PT Antam
PT Antam
Tbk
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 6
2.1 KOMINUSI Kominusi adalah proses untuk mereduksi ukuran bijih dengan
tujuan untuk membebaskan logam berharga dari bijihnya dan atau memperluas
permukaan bijih agar dalam proses pelindian dapat berlangsung dengan cepat.
Faktor-faktor yang mengendalikan kominusi diantaranya sifat fisik dari bijih,
seperti tingkat homogenitas, kekerasan, kandungan air. Bijih yang heterogen,
porous, dan brittle mudah dikecilkan. Sedangkan bijih yang homogen, kompak
dan liat sulit untuk dikecilkan. Agar partikel bijih dapat remuk harus ada tekanan
yang cukup besar dan melebihi kuat remuk bijih. Usaha untuk meremukan bijih
tergantung pada sifat material dan gaya yang dilakukan terhadap partikel bijih.
Terdapat 3 (tiga) cara/mekanisme meremuk partikel, yaitu : 1. Compression
(Tekanan) yaitu peremukan yang dilakukan di antara dua permukaan di mana
kerja dilakukan pada salah satu atau kedua permukaan tersebut. Alat yang
menerapkan cara ini adalah jaw crusher, gryratory crusher, roll crusher. Partikel
yang dihasilkan berukuran besar. 2. Impact (Benturan) yaitu benturan suatu bijih
dengan bijih lainnya atau dengan alat. Alat yang menerapkan cara ini adalah
hammer mill, impactor. Parikel remuk yang dihasilkan bervariasi mulai dari
berukuran besar sampai berukuran kecil. 3. Abrasion yaitu gesekan pada
permukaan bijih. Partikel remuk yang dihasilkan ada dua ukuran yaitu berukuran
besar dan halus. Alat yang menerapkan cara ini adalah Ballmill, Rod Mill.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 7
Kominusi terdiri dari dua tahap yaitu crushing (peremukan) dan grinding
(penggerusan).
2.1.1 Crushing Crushing merupakan suatu proses peremukan ore (bijih) dari hasil
penambangan melalui perlakuan mekanis. Batuan dari tambang yang memiliki
ukuran besar dijadikan lebih kecil melalui mekanisme peremukan. Biasanya ada
2 tahap dalam proses peremukan yaitu primary crushing dan secondary
crushing, namun hal itu disesuaikan dengan kebutuhan parameter yang
diinginkan.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 8
2.1.1.1 Primary Crusher Primary crusher adalah peremuk yang digunakan untuk
mengecilkan ukuran bijih yang datang dari tambang pada tahap pertama dan
dioperasikan secara terbuka. Jenis-jenis primary crusher adalah Jaw Crusher,
Gyratory Crusher, Impact Crusher. Masing-masing alat mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Salah satu jenis Primary crusher yang paling banyak digunakan
adalah Jaw Crusher, mekanisme kerja Jaw Crusher adalah dua plat yang dapat
membuka dan menutup seperti rahang. Salah satu dari rahang diam, dan yang
lainnya bergerak maju mundur. Jaw crusher meremuk material dengan kompresi
di dalam rongga remuk. Material yang masuk rongga remuk akan segera
mendapat kompresi oleh jaw yang bergerak kemudian material turun hingga
mendapat jepitan baru. Jaw Crusher termasuk dalam arrested crushing karena
peremukan material hanya disebabkan oleh kerja alat terhadap material,
sedangkan peremukan yang disebabkan oleh kerja alat juga materialnya yang
saling meremuk disebut choke crushing. Choke crushing menghasilkan material
halus yang banyak dan bila tidak dikendalikan dapat merusak alat. Jenis jaw
crusher baik digunakan jika bijih dari ROM sifatnya keras dan kompak. Ukuran
dari partikel hasil peremukan tergantung pada pengaturan dari mulut
pengeluaran (setting) yaitu bukaan maksimum dari mulut. Setting terdiri dari
bukaan maksimum (open setting) dan bukaan minimum (closed setting). Ukuran
maksimum yang dapat masuk alat adalah 85% dari gape (lebar mulut alat)
sedangkan produk peremukan umumnya berukuran lebih kecil dari 85% ukuran
bukaan maksium. Tipe jaw crusher terdiri dari Blake Crusher dan Dodge Crusher.
