istilah, tahkim adalah persetujuan anatara kedua pihak
yang berselisih untuk menerima keputusan tertentu dalam menyelesaikan
perselisihan mereka. Peristiwa tahkim sendiri secara lebih khusus diartikan sebagai
perseyujuan antara pihak Saidina Ali dengan Muawiyah yang berselisish dalam
menerima keputusan secara adil dalam perselisihan mereka.

b. Syiah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syiah merupakan salah satu dari
sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam. Kata Syiah berasal dari bahasa
Arab yang artinya pengikut, juga mengandung makna pendukung dan pecinta, juga
dapat diartikan kelompok.
khawarij adalah salah satu golongan dari tubuh umat islam yang mengkafirkan
pelaku dosa besar dan keluar dari pemerintahan yang sah.

Murjiah merupakan isim fail dari kata al-irja yang memiliki dua makna:
1. Berarti : pengakhiran.
2. Berarti : memberikan harapan.
Secara istilah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ahmad, Murjiah ialah: orang-orang
yang menganggap:
1. keimanan itu hanya sebatas pengucapan dengan lisan saja2, dan seluruh manusia tidak
saling mengungguli dalam keimanan. Sehingga, keimanan mereka dengan keimanan para
malaikat dan para nabi itu satu (sama dan setara).
2. Keimanan itu tidak bertambah dan tidak berkurang.
3. Tidak ada istitsna (ucapan insya Allah) dalam hal keimanan3.
4. Dan siapa saja yang beriman dengan lisannya namun belum beramal, maka ia seorang
mukmin yang hakiki.4
Sedangkan Syekh Abdul Aziz Ar-Rojihi mengatakan, Murjiah ialah mereka yang
mengeluarkan amal perbuatan dari cakupan keimanan
9.

A. Menurut aliran khawarij


Semua pelaku dosa besar adalah kafir dan akan disiksa didalam neraka untuk
selamanya
Menurut ajaran Murjiah

golongan ini menghukumi Tetap Mu,min bagi orang islam yang melakukan dosa besar, adapun
masalah dosa yang mereka perbuat, itu ditunda penyelasaiannya/pembalasannya pada hari
perhitungan kelak.
Argumen yang mereka gunakan dalam mensikapi hal tersebut ialah. Bahwa orang yang
melakukan dosa besar itu tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa nabi
Muhammmad adalah utusan Allah, dengan kata lain mereka masih mengakui bahwa orang
muslim yang melakukan dosa besar tetap mumin karena masih mengucapkan dua kalimat
syahadad yang menjadi dasar utama dari iman, oleh karena itu pelaku dosa besar tetap mumin
dan bukan kafir.
Menurut Aliran Asyariyah

Menurut aliran ini pelaku dosa besar itu masih tetap sebagai orang yang mumin dengan
keimanan yang mereka miliki, sakalipun dia berbuat dosa besar. Tetapi jika perbuatan dosa itu
dilakukan dengan anggapan bahwa perbuatan dosa itu dibolehkan atau dihalalkan maka dan tidak
meyakini keharaman perbuatan tersebut maka yang demikian itu dihukumi kafir,
Adapun balasan bagi pelaku dosa besar nanti diakherat, apabila dia meninggal dalam keadaan
tidak sempat bertaubat, menurut aliran ini tergantung akan kebijakan Tuhan Yang Maha
Berkehendak Mutlak.
B. AL-MUHAKKIMAH
Menurut golongan ini, hukum kafir diluaskan artinya sehingga pelaku dosa besar
pun, seperti berbuat zina, membunuh tanpa adanya alasan yang sah termasuk
dalam golongan orang yang berbuat dosa besar dan dihukumi keluar dari islam dan
menjadi kafir.
AL-AZARIQOH
golongan ini tidak lagi memakai istilah kafir dalm menghukumi pelaku dosa besar,
tapi mereka menggunakan term musyrik polytheist, yang mana musyrik merupakan
dosa yang paling tinggi tingkatanya. Yang mereka anggap musyrik ialah semua
orang isam yang tidak paham dengan mereka, meskipun orang islam yang
sepaham dengan golongan ini, tapi tidak mau berhijrah kedalam barisan mereka
juga dianggap musyrik dan wajib dibunuh.
AL-NAJDAD
pelaku dosa besar yang menjadi kafir dan yang kekal didalam neraka hanyalah
orang islam yang tidak sepaham dengan golongan mereka, adapun jika pengikutnya
melakukan dosa besar , tetap dimasukkan kedalam neraka dan mendapat siksaan
tetapi tidaklah kekal didalamnya dan kemudian akan dimasukkan kedalam surga.
AL-AJARIDAH

anak kecil tidak dapat dikatakan berdosa dan musyrik dikarenakan orang tuanya
dianggap berdosa dan musyrik.
AL-SUFRIYAH
pelaku dosa besar menjadi musyrik dan dimasukkan kedalam neraka
AL-IBADIAH
Orang yang tidak sama fahamnya dengan mereka tidaklah dikatakan mumin dan
tidak pula dikatakanmusyrik tapi dikatakan kafir.

Syiah Zaidiyah
Penganut Syiah zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal di dalam
neraka, jika ia belum bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai