Anda di halaman 1dari 16

.

Pengertian Istifham
Secara Etimologi /al- istifhmu/ berasal dari bahasa arab yaitu
kata /fahima/ yang artinya ia telah paham, ia telah tahu yang mendapat
tambahan huruf /alif/, /sin/, dan / ta/ menjadi / istifhmun/ , yang
memiliki arti minta untuk diberitahukan. (Ali dan Muhdlor, 2003:1409)
Adapun defenisi /al- istifhmu/ menurut Al-Jarim dan Amin dalam
Nurkholis dkk (2005:273) ialah mencari pengetahuan tentang
sesuatu yang
sebelumnya tidak diketahui.
Menurut pendapat Al-Hasyimi (1960:85)


Al- istifhmu huwa alabu al- ilmi bisyaiin lam yakun ma lman min qablu
Istifham adalah mengharapkan untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui
sebelumnya. menurut Dayyab dkk (2004 : 430)


Al- istifhmu huwa alabu al- ilmi bisyaiin/Istifham adalah mengharapkan
untuk mengetahui sesuatu.
Dari defenisi-defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan Istifham adalah suatu ucapan yang dipergunakan untuk
menanyakan sesuatu agar si penanya mengetahuinya.
Adawat istifham itu terdiri dari sebelas kata yaitu /al-hamzatu/
apakah, /hal/ apakah, /m/ apa, /man/ siapakah, /mat/
kapankah, /kaifa/ bagaimanakah, /aina/ dimanakah, /ayyna/
kapankah, /ann/ bagaimanakah, darimanakah, /kam/berapakah, dan
/ ayyun/ manakah, apakah. Sedangkan klasifikasi adawat istifham itu terbagi
dua, yaitu huruf istifham dan isim istifham. (Hasyimi, 1960:85) Dan /ann/
termasuk salah satu dari isim istifham. Isim istifham menurut Al-Gulayayni
(2007:91)


Ismu al-istifhmu huwa ismun mubhamun yusta lamu bihi an syayin Isim
istifham adalah kata yang samar maksudnya dipakai untuk mengetahui atau
mencari kejelasan tentang sesuatu.
Istifham berfungsi sebagai kata tanya, baik menanyakan tentang sesuatu
yang berakal, atau tidak, yang lalu maupun akan datang. Istifham itu ada yang
khusus dipergunakan untuk menanyakan tempat, waktu, keadaan, bilangan, hal
yang meragukan dan yang pasti. (Nurkholis dkk, 2005:276)
Terkadang kata-kata tanya itu keluar dari makna aslinya kepada makna
lain yang dapat diketahui melalui susunan kalimat, jadi fungsi istifham disini
bukan sebagai kata tanya lagi, hal ini terjadi karena /siyqu alkalmi/
rasa bahasa pada kalimat yang dimasuki adawat istifham. (Al-jarim dan
Amin, 1999:218) Oleh karena itu, kalimatnya tidak memungkinkan untuk
diartikan sebagai kalimat tanya. Diantaranya yaitu menunjukkan makna /annafyu/
meniadakan, /al- inkru/ ingkar, /at-taqrru/
penegasan, /at-taubkhu/ celaan, /at-tamu/
mengagungkan/membesar-besarkan, /at-taqru/menghinakan, dan lain
sebagainya. (Dayyab dkk, 2004 : 437-439)
Salah satu contoh isim istifham /ann/ yang keluar dari makna aslinya:
Waj a yauma iin bi jahannama yauma iin yataakkaru al- insnu wa ann
lahu a-ikr/ Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari itu
ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. (Qs.
89:23)
Istifham pada ayat di atas mempergunakan isim istifham /ann/. Makna
ayat di atas adalah /an-nafyu/meniadakan, menginkari, menyangkal
artinya, penyesalan pada saat itu tidak ada gunanya lagi. (Al-Mahalli dan As-Suyuthi, (Jilid IV)
005:2721)

B.