Blake Crusher dibedakan menjadi single toggle dan double toggle. Tipe-tipe jaw
crusher dapat dilihat pada lampiran 2.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 9
Jenis primary crusher yang lain adalah Gyratory Crusher. Pada alat ini terdapat
sebuah sumbu tegak yang merupakan tempat dipasangnya alat peremuk yang
disebut mantle atau head. Sumbu tegak dipasang pada suatu bagian alat yang
disebut spider. Sumbu tegak diputar secara eksentrik dari bagian bawah yang
menghasilkan suatu gerak gyratory. Mantle berada dalam shell berbentuk
kerucut yang membesar ke atas sehingga terbentuk rongga remuk antara shell
dan mantle. Mantle yang bergerak bersama sumbu tegak memberikan kompresi
ke arah shell. Aksi kompresi ini menyebabkan material yang berada dalam
rongga remuk akan remuk. Pada ukuran gape dan setting yang sama, gyratory
crusher mampu meremuk material 2-3 kali dibandingkan jaw crusher. Tipetipe
gyratory crusher dapat dilihat pada lampiran 2 sedangkan sketsa gambar dapat
dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Gyratory Crusher Seperti halnya jaw crusher, gyratory crusher juga
merupakan arrested crusher, material turun setelah mendapat kompresi.
Gyratory Crusher meremuk material selama siklus putarannya atau secara terus
menerus, sedangkan pada jaw crusher hanya pada saat jaw bergerak maju.
Gyratory
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 10
ada material sangat keras yang masuk ke dalam alat. Gambar 2.5 merupakan
sketsa dari cone crusher dan bentuk linernya
Gambar 2.5 Cone Crusher dan linernya Cone crusher dapat dibedakan menjadi
standard cone crusher dan short head cone crusher. Perbedaan dari kedua jenis
ini terletak pada rongga remuk. Rongga remuk standard cone crusher bertangga
dan membesar ke arah umpan masuk. Sedangkan short head cone crusher
memiliki rongga remuk dan mulut yang lebih sempit, sehingga material yang
dapat diremuk standard cone crushe lebih besar dibandingkan dengan short
head cone crusher. Jenis-jenis secondary crusher yang lainnya dapat dilihat pada
lampiran 2.
2.1.2 Grinding Grinding atau penggerusan merupakan lanjutan dari crushing dan
merupakan tahapan akhir dari kominusi, yaitu untuk mendapatkan ukuran
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 13
butiran yang sesuai sehingga pada tahap selanjutnya bisa dilakukan pelindian.
2.1.2.2 Cara Penggerusan Grinding dapat dilakukan dengan cara kering atau
basah. Ada beberapa keuntungan penggerusan dengan cara basah dibandingkan
dengan cara kering, antar lain : 1. Penggerusan dengan cara basah memerlukan
energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan cara kering karena tidak
memerlukan pengeringan. 2. Penggerusan cara basah tidak memerlukan alat
penangkap debu.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 14
3. Penggerusan cara basah konsumsi media gerus dan pelapis lebih banyak
karena terjadi korosi
2.1.2.3 Gerakan Muatan Di Dalam Mill Akibat dari putaran mill dan adanya liner,
media gerus naik sepanjang sisi dari mill sampai posisi dinamik yaitu ketika berat
muatan mill seimbang dengan gaya sentrifugal. Setelah mencapai posisi ini
muatan akan menggelincir ke bawah dengan cara cascading, yaitu muatan
menggelinding di atas muatan lain yang sedang bergerak ke atas atau dengan
cara cataracting (jatuh bebas ke dasar ball mill). Putaran dari mill sangat penting
karena menentukan ukuran produk dan keausan dari media gerus dan liner.
Putaran dengan kecepatan tinggi akan menimbulkan gerakan cataracting yang
menyebabkan hasil gerusan berukuran kasar. Sedangkan putaran yang lambat
menimbulkan gerakan cascading yang menyebabkan hasil gerusan berukuran
sangat halus yang disebut overgrinding. Hal ini harus dihindari karena di
samping membutuhkan banyak energi juga mempengaruhi proses konsentrasi.
Putaran dengan kecepatan tinggi akan menghasilkan ukuran yang kasar karena
pada putaran ini muatan di dalam mill akan menempel pada liner sehingga tidak
terjadi penggerusan. Putaran seperti ini disebut putaran kritis, yaitu putaran mill
di mana muatan mulai menempal pada dinding mill dan ikut berputar bersama
mill. Gerakan di dalam mill dipengruhi juga oleh jenis pelapis (liner). Pada
lampiran 3 dapat dilihat gerakan muatan di dalam mill yang dipengaruhi oleh
jenis liner.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 15
2.1.2.4 Bagian-bagian Penting Dari Mill Bagian penting dari mill adalah : 1. Shell,
yaitu plat baja yang membentuk bagian silinder dari mill yang dirancang untuk
menahan impact dan beban yang berat. 2. Pelapis (liner), dilekatkan pada shell
bagian dalam dan harus mampu menahan impact, beban berat, dan abrasi. Liner
terbuat dari karet yang sangat keras. Liner dibuat bergelombang dalam berbagai
bentuk yang fungsinya mengangkat media gerus agar mengikuti putaran mill.
Jenis-jenis liner dapat dilihat pada lampiran 3. 3. Mill feeder (pengumpan), yaitu
tempat masuknya umpan berupa bijih. Jenis-jenis feeder yaitu chute feeder,
drum feeder, dan kombinasi drum-scoop feeder. Umpan yang masuk melalui
Chute feeder dipengaruhi oleh gravitasi. Feeder jenis ini berbentuk corong yang
terbuat dari pipa. Umpan yang masuk melalui drum feeder sebelumnya
dimasukan terlebih dahulu ke dalam drum kemudian akan bergerak sendiri ke
dalam mill. Kombinasi drum-scoop feeder, material diambil sendiri dari
tumpukannya dengan menggunakan sekop (scoop) terus masuk ke dalam drum
kemudian masuk ke dalam mill. Macam-macam bentuk feeder dapat dilihat pada
gambar 2.6.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 16
Drum-scoop feeder
drum feeder
chute feeder
Gambar 2.6 Mill Feeder 2.1.2.5 Jenis-jenis Alat Gerus (Mill) 1. Alat gerus berupa
silinder yang berputar pada sumbu horisontalnya yang disebut mill dengan
media gerus di dalamnya. Berdasarkan media gerusnya, alat gerus dapat
dibedakan menjadi : a. Ball mill, (media gerusnya bola) Ball mill dibedakan
menurut cara mengeluarkan produknya (discharge). Bila produk keluar dengan
sendirinya disebut Overflow Mill, tetapi bila keluar melalui saringan yang
dipasang pada ujung pengeluaran produk disebut discharge mill. Pada tipe
discharge mill produk dapat keluar dengan bebas, permukaan minimum. material
di dalam ball mill lebih rendah dibandingkan dengan jenis overflow mill dan
overgrinding
b. Rod mill (media gerusnya berbentuk silinder) Media gerus rod mill berupa
batang silinder masif (pejal) yang panjangnya hampir sama dengan panjang mill,
dan disusun sejajar dalam mill. Diameter batang silinder itu antar 25 mm dan
150 mm. Bila diinginkan produk yang kasar digunakan yang berukuran besar,
sedangkan ila diinginkan produk yang halus gunakan silinder yang diameternya
kecil. Rod mill diklasifikasikan berdasarkan cara mengeluarkan produknya.
Terdapat tiga jenis rod mill yaitu Centre Peripeheral Discharge Mill, End
Peripeheral Discharge Mill, dan Overflow Mill. Pada jenis Centre Peripeheral
Discharge Mill, umpan dimasukkan pada kedua ujung mill dan produk keluar dari
bagian tengah shell. Penggerusan dapat dilakukan dengan cara kering atau
basah dan produk gerusan relatif kasar.
Gambar 2.8 Centre Peripeheral Discharge Mill Pada End Peripeheral Discharge
Mill, umpan masuk melalui salah satu ujung mill dan produk keluar pada ujung
lainnya melalui shell. Alat ini umumnya digunakan untuk penggerusan cara
kering.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 18
Gambar 2.9 End Peripeheral Discharge Mill Jenis yang paling banyak dipakai
untuk penggerusan cara basah adalah Overflow Mill. Pada alat ini umpan
dimasukan melalui salah satu ujung mill dan produk keluar melalui ujung lainnya.
