Anda di halaman 1dari 5

Essay Kepemimpinan

Pemimpin Muda Ideal Penggerak Generasi Bangsa

Pemimpin dan kepemimpinan adalah kata kata yang sudah lazim didengar oleh kita
semua, terutama di era reformasi ini, dimana media massa dan pers sering menyinggung
tentang pemimpin ideal di masa ini. Reformasi memang mampu menurunkan mantan
presiden Alm. Soeharto dari jabatannya, dan membuat Demokrasi bisa bernafas bebas,
namun pertanyaanya adalah siapa yang mampu memimpin kita setelah reformasi
berlangsung. Pertanyaan ini diperkuat lagi dengan berbagai kasus korupsi dan lainnya yang
dilakukan oleh pemimpin pemimpin sekarang, sehingga pemerintah mengalami krisis
kepercayaan yang begitu nyata dari rakyatnya. Sedangkan generasi penerus bangsa yang
sekiranya diharapkan menjadi pemimpin di kemudian hari juga terlihat lesu dan ragu ragu
untuk tampil, ditambah pencitraan negatif yang mendominasi reputasi mereka akhir akhir
ini. Masalah ini, harus diperhatikan segenap elemen dari bangsa ini, sehingga diharapkan
regenerasi pemimpin dan kepemimpinan kedepannya tetap berjalan dengan baik.
Aktivitas kepemimpinan sebenarnya telah dilakukan oleh kita semua, lintas generasi
dan gender. Mulai dari masa kanak - kanak, seorang anak kecil yang memimpin teman
temannya bermain di tingkat TK, kemudian ada sebagai ketua kelas dalam keseharian anak
anak SD, dilanjutkan dengan mulai adanya ketua OSIS di tingkat SMP, kemudian semakin
ke atas tanggung jawab dan tingkat kepemimpinannya semakin kompleks serta luas.
Begitu juga dengan pengajaran materi pemimpin dan kepemimpinan, diberikan oleh
banyak mata pelajaran yang di dapat oleh generasi muda dalam pendidikan jalur formal,
diantaranya pendidikan agama, sejarah, PPKn, dan ilmu sosial.
Dalam ilmu agama, semua agama di Indonesia mengajarkan umatnya untuk menjadi
pemimpin yang baik. Di dalam Islam, seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat
diantaranya :

Siddiq, artinya jujur, benar, ber integritas tinggi, dan terjaga dari kesalahan
Fathonah artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan profesional
Amanah, artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan dapat dipercaya.
Tabligh, artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran,
menyembunyikan

apa

fisipuh.blogspot.com)

yang

disampaikan

dan

komunikatif.

tidak

pernah

(www.kepemimpinan-

Contoh

pemimpin

islam

yang

mengaplikasikan

sifat

sifat

ini

ke

dalam

kesehariannya adalah Salahuddin Al Ayubi (Saladin), dan tidak berlebihan juga kita
menyebut Ir. Soekarno sebagai salah satu pemimpin terbaik yang pernah ada.
Di dalam agama Hindu, dalam menjalankan tugasnya seorang pemimpin hendaknya
selalu berpedoman pada beberapa ajaran di bawah ini :
1. Panca Dasa Pramiteng Prabu, yaitu 15 ajaran yang dilakukan dalam keseharian Mahapatih
Gadjah Mada ketika memimpin kerajaan Majapahit, hingga Majapahit mampu menjadi
kerajaan terbesar di Asia Tenggara.
2. Catur Kotamaning Nrepati, yang artinya 4 sifat dasar seorang pemimpin.
3. Asta Brata, yaitu ajaran kepemimpinan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Wibisana,
ketika Wibisana hendak menjadi raja di Alengka Pura.

Di dalam agama Kristen, Alkitab menyebutkan seorang pemimpin harus mempunyai


sifat dasar : Bertanggung Jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap, Memberi
Teladan, dapat membangkitkan

semangat, jujur, setia, murah hati, rendah hati, efisien,

memperhatikan, mampu berkomunikasi, dan dapat mempersatukan semua perbedaan yang


ada. (www.kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com)
Dan

yang

terakhir,

menurut

agama

Budha,

seorang

pemimpin

hendaknya

berpedoman pada Dasa Raja Dhamma, yang terdiri dari :

Dhana ( suka menolong, tidak kikir dan ramah)


