Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEROLAN LOGAM

Mata kuliah : Teknik Pembentukan Logam


Dosen

: Duskiardi, S.T., M.T

Disusun oleh:
Junofri Andra
1210017211106

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya,
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah dengan judul Pengerolan Logam. Tidak lupa shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat manusia di
dunia ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknik Pembentukan Logam
di program studi Teknik Mesin Universitas Bung Hatta Padang. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Duskiardi, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Teknik Pembentukan Logam dan
kepada semua pihak yang sudah memberikan arahan selama penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 25 Februari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Materi..................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................2
2.1 Pengertian Proses Rolling.............................................................2
2.2 Jenis-Jenis Proses Pengerolan.......................................................3
2.3 Proses Dasar Pengerolan...............................................................5
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengerolan................6
2.5 Tipe Susunan Roll.....................................................................6
2.6 Konfigurasi Mesin Roll.........................................7
2.7 Variasi Pengerolan.......................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering menggunakan ataupun
melihat hal-hal seperti mobil, jembatan, pipa, tabung gas, rel kereta api. Semua itu
merupakan benda-benda yang biasa kita temui di dalam kehidupan kita. Semua
benda tersebut dibentuk sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Untuk
membentuk material menjadi produk sesuai dengan kebutuhannya seperti contoh
diatas, bisa dilakukan dengan beberapa proses. Diantaranya bisa dilakukan dengan
proses rolling. Proses rolling banyak digunakan untuk membuat berbagai macam
profil. Karena banyaknya kegunaan dari proses rolling ini, untuk itulah di dalam
makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang proses rolling.
1.2 Ruang Lingkup Materi
Di dalam makalah ini, saya akan mencoba memberikan rincian tentang apa
itu proses rolling, mulai dari pengertian tentang proses rolling, jenis-jenis proses
rolling beserta keuntungan dan kekurangannya, dan aplikasi dari produk rolling
tersebut.
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian proses rolling.
Mengetahui jenis-jenis proses rolling.
Mengetahui keuntungan dan kekurangan proses rolling.
Mengetahui contoh produk dan aplikasi dari proses rolling.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proses Rolling


Rolling atau pengerolan logam adalah sebuah proses untuk mengurangi
ketebalan atau luas penampang dari suatu logam atau benda kerja, dengan
melewatkan benda kerja pada sepasang roll yang berputar dengan arah yang
berlawanan.
Celah atau gap diantara dua roll yang berputar lebih kecil dari ketebalan
logam yang akan masuk. Benda kerja terjepit diantara dua roll, sehingga muncul
gaya gesek yang diperlukan untuk menggigit dan menarik benda kerja agar dapat
melewati roll. Benda kerja yang melewati roll berputar akan mengalami tegangan
tekan dan tegangan geser permukaan. Deformasi dari proses ini akan
menyebabkan benda kerja bertambah panjang, sedangkan luas penampang atau
ketebalannya akan berkurang.
Proses rolling ini banyak digunakan pada proses pengerjaan logam, karena
memberikan kemungkinan untuk memproduksi produk akhir yang berkualitas
tinggi dan mudah dikontrol.
Proses pengerolan ini biasanya merupakan proses pertama yang digunakan
untuk mengubah material menjadi produk kasar. Material yang tebal di roll
menjadi blooms, billets atau slab, atau bentuk-bentuk ini dapat dibuat langsung
dari continous casting. Produk seperti bloom, billet, dan slab ini merupakan
produk setengah jadi dan harus dibentuk lagi pada proses selanjutnya.
Bentuk bahan dasar dan produk proses pengerolan ini dapat dibedakan sebagai
berikut :

Bloom : mempunyai penampang melintang segiempat atau bujur sangkar


dengan ketebalan lebih besar dari 6 inchi dan lebarnya 2x tebal.
Bilet : biasanya lebih kecil dari bloom, penampang lintangnya berupa bujur
sangkar atau lingkaran. Dibuat dengan beberapa kali forming seperti rolling
atau ekstrusi.
Slab : segiempat utuh dengan lebar penampang 2x tebal. Slab dapat diproses
lebih lanjut menjadi plate, sheet, atau strip.
Berikut ini beberapa contoh produk dari proses pengerolan.

Gambar 1. Skema aliran produk proses rolling.

