Anda di halaman 1dari 16

BAB I

SAP INSOMNIA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Mata Pelajaran

: Komunitas

Pokok Bahasan

: Gangguan Tidur Pada lansia

Sub Pokok Bahasan :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengertian tidur
Stadium tidur
Manfaat tidur
Pengertian gangguan tidur
Gangguan-gangguan tidur
Tanda dan gejala gangguan tidur
Penyebab gangguan tidur
Dampak gangguan tidur
Cara mengatasi gangguan tidur

Sasaran

: LANSIA

Jumlah

: 15 ORANG

Hari/Tanggal

: SELASA- 15 NOVEMBER- 2016

Waktu

: 30 Menit

I.

Latar belakang
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia

sebagai makhluk biopsikososial, dimana tidur dapat memulihkan tingkat aktifitas normal dan
keseimbangan normal dari berbagai bagian sistem saraf pusat. Apabila seseorang mengalami
gangguan tidur dapat menimbulkan dua efek fisiologik yaitu : efek pada sistem saraf dan efek
pada struktur tubuh lainnya. Efek pada sistem saraf dapat mengacaukan fungsi tubuh maupun
organ tubuh itu sendiri. Secara tidak langsung kekurangan tidur akan mempengaruhi sistem
saraf pusat.

Gangguan tidur ini sering dikaitkan dengan gangguan fungsi pikiran yang
progresif dan kadang-kadang bahkan dapat menimbulkan perilaku abnormal dari sistem saraf.
Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelambahan berfikir, mudah
tersinggung atau bahkan menjadi psikotik. Gangguan tidur ini sering dialami oleh orang
dewasa dan lansia yang disebabkan oleh berbagai hal seperti stress dan cemas. Untuk itu
perlu penanganan secara komprehensif.
Oleh karena itu dalam praktek Pendidikan Kesehatan, akan melakukan
penyuluhan mengenai gangguan tidur yang ditujukan pada penghuni Wisma Singgalang
PSTW Kasih Sayang Ibu.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan lansia penghuni Wisma Jeruk PSTW
Kasih Sayang Ibu mampu memahami gangguan tidur dan upaya penanganannya.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan lansia mengetahui :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengertian tidur
Pengertian gangguan tidur
Tanda dan gejala gangguan tidur
Penyebab gangguan tidur
Akibat tidur yang terganggu
Cara mengatasi gangguan tidur

IV. Materi (terlampir)


V. Metoda
Ceramah dan tanya jawab

VI. Alat dan Media


1. Power Point
2. Laptop

3.
4.
5.
6.

Infocus
Layar
Lefleat
Lembar Balik

PENGORGANISASIAN
Moderator
presenter
:
Observer
:
Fasilitator
:

:
Sri diani putri
David Saputra
Okti Hektarina
Resti Wulan Dari
Intan Permata Sari
Airil Rahman

E.uraian tugas
a. moderator : Sri Diani Putri
Job Description:
a)Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c)Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d)Menyebutkan materi yang akan diberikan
e)Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f)Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g)Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h)Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

presenter : David Saputra


Job Description:
a)Menggali pengetahuan audien dan keluarga mengenai personal hygiene
b)Menjelaskan materi mengenai personal hygiene
c)Menjawab pertanyaan peserta.
3.Fasilitator: Intan Permata sari
Resti Wulan Dari
Arifa Pertiwi
Airil Rahman

Job Description:
a)Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b)Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c)Memotivasi audien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d)Memotivasi audien untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan
kesempatan bertanya
e)Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
4.Observer:

Okti Hektarin

Job Description:
a)Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b)Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung
c)Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan

VII. Kegiatan Penyuluhan


No

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

.
1.

5 menit

Kegiatan Lansia

Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan kontrak, waktu,

Menjawab Salam
Mendengarkan dan

topik dan tujuan penyuluhan

memperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan

2.

30

Pelaksanan

menit

Apersepsi
Mengkaji pengetahuan lansia

Mengemukakan pendapat
Mengemukakan pendapat

tentang tidur
Memberi reinforcement positif
Menjelaskan pengertian tidur
Mengkaji pengetahuan lansia

Mendengarkan dan

memperhatikan
Mendengarkan dan

tentang gangguan tidur/insomnia


Memberi reinforcement positif
Menjelaskan pengertian

memperhatikan
Mengemukakan pendapat
Mendengarkan dan

gangguan tidur / insomnia


Mengkaji pengetahuan lansia

memperhatikan
Mendengarkan dan

tentang tanda dan gejala

memperhatikan
Mengemukakan pendapat
Mendengarkan dan

memperhatikan
Mendengarkan dan

memperhatikan
Mengemukakan
pendapat
Mendengarkan dan

memperhatikan
Mendengarkan dan

memperhatikan
Mengungkapkan pendapat
Mendengarkan dan

memperhatikan
Mendengarkan dan

gangguan tidur / insomnia


Memberi reinforcement positif
Menjelaskan tentang tanda dan

gejala gangguan tidur / Insomnia


Mengkaji pengetahuan lansia
tentang penyebab gangguan

tidur / Insomnia
Memberi reinforcement positif
Menjelaskan tentang penyebab

gangguan tidur / Insomnia


Mengkaji pengetahuan lansia
tentang akibat gangguan tidur/

Insomnia
Memberi reinforcement positif
Menjelaskan akibat gangguan

tidur / Insomnia
Mengkaji pengetahuan lansia

memperhatikan

tentang cara mengatasi gangguan

tidur / Insomnia
Memberi reinforcement positif
Menjelaskan cara mengatasi

Mendengarkan dan
memperhatikan

Mendengarkan dan

gangguan tidur/insomnia
Memberi kesempatan pada lansia

memperhatikan
Mendengarkan dan

untuk bertanya
Menjawab pertanyaan.

memperhatikan
Mengajukan pertanyaan
Mendengarkan dan
memperhatikan

10

Bersama lansia menyimpulkan

Bersama moderator

menit

materi penyuluhan
Melakukan evaluasi
Menutup penyuluhan dan
memberikan salam

VIII.
1.
2.
3.
4.

menyimpulkan materi

penyuluhan
Menjawab pertanyaan
Menjawab salam

Evaluasi

Evaluasi Struktur
Lansia menyepakati kontrak yang telah disepakati, dan tersedianya media penyuluhan
Evaluasi Proses
Lansia berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan pelaksanaan sesuai

dengan rencana.
5. Evaluasi Hasil
Lansia mampu menyebutkan :
-

Pengertian tidur dengan bahasa sendiri

Tanda dan gejala gangguan tidur dengan bahasa sendiri

Penyebab gangguan tidur dengan bahasa sendiri

Cara mengatasi gangguan tidur dengan bahasa sendiri

IX. Setting Tempat


Keterangan:
Pembimbing klinik

moderator

presenter

Pembimbing akademik

fasilitator

layar LCD

Audien

observer

LCD

BAB II
PEMBAHASAN

GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA


Konsep Lansia
2.1.1

Definisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.

Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Maryam dkk, 2008:32).
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan
kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif
(Pasal 19 UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan) (Maryam dkk, 2008:31).
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat
promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut
yang berguna dan bahagia (Maryam dkk, 2008:32).
Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides, 1994). Ini merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara
alami. Ini dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Bandiyah,
2009:13).
Menjadi Tua (MENUA) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toodler, pra

school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis
maupun psikologis (Padila, 2013:6).
Menurut WHO dan Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua.
Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian
(Padila, 2013:6).
Batasan Lanjut Usia
1. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi :
1.
2.
3.
4.

Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.


Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.
Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.
Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.

2. Menurut Setyonegoro, dalam Padila (2013) :


1. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
2. Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun
3. Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :
1) Young old (usia 70-75)
2) Old (usia 75-80)
3) Very old (usia >80 tahun)
3. Menurut Bee (1996) dalam padila (2013), bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai
berikut :
a.

Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)

b. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)


c.

Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)

d. Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)


e.

Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)


Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, dalam Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab1 Pasal 1 Ayat 2.
Menurut Undang-Undang tersebut di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Padila, 2013:4).
Teori- teori proses menua

Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses menua yang
tidak seragam. Proses menua bersifat individual, dimana proses menua pada setiap orang
terjadi dengan usia yang berbeda, dan tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dalam
mencegah proses menua. Adakalanya seseorang belum tergolong tua (masih muda) tetapi
telah menunjukan kekurangan yang mencolok. Adapula orang yang tergolong lanjut usia
penampilannya masih sehat, bugar, badan tegap, akan tetapi meskipun demikian harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia. Misalnya, hipertensi,
diabetes, rematik, asam urat, dimensia senilis, sakit ginjal (Padila, 2013:7).
Teori-teori tentang penuaan sudah banyak yang dikemukakan, namun tidak semuanya
bisa diterima. Teori-teori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu yang termasuk
kelompok teori biologis dan teori psikososial (Padila, 2013:7).
1) Teori biologis
a) Teori jam genetik
Menurut Hay ick (1965) dalam Padila (2013), secara genetik sudah terprogram bahwa
material didalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi
mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesies-spesies tertentu memiliki harapan
hidup (life span) yang tertentu pula. Manusia yang memiliki rentang kehidupan maksimal
sekitar 110 tahun, sel-selnya diperkirakan hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah
itu akan mengalami deteriorasi.
b) Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen yang merupakan usur penyusunan tulang diantaranya susunan molekular, lama
kelamaan akan meningkat kekakuanya (tidak elastis). Hal ini disebabkan oleh karena sel-sel
yang sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang sangat kuat (Padila, 2013:7).
c) Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membran sel yang menyebabkan kerusakan dan kemunduran secara
fisik (Padila, 2013:8).
d) Teori imunologi
a. Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat di produksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
b.

tubuh menjadi lemah.


System immune menjadi kurang efektif dalam mempertahankan diri, regulasi dan

responsibilitas (Padila, 2013:8).


e Teori stress-adaptasi

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal kelebihan usaha dan
stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai (Padila, 2013:8).
f Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai) (Padila, 2013:8).
2) Teori psikososial
a. Teori integritas ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai dalam
tiap tahap pekembangan. Tugas perkembangan terakhir merefleksikan kehidupan seseorang
dan pencapaiannya. Hasil akhir dari penyelesaian konflik antara integritas ego dan
keputusasaan adalah kebebasan (Padila, 2013:8).
b. Teori stabilitas personal
Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak dan tetap bertahan secara
stabil. Perubahan yang radikal pada usia tua bisa jadi mengindikasikan penyakit otak (Padila,
2013:9).
3) Teori Sosiokultural
Teori yang merupakan teori sosiokultural adalah sebagai berikut :
a. Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang berangsuran-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya, atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Hal
ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, sehingga sering terjadi kehilangan
ganda meliputi :
1. Kehilangan peran
2. Hambatan kontak sosial
3. Berkurangnya komitmen.

b. Teori aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana seorang lanjut
usia merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan mempertahankan aktifitas tersebut selama
mungkin. Adapun kualitas aktifitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas aktifitas
yang dilakukan (Padila, 2013:9).
4) Teori konsekuensi fungsional
Teori yang merupakan teori fungsional adalah sebagai berikut :

1. Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut yang behubungan
dengan perubahan-perubahan karena usia dan faktor resiko bertambah.
2.
3. Tanpa intervensi maka beberapa konsekuensi fungsional akan negatif, dengan
intervensi menjadi positif (Padila, 2013:9).
Perubahanperubahan yang terjadi pada lanjut usia
A. Perubahan-perubahan fisik pada lansia menurut (Maryam, 2008:55) :
1) Sel
Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler menurun.
2) Kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun (menurunnya
kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat (Maryam, 2008:55).
3) Respirasi
Otot-otot pernafasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru menurun, kapasitas
residu meningkat sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya
menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus (Maryam,
2008:55).

4) Persarafan
Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespon dan
waktu bereaksi khususnya yang berhubungan denganstress. Berkurang atau hilangnya lapisan
myelin akson, sehingga menyebabkan kurangnya respon motorik dan reflek.
5) Muskuluskeletal
Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk, persendian membesar dan menjadi
kaku, kram, tremor, dan tendon mengerut dan mengalami sklerosis (Maryam, 2008:56).
6) Gastrointestinal
Esophagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun dan peristaltik menurun
sehingga daya absorbsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ
aksesori menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormone dan enzim
pencernaan (Maryam, 2008:56).
7) Pendengaran

Membrane

timpani

atrofi

sehingga

terjadi

gangguan

pendengaran.

Tulang-tulang

pendengaran mengalami kekakuan (Maryam, 2008:56).


8) Penglihatan
Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun,
lapang pandang menurun, dan katarak.
9) Kulit
Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar keringat
menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan seperti tanduk (Maryam,
2008:57).

1. Defenisi tidur
Tidur adalah kondisi tidak sadar dan bekerjanya otot yang terjadi secara periodik,
dengan kata lain adanya hubungan dengan lingkungan dalam kondisi tidur, kecuali oleh suatu
stimulus.
2. Stadium tidur
Stadium 0
Stadium 0 adalah periode dalam keadaan masih bangun tetapi mata menutup. Faseini ditandai
dengan gelombang voltase rendah, cepat, 8-12 siklus per detik. Tonusotot meningkat.
Aktivitas alfa menurun dengan meningkatnya rasa kantuk. Pada fasemengantuk terdapat
gelombang alfa campuran.
Stadium 1
Stadium 1 disebut onset tidur. Tidur dimulai dengan stadium NREM. Stadium 1 NREM
adalah perpindahan dari bangun ke tidur. Ia menduduki sekitar 5% dari totalwaktu tidur. Pada
fase ini terjadi penurunan aktivitas gelombang alfa (gelombang alfamenurun kurang dari
50%), amplitudo rendah, sinyal campuran, predominan beta danteta, tegangan rendah,
frekuensi 4-7 siklus per detik. Aktivitas bola mata melambat,tonus otot menurun, berlangsung
sekitar 3-5 menit. Pada stadium ini seseorangmudah dibangunkan dan bila terbangun merasa
seperti setengah tidur.
Stadium 2
Stadium 2 ditandai dengan gelombang EEG spesifik yaitu didominasi oleh aktivitasteta,