Sila ( bermoralitas tinggi)
Paricaga ( rela berkorban demi rakyat)
Maddava ( ramah tamah dan sopan santun)
Tapa ( sederhana)
Akodha ( bebas dari kebencian dan permusuhan)
Avihimsa ( tanpa kekerasan)
Khanti ( sabar, rendah hati, dan pemaaf)
Avirodha ( tidak menentang dan menghalang halangi).
(www.kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com)
Dalam pendidikan sejarah, secara eksplisit kita di ajarkan bagaimana seorang
pemimpin seharusnya bertindak. Sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian dan
peradaban manusia yang telah ada, sehingga manusia sekarang mampu lebih beradab dari
sebelumnya. Kita dapat meneladani kearifan kearifan pemimpin dahulu, layaknya Gadjah
Mada yang teguh dan setia pada Sumpah Palapanya, kegigihan para pahlawan yang mampu
memimpin rakyat dalam bertempur demi kehormatan bangsa yang di injak injak oleh
penjajah, hingga Ir. Soekarno yang mampu memobilitas rakyat dengan orasi - orasi beliau,
dan pembawaannya yang kharismatik, hingga Indonesia menjadi negara yang disegani di
dunia, meskipun pada akhirnya beliau harus turun dari jabatannya karena konspirasi
G/30S/PKI dan efek dari gerakan tersebut. Tentu saja karena kita mempelajari tipe tipe

kepemimpinan zaman dahulu, diharapkan agar kita mampu untuk menganalisis kesalahan
pemimpin yang terdahulu agar tidak terulang ketika kita menjadi pemimpin pemimpin
bangsa ini.
Sedangkan dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPkn), sudah jelas
pemimpin hendaknya adalah seseorang yang mampu merealisasikan nilai nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari harinya. Pemimpin adalah orang yang percaya akan kebesaran
Tuhan, bertindak berdasarkan asas keadilan, mampu untuk mempererat kesatuan dan
persatuan

Indonesia,

bijaksana

dan

mengamalkan

musyawarah

mufakat,

serta

mengusahakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Secara teori ilmu sosial, definisi pemimpin menurut Kartini Kartono (1994. 33),
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Dr. Phil dan Astrid S. Susanto, berpendapat bahwa pemimpin adalah
orang yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak. Pemimpin
jika di alih bahasakan menjadi bahasa Inggris, adalah LEADER, dimana makna dari susunan
kata tersebut adalah :

Loyalitas, seorang pemimpin harus memiliki loyalitas terhadap organisasi dan para anggota

yang dipimpinnya.
Education, seorang pemimpin seyogyanya menjadi sumber pembelajaran dan inspirasi yang

baik bagi anggota anggotanya.


Advice, pemimpin diharapkan bisa memberikan nasihat dan arahan kepada para

anggotanya, juga terbuka dan mau untuk menerima nasihat dan masukan dari anggotanya.
Discipline, sebagai seorang pemimpin dan teladan bagi anggotanya, sudah seharusnya

pemimpin menjunjung kedisiplin yang tinggi dalam kesehariannya.


Encourage, pemimpin mampu memberikan dorongan dan semangat kepada anggotanya

demi tercapainya tujuan bersama.


Rational, pemimpin sebagai decision maker, harus membuat keputusan yang rasional,
sehingga diharapkan keputusan itu adalah yang terbaik dan bermanfaat bagi organisasi dan
anggotanya.

Sedangkan

Kepemimpinan

adalah

kemampuan

seseorang

untuk

memberikan

pengaruh kepada perubahan prilaku orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung
(Muninjaya, 1999). Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi
pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan tertentu (Slamet, 2002: 29). Kepemimpinan adalah sekumpulan dari
serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan,

untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka
mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa (Ngalim Purwanto,
1991:26). Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat
kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam
rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,
serta tidak pernah merasa terpaksa.
Dari pendapat pendapat ahli di atas, inti penekananya pada pemimpin dan
kepemimpinan dimana pemimpin adalah seseorang yang berpengaruh terhadap orang lain
di sekitarnya, pengaruh itu khususnya untuk mengajak orang lain bekerja sama demi
terwujudnya tujuan bersama. Sedangkan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk memimpin dan memberikan pengaruh kepada anggota anggota kelompok lainya,
demi terwujudnya tujuan bersama.

