DAFTAR ISI
Kata pengantar ....................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar belakang...............................................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................................
1.3 Rumusan masalah...........................................................................................................
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
2.1 Pengertian Malaria.........................................................................................................
2.2 Etiologi Malaria............................................................................................................
2.3 Manifestasi Klinis...........................................................................................................
2.4 Jenis-Jenis Malaria............................................................................................................
2.5 Diagnosis...........................................................................................................................
BAB III : PEMBAHASAN..................................................................................................
3.1 Identifikasi Klb Penyakit.................................................................................................
3.2 Penegakan Diagnosis.........................................................................................................
3.3 Karakteristik Klb Berdasarkan Orang , Tempat, Waktu..................................................
3.4 Pencegahan/Penanggulangan Dan Pengobatan...............................................................17
BAB IV: PENUTUP..............................................................................................................18
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................18
4.2 Saran..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
Kata pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih karuniaNya kami
dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul INVESTIGASI KLB MALARIA DI
DESA BAKU-BAKULU, KEC. PALOLO, KAB. DONGGALA.
Makalah ini berisikan tentang tahapan-tahapan kasus malaria itu sendiri di investigasi
karena terdapatnya kasus malaria ini di kabupaten tersebut di tiap tahunnya bahkan di
beberapa tahun seperti tahun 2002-2005 terjadi peningkatan kasus yang di laporkan. Adapun
investigasi ini di harapkan dapat menghasilkan pemecahan dari kasus malaria tersebut. Dan
pada akhirnya investigasi yang dilakukan setelah terjadinya peningkatan kasus melalui
pengumpulan data dan analisis data maka di ketahuilah penyebab-penyebab daripada malaria
tersebut yang disebabkan oleh p.falcifarum dan p.vivax dalam kasus ini. Dan dari investigasi
barulah dikemukakan penanggulangan dan pencegahan supaya terjadinya penurunan kasus di
tahun berikutnya. Makalah ini di buat dalam rangka untuk menambah pengetahuan daripada
pembaca serta untuk pemenuhan tugas dari surveilans epidemiologi.
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen Rafael Ginting SKM.,M.Kes yang
telah banyak membantu dalam pembuatan tugas serta teman-teman yang elah
menyumbangkan dukungan dalam bentuk pemikiran dan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan agar dapat terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Penyusun,
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyakit malaria sudah mulai dikenal sejak 3000 tahun lalu, dimulai dari masa Hipocrates
(400-377 SM), hingga pada masa Alpohonse Laveran (1880) yang menemukan bahwa
malaria disebabkan oleh plasmodium, dan Ross (1897) menemukan bahwa perantara malaria
adalah nyamuk Anopheles.
Secara epidemiologi penyakit malaria dapat menyerang orang baik laki-laki maupun
perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi sampai orang dewasa. Infeksi malaria
tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian selatan) dan
daerah Oceania dan kepulauan karibia. Lebih dari 1.6 triliun manusia terpapar oleh malaria
dengan dugaan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta pertahun .
Setengah populasi di dunia berisiko malaria, diperkirakan ada 243 juta kasus dengan
kematian 843.000 kasus pada tahun 2008 (WHO, 2009). Malaria di Indonesia merupakan
salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi ancaman.
Malaria menduduki urutan kedelapan dari 10 besar penyakit penyebab utama
kematian di Indonesia, dengan angka kematian di perkotaan 0,7 % dan di pedesaan 1,7 %
(PAPDI, 2003). Di Indonesia dilaporkan kasus malaria sebanyak 1,2 juta kasus pada tahun
2008 (WHO, 2009).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui beberapa faktor resiko terjadinya penularan malaria di Desa Baku-bakulu,
Kecamatan Palolo, Kabupaten Donggala
Mengetahui besaran masalah malaria (melacak penderita malaria, tempat dan waktu terjadinya
penularan) di Desa Baku-bakulu, Kecamatan Palolo..