voltase rendah-sedang, kumparan tidur dan kompleks K. Kumparan tidur adalahgelombang


ritmik pendek dengan frekuensi 12-14 siklus per detik. Kompleks K yaitugelombang tajam,
negatif, voltase tinggi, diikuti oleh gelombang lebih lambat,frekuensi 2-3 siklus per menit,
aktivitas positif, dengan durasi 500 mdetik. Tonus ototrendah, nadi dan tekanan darah
cenderung menurun. Stadium 1 dan 2 dikenal sebagaitidur dangkal. Stadium ini menduduki
sekitar 50% total tidur.
Stadium 3
Stadium 3 ditandai dengan 20%-50% aktivitas delta, frekuensi 1-2 siklus per detik,amplitudo
tinggi, dan disebut juga tidur delta. Tonus otot meningkat tetapi tidak ada gerakan bola mata.
Stadium 4
Stadium 4 terjadi jika gelombang delta lebih dari 50%. Stadium 3 dan 4 sulitdibedakan.
Stadium 4 lebih lambat dari stadium 3. Rekaman EEG berupa delta.Stadium 3 dan 4 disebut
juga tidur gelombang lambat atau tidur dalam. Stadium inimenghabiskan sekitar 10%-20%
waktu tidur total. Tidur ini terjadi antara sepertigaawal malam dengan setengah malam.
Durasi tidur ini meningkat bila seseorangmengalami deprivasi tidur.
3. Manfaat tidur
Meningkatkan Kapasitas Memori
Memperpanjang Hidup Kita Di Dunia
Membuat kualitas Hidup Lebih Baik
Mengurangi Stress
4. Pengertian gangguan tidur/insomnia
Insomnia atau gangguan tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang sulit tidur atau
ngantuk.
5. Gangguan-gangguan tidur
- Insomnia
Susah untuk memulai tidur
- Mendengkur
Suara dengkuran berasal dari udara masuk yang menggetarkan jaringan halus di
-

tenggorokan
Slep apnea
Gangguan tidur ini terjadi ketika sebagian saluran pernafasan atas tersumbat
Narkolepsi
Merupakan gangguan tidur kronis, berupa rasa kantuk yang berlebihan disiang hari
Parasomnia
Suatu gangguan tidur seperti berjalan saat tidur, mimpi buruk, mengigau.
Hipersomnia
Kebanyakan tidur
6. Penyebab gangguan tidur / insomnia

a.

Masalah Kejiwaan : Stress, masalah keluarga.

b. Problem Psikiatri/Sakit Jiwa


c.

Gaya hidup : pemakaian obat perangsang seperti nikotin (rokok), obat penurun
berat badan, asthma, pemakaian alkohol, jam tidur tidak teratur, malas
bekerja/beraktifitas.

d. Lingkungan : bising, cahaya yang terlalu terang.


e.

Sakit fisik (sesak nafas, nyeri dan lain-lain)

7. Tanda dan gejala gangguan pola tidur


a. Sering bangun waktu malam.
b. Perubahan suasana hati.
c. Sering terbangun ketika tidur.
d. Sukar untuk memulai tidur.
e. Kantong mata hitam.
8.

Dampak atau akibat dari gangguan tidur / insomnia

1. Menurunnya vitalitas kerja


2. Daya ingat dan konsentrasi menurun
3. Tidak ada tenaga / malas
4. Keterampilan berkomunikasi yang tidak bagus
5. Badan lemah / kelelahan / sakit kepala

9.

Cara mengatasi gangguan tidur / insomnia

1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman untuk tidur : kurangi bising dan cahaya
ruangan yang tidak diinginkan, ruangan tidak terlalu panas atau dingin.
2. Olah raga kurang lebih 6 jam sebelum tidur.

3. Mandi dengan air hangat, sebaiknya dilakukan 1 atau 2 jam sebelum tidur.
4. Hindari stress dengan cara berdzikir, membaca dan lain-lain.
5. Hindari meminum minuman yang mengandung kafein (seperti kopi), dan alkohol di
malam hari.
6. Hindari penggunaan obat tidur jangka panjang
7. Gunakan teknik relaksasi
10. Cara teknik relaksasi nafas dalam :
Hirup udara melalui hidung
Tahan 2-3 detik
Setelah itu hembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan

Anda mungkin juga menyukai