c. Pebble mill, jika media gerusnya batuan yang sangat keras. d. Autogenous
mill, jika media gerusnya bijih itu sendiri. Autogenous mill berkembang karena
dapat menghemat pemakaian media gerus. 2. Alat gerus berbentuk silinder
tegak atau horizontal yang diam. Media dan bijih di dalamnya diputar oleh
pengaduk. Alat ini disebut Tower Mill atau Stirred Mill.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 19
2.2.1 Tipe-tipe Ayakan (Screen) Ada tiga tipe ayakan yang dipakai : 1. Pelat
berlubang (punched plate) yaitu pelat baja yang diberi lubang dengan bentuk
tertentu, di samping pelat baja, plat karet keras, atau plat plastik banyak
digunakan terutama untuk material yang abrasive. 2. Anyaman kawat yaitu
kawat dari metal dianyam sedemikian rupa, sehingga menghasilkan lubanglubang dengan bentuk tertentu. 3. Batang sejajar (grizzly, rod deck surface). Ini
adalah permukaan ayakan yang terbuat batang atau rel yang disusun sejajar
dengan jarak tertentu Ayakan dapat bergerak atau diam. Grizzly adalah contoh
ayakan diam.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 20
Gerakan ayakan pada ayakan yang bergerak ditimbulkan oleh penggetar atau
vibrator.
Pada laju rendah, efesiensi rendah disebabkan oleh karena partikel di atas
ayakan melonjak-lonjak berlebihan, kemungkinan lolos berkurang. Bila laju
pengumpanan terlalu besar, kemungkinan lolos juga berkurang karena
stratifikasi kurang baik dan ayakan kurang luas. 2. Peluang untuk dipisahkan.
Pemisahan partikel tergantung pada kesempatan dari setiap partikel untuk
mencapai lobang dalam berbagai posisi.
2.3 KLASIFIKASI Klasifikasi adalah proses pemisahan antara ukuran partikel yang
diinginkan dan yang tidak diinginkan. Pemisahan ini biasanya dilakukan di dalam
fluida (gas dan air). Tapi di industri pengolahan bahan galian biasanya digunakan
air. Alat untuk melakukan klasifikasi disebut classifier. Secara lebih khusus fungsi
classifier yaitu : 1. Mengeluarkan material yang ukurannya sudah memenuhi
syarat sebagai overflow. 2. Mencegah terjadinya overgrinding (penggerusan
yang berlebihan). 3. Mengembalikan material yang masih kasar untuk digerus
kembali. Classifier dapat dibedakan menjadi dua yaitu classifier yang
memanfaatkan gaya gravitasi dan classifier yang memanfaatkan gaya
sentrifugal. 1. Classifier yang memanfaatkan gaya gravitasi disebut juga
mechanical classifier. Bagian-bagian penting dari mechanical classifier yaitu : a.
Kolam pengendapan yang berupa tanki berbentuk mangkok atau saluran. b. Alat
yang berfungsi untuk mengeluarkan produk underflow. Alat ini berbentuk rake
(sikat) atau spiral. c. Rake atau spiral menarik produk endapan dari kolam
pengendapan, sedangkan overflow akan keluar melalui bibir overflow yang dapat
diatur tingginya. Contohnya adalah thickener dan spiral classifier.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 22
2. Classifier
yang
memanfaatkan sentrifugal
gaya
sentrifugal untuk
contohnya
adalah laju
hydrocyclone. pengendapan.
Gaya
berfungsi
mempercepat
Setiap partikel yang berada di dalam hydrocyclone akan mengalami dua gaya
yang saling berlawanan, yaitu gaya sentrifugal yang mengarah keluar dan gaya
drag yang mengarah ke dalam. Partikel besar akan mengalami gaya sentrifugal
lebih besar dibandingkan dengan gaya drag, terlempar ke arah dinding,
mengikuti arus spiral mengarah ke bawah dan keluar melalui lubang apex
sebagai underflow. Sebaliknya, partikel kecil, gaya centrifugal tidak cukup untuk
mendorongnya ke arah luar bergerak di spiral dalam yang bergerak ke atas dan
bergerak keluar sebagai overflow.