Adat Istifham Dan Maknanya Yang Hakiki

( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )( )( )( )().
Adapun yg dikatakan istifham (dlm ilmu maani) adalah, menuntut pengetahuan tentang
sesuatu Adat istifham (alat kata Tanya) berupa
1. Hamzah
2. Hal
3. Maa
4. Man
5. Mataa
6. Ayyaana
7. Kaifa
8. Aina
9. Annaa
10. Kam dan
11. Ayyu.
Adapaun adat istifham beserta maknanya yang hakiki diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Hamzah ()

.
a) Tassawur (penggambaran/konsepsi)
yaitu gambaran tentang mufrad atau jawaban yang bersifat mufrad . Dalam hal ini hamzah
langsung didiringi dengan hal yang ditanyakan dan umumnya hal yang ditanyakan ini
mempunyai bandingan yang disebutkan setelah lafadz AM.

( ) (: :
( ): .
Tashowwur (penggambaran) adalah : hal mengetahui mufrad (salah-satu dari dua bagian
penisbatan (musnad ataupun musnad ilaih)).

Contohnya:
(
Dalam contoh tersebut diyakini bahwa kepergian itu dilakukan oleh salah seorang dari
mereka berdua. Namun diharapkan ketentuan dari salah satunya. Oleh karena itu, harus
dikhusukan jawabannya. Lalu dikatakan Ali misalnya .
b) Tashdiq (pembenaran nisbat/konfirmasi)

( ) .(( ) : :
( ).
Tashdiq (pembenaran) adalah : hal mengetahui nisbat. contoh: A SAAFARO ALIY?
Apakah ALI PERGI? (menanyakan nisbat/hukum perginya Ali). Menuntut pengetahuan
tentang terjadinya pergi atau tidak, oleh karena itu dijawab NAAM=iya atau LAA= tidak

( ) .
Suatu yang dipertanyakan (dg adat istifham hamzah) dalam hal tashowwur yaitu lafazh
yang mengiringi hamzah, kemudian ada lafazh Muadil (pertimbangan) yang disebut setelah
(AM=ataukah) dan dinamakan AM MUTTASHILAH.

) (: (
Contoh dalam istifham tentang musnad ilaih:

(
apakah KAMU yg mengerjakan ini ataukah YUSUF?

) (: (
Contoh istifham tentang musnad:


apakah KAMU MEMBENCI perkara itu, ataukah KAMU MENYUKAI-nya?

) (: (
Contoh istifham tentang maful:


Apakah KEPADAKU kamu bermaksud, ataukah KEPADA KHOLID?

( ) (:
Contoh istifham tentang haal

)) (
apakah BERKENDARAAN kamu datang, ataukah JALAN KAKI?


) : (
Contoh istifham untuk zhorof (waktu/tempat)
A YAUMUL-KHOMIISI QADIMTA AM YAUMAL-JUMATI? = apakah HARI KAMIS kamu
datang, ataukah HARI JUMAT? Demikian juga untuk taalluq2 istifham yg lain. (misal jarmajrur, maful mutlaq, liajlih dan sebaginya disebut dalam kitab yg lebih detil).

.( ) (( ) (( ) (( ) (:
(
()
Terkadang tidak menyebut Muadil (tapi tetap disebut IDROK TASHOWUR bukan
IDROK TASHDIQ dengan mengira-ngira ada muadil sebagaimana contoh tersebut diatas).
Contoh :
A ANTA FAALTA HADZA? = apakah KAMU yg mengerjakan ini?
A ROOGHIBUN ANTA ANIL-AMRI? = apakah kamu MEMBENCI perkara itu?
A IYYAAYA TAQSHIDU? = apakah KEPADAKU maksudmu?
A ROOKIBAN ANTA? = apakah BERKENDARA kamu datang?
A YAUMAL-KHOMIISI QODIMTA? = apakah DI HARI KAMIS kamu datang?

