Anda di halaman 1dari 4

POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA ( Geografi SMA/MA )

A. Pengertian Desa dan Kota


Desa dan kota berkaitan dengan pelajaran Sosiologii.
I. Pengertian Desa
menjelaskan secara umum dan khusus
secara umum => pandangan masyarakat banyak
secara khusus => para Ahli
Tujuan Pembelajaran menjelaskan pengertian desa secara umum dan secara khusus
dimana menurut para ahli yang sering di uji di UN (Ujian nasional) adalah R.Bintarto mungkin
akan berubah..
Konsep: Umum : desa itu adalah wilayah ,keruangan , tempat,ada identitas, lingkungan yang
ditempati oleh penduduk yang sederhana , perekonomiannya tidak bisa diukur kemampuan =>
bidang kerja , mata pencaharian. ( sosialnya masih tinggi masih mengenal satu sama lain )
Umum : dapat digabungkan bahwa desa adalah keruangan , tempat/wilayah yang dihuni oleh
sekelompok orang yang ciri-cirinya dimana masyarakatnya masih saling mengenal.
wilayah cendrung lebih sempit , beda dengan kota , ikatan sosial kuat
didesa yang paling tinggi yaitu kepala desa.
- dari segi wilayah relatif kecil
- ekonomi masih bersifat tradisional
Desa Khusus
A. Menurut R. Bintarto = > sosiolog indonesia masalah bumi dan masyarakat.
Desa adalah => perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh ungsur-ungsur
fisiografis,sosial,politik,ekonomi dan kultural , disuatu daerah serta memiliki hubungan dan
pengaruh timbal balik dengan desa lain. ( ada lima aspek )
maksud perwujudan geografis => terbentuk sebuah wilayah
ada 5 ungsur tersebut yaitu
1. fisiografis => fisik : yang berwujud
grafis : wilayah ( ada tapal batas desa )
2. sosial => masyarakat yang ada , harus punya jumlah penduduk ada batasan ,berupa KK,RT,
kelompok secara budaya

3. Kultural => Budaya


4. Ekonomi => mata pencaharian ( nelayan,petani,dll )
5. politik => tidak ada gubernur , baru ada kepala desa.
B . Menurut Sutarjo Kartohadikusumo
desa adalah suatu kesatuan hukum dimana tempat tingalnya ( maksudnya disana ada
masyarakat ) suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
C. Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
d. Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri
sebagai berikut :
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar
seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
e. S.D. Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas
tertentu yang luasnya antara 50 1.000 are.
F. Bambang Utoyo
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian
dan menghasilkan bahan makanan
G. UU no. 22 tahun 1999
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten
H. UU no. 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perbedaan Desa dengan Kelurahan

Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah
kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan
Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam
perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.
Kewenangan desa adalah:
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat
meningkatkan pelayanan masyarakat.
Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
Potensi Desa
Potensi desa dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Potensi fisik yang meliputi, tanah air, iklim dan cuaca, flora dan fauna
Potensi non fisik, meliputi; masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa, dan aparatur desa,
jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa akan berkembang dan desa akan memiliki fungsi,
bagi daerah lain maupun bagi kota.
Fungsi Desa
Fungsi desa adalah sebagai berikut:
Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia
Ciri-ciri Masyarakat Desa
Kehidupan keagamaan di kota berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang
lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga
kota dari pada warga desa.
Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.

Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka
dalam menerima pengaruh.[1]
Pola persebaran desa
Pola persebaran desa di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu:
Pola Memanjang (linier).
Pola memanjang dibagi menjadi 4 yaitu:
Pola yang mengikuti jalan. Pola desa yang terdapat di sebelah kiri dan kanan jalan raya atau jalan
umum. Pola ini banyak terdapat di dataran rendah.
Pola yang mengikuti sungai. Pola desa ini bentuknya memanjang mengikuti bentuk sungai,
umumnya terdapat di daerah pedalaman.
Pola yang mengikuti rel kereta api. Pola ini banyak terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera karena
penduduknya mendekati fasilitas transportasi.
Pola yang mengikuti pantai. Pada umumnya, pola desa seperti ini merupakan desa nelayan yang
terletak di kawasan pantai yang landai.
Maksud dari pola memanjang atau linier adalah untuk mendekati prasarana transportasi seperti
jalan dan sungai sehingga memudahkan untuk bepergian ke tempat lain jika ada keperluan. Di
samping itu, untuk memudahkan penyerahan barang dan jasa.
Pola Desa Menyebar
Pola desa ini umumnya terdapat di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang berelief kasar.
Pemukiman penduduk membentuk kelompok unit-unit yang kecil dan menyebar.
Pola Desa Tersebar
Pola desa ini merupakan pola yang tidak teratur karena kesuburan tanah tidak merata. Pola desa
seperti ini terdapat di daerah karst atau daerah berkapur. Keadaan topografinya sangat buruk

Anda mungkin juga menyukai