Mengetahui faktor risiko malaria (vektor, lingkungan, parasit, pekerjaan,
kebiasaan
dan perilaku lain yang mempengaruhi Man mosquito contact) di daerah tersebut.
hidup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Malaria
Kata malaria berasal dari bahasa itali mal yang artinya buruk dan aria yang artinya udara.
Sehingga malaria berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan karena malaria terjadi
secara musiman didaerah yang kotor dan banyak tumpukkan air.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dan genus
gigitan nyamuk anopheles. (Prabowo,2004:2).
c)
d) Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, di Indonesia dijumpai di
Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh spontan
tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies
plasmodiumnya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale 11-16 hari,
Plasmodium malariae 12-14 hari.
Setelah kedinginan penderita merasa kepanasan, muka merah, kulit kering dan terasa
panas seperti terbakar, disertai nyeri kepala dan mual muntah. Nadi menjadi kuat,
suhu badan tinggi sampai 41 C atau lebih, penderita menjadi sangat haus. Stadium ini
berlangsung 2-12 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya eritrosit matang yang
bberisi skizon yang mengandung merozoit memasuki sirkulasi darah. Pada
plasmodium falcifarum interval tidak jelas (setiap 24-48 jam). Plasmodium vivax dan
ovale interval demam terjadi setiap 48 jam dan plasmodiummalariae setiap 72 jam.
Stadium ini berlangsung 2-4 jam.
3. Stadium berkerigat
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, suhu badan menurun dengan
cepat kadang-kadang sampai dibawah normal. Penderita dapat tidur dengan nyenyak,
badan terasa lemas setelah bangun, stadium ini berlangsung selama 2-4 jam.
2.4 Jenis-Jenis Malaria
1. Malaria Tertiana (paling ringan)
Malaria yang disebabkan plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi
setiap 2 hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi 2 miggu setelah
infeksi)
2. Demam Rimba (jungle fever)
Malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika disebabkan
plasmodium falcifarum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat
malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi darah keotak, menyebabkan
koma, mengigau dan kematian.
3. Malaria Kuartana
Malaria yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih
lama dari pada penyakit malaria tertiana dan tropika, gejala pertama biasanya
terjadi antara 18-40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu akan berulang lagi tioa
3 hari.
4. Malaria yang jarang dijumpai
Malaria yang disebabkan plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.
2.5 Diagnosis
Penyakit malaria tidak sukar diketahui. Selain dari demamnya kita menduga dan
tempat penderita berasal. jika didaerah malaria seorang mendadak demam,
kemungkinan ini terjangkit malaria. Lebih-lebih jika demamnya khas malaria. Jika
demamnya meragukan dilakukan pemeriksaan darah. Jika ada sel darah merah
mengandung parasit, tandanya positif malaria. Pengambilan darah untuk malaria
8
tidak sembarang waktu, darah diambil waktu demam timbul, parasitnya beredar
dalam darah sehingga seolah tidak ada parasitnya padahal parasitnya sedang
bersembunyi. Pemeriksaan darah dilakukan secara rutin kepada pendatang yang
memasuki daerah endemis.
BAB III
PEMBAHASAN
setiap tahunnya selalu ada. Pada tahun 2004, Angka Malaria klinis per tahun (Annual Malaria
Incidence) di wilayah puskesmas ini sebesar 11,13 yang berasal dari hasil kegiatan Passive
case detection (PCD), dengan 54,3% diantaranya teridentifikasi sebagai Plasmodium
falciparum dengan jumlah kasus hampir sama sepanjang tahun.
Namun demikian, pada tahun 2005, sejak bulan September, jumlah kasus klinis
meningkat tajam dari 14 kasus menjadi 70 kasus pada bulan Oktober dan bahkan meningkat
lagi menjadi 283 kasus pada bulan November 2005. Peningkatan kasus yang terjadi
ditimbulkan oleh adanya peningkatan kasus yang mencolok di salah satu desa, yaitu Desa
Baku-bakulu. Jumlah penderita rawat inap yang diakibatkan oleh malaria meningkat pada
bulan November 2005, yaitu sebanyak 30 orang dirawat di Puskesmas Palolo dan 6 orang
dirawat di RSU Undata (Anonim, 2005).
Hasil investigasi awal yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tengah dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala melalui kegiatan Mass Fever Survey
melalui diagnosis cepat menggunakan Dipstict pada awal bulan Desember 2005 berhasil
menemukan 57 kasus demam dengan jumlah penderita positif Plasmodium falciparum
sebanyak 27 orang (Anonim, 2005).
Dalam upaya menindaklanjuti adanya laporan terjadinya peningkatan kasus malaria
yang mengindikasikan terjadinya kejadian luar biasa tersebut, maka dipandang perlu untuk
dilakukan investigasi mengenai penyebaran, pola penyakit dan faktor lingkungan yang
mempengaruhinya untuk dapat dilakukan tindak lanjut secara lebih efektif dan tepat sasaran
baik jangka pendek maupun panjang.
GRAFIK 1 PENINGKATAN KASUS MALARIA SEPTEMBER-NOPEMBER 2005.
10
150
100
50
0
SEPTEMBER
3.1.2
OKTOBER
NOPEMBER
Hasil survei
Jumlah kasus malaria hasil survey darah massal berdasarkan golongan umur dan jenis
kelamin di Desa Baku-Bakulu, Kec. Palolo, Kab. Donggala
Golongan umur
0-1
1-4
5-9
10-14
15+
Tidak diket golongan
umur dan jenis kelamin
Total kasus
N=75
Kasus
L
0
1
3
2
9
P
1
1
1
3
11
Jenis parasit
Pf
Keterangan
Pv
0
1
0
0
14
12
1
1
4
5
6
31
27
48
1 fg
6 fg
3 fg
10 fg
Jumlah kasus malaria falciparum stadium gametosit yang cukup banyak pada
golongan umur di atas lima belas tahun, bahkan pada golongan umur dibawah lima tahun
(balita) telah memperkuat dugaan sebelumnya bahwa di Desa Baku-bakulu telah terjadi
penularan malaria secara setempat (indigenous).
12
Penggunaan alat perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk belum sepenuhnya dilakukan
oleh warga setempat, terbukti dari hasil wawancara responden, hanya 10,5% yang
menggunakan alat perlindungan diri, yaitu kelambu (50%) dan obat anti nyamuk bakar
(50%), sedangkan sebagian besar responden (89,5%) mengaku tidak menggunakan alat
perlindungan diri.
Tingkat pendidikan dan kondisi geografis desa setempat turut mempengaruhi di dalam
upaya pencarian pengobatan oleh masyarakat. Sebanyak 84,2% responden mengaku bahwa
pada saat mereka merasa sakit (terkena malaria), mereka mengaku tidak berobat ke Unit
Pelayanan Kesehatan (UPK). Mereka lebih memilih mencoba pengobatan tradisional maupun
beli obat di warung di sekitar tempat tinggal mereka. Hal ini dikarenakan ada sebagian warga
yang tinggal cukup jauh dari UPK maupun warung obat dengan kondisi jalan yang sulit
dilalui kendaraan.
Upaya pencarian pengobatan dengan membeli obat di warung tampaknya sudah
menjadi kebiasaan warga setempat, terbukti meskipun rata-rata tingkat pendidikan mereka
cukup rendah (10,5% tidak sekolah; 52,6% berpendidikan SD; 15,6% berpendidikan SLTP;
10,5% berpendidikan SLTA), mereka cukup mengenal obat malaria (rezoquine & nifaquine
serta fansidar), merskipun mereka hanya membeli sesuai dengan kemampuan mereka tanpa
mengetahui dosis standar yang harusnya diminum.
Sedikitnya responden yang datang ke UPK juga disebabkan oleh adanya pelaksanaan
kegiatan pengobatan malaria gratis yang dilakukan oleh tim pemenangan dari salah satu
pendukung calon gubernur setempat beberapa bulan sebelum dilakukan kegiatan survey.
Kegiatan ini diluar pantauan puskesmas, sehingga tidak diketahui jenis obat anti malaria dan
dosis yang digunakan.
B. SURVEY ENTOMOLOGI
Spot survey entomologi dilakukan untuk mengetahui jenis nyamuk Anopheles spp. yang
dapat berperan sebagai penular penyakit di wilayah ini dan perilaku mengisap darah pada
malam hari. Kegiatan penangkapan nyamuk dilakukan dengan metode Man landing
collection antara pukul 18.00-06.00, Dari kegiatan ini berhasil dikoleksi 2 jenis nyamuk
Anopheles spp., yaitu: An. barbirostris dan An. parangensis. An. barbirostris merupakan
species suspect vector malaria di Propinsi Sulawesi Tengah (Ditjen P2M&PL, 1995),
13
C. SURVEY LINGKUNGAN
Survey lingkungan dilakukan dilokasi yang diperkirakan berpotensial sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk Anopheles sp. Yang berpotensi sebagai nyamuk penular penyakit
malaria. Hasil investigasi menunjukkan bahwa di sumur-sumur kecil yang dibuat masyarakat
untuk mandi dan mencuci pakaian, baik di sekitar rumah penduduk maupun di pinggir sungai
berhasil ditemukan adanya jentik Anopheles sp. Selain itu, dipinggir sungai terdapat
kubangan air yang tidak mengalir yang menjadi tempat perkembangbiakan ptensial
Anopheles sp., oleh karena jentik maupun pupa-nya ditemukan melimpah di tempat tersebut.
Di sekitar sungai di tempat yang sering digunakan sebagai tempat pemandian oleh
warga yang baru saja pulang dari kebun juga banyak ditemukan jentik Anopheles spp.
Di sekitar rumah penduduk di dusun yang padat penduduknya dengan jumlah kasus
yang tinggi (baik di dusun 1 maupun 2), disekitar tempat tinggal mereka tidak berhasil
ditemukan adanya tempat perkembangbiakan Anopheles spp., namun oleh karena akitiftas
mandi, dan mencuci pakaian mereka yang memaksa mereka untuk pergi di sekitar sungai, di
samping jarak antara dusun yang cukup padat penduduknya dengan sungai yang berjarak
kurang lebih 500 m, sehingga memungkinkan nyamuk dapat terbang dan mencapai daerah
14
0-1
1-4
5-9
10-14
15+
Tidak diket golongan
umur dan jenis kelamin
Total kasus
Kasus
L
0
1
3
2
9
P
1
1
1
3
11
Jenis parasit
Pf
Keterangan
Pv
0
1
0
0
14
12
1
1
4
5
6
31
27
48
1 fg
6 fg
3 fg
10 fg
Berdasarkan survei menunjukan bahwa kasus menurut umur lebih banyak terjadi pada umur
15+. Dan berdasarkan jenis kelamin, penyakit malaria lebih banyak menyerang perempuan
dengan jumlah korban sebanyak 17 orang sedangkan laki-laki berjumlah 15 orang. Dan
sisanya tidak diketahui umur dan jenis kelamin dari 75 sampel.
3.3.2
Data kasus yang diperoleh dari Puskesmas Palolo selama tahun 2002-2005
tahun.
pada tahun 2005, sejak bulan September, jumlah kasus klinis meningkat tajam
dari 14 kasus menjadi 70 kasus pada bulan Oktober dan bahkan meningkat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit
penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.
Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk
anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan
membelah diri. ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu:
Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale.
plasmodium ini hidup dalam nyamuk anopheles dan akan menyerang individu yang senang
beraktivitas diluar rumah pada malam hari.
4.2 Saran
Pemerintah bekerjasama melakukan penyuluhan secara serentak, pemberian leaflet dan poster
malaria supaya masyarakat lebih waspada terhadap penyakit malaria kemudian melakukan
17
Daftar Pustaka
https://buletinsulteng.wordpress.com/2011/02/28/investigasi-peningkatan-kasusmalaria-di-desa-baku-bakulu-kec-palolo-kab-donggala/
18