( ) .
( ).
Hal yg ditanyakan di dalam tashdiq yaitu nisbat, dan tidak ada Muaadil. Apabila terdapat
(am) setelahnya, maka diakdir sebagai AM MUNQOTI (Am Munfashilah) dan mempunyai arit
BAL = Bahkan
2. Hal (((

( ( ) ) : (( ) : ( )
) (: (
Berfungsi untuk menuntut TASHDIQ saja.
Contoh:
HAL JAA-A SHODIIQUKA? = apakah temanmu telah datang? dan sebagai jawabannya adalah :
NAAM atau LAA.
Oleh karenanya dilarang menyebut Muaadil, maka jangan mengatakan :
HAL JAA-A AHODIIQUKA AM ADUWWUKA?

.( ) (: ( )
) :
( (
HAL dinamakan Basithah jika dipakai untuk mempertanyakan adanya sesuatu dalam
zatnya. Contoh HAL AL-UNQO-U MAUJUUDUN? = apakah BURUNG UNQA itu ada?
(burung mitos berkepala dan bersayap seperti garuda dan berbadan spt singa). Dan dinamakan
Murokkab jika dipakai untuk mempertanyakan adanya sesuatu didalam sesuatu. Contoh. HA
TABYADHDHU AL-UNQO WA TUFRIKHU? = apakah BURUNG UNQA itu BERTELUR
DAN MENETAS? (disebut murokkab sbb mempertanyakan keberadaan burung unqa tentang
bertelur dan menetas).
Hal hanya digunakan untuk menghendaki tashdiq saja artinya untuk mengetahui terjadi atau
tidaknya nisbat atau tidak boleh menyebut bandingan perkara yang ditanyakan dengan hal .
Contoh: ( apakah raja telah datang?)
Untuk menjawab istifham tersebut adalah dengan perkataan YA atau TIDAK (
). Istifham itu ada 2 macam yaitu: Bashitah, bila untuk menanyakan wujud atau tidaknya
sesuatu.
Contohnya: ( apakah manusia sempurna itu ada?)
Murakkabah, bila untuk menanyakan keberadaaan sesuatu pada sesuatu.
Contohnya: ( apakah tumbuh-tumbuhan itu memiliki kepekaan?)
Sedangkan Istifham hal itu tidak boleh masuk pada :
a.

lafadz yang didahului naf, jadi tidak boleh diucapkan.

( Apakah ali tidak faham?)


b. Fiil mudhari yang menunjukkan zaman yang sedang berjalan, jadi tidak boleh diucapkan.
( Apakah engkau meremehkan ali, padahal dia pemberani? )
c. Lafadz inna, jadi tidak boleh diucapkan.
( Apakah raja itu benar-benar pergi?)
d. Perabot syarat, jadi tidak boleh diucapkan.
( Apakah bila aku mengunjungimu, maka engkau memuliakan aku?)
e. Huruf athaf, jadi tidak boleh diucapkan:
( Apakah kemudian ia didahulukan, atau apakah selanjutnya ia
didahulukan?)
f. Isim yang sesudahnya terdapat fiil, jadi tidak boleh diucapkan:
( Apakah pada manusia dari kita yang hanya seorang kita mengikutinya?)
3. Man ()
yaitu Untuk menanyakan makhluk yang berakal .

( ) (: ( )
Menuntut menentukan suatu yang berakal, contoh: MAN FATAHA MISHRO? Siapa yg
menaklukkan Mesir? (jawab: Amr bin Ash)
Contohnya: siapa ini ?

4. Maa ( ) yaitu untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal.


Contohnya: Berlebihan itu?

( ) (: ( : ( )
( ) (:
Digunakan untuk mempertanyakan keterangan/penjelasan suatu nama. Contoh:
MAA ALASJAD AW LAJAIN? = apa itu asjad? atau lajain? (asjad=emas, lajain=perak). Atau
mempertanyakan hakikat sesuatu yg diberi nama. Contoh: MAA AL-INSAN? Apa itu manusia?
Atau mempertanyakan hal-ihwal lafal yg disebut bersama MAA. Contoh kamu berkata pada
orang yg datang padamu: MAA ANTA? = siapa kamu? (jawab: Tamu, atau Utusan Raja).
5. Mata ( )yaitu untuk menanyakan keterangan waktu, baik yang lalu maupun yang akan
datang. Contohnya:
( Kapankah para musafir itu kembali?)

(( ) ( ) (: ( )
Menuntut menentukan zaman baik madhi (telah lewat) atau istiqbal (akan datang). Contoh:
MATAA JITA? Kapan kamu datang? MATAA TADZHABU? Kapan kamu akan pergi?
6. Ayyaana ( )yaitu untuk menanyakan keterangan waktu yang akan dating secara khusus,
tetapi merupakan masa yang mengejutkan dan dikategorikan bersejarah, bukan masa yang
lain. Contohnya:
( Ia bertanya, kapankah hari kiamat itu terjadi?)

} : ( )
{(
Menuntut menentukan zaman istiqbal secara khusus, dan digunakan suatu yg luar biasa.
Contoh Firman Allah: YASALU AYYAANA YAUMUL QIYAAMATI? = ia bertanya bilakah
hari kiamat?
7. Kaifa ( )yaitu untuk menanyakan keterangan keadaan .

( ) : ( )
Menuntut menentukan hal keadaan. Contoh: KAIFA ANTA? Bagaimana keadaan kamu?
Contohnya:
( Maka bagaimanakah halnya orang kafir nanti, apabila kami
mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat.
8. Aina ( ) yaitu Untuk menayakan keterangan tempat.
Contohnya; ( dimanakah dokter itu?)

) (: ( ()
Menuntut menentukan tempat. Contoh: AINA TADZHABU? = kemana kamu pergi?
9. Anna ( )mempunyai 3 makna, bagaimana, darimana, dan kapan.
Contohnya:
,
(Hai maryam, bagaimankah kamu memperoleh makanan ini?)

( Kunjungilah saya, kapan saja anda menginginkan? )

( Bagaimana Allah menghidupkan ini setelah mati?)

} : (( ))
} : ( {( )
) (: (({( )
1. Sama dengan mana KAIFA. Contoh : ANNAA YUHYII HADZIHI ALLAAHU BADA
MAUTIHAA? Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?
2. sama dengan mana MIN AINA. Contoh: YAA MARYAMU ANNAA LAKI HADZAA? Hai
Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini? 3. Sama dengan mana MATAA. Contoh:
ZID ANNAA SYITA? Tambahkan kapankah kamu suka?.
10. Kam ( )untuk menanyakan keterangan jumlah.
Contoh: ( sudah berapa lamakah kamu berada disini?)

} {(: ( )
Menuntut untuk menentukan jumlah/hitungan yg samar. Contoh:
KAM LABITSTUM? Berapa lama kalian tinggal?
11. Ayyun ( ) untuk menanyakan dan menghendaki perbedaan antara salah satu dua hal yang
berserikat dalam satu urusan yang meliputinya.
Contohnya: ( Manakah diantara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang
lebih baik tempat tinggalnya?) Istifham ayyun juga untuk menanyakan tentang masa, tempat,
keadaan,bilangan, jumlah, makhluk berakal, makhluk yang tidak berakal sesuai dengan lafadz
yang disandarinya .

} {(: ( )
.
Menuntut untuk membedakan satu dari dua kemungkinan didalam perkara yg mengumumi
pada keduanya. Contoh: AYYU-LFARIIQOINI KHOIRUN MAQOOMAN? Manakah di antara
kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya?

C.

Adat Istifham dan maknanya yang ghairu hakiki

1. MAKNA-MAKNA BENTUK ISTIFHAM


Terkadang lafadz-lafadz istifham itu keluar dari maknanya yang asli. Jadi, terkadang kala
untuk menanyakan tentang sesuatu tetapi telah diketahui, namun karena tujuan-tujuan yang bisa
dimengerti dari susunan kalimat dan segi penunjukkan maknanya, diantaranya:
1. Amar (Perintah )

: .
FA HAL ANTUM MUNTAHUUNA, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan
itu). A ASLAMTUM Masuk Islam-lah kamu. Bermakna INTAHUU = berhentilah. Dan
ASLIMUU = masuk islam-lah
Contoh :

()
artinya: maka berhentilah kamu ( dari mengerjakan pekerjaan itu)! ( Al maidah: 91)
2. Nahi (Larangan )
Contoh:

Artinya : janganlah kamu takut kepada mereka, karena allahlah yang berhak kamu takuti
( At taubah:13)
3. Taswiyah (untuk mempersamakan )


sama saja bagi mereka kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka
juga akan beriman. ( al baqarah: 6)
4. Nafi( Meniadakan)



tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan juga ( ar rahman: 60).
5. Ingkar





Apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah?, Apakah Allah tidak cukup untuk melindungi
hamba-hamba-Nya.
Contohnya:

( ) Apakah kamu menyeru selain Allah?


6. Tasywiiq (untuk merindukan )


sukakah kamu aku tunjukkan seuatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari
adzab yang snagat pedih? (ash shaff: 100)
7. Istinas ( Untuk menyenangkan hati)
contohnya:

( ) apakah itu yang ditangan kanan nabi musa? (Thaha: 17)


8. Taqrir ( Menetapkan)
contohnya:


bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu? (Al insyirah: I)
9. Tahwil ( mengejutkan atau mnakjubkan)

, ,.
hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apa hari kiamat itu? ( al haaqah:
1-3)
10. Istibad ( menganggap jauh)
Contoh:

.
bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan padahal telah datang kepada mereka
seorang rasul yang memberi peringatan? ( ad dukhon: 13)
11. Tadhim ( mengagungkan)

Gerangan siapa yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya
12. Tahqiir ( menghina)


Cuma segini kau bilang banyak
13. Taajub ( merasa kagum)

,
Mengapa rasul ini memakan makanan dan bejalan dipasar-pasar ( al furqan: 7)
14. Tahakum ( mengejek atau mengolok-olok)

apakah akalmu membolehkan engkau berbuat demikian?

15. Qaiid ( ancaman)


Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana tuhanmu berbuat kaum aad?
16. Istibtha
Bilakah datangnya pertolongan Allah. (Al baqarah: 214)
17. Tanbih ala khata (meningkatkan terhadap kekliruan )
maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ( al
baqarah: 61)
18. Tanbih ala bathil ( meningkatkan terhadap keburukan)


maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang tuli dapat mendengar atau dapatkah
kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta hatinya? (az zukhruf: 40)
19. Tanbih ala dalali thariq ( meningkatkan terhadap sesatnya jalan)

maka kemanakah kamu akan pergi?

( at takwiir: 26)

20.taksir (memperbanyak)
#
Hai temanku, inilah kubur-kubur kami, yang menemui tempat yang lapang, maka
dimanakah kubur-kubur yang lain sejak masa kaum Aad.
ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)

Di bawah ini dicantumkan sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam
kalimat beserta contoh jawabannya:
Kata Tanya
/
(=apakah)
/
(=apa)
/
(=siapa)
/
(=yang mana)

(=kapan)

(=dimana)

(=bagaimana)

(=berapa)
/
(=mengapa)

(=kenapa)

(=punya siapa)

Contoh Kalimat Tanya



(
(=apakah engkau sakit?)
(
(=apa yang kau tulis?)
(
(=siapa yang menulis ini?)
(
(=pena yang mana kau suka?)
(
(=kapan engkau pergi?)
(
(=dimana engkau pergi?)
(
(=bagaimana engkau pergi?)
(
(=berapa hari engkau pergi?)
(
(=mengapa kau terlambat?)
(
(=kenapa kau bertanya itu?)
(
(=kepunyaan siapa pena ini?)

Contoh Jawaban

(=tidak, saya sehat)

(=aku menulis surat)

(=Ahmad yang menulis ini)

(=aku suka pena yang hitam)

(=aku pergi besok)

(=aku pergi ke kampung)

(=aku pergi dengan bus)


(=aku pergi selama tiga hari)

(=jalanan macet)

(=sungguh aku tidak paham)

(=ini pena Ahmad)

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Istilah adalah bentuk kalimat yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi yang jelas
tentang sesuatu masalah, yang belum diketahui sebelumnya.
Adawat istifham itu terdiri dari sebelas kata yaitu /al-hamzatu/
apakah, /hal/ apakah, /m/ apa, /man/ siapakah, /mat/
kapankah, /kaifa/ bagaimanakah, /aina/ dimanakah, /ayyna/
kapankah, /ann/ bagaimanakah, darimanakah, /kam/berapakah, dan
/ ayyun/ manakah, apakah. Sedangkan klasifikasi adawat istifham itu terbagi
dua, yaitu huruf istifham dan isim istifham. (Hasyimi, 1960:85) Dan /ann/
termasuk salah satu dari isim istifham. Isim istifham menurut Al-Gulayayni
(2007:91)


/Ismu al-istifhmu huwa ismun mubhamun yusta lamu bihi an syayin/ Isim
istifham adalah kata yang samar maksudnya dipakai untuk mengetahui atau
mencari kejelasan tentang sesuatu.
Istifham berfungsi sebagai kata tanya, baik menanyakan tentang sesuatu
yang berakal, atau tidak, yang lalu maupun akan datang. Istifham itu ada yang
khusus dipergunakan untuk menanyakan tempat, waktu, keadaan, bilangan, hal
yang meragukan dan yang pasti.
Terkadang kata-kata tanya itu keluar dari makna aslinya kepada makna
lain yang dapat diketahui melalui susunan kalimat, jadi fungsi istifham disini
bukan sebagai kata tanya lagi, hal ini terjadi karena /siyqu alkalmi/
rasa bahasa pada kalimat yang dimasuki adawat istifham. (Al-jarim dan
Amin, 1999:218) Oleh karena itu, kalimatnya tidak memungkinkan untuk
diartikan sebagai kalimat tanya. Diantaranya yaitu menunjukkan makna /annafyu/
meniadakan, /al- inkru/ ingkar, /at-taqrru/
penegasan, /at-taubkhu/ celaan, /at-tamu/
mengagungkan/membesar-besarkan, /at-taqru/menghinakan, dan lain

sebagainya
Akhirnya, semoga kita senantiasa termasuk orang-orang yang senantiasa berada di jalan
Allah, sehingga kita mendapat keridhaannya. Amiin.
3.2. SARAN
Setelah melakukan penyusunan makalah yang bertema Istifham serta adatnya , maka kami
mencoba mengemukakan beberapa saran, yaitu :

Dapat memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab

Semoga pembaca dapat mempelajari makalah yang telah dibuat dan mengerti isi serta ruang
lingkupnya sehingga dapat mengambil pelajaran

dapat mengkaji dengan baik dan dapat melengkapi kekurangan makalah yang ini

DAFTAR PUSTAKA
Said Fuad. Pengantar Sastra Arab. Pustaka Babussalam Medan, 1984.
Syekh syamsuddin muhaammad arraini, mutammimah ajjuurumiah, Surabaya, al-hidayah.
1423h
Abdul khahar jurjani, matan al jurmiyah, Surabaya, al-hidayah.
Ibn Manzur, Lisan al-arab, Bairut: Dar ihya al-Turas al-Arabi, 1999.
Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Quran, Kairo: Dar al-Turasy, 1984.
Jalal al-Din al-Suyuti, al-Itqan fi Ulum al-QuranIBeirut: Dar al- Fikr, t.th

Anda mungkin juga menyukai