Anda di halaman 1dari 4

A.

METODE PEMURNIAN MINYAK ATSIRI


a. Metode Kimia
Pemurnian secara kimia dilakukan dengan menambahkan bahan
kimia yang dapat menyerap logam-logam pengotor seperti pb, zn, dan fe.
Ketiga logam ini dapat serta tercampur pada proses penyulingan proses
penyulingan yang menggunakan tangki ketel dari drum bekas biasanya
menghasilkan minyak berwarna kecoklatan akibat adanya pelepasan zat
besi yang berasal dari drumnya.
Untuk menghilangkan /memudarkan warna tersebut , dapat
ditambahkan bahan kimia . berdasarkan cara kerjanya bahan kimia dapat
bersifat sebagai adsorban/penyerap, senyawa pembentuk kelat dan
penghilang senyawa terpen.
a. Adsorban
Beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai adsorban antara
lain alumina, silika, bentoit, arang aktif, dan zeolit. Dari hasil
penelitian, diketahui bentonit adalah adsorban terbaik yang
dapat menyerap menyerap warna serta logam pb, zn, dan fe.
Proses pemurnian dengan bentoit dapat dilakukan dengan car a
sebagai berikut :
1. Minyak atsiri yang dimurnikan dimasukkan kedalam wadah
2. Tambahkan serbuk bentonit sebanyak 10% dihitung dari
berat minyak yang akan dimurnikan
3. Panaskan pada suhu 550C selama 1 jam, kemudian
dinginkan sampai terbentuk endapan dari bentonit (sekitar
24 jam)
4. Pisahkan bagian minyak dan endapan bentonit dnegan
penyaringan menggunakan kain monel magnesium tipe N200
b. Senyawa pengelat
Pada proses pengelatan, terjadi pengikatan logam dengan
senyawa pengelat sehingga terbentuk kompleks logam senyawa
pengelat yang dikenal dengan istilah flokulasi. Proses ini
terjadi karena adanya keseimbangan antara kompleks logam
dengan senyawa pengelat. Bahan yang dapat digunakan untuk
pengelat antara lain asam sitrat, asam malat, asam tartrat, dan
EDTA.

c. Penghilang senyawa terpen atau deterpenasi (terpenless)


Penghilang senyawa terpen pada umumnya hanya dilakukan
pada industri parfum. Kandungan terpen yang terlalu tinggi
akan menurunkan kelarutan minyak dalam alkohol sehingga
parfum yang dihasilkan menjadi keruh. Sebagai contoh,
deterpenasi minyak papermint akan meningkatkan menton
yang merupakan salah satu senyawa keton. Akan tetapi, proses
deterpenasi biasanya juga tidak diinginkan oleh seorang terapis
aroma. Hal itu karena dengan menghilangkan senyawa terpen ,
sebagian khasiat dari minyak atsiri tersebut juga akan hilang.
b. Metode Fisika
Pemurnian secara fisika pada umumnya dilakukan dengan mendestilasi
ulang (redestilation) minyak atsiri atau destilasi terfraksi. Minyak atsiri
yang diperoleh melalui metode ini warnanya lebih jernih dan komponen
utamanya lebih tinggi. Redestilasi dilakukan melalui pendestilasian ulang
minyak dengan menambahkan air sebanyak 3-5 bagian minyaknya.
B. Standar Mutu Minyak Atsiri
Minyak atsiri mempunyai sifat fisik yang berbeda antara satu
dengan lainnya. Sebagai contoh, ciri fisik dapat dilihat dari warna dan bau
yang khas masing-masing minyak serta kelarutannya didalam alkohol 70%
atau 90%. Beberapa hal tersebut dapat dijadikan patokan awal agar
terhindar dari pemalsuan. Pada umunya, minyak atsiri mudah larut dalam
alkohol 70% atau 90% dan kelarutan minyaknya antara 1-5 bagian
alkohol. Untuk mengetahui lebih lanjut sifat minyak atsiri yang sangat
berkaitan erat dengan mutu minyaknya, dapat dilakukan uji atau analisis di
laboratorium yang telah terakreditasi.
Ada beberapa cara sederhana untuk mengidentifikasi minyak atsiri.
Sebelum dianalisa lebih lanjut sevara fisika-kimia di laboratorium,
identifikasi dapat dilakukan melalui beberapa cara. Berikut adalah cara
yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi minyak atsiri :
1) Berikan 1 tetes minyak atsiri diatas permukaan air, kemudian
amati. Permukaan air tidak boleh keruh.

2) Berikan 1 tetes minyak atsiri pada sepotong kertas, kemudian


amati. Minyak atsiri harus menguap dengan sempurna tanpa
menghilangkan noda, terutama minyak atsiri yang siperoleh
melalui destilasi uap.
3) Minyak atsiri ditambah dengan larutan jenuh NaCl, kemudian
dikocok di dalam gelas ukur. Selanjutnya, larutan tersebut
didiamkan sampai cairan memisah. Volume minyak atsiri tidak
boleh menunjukan adanya penambahan.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Minyak Atsiri
Mutu minyak atsiri dipengaruhi beberapa faktor, mulai dari pemilihan
varietas, kondisi bahan baku, peralatan, metode penyulingan, serta cara
penyimpanan produk. Jika semua persyaratan tersebut tidak terpenuhi
hasil dari produk yang didapat tidak akan sesuai.
1. Bahan Baku
Bahan baku akan menentukan kualitas minyak atsiri. Hal itu juga
sangat berkaitan dengan pemilihan lokasi budidaya tanaman sebagai
penghasil bahan baku, cara pengolahan tanah, varietas yang digunakan,
serta cara pemanenan.
Pemilihan lokasi harus disesuaikan dengan syarat tumbuh yang
dikehendaki oleh tanaman yang akan dibudidayakan. Benih yang akan
ditanam harus dipilih dari varistas yang dianjurkan dan sesuai dengan
kondisi lahan serta memiliki kandungan bahan aktif yang optimal.
Masalah pemanenan juga tidak kalah penting karena masih banyak
produsen yang melakukan kesalahan dalam memanen, misalnya cara
pemetikan dan penentuan tingkat ketuaan bahan.
2. Penanganan pascapanen
Penanganan pasca panen minyak atsiri untuk bahan baku tanaman
yang akan diambil minyak atsirinya berkaitan erat dengan kualitas
rendeman minyak yang dihasilkan. Penanganan oascapanen minyak
atsiri tidak sama untuk setiap bagiannya, baik daun, bunga, batang,
kukit, rimpang atau bijinya. Dari bagian tanaman tersebut ada yang
dapat langsung disuling atau diekstral, ada yang melalui pelayuan atau
harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum penyulingan.
3. Proses produksi

Kesalahan dalam proses produksi atau pengolahan akan menimbulkan


efek negatif. Kesalahan produksi dapat menurunkan rendemen dan
kualitas minyak atsiri yang dihasilkan. Selain akibat proses pengolahan
yang tidak tepat, penurunan kualitas juga daoat disebabkan oleh
peralatan yang digunakan. Contohnya bunga melati yang

Anda mungkin juga menyukai