Dari semua rangkaian materi yang kita dapatkan dalam pendidikan formal, sekiranya
semua itu sudah sangat lebih dari cukup untuk memenuhi aspek teoritis untuk mejadi
seorang pemimpin bangsa. Tinggal penataan pada aspek praktek yang perlu dibenahi.
Kewibawaan pemerintah yang merosot di mata rakyat, memerlukan tindakan tegas dan
nyata dari pemerintah untuk segera mengubah bahkan menghapus pencitraan tersebut.
Pemerintah harus berani menindak segala pelanggaran yang dilakukan oleh oknum oknum
yang tidak bertanggung jawab, utamanya yang menjadi sorotan terbesar adalah kasus
korupsi. Pemberantasan korupsi yang identik dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
harus didukung sepenuhnya oleh pemerintah juga rakyat Indonesia. Selain untuk
menghukum para tersangka, di harapkan ketegasan ini mampu membuat efek jera, dan
sebagai tindakan preventif agar kasus korupsi bisa terus ditekan. Ketegasan pidato Presiden
tentang kasus korupsi simulator SIM yang banyak mendapat simpati dari rakyat, hingga
munculnya tokoh tokoh seperti Dahlan Iskan yang memimpin kementrian BUMN, dan yang
terakhir adalah Jokowi yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, diharapkan mampu
menjadi momentum perbaikan citra pemimpin dan pemerintah di mata rakyat. Memang
tidak mudah dan tidak secepat mengerdipkan mata perubahan itu bisa terjadi, tetapi
setidaknya rakyat bisa mengingat bahwa pemerintahan sekarang adalah pioneer dan
perintis perubahan menuju arah yang positif. Dan apabila pemerintah mampu untuk
memulai perubahan, maka generasi muda seyogyanya akan gayung bersambut untuk
meneruskan apa yang telah di mulai oleh generasi sebelumnya.

Generasi muda, sebagai penerus tonggak kepemimpinan bangsa ini, sebagai kaum
intelektual dan agent of change harus segera sadar dan bangkit mengenai permasalahan
yang ada di negeri ini. Sebagai penerus tonggak kepemimpinan bangsa harus kita mulai
dengan memimpin diri kita sendiri. Kita harus mampu memimpin diri untuk berdisiplin
terhadap tugas dan kewajiban kewajiban kita. Kita juga mampu mempengaruhi diri untuk
tetap menjaga moral, kejujuran, aspek sosial serta yang terpenting tetap berpedoman pada
Pancasila. Setelah kita mampu memimpin diri sendiri, kemudian kita siap untuk memimpin
orang lain dan organisasi yang ada dilingkungan sehari hari.
Dalam sudut sebagai kaum intelektual, tentu saja kita harus terus belajar dan
berprestasi,

kemenangan

dalam

berbagai

kejuaraan

dan

olimpiade

hingga

tingkat

Internasional harus terus ditingkatkan. Begitu juga dengan inovasi, dan inspirasi serta ide
ide kreatif harus tetap di galakkan, dan tindakan tindakan anarkisme yang merebak
belakangan ini, harus di hentikan, kaum intelektual adalah orang orang yang
mengutamakan kegunaan otak dalam menyelesaikan masalah, bukan dengan otot dan
kekerasan yang sama sekali tidak mencerminkan identitas prilaku sebagai kaum terpelajar.
Mampu memimpin diri sendiri yang berlandaskan pada Pancasila, kemudian
memimpin

organisasi

sekitar

kita,

serta

memiliki

wawasan

dan

prestasi

yang

membanggakan, akan menjadi jaminan terbesar bagi masyarakat untuk percaya kepada
kita sebagai agent of change. Rakyat akan menaruh harapan besar kepada kita untuk
mampu melanjutkan tonggak kepemimpinan, dan memimpin bangsa ini menuju cita cita
perjuangan dan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Jadi, persiapkanlah dirimu sebaik mungkin untuk menjadi pemimpin ideal bangsa ini.
Tidak peduli siapa engkau, dan darimana engkau berasal. Karena ketika kita berpedoman
pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, semua orang di bumi Nusantara akan memiliki
hak dan kewajiban yang sama tanpa memandang agama dan suku. Namun, bila suatu saat
engkau terjatuh, segeralah bangkit kembali. Karena orang yang bisa berlari adalah orang
yang pernah merangkak. Bahkan kupu kupu pun pernah jatuh dan melata ketika menjadi
ulat, sebelum akhirnya ia mampu terbang tinggi. Bersemangatlah wahai generasi muda
bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai