Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Audit laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan industi klien
serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan
manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya
laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi,
serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP.
Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang berlaku
umum (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam
menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk
pendapat atau opini atas laporan keuangan.
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, kami akan memaparkan mengenai:
a.
b.
c.
d.

Azas-azas yang mendasari audit laporan keuangan


Pihak- pihak yang berhubungan dengan auditor indpenden
Standar auditing
Laporan auditor dan tanggung jawabnya

BAB II
PEMBAHASAN
A. AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam
ekonomi pasar bebas. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk
mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan tindakan melanggar
hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila terdapat ketidakpastian
tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari audit
laporan keuangan dengan membagi kedalam lima bagian yaitu:
1. Hubungan antara Akuntansi dan Auditing
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan
transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah di identifikasi, maka
bukti dan transaksi ini diukur, dicatat dikelompokkan serta di buat ikhtisar
dalam catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi
laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang
relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan.
Dengan demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif.
Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis
dan industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berkaitan dengan laporan keuangan manajemen, sehingga memungkinkan
auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan tersebut
telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas
secara wajar sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk
mematuhi standar auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan
yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat
atau opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit laporan keuangan

bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah


keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses pelaporan keuangan
dapat dilihat dalam Gambar 2-1.

Gambar 2-1 Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing


Pelaporan Keuangan
Akuntansi

Auditing

Berpedoman pada GAAP

Berpedoman pada GAAS

Tanggung Jawab Manajemen

Tanggung JawabAuditor

Menganilisis bukti dan transaksi

Memahami bisnis dan industri


klien

Mengukur dan mencatat data


transaksi

Memperoleh dan mengevaluasi


bukti yang beraitan dengan
keuangan

Mengelompokkan dan
mengikhtisarkan data yang
dicatat

Membuktikan laporan disajikan


secara wajar sesuai dengan
GAAP

Mengevaluasi kewajiban

Menyatakan pendapat dalam


laporan audit

Menyusun laporan keuangan


sesuai dengan GAAP

Mengirimkan laporan audit


kepada klien

Mengirimkan laporan keuangan


dan laporan auditor kepada para
pemegang saham setiap tahun

Mengirimkan rekomendasi yang


memiliki nilai tambah kepada
manajemen dan dewan direksi

Model pelaporan keuangan dewasa ini berfokus pada pengukuran dan


pelaporan transaksi dalam laporan keuangan. Proses ini meliputi
pertimbangan profesional penting yang digunakan dalam mengevaluasi
kewajaran estimasi akuntansi. Sebagai contoh, model pelaporan keuangan
dewasa ini mengharapkan manajemen membuat estimasi ata piutang usaha
yang mungkin tidak dapat tertagih di masa depan atau mungkin entitas
berencana di masa depan akan menjual persediaan yang ada pada saat ini
pada tingkat harga yang cukup untuk menutup biaya persediaan tersebut.
Dewasa ini, tantangan yang paling besar dalam audit berasal dari elemenelemen bersifat prospektif yang melekat dalam model pelaporan
keuangan.
Perubahan sedang terjadi. Pada tahun 1996, Komite Khusus Pelaporan
Keuangan (Komite Jenkins) yang dibentuk oleh AICPA mengusulkan
model pelaporan bisnis yang lebih komprehensif yang terdiri dari analisis
data historis, informasi ke masa depan, serta meningkatkan informasi latar
belakang perusahaan. Dewasa ini FASB sedang melaksanakan Proyek
Penelitian Pelaporan Bisnis. Tujuan proyek iniadalah (1) mengembangkan
rekomendasi pengungkapan jenis informasi bisnis tertentu dari semua atau
sebagian industri terpilih secara sukarela dan luas, sehingga para
pengguna laporan bisnis dapat terbantu dalam membuat keputusan
investasi mereka, dan (2) mempelajari sitem yang ada tentang pengiriman
pelaporan bisnis secara elektronik.
Auditor saat ini melakukan pemeriksaan pada bisnis secara keseluruhan.
Pemahaman auditor tentang keseluruhan bisnis tersebut menjadi konteks
bagi banyaknya pengujian audit, serta memposisikan auditor untuk
memberikan sejumlah jasa dan rekomendasi yang bernilai tambah.
2. Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan
Keuangan
Audit di lakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat
di teliti untuk pembuktian. Data dikatakan dapat di teliti untuk pembuktian

(verifiable) apabila dua atau lebih orang yang memiliki kualifikasi dapat
membrikan kesimpulan yang serupa dari data yang di periksa.
Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian (verifiability) terutama
berkaitan dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang
sedang di pertimbangkan.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang di sebut
pertimbangan profesional. Oleh karena itu, auditor hanya mencari dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran (fairness)
laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor memperoleh
bukti-bukti untuk meyakinkan validitas (validity) dan ketepatan perlakuan
akuntansi atas transaksi dan saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti
otentik, mantap atau memiliki dasar yang kokoh, sedangkan ketepatan
(propriety) berarti sesuai dengan aturan-aturan akuntansi yang di tetapkan
secara kebiasaan yang ada.
Laporan keuangan memuat banyak asersi spesifik tentang akun-akun
tertentu. Sebagai contoh asersi manajemen tentang persediaan akan
menyatakan bahwa persediaan memang benar-benar ada dan telah dinilai
dengan benar pada tingkat harga yang paling rendah antara harga
perolehan atau harga pasar.
3. Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan
Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan karena:
a. Pertentangan kepentingan (conflict of interest) pertentangan
kepentingan dapat terjadi di antara berbagai kelompok pengguna
laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham,
oleh karena itu para pengguna mencari keyakinan dari auditor
independen luar bahwa informasi tersebut telah (1) bebas dari bias
untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk kepentingan
berbagai kelompok pengguna (dengan perkataan lain, informasi
tidak disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah
satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya)

b. Konsekuensi (consequence) laporan keuangan yang di terbitkan


menyajikan informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus,
merupakan satu-satunya sumber informasi yang di gunakan untuk
membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta
keputusan lainnya. Maka para pengguna laporan akan melirik pada
auditor independen utuk memperoleh keyakinan bahwa laporan
keuangan yang telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk
semua pengungkapan yang memadai.
c. Kompleksitas

(complexity)

dengan

meningkatnya

tingkat

kompleksitas,maka risiko interpretasi dan risiko timbulnya


kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat . karena para
pengguna merasa semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk
mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka
mengandalkan auditor independen untuk menilai mutu informasi
yang dimuat dalam laporan keuangan
d. Keterpencilan (remotenes) tidak praktis untuk mencari akses
langsung pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan sendiri
verifikasi atas laporan keuangan, dari pada mempercayai mutu data
keuangan begitu saja, para pengguna laporan keuangan lebih
mengandalkan laporan auditor untuk memenuhi kebutuhannya.
Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya risiko
informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan
mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat di
katakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi.
4. Manfaat Ekonomi Suatu Audit
Imbalan audit tahunan yang dikeluarkan oleh perushaaan-perusahaan
besar seperti Genaral Electric, IBM, atau entitas pemerintah kota yang
besar seperti New York City, dapat mendekati atau melebihi anggota $10
juta. Jadi, jelas bahwa manfaat ekonomi yang diahrapkan harus berasal

dari audit itu sendiri untuk membenarkan biaya yang demikian besar.
Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Ases ke pasar modal. Perusahaan publik harus memenuhi statuta
(ketentuan hukum) persyaratan audit terlebih dahulu, agar dapat
mencatatkan sahamnya sebelum di perdagangkan di pasar modal .
b. Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan Perusahaan
yang telah di audit akan menurunkan risiko informasi, maka
auditor dapat menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah, dan
investor akan setuju untuk mendapatkan tingkat pengembalian
yang lebih rendah atas investasi mereka
c. Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para pegawai
mengetahui akan di adakannya audit independen, mereka akan
menjadi lebih berhati-hati dan berusaha sesedikit mungkin
melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsi akuntansi dan
menyalahgunakan aset perusahaan, selain itu dapat mengurangi
kemungkinan manajemen melakukan kecurangan dalam pelaporan
keuangan.
d. Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali auditor
independen memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian
serta mencapai efisensi operasi yang lebih tinggi dalam organisasi
klien
Pada umumnya penerbitan laporan keuangan setelah audit hanya
memberikan pengaruh atau tidak berpengaruh langsung pada harga
saham perusahaan, karena seringkali manajemen telah menyampaikan
hasil-hasil keuangan dan temuan audit melalui siaran pers kepada
wartawan keuangan sebelum laporan keuangan secara resmi
diterbitkan. Akan tetapi, pernyataan semacam itu dapat membantu
keyakinkan efisiensi pasar uang dengan cara mencegah atau
membatasi penyebaran informasi sebelum yang tidak akurat.

Para pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat dari keyakinan


bahwa informasi tersebut bebas dari salah saji yang material. Selain
dari manajemen dan dewan direksi juga memperoleh manfaat dari
hasil sampling suatu audit. Biasanya para auditor memiliki
pengetahuan yang luas tentang risiko bisnis, praktik terbaik, serta
ukuran kinerja kunci yang terkait dengan suatu industi tertentu.
Sebagai hasil pengalaman melakukan audit atas beberapa atau banyak
perusahaan. Dengan demikian para auditor independen dari kantor
akuntan dapat membagikan pengetahuan mereka kepada manajemen .
SEC memberikan perhatian tentang hubungan antara jasa audit dengan
konsultasi, setiap auditor harus menjaga keseimbangan yang tipis
antara melaksanakan audit serta membiarkan manajemen dan dewan
direksi

memetik

keuntungan

berupa

manfaat

ekonomi

dari

pengetahuan auditor tentang perusahaan


5. Keterbatasan Audit Laporan Keuangan
Keterbatasan auditor adalah bahwa auditor bekerja dalam batasan
ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi yang dimaksud adalah
a. Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit
dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel
dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara
selektif. Selain itu, auditor juga dapat memilih untuk menguji
sistem pengendalian internal dan mendapatkan keyakinan dari
sistem pengendalian internal yang berungsi dengan baik.
b. Jumlah waktu yang memadai (reasonable leght o time). biasanya
laporan auditor atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam
waktu tiga sampai lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan
waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti yang di peroleh
tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang
berdampak pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia

waktu yang demikian siingkat untuk memisahkan ketidakpastian


yang ada pada tanggal laporan keuangan.
Keterbatasan lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang di tetapkan
untuk penyusunan laporan keuangan, kerangka kerja akuntansi yang di
maksud adalah:
1. Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles)
GAAP memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna laporan
keuangan harus mempunyai pengetahuan luas tentang pilihan
akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap
laporan keuangan
2. Estimasi akuntansi (accounting estimates) estimasi adalah
bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak
seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana
hasil suatu ketidak pastian itu, suatu audit tidak dapat
menambahkan ketepatan dan kepastian pada laporan keuangan
apabila faktor-faktor tersebut tidak ada.
Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan
keuangan akan menambah kredibilitas sebuah laporan keuangan.
B. PIHAK-PIHAK

YANG

BERHUBUNGAN

DENGAN

AUDITOR

INDEPENDEN
Menurut Boyton (2003:57), terdapat 4 pihak yang berhubungan dengan
auditor independen, yaitu:
1. Manajemen
Manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif
merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya
operasi dan transaksi klien. Dalam konteks auditing manajemen menunjuk
pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan personel kunci sebagai
penyelia (supervisor). Untuk mendapatkan bukti yang di perlukan di
dalam audit seringkali auditor memerlukan data rahasia tentang entitas.

Oleh kerena itu adalah mutlak untuk menjalin hubungan berdasarkan


saling mempercayai dan saling menghargai. Pendekatan tipikal yang harus
di lakukan auditor terhadap asersi manajemen, dapat di sebut sebagai
keraguan profesional, hal ini berarti auditor tidak boleh tidak
mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja
menerimanya

tanpa

memperhatikan

kebenarannya,

auditor

harus

senantiasa menyadari perlunya mengevaluasi secara objektif kondisikondisi yang sedang diamati serta bukti yang di peroleh selama audit.
2. Dewan Direksi dan Komite Audit
Dewan direksi (board of directors) suatu perusahaan bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa perusahaan dioperasikan dengan cara terbaik
untuk kepentingan para pemegang saham. Hubungan auditor dengan para
direktur sebagian besar tergantung pada komposisi dewan itu sendiri, bila
dewan terutama terdiri dari para pejabat perusahaan, maka hubungan
auditor, dewan dan manajemen pada dasarnya adalah satu dan sama,
namun apabila dewan terdiri dari sejumlah anggota yang berasal dari luar
perusahaan, mungkin terdapat hubungan yang sedikit berbeda, anggotaanggota dewan yang berasal dari luar bukanlah para pejabat atau pegawai
perusahaan, dalam hal ini, komite audit yang di tunjuk terutama terdiri
dari anggota yang berasal dari luar dewan , dapat bertindak sebagai
penghubung antara auditor dan manajemen. Terdapat kecenderungan
meningkatnya penggunaan komite audit sebagai alat untuk memperkuat
independen auditor. Fungsi suatu komite audit yang secara langsung
mempengaruhi auditor independen adalah:
a. mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit tahunan
b. mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
c. mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan
masalah-masalah besar yang di jumpai selama pelaksanaan audit
d. me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada
saat penyelesaian penugasan

10

Akhirnya, karena dewan direksi juga berkepentingan dengan keahlian dan


pengetahuan auditor tentang faktor risiko bisnis dan daya saing perusahaan,
komite audit akan memainkan peran penting dalam memperkuat
kemampuan auditor untuk menerapkan keraguan profesional secara tepat
dalam perikatan.
3. Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat
dengan auditor internal yang ada pada perusahaan kliennya. Manajemen
dapat meminta auditor independen untuk me-review kegiatan auditor
internal yang telah direncanakan untuk tahun berjalan serla melaporkan
mutu kerja mereka, auditor memiliki kepentingan kepada auditor internal
yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern klien, dan manajemen
internal juga di perbolehkan membantu auditor independen dalam
melaksanakan audit laporan keuangan. Pekerjaan auditor internal tidak
dapat di gunakan sebagai pengganti auditor independen, namun pekerjaan
auditor internal dapat menjadi pelengkap yang penting bagi auditor
independen. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal
terhadap audit, auditor independen harus (1) mempertimbangkan
kompetensi dan objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu
pekerjaan auditor internal
4. Pemegang Saham
Para pemegang saham sangat mengandalkan laporan keuangan yang telah
diaudit untuk mendapatkan kenyakinan bahwa manajemen telah
melaksanakan tugas yang dibebankan dengan penuh tanggung jawab. Oleh
karena itu, auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para
pemegang saham sebagai pengguna utama laporan auditor, auditor tidak
berhubungan langsung dengan para pemegang saham yang bukan pejabat,
pegawai kunci atau direktur perusahaan klien, namun demikian auditor
dapat di perbolehkan mengikuti rapat umum pemegang saham serta
memberikan tanggapan atas pertayaan-pertanyaan para pemegang saham.

11

C. STANDAR AUDITING
AICPA bertanggung jawab menetapkan standar audit untuk profesional
akuntan publik. Salah satu lengan dari divisi ini adalah Auditing Standards
Board (ASB) atau dewan standar auditing, yang telah ditunjuk sebagai badan
teknis senior dari AICPA untuk menerbitkan dan mengumumkan standar
audit. ASB juga bertanggung jawab menyediakan pedoman bagi para auditor
untuk mengimplementasikan pengumuman tersebut dengan cara memberikan
persetujuan atas interpretasi serta pedoman audit disusun oleh staf dari divisi
standar auditing. Seluruh anggota ASB yang berjumlah 15 orang adalah
anggota AICPA. Komite perencanaan pada ASB yang terdiri dari enam
anggota memiliki tanggung jawab untuk menetapkan agenda ASB serta
memantau kemajuan proyek ASB. Dalam memenuhi tanggung jawabnya,
komite menentukan apakah ASB telah menaggapi isu-isu auditing yang
diidentifikasi oleh profesi dan akuntan publik yang dilayani.
1. Statement on Auditing Standars (SAS) atau Pernyataan Standar
Auditing
Pengumuman ASB disebut Statement On Auditing Standads, sebelum
SAS diterbitkan sebuah konsep usulan tentang pernyataan tersebut di
edarkan secara luas kepada kantor-kantor CPA, lembaga pengatur seperti
SEC, para pendidik di bidang akuntansi dan lainnya untuk mendapatkan
komentar sebagai umpan balik, pernyataan yang di usulkan berikut
komentar yang diterima selanjutnya di bahas bersama oleh dewan dalam
suatu rapat terbuka sebelum usulan tersebut di terima. Diperlukan
persetujuan setidaknya dua per tiga anggota untuk menerbitkan suatu
SAS. SAS menjelaskan sifat dan luasnya tanggung jawab seorang auditor
serta menawarkan bimbingan bagi seorang auditor yang melaksanakan
audit. Kepatuhan kepada SAS merupakan kewajiban anggota AICPA yang
harus siap untuk memberikan alasan atas setiap penyimpangan suatu
pernyataan.

12

Ketika di terbitkan, SAS dan semua interpretasi audit yang terkait di beri
nomor kode AU. Dokumen tersebut disatukan dalam satu berkas lembar
lepas AICPA yang di sebut profesional standards, volume 1. Standar
auditing yang diakui secara luas dalam kaitan dengan profesi akuntan
publik dikenal dengan the ten generally accepted auditing standards.
2. Generally Accepted Auditing Standars (GAAS)
Standar auditing yang di akui secara luas dalam kaitannya profesi akuntan
publik dikenal dengan sebutan the ten (general accepted auditing
standards)/ sepuluh standar yang berlaku umum. Sepuluh standar ini
awalnya disetujui oleh para anggota AICPA pada akhir tahun 1940-an.
Sejak itu standar tersebut telah di berkaskan dalam statement on auditing
standar. Kadang kala standar lainnya yang tercantum dalam SAS disebut
sebagai interpretasi atau perluasan dari kesepuluh GAAS tersebut.
a. Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu
pekerjaan auditor. Terdapat tiga standar umum menurut Boyton
(2003:61):
1. Keahlian dan Pelatihan Teknik yang Memadai.
Dalam setiap profesi, terdapat suatu yang sangat berharga dalam
kompetensi teknis. Kompetensi auditor ditentukan oleh 3 faktor:
(a) pendidikan universitas formal untuk memasuki profesi; (b)
pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, dan (c)
mengikuti

pendidikan

profesi

berkelanjutan

selama

karir

profesional auditor. Pentingnya faktor pertama disoroti oleh


persyaratan AICPA yang berlaku efektif pada tahun 2000, di mana
semua anggota baru harus mengantongi pengetahuan setara dengan
150 satuan kredit semester kuliah. Persyaratan serupa telah
dilakukan di lebih 47 dewan akuntansi negara bagian sebagai
syarat untuk mendapatkan lisensi CPA. AICPA, masyarakat negara

13

bagian, serta banyak lagi dewan-dewan negara bagian mewajibkan


anggota untuk mengikuti pendidikan.
2. Independensi dalam Sikap Mental
Kompetensi saja tidak mencukupi. Auditor juga harus bebas dari
pengaruh klien dalam melaksanakan audit serta dalam melaporkan
temuan-temuannya. Standar umum yang kedua ini mengaitkan
peran auditor dalam seuatu audit dengan peran sebagai penengah
dalam perselisian dalam pemburuan atau sebagai hakim dalam
kasus hukum. Auditor juga harus memenuhi persyaratan
independensi dalam kode perilaku profesional yang ada di AICPA.
Menurut

Mulyadi

(1998:26),

keadaan

yang

sering

kali

mengganggu sikap mental independen auditor adalah:


a. Sebagai

seorang

yang

melaksanakan

audit

secara

independen,auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut


b. Sebagai

penjual

jasa

seringkali

auditor

mempunyai

kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya


c. Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat
menyebabkan lepasnya klien.
3. Penggunaan Kemahiran Profesional
Seorang auditor juga diharapkan memiliki kesungguhan dalam
melaksanakan audit serta menerbitka laporan atas temuan. Dalam
melakukan standar ini, seorang auditor yang berpengalaman harus
secara kritis melakukan review atas pekerjaan yang dikerjakan dan
pertimbangan

yang

digunakan

oleh

personil

kurang

berepengalaman yang turut mengambil bagian dalam audit.


Standar penggunaan ini mengharuskan seorang auditor berlaku
jujur dan tidak ceroboh dalam melakukan audit.
Standar Auditing yang Berlaku Umum (GAAS)

14

Standar Umum

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

Dalam semua hal berkaitan dengan perikatan, auditor harus senantiasa


menjaga sikap mental independen.

Dalam pelaksanaan aucit dan penyususnan laporan, auditor menggunakan


kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan harus direncanakan dengan mata yang kompetng dan apabila


digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh


agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,


observasi, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk mennyetakan pendapat atas laporan keuangan yang di audit.

Standar Pelaporan

Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan auditor harus menunjukan keadaan dimana prinsip akuntansi tidak


diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada
periode sebelumnya.

Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang


memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapatan mengenai


laporan keuangan secara menyeluruh, atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan.

15

b. Standar Pekerjaan Lapangan


Dinamakan standar pekerjaan lapangan karea terutama berkaitan
dengan pelaksanaan audit ditempat atau ada bisnis klien. Berikut
terdapat 3 standar pekerjaan lapangan:
1. Perencanaan dan Supervisi yang Memadai
Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit serta rencana
program audit yang akan digunakan dalam melaksanakan audit.
Supervisi yang benar merupakan hal yang penting karena
seringkali sebagian besar pelaksanaan program audit dilaksanakan
oleh asisten staf dengan pengalaman yang terbatas.
2. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang penting
dalam suatu audit. Sebagai contoh, struktur pengendalian internal
yang dirancang dengan baik dan efektif akan mampu melindungi
aset klien dan menghasilkan informasi keuangan yang andal. Oleh
karena itu, merupakan hal yang sangat mendasar bagi seorang
auditor untuk memahami struktur pengendalian intern, sehingga
dapat merencanakan suatu audit yang efektif dan efisien
3. Mendapatkan Bukti Audit Kompeten yang Cukup
Tujuan akhir standar pekerjaan lapangan adalah menyediakan
dasar yang memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan klien. Untuk memenuhi standar ini diperlukan
penggunaan pertimbangan profesional dalam menentukan jumlah
(kecukupan) dan mutu (kompetensi) bukti audit yang di perlukan
untuk mendukung pendapat auditor.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP
Standar

pelaporan

yang

pertama

mengharuskan

auditor

mengetahui bahwa GAAP merupakan kriteria yang ditetapkan


untuk digunakan dalam mengevaluasi asersi laporan keuangan

16

manajemen. Sebagaiman telah ditunjukkan sebelumnya, prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum meliputi juga pengumuman
yang berasal dari badan-badan yang berwenang seperti FASB dan
GASB.
2. Konsistensi dalam penerapan GAAP
Untuk memenuhi standar pelaporan, seorang auditor harus
mencantumkan secara eksplisit dalam laporan auditor tentang
adanya setiap kondisi dimana prinsip akuntansi tidak diterapkan
secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dalam kaitannya dengan prinsip akuntans yang diterapkan
pada

periode

sebelumnya.

Standar

ini

dirancang

untuk

meningkatkan daya banding laporan keuangan dari satu periode ke


periode yang lain. Dengan menggunakan standar ini, dan apabila
GAAP telah

diterapkan

secara

konsisten,

maka

masalah

konsistensi tidak perlu dicantumkan dalam laporan auditor.


3. Pengungkapan informatif yang memadai
Setandar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas laporan
keuangan dan bentuk-bentuk pengungkapan lainnya. Standar ini
hanya berpengaruh pada laporan auditor, bila pengungkapan
manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam banyak hal, auditor
diminta untuk mencantumkan pengungkapan yang tidak perlu
dalam laporan auditor.
4. Pernyataan pendapat
Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan pendapat
atas laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa
pendapat tidak dapat diberikan. Dalam kebanyakan audit, auditor
dimugnkinkan juga untuk menyatakan satu diantara beberapa jenis
pendapat.
3. Penerapan Standar Auditing

17

Standar audit dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh
seorang auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan
klien, bentuk organisasi, jenis organisasi, atau apakah tujuan entitas adalah
mencari laba atau nirlaba. Konsep materialitas dan risiko akan
mempengaruhi aplikasi seluruh standar, khususnya pada standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan, materialitas berkaitan dengan arti penting
relatif sesuatu hal. Risiko berkaitan juga dengan kemungkinan suatu hal
itu tidak benar
4. Hubungan Antara Standar Auditing Dengan Prosedur Auditing
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang
digunakan serta tindakan yang dilakukan oleh auditor selama audit
berlangsung. Standar auditing yang dapat di terapkan pada setiap audit
laporan keuangan, maka prosedur auditing dapat berbeda antara satu klien
dengan klien yang lainnya, karena adanya perbedaan dalam skala kegiatan
suatu entitas dengan entitas lainnya, perbedaan karakteristik, serta sifat
dan kompleksitas operasi dan sebagainya.

D. LAPORAN AUDITOR DAN TANGGUNGJAWABNYA


1. Laporan Standar
Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan ini memuat
pendapat

wajar

tanpa

pengecualian

(unqualitfied

opinion)

yang

menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam


semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan ini
hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat
berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai dengan GAAS.
Pada tahun 1988, ASB mengubah bentuk dan ini laporan standar dengen
menerbitkan SAS no 58, Reports On Audited Financial Statements (AU

18

508). Laporan baru tersebut dirancang agar dapat berkomunikasi secara


lebih baik dengan para pengguna laporan keuangan yang telah di audit
tentang pekerjaan audit yang telah dilaksanakan oleh auditor berikut sifat
dan keterbatasan audit, tujuan kedua adalah untuk membedakan dengan
jelas tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor independen
dalam audit laporan keuangan.
Menurut Boyton (2003:75), terdapat enam elemen dasar dari laporan
standar auditor yaitu:
a. Judul laporan, misalnya Laporan Audit Independen
b. alamat/ pihak yang dituju oleh auditor, misalnya Dewan Direksidan
atau Pemegang Saham
c. paragraf

pendahuluan

Paragraf

pendahuluan

(introductory

paragraph) memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini


adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung
jawab auditor.
d. paragraf ruang lingkup audit
(scope paragraph) menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini
sesuai dengan bagian keempat standar pelaporan yang mengharuskan
auditor menunjukkan dengen jelas sifat audit yang dilakukan.
Paragraf

ruang

lingkup

audit

juga

menunjukkan

beberapa

keterbatasan audit. Menurut Mulyadi (1998:14), paragraf lingkup


audit berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan
berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh organisasi profesi
akutan publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar
auditing tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit
dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan
dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
Laporan Standar Auditor
Laporan

Auditor

Elemen Dasar Laoran Standar

19

Independen

Audior

Ernst & Young LLP

Judul

Laporan Mencantumkan

kata

Kepala dewan Direksi Alamat

independen

dan Pemegang Saham,

Dewan

Intel Corporation

pemegang saham entitas.

Kami

Menunjukkan:

telah

mengaudit Paragraf

neraca konsolidasi Intel pendahuluan

direksi

jasa-jasa

yang

Corporation tanggal 25

dilaksanakan

Desember 1999 dan 26

telah mengaudit)

Desember

1998,

laporan

dan

laba-rugi

konsolidasi,

atau

(Kami

laporan keuangan yang


telah diaudit

laporan

entitas yang diaudit

ekuitas pemegang saham,

tanggal laporan keuangan

tanggung

dan

arus

kas

masing-masing

untuk
pada

manajemen atas laporan

periode tiga tahun yang


berakhir pada tanggal 25
Desember 1999. Laporan Paragraf Ruang
keuangan

jwab

manajemen
Tanggung

keuangan

perusahaan.
jawab

kami

tanggung jawab auditor


untuk

adalah Lingkup Audit

tanggung

jawab

menyatkan

pendapat
menyatakan:

audit dialksanakan sesuai

pernyataan pendapat atas

dengan

laporan keuangan tersebut

mengharuskan :

berdasrkan audit kami.

GAAS

yang

o merencanakan dan

Kami melaksanakan audit

melaksanakan

kami

audit

standar

sesuai
auditing

dengan
yang

agar

mendapatkan

berlaku umum di Amerika

keyakinan

Serikat. Standar tersebut

memadai

20

yang
bahwa

mengharuskan kami untuk

laporan keuangan

merencanakan

bebas dari salah

dan

melaksanakan audit agar


memperoleh

saji material

keyakinan

o memeriksa bukti-

yang memadadi bahwa

bukti berdasarkan

laporan keuangan bebas Paragraf

pengujian

dari salah saji material. Pendapat


Suatu

audit

o menilai

meliputi

prinsip

akuntansi

yang

pemeriksaan, atas dasar

digunakan

dan

pengujian,

bukti-bukti

estimasi signifikan

yang mendukung jumlah

yang ibuat oleh

dan pengunkapan dalam

manajemen

laporan kaungan. Audit


jugameliputi

penilaian

prinsip

akuntansi

dibuat

oleh

penyajian laporan

yang

keuangan

manajeen,

serta penilaian terhadap


penyajian

o penilaian terhadap

keuangan

keseluruhan

kenyakian auditor bahwa

aporan

audit memberikan dasar

secara

yang

keseluruhan. Kami yakin

memadai

Menyatakan:

dasar

untuk

memadai
menyatakan

pedapat.
Menurut pendapat kami
laporan
konsolidasi
sebutkan

keuangan
yang

kami
diatas

menyajikan secara wajar,


dalam semua hal yang

untuk

menyatkaan pendapats.

bahwa audit memberikan


yang

secara

pendapat auditor apakah


laporan keuangan:
o menyajikan secara
wajar,

dalam

semua hal yang


material
o posisi

keuangan

pada

tanggal

21

material, posisi keuangan

neraca

Interl Corporatioan pada


tanggal

25

o hasil usaha dan ars

Desember

kas utnuk periode

1999 dan 26 Desember

tertentu

1998 serta hasil usaha

o sesuai

dengna

konsolidasi dan arus kas

prinsip-prinsip

untuk periode 3 tahun

akuntansi

yang

berlaku

berakhir

tanggal

25

pada

Desember

1999.

Sesuai

prinsip

akuntansi

yang
umum

(GAAP)

dengan
yang

berlkau umum di Amerika Tanda


Serikat.

Tangan

Akuntan Publik
Manual atau tercetak

Ernst & Young LLP


San Jos, California

Tanggal Laporan

11 Januari 2000

Hari

terakhir

pekerjaan

lapangan

Hal ini secara jelas diungkapkan oleh Boyton (2003:75), dimana


paragraf lingkup audit harus menyatakan:
1. audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS yang mengharuskan:
a. merencanakan dan melaksanakan audit agar mendapatkan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material
b. memeriksa bukti atas dasar pengujian
c. menilai prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signikan yang dibuat oleh manajemen

22

d. penilaian

terhadap

penyajian

laporan

keuangan

secara

keseluruhan
2.

keyakinan auditor bahwa audit memberikan dasar yang memadai


untuk menyatakan pendapat

e. paragraf pendapat
menurut mulyadi (1998:18), dalam paragraf pendapat, auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
laporan keuangan auditan, dan semua hal yang material, yang
didasarkan atas kesesuaianpenyusunan laporan keuangan tersebut
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Menurutnya, ada lima tipe
pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:
1. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian
(unequalified opinion report)
pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika
tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat
pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan
keuangan, konsistensi penerapan sistem akuntansi berterima
umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1)
bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap
informasinya.pengertian wajar ini tidak hanya terbatas pada
jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam
laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan penggolongan
informasi seperti penggolongan aktiva atau utang jedalam
kelompok lancar atau tidak lancar, biaya usaha dan biaya diluar
usaha.
Laporan keuangan diaanggap menyajikan secara wajar posisi
keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini:

23

a. prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk menyusun


laporan keuangan
b. perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari
periode ke periode telah cukup dijelaskan.
c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah
cukup digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam
laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
2. laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelasan (unequalified opinion report with explanatory
language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun
laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan
laporan audit bahan baku dengan bahasa penjelasan.
Menurut Supardi (2012), Keadaan tertentu mungkin auditor
mengharuskan menambahkan suatu paragraf penjelasan atau
bahasa penjelasan yang lain, dalam laporan audit meskipun tidak
mempengaruhi pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.Menurut
SPAP/94-SA Seksi 504 junto PSA No. 52 paragraf 11 hal 508.7
pentingnya penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah
bahwa kkeadaan tertentu seringkali mengharuskan auditor
menambahkan paragraf penjelas( bahasa penjelasan lain) dalam
laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh auditor. Misalnya
karena sebagian laporan keuangan diperiksa oleh auditor lain.
Dalam hal ini apabila auditor memutuskan untuk membuat
referensi ke laporan auditor independen lain sebagai dasar,
sebagian pernyataan pendapatnya auditor harus menjelaskan

24

kenyataan ini dalam paragraf pengantar laporannya dan ia harus


menunjuk ke laporan auditor independen lain dalam pernyataan
peendapatnya.

Referensi

ini

merupakan

petunjuk

adanya

pemisahan tanggungjawab dalam pelaksanaan audit. Contohnya


adalah:
kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT.X dan anak
perusahaannya tgl 31 desember 199y dan 199x serta laporan
rugi/laba, laporan laba yang ditahan dan laporan arus kas
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab managemen
perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami
tidak mengaudit PT. ABC, suatu anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki oleh PT X yang laporan keuangannya
menyajikan total aktiva sebesar Rp......dan Rp..... berturut-turut
pada tanggal 31 desember 199y dan 199x dan total pendapatan
sebesar Rp..... dan Rp...... untuk tahun yang

berakhir pada

tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut telah diaudit


oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami dan
pendapat kami sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah
untuk perusahaan PT,ABC, sematamata hanya berdasar atas
laporan auditor independen tersebut. Kami melaksanakan audit
berdasarkan standar auditing yang telah ditetepkan ikatan akuntan
indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan
dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit pemeriksaaan bukti-bukti yang mendukung jumlahjumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan

25

estimasi signifikan yang buat oleh managemen perusahaan serta


penilaian

terhadap

penyajian

laporan

keuangan

secara

keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar


memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan
auditor independen yang lain diatas, laporan keuangan konsolidasi
yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar dalam semua hal
yang material, posisi keuangan perusahaan PT.X tanggal 31
desember 199y dan 199x, hasil usaha, laba yang ditahan, serta
arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum..
3. laporan yang ebrisi pendapat wajar dengan pengecualian
(unequalified opinion report)
Menurut Mulyadi (1998:19), Jika auditor menjumpai konisikondisi berikut ini , maka ia memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian dalam laporan audit:
a. lingkup audit dibatasi oleh klien
b. auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau
tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisikondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor.
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum
d. Prisnsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara
konsisten.
4.

laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion


report)
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika
laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip

26

akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara


wajar posisi keuangan,hasil usaha,perubahan saldo laba, dan arus
kas perusahaan klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar
jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga dapat
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberikan pendapat tidak
wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien
dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya,
sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan
untuk pengambilan keputusan.
5. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat
(disclaimer of opinion report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atass laporan keuangan
auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa
pendapat.

Menurut

Mulyadi

(1998:20)

kondisi

yang

menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat


adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup
audit
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan
klien.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan
pendapat tidak wajar adalah: pendapat tidak wajar ini diberikan
dalam keadaaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran
laporan keuangan klien, sedangkan auditor auditor menyatakan
tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh
bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena
tidak independen dalam hubungan dengan klien.
f. tanda tangan kantor akuntan publik . manual atau tercetak
g. tanggal laporan. hari terakhir pekerjaan lapangan

27

2. Penyimpangan dari Laporan Standar


Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah satu dari dua
kategori berikut ini
a. Laporan Standar dengan Bahasa Penjelasan
karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini adalah
bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian, karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP namun
terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan auditor menambah
paragraf penjelas atau bahasa penjelasan lain pada laporan standar AU
508 memeberikan pedoman lebih lanjut atas konsisi lain yang
memerlukan penyimpangan jenis ini dari laporan standar. Biasanya
informasi penjelas diletakkan pada paragraf penjelas yang mengikuti
paragraf pendapat, dalam bebrapa hal diperlukan susunan kata-kata
penjelasan dalam tiga paragraf standar, dan dalam hal ini paragraf
penjelas diletakkan sebelum paragraf pendapat.
b. Jenis-Jenis Pendapat Lain
kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah apabila
terjadi salah satu dari kondisi berikut:
1.

laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari


GAAP

2. auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup


berkenaan dengan salah satu atau lebih asersi manajemen,
sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Dalam hal ini auditor akan menyatakan salah satu
pendapat dari jenis pendapat berikut :
a. pendapat wajar dengan pengecualian pengecualian (qualified
opinion) yang menyatakan bahwa kecuali dampak dari hal-hal
yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan
keuangan menyajikan secara wajar... sesuai dengan GAAP

28

b. pendapat tidak wajar (adverse opinion) yang menyatakan


bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar......
sesuai dengan GAAP.
c. menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), yang
menyatakan bahwa auditor tidak memberikan pendapat atas
laporan keuangan
Penyimpangan dari GAAP meliputi prinsip akuntansi yang tidak
berlaku umum, penerapan GAAP yang salah, kegagalan untuk
membuat pengungkapan yang diwajibkan GAAP. Dalam kondisi ini
auditor akan menyatakan pendapat wajar dengan penecualian atau
pendapat tidak wajar, pendapat tidak wajar hanya digunakan pada
penyimpangan yang berdampak sangat material terhadap laporan
keuangan.
Pada kondisi dimana auditor tidak mampu mendapatkan bukti
kompeten yang mencukupi untuk membuktikan apakah satu atau lebih
asersi sesuai dengan GAAP atau tidak dikenal dengan istilah
pembatasan lingkup, dalam hal ini auditor akan memberikan pendapat
wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat.
Penolakan untuk memberikan pendapat hanya digunakan apabila
terdapat pembatasan lingkup yang berkaitan dengan masalah yang
dapat memberikan dampak yang sangat material terhadap laporan
keuangan. Apabila dalam satu dari pendapat jenis lain ini dinyatakan,
pendapat tersebut harus diberikan penjelasan dalam satu atau lebih
paragraf tepat sebelum paragraf pendapat. Paragraf pendapat diawali
dengan referensi paragraf penjelasan, akan diikuti dengan susunan
kalimat yang sesuai untuk jenis pendapat.
c. Laporan Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen yang bertanggung jawab atas semua keputusan berkenaan
dengan bentuk dan isi laporan keuangan. Untuk menyoroti lebih jauh
tentang pembagian tanggung jawab antara manajemen dan auditor

29

independen, banyak perusahaan menyertakan laporan pertanggung


jawaban manajemen dalam laporan tahunan kepada pemegang saham.
Laporan tersebut mencantumkan komentar tentang pengendalian
intern, audit internal, serta akses auditor independen pada dewan
direksi dan komite audit.
Menurut Supriadi (2012) Managemen bertanggung jawab dalam
menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk menbangun
serta memelihara struktur pengendalian intern yang digunakan dalam
mencatat,mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan yang
sejalan dengan asertasi managemen yang tercantum dalam laporan
keuangan. Pengendalian intern secara bebas diartikan sebagai suatu
struktur organisasi dan semua alat alat dan cara-cara yang secara
terpadu digariskan oleh managemen dalam rangka menjaga harta milik
perusahaan, menjaga kehandalan data akuntansi, memajukan efisiensi
dan efektifitas usaha perusahaan serta mendorong agar semua
peraturan-peraturan yang telah digariskan managemen dipatuhi oleh
semua jajaran perusahaan. Struktur pengendalian intern mencakup
sistem

akuntansi

yang

mengidentifikasikan,

menganalisis,

menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi keuangan suatu


usaha serta menyelenggarakan secara transfaran pertanggung jawaban
aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan yang bersangkutan.
Pengetahuan auditor atas hal tersebut terbatas pada permasalahapermasalahan

yang

ditemukan

selama

pemeriksaan,

sehingga

penyajian yang wajar atas posisi keuangan serta hasil usaha arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum(SAK) adalah
tercermin dan merupakan bagian terpadu yang menjadi tanggung
jawab managemen. Di lain pihak auditor independen hanya
bertanggung jawab atas pemberian pendapat(opini) mengenai laporan
keuangan.

30

Selanjutnya auditor independen dapat memberikan saran-saran tentang


bentuk dan isi laporan keuangan atau membuat draft laporan keuangan
seluruhnya atau sebagian atas informasi yang diperoleh dari sistem
akuntansi yang diterapkan oleh managemen, namun tanggung jawab
auditor atas laporan keuangan yang diaudit, tetap terbatas pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Selain tanggung
jawab auditor independen hanya terbatas pada pernyataan pendapat
atas laporan keuangan, ia juga mempunyai tanggung jawab profesi
mereka yang meliputi tanggung jawab untuk senantiasa mematuhi
standar(ketentuan) yang telah di sepakati bersama oleh IAI termasuk
tanggung jawab dalam mematuhi prinsip yang berlaku umum(SAK),
standar auditing(SPAP) yang ditetapkan oleh IAI serta kode etik
akuntan publik.

31

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan
dalam ekonomi pasar bebas. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk
untuk mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan tindakan
melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila terdapat
ketidakpastian

tentang

kemampuan

entitas

untuk

mempertahankan

kelangsungan hidupnya.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang di
sebut pertimbangan profesional. Oleh karena itu, auditor hanya mencari dasar
yang memadai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran (fairness) laporan
keuangan.
AICPA bertanggung

jawab

menetapkan

standar

audit

untuk

profesional akuntan publik. Salah satu lengan dari divisi ini adalah Auditing
Standards Board (ASB) atau dewan standar auditing, yang telah ditunjuk
sebagai

badan

teknis

senior

dari AICPA untuk

menerbitkan

dan

mengumumkan standar audit. ASB juga bertanggung jawab menyediakan


pedoman bagi para auditor untuk mengimplementasikan pengumuman
tersebut dengan cara memberikan persetujuan atas interpretasi serta pedoman
audit disusun oleh staf dari divisi standar auditing. Seluruh anggota ASB yang
berjumlah 15 orang adalah anggota AICPA.

32

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern
Auditing. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi., Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Rizal, Ahmad. 2013. Hal-Hal yang Mendasari Audit Keuangan. (online)


(http://ahmadrizal26.blogspot.com/2013/10/hal-hal-yang-mendasari-auditkeuangan.html. diakses pada tanggal 17 September 2014)
Supriadi. 2012. Laporan Audit. (online)
(http://supardiakuntansi.blogspot.com/2012/01/laporan-audit.html. diakses pada
tanggal 17 September 2014)
https://www.academia.edu/11314219/Audit_Laporan_Keuangan_dan_Tanggung_Jaw
ab_Auditor

33

Anda mungkin juga menyukai