2.2 Jenis Jenis Proses Pengerolan


a) Proses Pengerolan Panas (Hot Rolling)
Hot rolling merupakan operasi pengerolan yang dilakukan pada
temperature lebih tinggi dari temperature rekristalisasi. Biasanya bahan kerja yang
3

digunakan dalam proses pengerolan panas berupa potongan besar logam dalam
bentuk slab atau bloom untuk tahap berikutnya, sehingga pada akhirnya diperoleh
bentuk batang, plat, atau lembaran.
Pada proses pengerolan panas ini, deformasi tidak menyebabkan
terjadinya penguatan logam. Tegangan alir bahan akan semakin kecil dengan
semakin tingginya temperature operasi. Energi deformasi yang dibutuhkan
menjadi lebih kecil pada temperature yang lebih tinggi. Dengan demikian, maka
deformasi dapat dilakukan pada benda kerja yang berukuran relative besar dengan
total deformasi besar.
Keuntungan dari pengerolan panas adalah :
Bebas dari tegangan sisa
Sifat-sifatnya lebih homogen
Sedangkan beberapa kekurangan dari pengerolan panas ini yaitu :
Dimensi kurang akurat
Terjadi oksidasi pada permukaan rolan
b) Proses Pengerolan Dingin (Cold Rolling)
Cold rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan pada
temperature dibawah temperature rekristalisasi benda kerjanya. Pengerolan dingin
ini biasanya dilakukan setelah proses pengerolan panas . Proses pengerolan dingin
ini menghasilkan kualitas permukaan yang lebih baik, dan kesalahan dimensional
yang lebih kecil daripada hasil proses pengerolan panas. Bahan baku untuk proses
pengerolan dingin ini biasanya adalah hasil dari proses pengerolan panas.
Proses pengerolan dingin ini akan menyebabkan terjadinya mekanisme
penguatan pada benda kerja yang diikuti dengan turunnya keuletan. Benda kerja
menjadi lebih kuat, lebih keras, dan lebih rapuh. Pada proses pengerolan dingin
ini, tegangan alir benda kerja menjadi semakin meningkat.

Pada saat benda kerja mengalami pengerolan dingin, terjadi perubahan


yang mencolok pada struktur butir dan pergeseran atom-atom. Untuk pengerolan
dingin diperlukan tekanan yang lebih besar daripada pengerolan panas, karena
material akan mengalami deformasi plastis bila tegangan melebihi batas elastis.
Karena tidak mungkin terjadi rekristalisasi selama pengerolan dingin, tidak terjadi
pemulihan dari butir yang mengalami perpecahan.
Keuntungan dari proses pengerolan dingin antara lain :
Produknya lebih tipis daripada produk pengerolan panas
Benda kerjanya menjadi lebih kuat dan lebih keras
Sedangkan beberapa kekurangan dari pengerolan dingin antara lain :
Membutuhkan proses pengerjaan panas setelah pengerolan, untuk
menyeimbangkan lagi sifat mekanik produk
2.3 Proses Dasar Pengerolan
Logam yang telah dipanaskan dilewatkan diantara dua roll yang berputar
berlawanan arah, dengan celah antar rollnya kurang dari ketebalan material yang
akan dimasukan. Karena roll berputar dengan kecepatan permukaanmelebihi
kecepatan logam yang masuk, gesekan sepanjang kontak antar muka bereaksi
memajukan logam
Logam dijepit dan perpanjangan adalah kompensasi dari penurunan luas
penampang lintang. Jumlah deformasi yang bisa dicapai pada sekali pengerolan
tergantung pada kondisi friksi (gesek) di sepanjang permukaan. Bila terlalu
banyak yang diinginkan roll tida dapat memproses material dan slip diatas
permukaan. Apabila terlalu sedikit deformasi untuk sekali lewat pengerolan, maka
akan mengakibatkan biaya produksi yang dibutuhkan menjadi lebih mahal.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengerolan


Seperti halnya dengan proses pengerjaan panas yang lain, control suhu
sangat mempengaruhi keberhasilan proses pengerolan. Idealnya, sebelum
dilakukan proses pengerolan, benda kerja dipanaskan hingga suhu panasnya
menjadi seragam. Karena temperature benda kerja sangat mempengaruhi hasil
dari proses pengerolan. Apabila temperature benda kerja tidak seragam, maka
deformasi yang terjadi berikutnya juga tidak seragam.
Contohnya apabila material telah dipanaskan dengan waktu yang tidak
memadai sehingga temperaturnya belum seragam, maka apabila dilakukan proses
pengerolan, bagian luar benda kerja yang panas akan mengalir terlebih dahulu.
Atau bila material telah mengalami pendinginan lebih karena proses sebelumnya,
permukaan yang lebih dingin akan lebih tahan terhadap deformasi. Retak atau
sobek pada permukaan yang lebih dingin mungkin terjadi karena interior yang
panas dan lemah mencoba mengalir.
Pemanufaktur biasanya memanfaatkan panas dari continuous cast
langsung untuk proses selanjutnya. Untuk operasi yang lebih kecil misalnya ingot,
slab atau bloom material dibawa ke suhu rolling yang diinginkan, biasanya dalam
tungku gas atau perendaman minyak yang dipanaskan. Untuk baja karbon murni
atau paduan rendah suhu perendaman sekitar 2200 oF (1200 oC).
Untuk benda kerja dengan penampang yang lebih kecil, biasanya
digunakan kumparan induksi untuk memanaskan material yang akan di roll.
Proses pengerolan panas biasanya dihentikan bila suhu jatuh sekitar 100-200 oF
(50-100 oC) diatas temperatur rekristalisasi. Suhu finishing sebesar itu menjamin
prodk dengan ukuran butir bagus, seragam dan tidak ada kemungkinan strain
hardening
2.5 Tipe Susunan Roll
a) Tipe Jepit
Mesin roll tipe jepit mempunyai susunan roll yang menyerupai huruf L,
dimana pada mesin roll ini terdiri dari 3 buah roll yang panjang. Dua roll
6

berfungsi menjepit bahan plat yang akan diroll, kedua roll ini berputar
berlawanan arah. Roll utama merupakan roll penggerak dimana gerakan putar
yang dihasilkan roll dapat diperoleh dari putaran tuas ataupun motor listrik.
b) Tipe Piramid
Mesin roll tipe piramide mempunyai susunan roll membentuk pyramid atau
segitiga. Jumlah roll yang digunakan pada mesin roll tipe pyramid ini
berjumlah 3 buah. Dua buah roll bagian bawah berfungsi menahan plat yang
akan di roll, sedangkan roll bagian atas berfungsi menekan plat sampai plat
mengalami perubahan bentuk menjadi melengkung. Kelengkungan akibat
penurunan roll diatas ini selanjutnya diteruskan ke bagian sisi plat yang lain
mengikuti putaran ketiga roll tersebut.
c) Tipe Kombinasi Jepit dan Piramid
Mesin roll kombinasi jepit dan pyramid ini terdiri dari 4 buah roll. Dua buah
roll yang berada di tengah berfungsi menjepit plat dan sekaligus mendorong
plat ke arah roll penekan. Roll penekan dan pengarah pada bagian depan dan
belakang masing-masing dapat diatur sesuai dengan ketinggian kedudukan
roll. Roll penggerak utama berada dibagian bawah. Roll ini tidak dapat diatur,
atau tetap pada posisinya.
2.6 Konfigurasi Mesin Roll
a) Mesin roll dua tingkat (two-high roll mill)
Mesin roll ini mempunyai diameter sekitar 0,6-1,4 meter. Roll ini dapat
bekerja bolak-balik (reversing) ataupun searah (nonreversing). Roll yang
searah selalu berputar pada arah yang sama, dan benda kerja selalu
dimasukkan dari sisi yang sama. Roll yang bekerja bolak-balik, arah putaran
roll dapat dibalik sehingga benda kerja bisa dimasukkan dari sisi yang lain.
Keuntungan mesin roll dua tingkat antara lain :
Dapat mereduksi luas penampang dalam berbagai ukuran.

Dapat diatur kemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju


reduksi.
Sedangkan beberapa kelemahan dari mesin roll dua tingkat antara lain :
Ukuran panjang batangan terbatas.
Pada setiap pembalikan siklus pembalikan gaya, kelembaman harus
diatasi.

Gambar 2. Mesin roll dua tingkat

b) Mesin roll tiga tingkat (three-high roll mill)

Gambar 3. Mesin roll tiga tingkat

Keuntungan mesin roll dua tingkat antara lain :


Tidak diperlukan pembalikan arah putaran roll, sehingga tidak ada
gaya kelembaman yang harus diatasi.
Biaya lebih murah, dan mempunyai keluasan yang lebih tinggi dari
pada mesin roll bolak-balik.
Sedangkan kekurangan dari mesin roll tiga tingkat ini antara lain :
Diperlukan adanya mekanisme elevasi.
Terdapat sedikit kesulitan dalam mengatasi kecepatan roll.
c) Mesin roll empat tingkat (four-high roll mill)
Mesin ini menggunakan dua roll dengan diameter lebih kecil yang langsung
bersentuhan dengan benda kerja dan dua roll pendukung untuk menahan roll
yang berdiameter lebih kecil. Biasa digunakan untuk lembaran yang lebih
besar.

Gambar 4. Mesin roll empat tingkat

d) Mesin roll kluster (Cluster roll mill)


Mesin ini menggunakan empat roll pendukung dengan dua roll yang
berhubungan langsung dengan benda kerja, dimana diameternya lebih kecil
dibandingkan dengan mesin roll empat tingkat. Penggunaan mesin roll cluster
ini sama dengan mesin roll empat tingkat.

Gambar 5. Mesin roll cluster

e) Mesin roll tandem (tandem roll mill)


Mesin ini menggunakan beberapa pasang roll, sehingga dapat dioperasikan
secara kontiniu sampai mencapai ketebalan produk yang diinginkan.

10

Gambar 6. Mesin roll tandem

2.7 Variasi Pengerolan


a) Shape Rolling
Shape rolling atau dikenal juga dengan profile rolling merupakan proses
pembentukan material dimana benda kerja dilewatkan pada roll untuk
mendapatkan bentuk profil tetap yang diinginkan. Produk dari shape
rolling bisa berupa profil I, profil H, profil T, profil U, rel kereta api.

11

Gambar 8. Shape rolling

b) Roll Forging
Roll forging merupakan sebuah proses dimana sebuah benda kerja berupa
lingkaran ataupun plat dikurangi ketebalannya sehingga panjangnya
bertambah. Roll forging menggunakan 2 buah roll silinder ataupun roll
semisilinder yang setiap rollnya mempunyai satu atau lebih alur bentuknya.

Gambar 9. Roll forging

c) Skew Rolling
Skew rolling adalah sebuah proses pembentukan logam yang menggunakan
dua buah roll yg berputar berlawanan yang di desain khusus dan berputar terus
menerus. Skew rolling ini digunakan untuk membuat bola logam dari benda
kerja.

Gambar 10. Skew rolling

12

d) Thread rolling
Thread rolling merupakan salah satu proses yang digunakan untuk pembuatan
ulir.

Gambar 11. Thread rolling

e) Ring rolling
Pada proses pengerolan cincin, satu roll ditempatkan melalui lubang dari
cincin yang tebal dan roll kedua menekan dari luar. Sejalan dengan penjepitan
roll dan berputar, ketebalan dinding cincin direduksi dan diameter ring
bertambah besar. Roll yang dibentuk dapat dipakai untuk memproduksi
berbagai profil penampang yang berbeda. Hasilnya cincin tanpa sambungan
untuk roket, turbin, pesawat terbang, jalur perpipaan, dan ketel tekanan.

Gambar 12. Ring rolling

13

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rolling atau pengerolan logam adalah sebuah proses untuk mengurangi
ketebalan atau luas penampang dari suatu logam atau benda kerja, dengan
melewatkan benda kerja pada sepasang roll yang berputar dengan arah
yang berlawanan.
Proses rolling bisa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Hot rolling dan Cold
rolling.
Faktor yang mempengaruhi proses rolling adalah temperature benda kerja.
Untuk mendapatkan hasil pengrolan yang baik, benda kerja haruslah
mempunyai temperature yang seragam.

3.2 Saran
Dari uraian yg telah kami sampaikan, bisa kita lihat banyak sekali jenis
dan kegunaan dari proses pengerolan ini yang bisa kita temui di dalam kehidupan
kita. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kalau kita mempelajari lebih dalam lagi
tentang proses pengerolan ini, disamping menambah ilmu pengetahuan kita,
semoga juga akan bermanfaat di dalam kehidupan kita.

14

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/
http://blogriyani.blogspot.com/2012/07/rolling-mill-machine-a.html
Dieter, E., George. 1988. Metalurgi Mekanik. Jakarta. Erlangga
Halmos, T., George. 2006. Roll Forming Handbook. New York. Taylor & Francis
Group
Affiz, Fuad. September 2012. Pengaruh Pengerolan Pra Pemanasan Dibawah
Temperatur Rekristalisasi dan Tingkat Deformasi Terhadap Kekerasan dan
Kekuatan Tarik Serta Struktur Mikro Baja Karbon Sedang Untuk Mata Pisau
Permanen Sawit. Jurnal e-Dinamis. Volume II, No. 2.

15

16

Anda mungkin juga menyukai