Jasa penginapan merupakan salah satu jasa yang sering dipakai oleh banyak
orang, bahkan jasa Penginapan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
seseorang ataupun sekelompok orang yang hendak istirahat dalam kegiatan
berpergian dengan jarak yang sangat jauh ataupun dalam hal kegiatan liburan.
Namun, banyak orang yang memiliki waktu yang terbatas sehingga mereka
cenderung tidak memiliki waktu untuk pergi ke hotel untuk memesan tempat
istirahat mereka. Apalagi yang ingin memesan tempat yang berada di luar pulau,
sangatlah tidak mungkin mereka mememesan setelah berada di pulau tersebut
karena waktu mereka sangatlah terbatas. Namun hal ini tidak akan menjadi
masalah ketika suatu perusahaan jasa penginapan seperti hotel melakukan suatu
pemasaran melalui media internet. Pelanggan dapat melihat kondisi kamar hotel
berikut fasilitas dan harganya tanpa harus datang kehotel tersebut. Pelanggan
tersebut dapat memesan sebuah kamar hotel melalui website hotel tersebut, dan
kemudian pihak perusahaan hotel akan melakukan pemesanan kamar sesuai
dengan kehendak pelanggan.
Tingkatan atau kelas hotel dibedakan atas tanda bintang (*), semakin banyak
jumlah bintang maka persyaratan, fasilitas dan pelayanan (service) yang dituntut
semakin banyak semakin baik. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan bintang
adalah hotel berbintang satu, hotel berbintang dua, hotel berbintang tiga, hotel
berbintang empat, dan hotel berbintang lima. Jumlah fasilitas hotel adalah menjadi
dasar untuk menentukan apakah hotel tersebut berbintang satu, dua, tiga, empat,
atau bahkan lima. Hotel hotel dengan golongan kelas berbintang tertinggi
dinyatakan dengan bintang lima, dan hotel hotel dengan golongan kelas bintang
terendah dengan tanda bintang satu.
Perkembangan pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali telah mengalami
peningkatan yang cukup pesat, dengan semakin tumbuh dan berkembangnya
akomodasi, jasa penginapan (hotel), restoran, biro perjalanan wisata dan
transportasi. Salah satu aspek pendukung utama industri pariwisata adalah industri
perhotelan karena para wisatawan domestik maupun mancanegara pasti
Sejak semakin
Dengan beberapa komponen yang harus dimiliki setiap staf, pasti operasional
yang di jalankan akan berjalan dengan baik dan tamu pasti akan merasa nyaman
karena mendapatkan pelayanan dengan baik. Namun jika staf tidak menjalankan
standar operasional yang ada di departemen front office, maka itu yang membuat
penilaian keseluruhan hotel menjadi kurang baik. Karena tamu akan kecewa pada
saat pertama mereka datang dan bertemu dengan departement front office. Hal ini
akan memberikan dampak negatif terhadap hotel. Oleh karena itu, departemen front
office harus memiliki standar operasionanl pelayanan tamu, untuk menunjang kualitas
pelayanan terhadap tamu, baik dari sisi pengetahuan produk hotel, cara pelayanan
tamu, maupun cara penyelesaian masalah tamu.
Citra dan kepuasan tamu sangat penting dalam perhotelan. Selain dari
pelayanan yang baik keramahan dan kesopanan dari staf hotel merupakan
kenyamanan hotel. Bagian penerima tamu memegang peran penting dalam hotel,
Receptionist merupakan ujung tombak sebuah hotel, karena citra sebuah hotel
dapat dilihat dari kinerja receptionistnya. Oleh karena itu untuk menjadi seorang
receptionist yang baik tidak hanya diperlukan penampilan yang baik, perilaku
yang baik, dan keterampilan melayani tamu tapi juga keterampilan dalam berbagai
bahasa. Receptionist harus dapat menyapa tamu seramah mungkin dan sebisa
mungkin mengunakan bahasa yang ramah dan sopan sehinga tamu merasa
nyaman dan dilayani dengan baik. Seorang receptionist juga mempunyai tugas
utama yaitu menjual kamar yang dimiliki perusahaan, menerima reservasi,
menyambut tamu tiba dan lain-lain, juga diharuskan memiliki pengetahuan umum
yang luas, seperti tentang objek wisata, tempat rekreasi sampai transportasi umum
di daerahnya bekerja.
Dalam melaksanakan pekerjaannya melayani tamu dan berkomunikasi
dengan tamu , receptionist diharuskan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh tamu dengan tutur kata yang sopan dan halus. Tamu hotel
seringkali datang dari berbagai macam negara, oleh krena itu bagi sebuah hotel
merupakan
nilai
pelayanan
lebih
apabila
receptionist
hotelnya
dapat
berkomunikasi menggunakan bahasa asing dari tamu yang datang, sehingga tamu
merasa nyaman. Selain itu akan lebih mudah mengemukakan maksudnya dan
meminimalisir kesalahpahaman antara tamu dengan receptionist (pihak hotel).
Oleh karena itu selain diharuskan masih menggunakan Bahasa Inggris, seorang
receptionist juga wajib membekali diri dengan bahasa Internasional lainnya.
Kantor depan adalah salah satu departemen di hotel yang secara operasional
berhubungan langsung dengan tamu. Kantor depan terletak pada bagian depan
hotel. Ini dimaksudkan agar mudah diketahui tamu. Umumnya kantor depan ini
disebut lobi (Darsono, 1992:9). Front Office atau kantor depan merupakan pusat
informasi dan juga hamper segala kegiatan tamu seperti penerimaan dan
pengiriman surat pengurusan barang, pengiriman dan penerimaan e-mail,
mempersiapkan
welcome
letter, pembayaran
kehilangan barang , menampung keluhan tamu dan juga tempat segala pemberian
informasi mengenai fasilitas baik dalam hotel maupun luar hotel. Front office juga
sering dikenal sebagai the first and last impression of the guest. Artimya bagian
inilah yang pertama dan terakhir dari tamu. Tamu akan datang ke hotel akan
melakukan registrasi oleh receptionist dan pada waktu akan check in maupun
check-out pun tamu juga berhubungan dengan receptionist. Jadi sudah sewajarnya
jika kesan yang mendalam akan tercipta di bagian front office.
Peranan receptionist yang demikian penting menyebabkan departemen
tersebut diberi sebutan yang menggambarkan pusat dimana semua departemaen
lain tergantung padanya. Tanpa receptionist aktivitas hotel menjadi terganggu.
Bahkan pada akhirnya roda perputaran produk dan pelayanan akan terhenti.
Demikian dengan kesan pertama dan terakhir yang akan menentukan motivasi
tamu untuk kembali lagi atau tidak kehotel. Tamu yang merasakan nyaman dan
senang akan kehangatan sambutan dan pelayanan staf hotel akan merasa senang
dan tidak segan untuk datang menginap dan memilih hotel itu kembali. Salah satu
hotel yang ada di Bali adalah Watermark Hotel & SPA Jimbaran Bali dengan
hotel berbintang 4 premium.
Hotel Watermark mempunyai beberapa departement penting yang beroprasi
menjalankan hotel, diantaranya adalah: Front Office, Housekeeping, Food &
Baverage, Engineering, Accounting, Human Resources, Sales & marketing, dan
Security. Front Office merupakan departemen yang paling berpengaruh di dalam
sebuah hotel karena kesan pertama yang akan ditemui oleh tamu dari sebuah hotel
melalui front office departement. Tamu akan melihat langsung bagaiamana staff
front office dalam menangani maslah tamu saat check in, check out, kesigapan
dalam menangani komplain tamu, dan memberikan rasa nyaman kepada tamu saat
menginap di hotel tersebut. Oleh karena itu, departemen front office harus
memiliki standar operasionanl pelayanan tamu, untuk menunjang kualitas
pelayanan terhadap tamu, baik dari sisi pengetahuan produk hotel, cara pelayanan
tamu, maupun cara penyelesaian masalah tamu.
Watermark Hotel & SPA berlokasi di Desa Jimbaran tepatnya pada jalan
Uluwatu nomer 88, Jimbaran , Bali Indonesia. Hotel ini dibangun dengan
klasifikasi hotel standar berbintang empat. Dengan memiliki jumlah kamar 150
kamar dengan tiga jenis kamar yang dimiliki adalah Suite Room, Club Watermark
Suite , dan Superior Room, 2 kolam renang yang terdiri dari main swimming pool
dan rooftop swimming pool, 3 restoran yakni W Senses Restaurant, Nishiazabu
Imadoki, dan Angelique Caf dengan koki yang berasal dari Jepang langsung
memasak di restoran, dan dengan fasilitas umum lainnya seperti Liang Spa, Petile
Gift Shop, Depature Lounge, Private Beach Club, Gym, Kids Club, Shuttle Bus
,Meeting Room, dan Kedonganan Ballroom.
Watermark Hotel & SPA ini juga memiliki keunikan tersendiri yang tidak
semua hotel memilikinya pada kamar yang dimiliki, dimana kamar ini selain
dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, kamar ini bisa menampung satu sampai
enam tempat tidur atau enam orang. Jenis suite room dibangun seluas 64m2, jenis
club watermark suite room seluas 86m2, dan jenis superior room seluas 32m2.
Kamar ini sudah dirancang khusus untuk menampung enam tempat tidur, jadi
tamu yang ingin menginap di Watermark Hotel & SPA tidak perlu khawatir
nantinya akan tidur berdesakan karena membayangkan dalam satu kar hotel bisa
dihuni dengan enam orang atau enam extra bed.
Melihat dari latar belakang ini penulis tertarik mengangkat masalah mengenai
bagaimana prosedur penanganan check in dan check out , bagaimana standar
10
operasional prosedur dalam sebuah perusahaan dan kendala apa saja yang
biasanya dialami pada saat proses check in maupun check out serta cara
mengatasi hal tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggangkat judul
Pelayanan dalam menangani proses check in dan check out oleh receptionist
pada Watermark Hotel & Spa Bali Jimbaran.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok permasalahnnya yang dapat
diambil oleh penulis adalah :
1. Bagaimanakah standar operasional yang digunakan receptionist di Hotel
Watermark ?
2. Bagaimanakah proses menangani check-in dan Check-out di Hotel Watermark?
3. Apa sajakah kendala kendala yang dihadapi oleh seorang receptionist dalam
menangani proses check-in dan check-out pada Hotel Watermark ?
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pelaksanaan penelitian adalah :
a.
di Hotel Watermark.
c.
Untuk mengetahui apa sajakah kendala kendala yang dihadapi oleh seorang
11
2.
Kegunaan Penelitian
a.
Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam mengikuti Mata Kuliah
Teknik Penulisan Laporan di Semester II, Program Studi D III Perhotelan,
Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Bali.
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas terutama
dalam membuat sistem informasi penanganan proses check-in dan checkout pada suatu hotel.
Untuk dapat meningkatkan pemahaman dengan mengetahui perbandinganperbandingan antara teori yang terdapat di perkuliahan dengan kenyataan
yang ada di industri perhotelan.
b.
Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan solusi, masukan, gagasan atau
saran pada masalah yang berkaitan dengan proses check-in dan check-out
sehingga dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien.
12
C. Metodologi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan UPP ini adalah :
1.
Metode Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menuntut adanya
pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
objek penelitian (Noor, 2015: 140). Teknik pengumpulan data yang dilakukan
oleh penulis adalah dengan melakukan pengamatan lansung tentang objek yang
diteliti, melihat proses penanganan check-in dan check-out secara langsung dan
penulis juga terlibat dalam aktifitas pelayanan pada Hotel Watermark.
b.
Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga
diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain
(Noor,2015:138). Teknik wawancara yang dilakukan yaitu penulis mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada pihak hotel mengenai kendala yang didapat
dan memperoleh penjelasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
penanganan check-in dan check-out tamu oleh receptionist.
c.
Kepustakaan
Metode kepustakaan merupakan teknik yang dipakai untuk memperoleh
teori yang mendukung penelitian dengan membaca berbagai buku referensi jurnal,
13
dokumen dan bacaan yang kiranya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
(Sudjarwo,2009:160
dalam
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id).
Penulis disini mencari sumber informasi dengan cara membaca buku-buku yang
berkaitan dengan hotel khususnya pada front office.
2.
proposal tugas akhir Ini yaitu metode deskriptif artinya "bersifat deskripsi atau
bersifat menggambarkan apa adanya, sedangkan deskripsi artinya pemaparan atau
penggambaran dengan kata - kata secara jelas dan terperinci" (Depdiknas, 2008:
320). Teknik analisis yang digunakan dalam penyusunan UPP ini adalah dengan
analisis Deskritif (pemaparan) yaitu degan memberikan gambaran umum dan
memaparkan secara sistematis mengenai data yang diperoleh sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan secara menyeluruh dan selengkap lengkapnya
sehinga memperoleh data yang baik serta mengaitkannya dengan beberapa
informasi yang diperoleh dari beberapa buku sehigga dapat menarik kesimpulan.
3.
14
(Sudaryonto, 1993:145). Jika dikaitkan dengan hasil analisis data dari usulan
proposal penelitian tugas akhir ini yaitu:
a.
Metode Formal
Metode penyajian data dengan cara menyajikan hasil analisis dengan tanda
baca berkaitan dengan proses penangan check-in dan check-out oleh receptionist
di Hotel Watermark serta dilengkapi dan didukung dengan gambar dan lampiran
untuk memperjelas data yang di dapat.
b.
Metode Informal
Metode penyajian data dengan cara menyajikan hasil analisis dengan kata
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Metodologi Penulisan
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Pengertian Hotel
Klasifikasi Hotel
Pengertian Check in dan Check out
Pengertian Rceptionist
15
E.
F.
G.
H.