Makalah Dendeng
Makalah Dendeng
Latar Belakang
Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu
tinggi, yang mampu menyumbangkan asam amino esensial yang lengkap. Daging
segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
mikroba.
Oleh karena itu berbagai cara pengawetan daging perlu dikembangkan.
Tujuan dari pengolahan dan pengawetan daging ialah untuk memperpanjang daya
simpan dan untuk meningkatkan cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen
serta dapat mempertahankan nilai gizinya sehingga diharapkan dapat memperluas
rantai pemasaran daging olahan tersebut. Salah satu cara pengolahan dan
pengawetan daging sapi yang sudah dilakukan yaitu pengolahan dendeng sapi.
Dendeng sapi adalah produk daging yang dibuat secara tradisional di
Indonesia, dengan cara curing yaitu menaburkan gula, garam dan rempah-rempah
pada irisan daging kemudian dijemur. Namun, sebelumnya daging yang akan
dibuat dendeng harus dibersihkan terlebih dahulu dan direndam dengan garam.
Hal
inilah
yang
melatarbelakangi
mengapa
kami
mengangkat
judul
Rumusan Masalah
Dalam penyusunan usulan kegiatan ini, ada beberapa rumusan masalah
yang hendak diamati, yakni sebagai berikut ;
Bagaimana kualitas dendeng yang dihasilkan bila garam yang digunakan
merendam daging digantikan dengan menggunakan asam jawa dan asam
cuka?
Apakah ada perbedaan palatabilitas (kesukaan) terhadap dendeng bila
direndam dalam asam jawa dan asam cuka ?
Apakah ada perbedaan dalam hal penjemurannya, yang mana yang lebih cepat
kering, yang direndam dengan asam jawa atau asam cuka ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat kualitas dendeng
yang dihasilkan dan lama penjemuran dengan menggantikan garam sebagai
perendam dengan asam cuka dan asam jawa.
Daging 1 kg
Asam jawa 40 gr
Gula 200 gr
Bawang Merah 50 gr
Bubuk Ketumbar 20 gr
Lengkuas 30 gr
Air 1 liter
Alat :
-
Pisau. Alat ini digunakan untuk mengiris daging menjadi irisan tipis. Pisau
yang digunakan hendaknya tajam.
Talenan. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan daging (kalau tidak
digantung).
Kulkas. Alat ini digunakan untuk menyimpan daging yang direndam di dalam
larutan bumbu.
Cara Pembuatan :
1. Pengirisan daging. Daging diiris tipis-tipis dengan panjang 3 cm dengan lebar
3-5 cm dengan ketebalan 3-5 mm. Sedapat mungkin pemotongan mengikuti
arah jaringan otot.
2. Pembuatan larutan bumbu
o Perlakuan I : Lengkuas, bawang putih, dan bawang merah digiling halus.
Bumbu-bumbu ini dicampur dengan gula 100 gr, asam jawa 40 gr dan
bubuk ketumbar 10 gr.
o Perlakuan II : Lengkuas, bawang putih, dan bawang merah digiling halus.
Bumbu-bumbu ini dicampur dengan gula 100 gr, asam cuka + H 2O 15
ml dan bubuk ketumbar 10 gr.
3. Air sebanyak 1/2 liter direbus sampai mendidih. Kemudian ditambahkan
bumbu yang telah disiapkan di atas. Baik campuran bumbu I maupun II
dididihkan masing-masing selama 30 menit sambil diaduk-aduk. Untuk
Dicuci Bersih
Bumbu
Diiris tipis-tipis
Dihaluskan
Dicampur
Direndam
Dikeringkan di bawah sinar matahari (1-2 hari)
atau oven suhu 500C - 690C (4-5 jam)
Digoreng (suhu 1700 C ) selama 30-60 detik
Analisa Data
Uji Organoleptik meliputi aroma, warna, rasa, bau dan kerenyahan.
Aroma
0
5
Khas Daging Lemah
Warna
0
5
Coklat Kehitam-hitaman
10
10
Coklat Tua
Rasa
Penilaian Awal (sentuhan pertama oleh lidah)
0
5
Tidak Enak
Sangat enak
Bau
0
5
Tengik
10
10
Khas
Kerenyahan
Penilaian Awal (sentuhan pertama oleh lidah)
0
5
Sangat lembek
10
Renyah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dendeng Daging Sapi
Dendeng merupakan salah satu produk daging olahan sekaligus produk
daging yang diawetkan yang diproduksi di Indonesia secara sederhana dan
mempunyai daya terima yang tinggi di beberapa negara Asia. Pada umumnya
dendeng yang ada di pasaran yaitu dendeng sapi, baik dendeng sapi giling maupun
dendeng sapi iris (Soputan, 2004).
Proses pembuatan dendeng belum dibakukan, tetapi pada umumnya
menyangkut pengirisan daging dengan ketebalan 3 5 mm, diikuti pencampuran
dengan garam, gula, serta ramuan bumbu seperti lengkuas, ketumbar, bawang putih,
bawang merah yang diikuti dengan proses pengeringan sampai kadar air 25% bahan
kering. Seluruh proses tersebut dapat disarikan sebagai kombinasi antara proses
curing dan pengeringan (Soputan, 2004).
Dendeng seringkali mengalami kerusakan seperti timbulnya ketengikan warna
coklat yang kurang menarik dan kontaminasi mikroorganisme. Ketengikan dapat
terjadi karena proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tidak jenuh dalam
lemak. Kontaminasi mikroba pada dendeng dapat terjadi pada setiap tahap dalam
pengolahannya, terutama sebelum tahap pengeringan (Soputan, 2004).
Dalam membeli suatu produk olahan kita harus mencermati dengan baik, dendeng
daging sapi yang diperdagangkan, ada yang berkualitas baik , ada yang berkualitas
sedang dan ada pula yang berkualitas kurang baik. Perbedaan kualitas dendeng
tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1) Pemilihan bahan
Proses pengeringan merupakan salah satu penentu kualitas dendeng. Pada saat
proses pengeringan mengalami perubahan warna, aroma, tekstur dan zat gizinya.
Tempat yang digunakan untuk pengeringan sebaiknya menggunakan nampan yang
terbuat dari logam dan diberi alas plastik supaya dendeng menjadi cepat kering dan
setiap 3 jam di balik supaya pengeringannya merata. Proses pengeringan yang kurang
sempurna dapat mempengaruhi rasa dan aroma dendeng. Mengingat dendeng daging
sapi harganya cukup mahal, kurang terjangkau oleh daya beli masyarakat golongan
ekonomi rendah sehingga perlu memanfaatkan bahan yang lebih murah untuk dibuat
dendeng (Haryvedca, 2010).
Daging Sapi
207
Protein (g)
18.8
55
Lemak (g)
14.0
Karbohidrat (g)
10.5
Kalsium (mg)
11
30
Fosfor (mg)
170
370
Besi (mg)
2.8
5.1
Vitamin A (SI)
30
Vitamin B1 (mg)
0.08
Vitamin C (mg)
Air (g)
66
25
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981).
C. Zat Aditif yang Terkandung Dalam Dendeng
Garam (NaCl)
Garam atau NaCl sejak dahulu hingga saat ini digunakan sebagai bahan
pengawet terutama untuk daging dan ikan. Larutan garam yang masuk kedalam
jaringan produk pangan akan mengikat kandungan air bebas yang terdapat dalam
produk pangan tersebut. Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan dan aktivitas
bakteri penyebab pembusukan, kapang dan khamir. Produk pangan
hasil
pengewetan dengan garam memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan.
Sementara produk segarnya hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari
(Kobandaha, 2008).
Garam adalah ingridien yang terpenting dalam campuran bahan curing
untuk daging dan berfungsi untuk pemberi rasa produk, menurunkan aktivitas air
dan membantu solubilisasi protein otot yang berfungsi mengikat partikel daging,
serta penurunan air jaringan otot pada konsentrasi tinggi (5-8%) (Baghas, 2010).
Gula atau sukrosa.
Dhanie.
2010.
Manfaat
Limbah
dari
Kulit
Pisang.
http://dhanie.student.umm.ac.id/2010/07/29/manfaat-limbah-dari-kulitpisang/. Diakses pada 16 Oktober 2010.
Dini. 2009. Manfaat Asam Cuka. http://wrdini66.blogspot.com/2009/03/manfaatasam-cuka.html. Diakses pada 15 Oktober 2010.
Haryvedca.
2010.
Cara
Membuat
Dendeng.
http://haryvedca.wordpress.com/2010/08/23/cara-membuat-dendeng/.
Diakses pada 16 Oktober 2010.
Kobandaha, L. 2008. Zat Aditif yang Terkandung dalam Bahan Makanan.
http://www.g-excess.com/id/zat-aditif-yang-terkandung-dalam-bahanmakanan.html. Diakses pada 16 Oktober 2010.
Soputan, J. EM. 2004. Dendeng Sapi Sebagai Alternatif Pengawetan Daging.
Makalah Pribadi Pengantar ke Falsafah Sains. Sekolah Pascasarjana. IPB :
Bogor.
MAKALAH KELOMPOK
PROJECT BASE LEARNING
ILMU TEKNOLOGI DAGING
Dosen : Prof. Dr. Ir. Effendi Abustam, M.Sc
OLEH
KELOMPOK 2
HERLINA
SELFIN TALA
CAELSILIA
MUH. SADDAM SUDIRMAN
APRIANTO PALANGDA
APRIANTO
SUHAEDI
MUH. THAMRIN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010