2.4 PROSES EKSTRAKSI Au-Ag DARI BIJIHNYA 2.4.1 Metode Ekstraksi (Leaching)
Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logamlogam tertentu
yang dapat larut. Pemilihan metode pelindian tergantung pada kandungan logam
berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya mudah tidaknya bijih
dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secara hidrometalurgi terdapat beberapa jenis
leaching, yaitu :
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 23
4. Agitation Leaching Cocok untuk bijih dengan kadar medium hingga tinggi.
Dilakukan dalam tangki khusus pelindian yang dilengkapi dengan agitator
(pengaduk). Tujuan pengadukan ini ialah untuk : a. Meningkatkan kontak antara
logam dalam bijih dengan reagen pelindi b. Meningkatkan laju pelindian Metode
pengadukan ada tiga, yaitu : a. Mekanik 1) Menggunakan impeler yang
digerakan oleh motor 2) Biaya perawatan tinggi b. Pneumatik 1) Digunakan
udara yang dikompresi atau uap bertekanan tinggi 2) Biaya perawatan rendah c.
Kombinasi mekanik dan pneumatik Umumnya digunakan untuk pelindian skala
besar 5. Autoclaving a. pelindian pada temperatur dan tekanan tinggi b. bijih
kadar tinggi yang bersifat refraktori yaitu sulit dilarutkan pada kondisi normal
Dilakukan dalam suatu alat yang disebut autoclave Proses autoclave pada
umumnya dilakukan dalam dua kondisi : a. tanpa udara b. dengan udara Ada
beberapa reagen yang bisa digunakan untuk pelindian emas: 1. Thiosulfat
(S2O3)22. Thiourea (NH2.CS.NH2) 3. Sianida (NaCN) 4. dan lain-lain
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 25
Dari ketiga reagent di atas yang paling banyak digunakan sampai saat ini masih
sianida. Reaksi pelindian menurut teori Elsner adalah : 4 Au + 8 NaCN + O2 + 2
H2O 4 Ag + 8 NaCN + O2 + 2 H2O 4 NaAu(CN)2 + 4 NaOH 4 NaAg(CN)2 + 4
NaOH
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 26
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 27
Gambar 2.14 Kurva pengaruh pH terhadap % HCN 4. Persen solid Persen solid
merupakan perbandingan antara berat padatan dengan berat total. Makin besar
persen solid, berarti makin banyak jumlah padatan, sehingga kesempatan untuk
bereaksi antara emas dan perak dengan larutan akan semakin kecil. Hal ini
berkaitan dengan mobilitas (gerakan) atom atau ion yang terbatas. Selain itu
persen solid yang tinggi menyebabkan turunnya DO (dissolved Oxygen) yang
menyebabkan laju reaksi berkurang. Sedangkan untuk persen solid yang rendah,
berarti jumlah padatan lebih kecil sehingga berpengaruh terhadap kapasitas
pabrik meskipun Au dan Ag terlarut lebih banyak. 5. Katalisator [Pb(NO3)2]
Katalisator berfungsi untuk membantu mempercepat reaksi terutama untuk
mengubah perak sulfida menjadi perak oksida yang mudah larut.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 28
6. Waktu Reaksi. Makin lama waktu reaksi, maka makin banyak kesempatan
untuk terjadinya reaksi sehingga logam yang terlarut akan semakin banyak. 7.
Jenis Bijih. Jenis bijih tertentu memerlukan proses pelarutan secara tertentu pula.
Sebagai contoh, bijih oksida dengan sulfida mempunyai cara penanganan proses
yang berbeda. Bijih oksida lebih mudah larut dalam sianida dibandingkan dengan
bijih sulfida. Maka dari itu, jika bijih sulfida ingin diolah dengan cara pelindian
sianida sebaiknya diubah menjadi oksida lebih dahulu dengan cara roasting. 8.
Temperatur dan kecepatan pengadukan Semakin tinggi temperatur leaching
maka recovery akan meningkat sampai pada batas tertentu. Pada temperatur
850C akan diperoleh recovery yang maksimum seperti yang ditunjukkan gambar
2.15. Jika temperatur dinaikkan lagi maka kemungkinannya recovery akan
menurun. Hal itu disebabkan kandungan oksigen di dalam larutannya kecil atau
menurun.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 29
Jika O2 diperoleh dari udara bebas, menurut teori Henry aktivitas O2 sama
dengan tekanan O2 sehigga persamaan di atas menjadi : ( (
o
T ln
a[O2 ] p(O2 )
............ (2)
Berdasarkan persamaan (2), jika O2 berasal dari udara bebas maka yang
berpengaruh adalah tekanan. Sedangkan jika merupakan oksigen murni maka
yang berpengaruh adalah flowrate. Untuk meningkatkan konsentrasi oksigen
diberikan udara bertekanan jika O2 berasal dari udara bebas. Jika O2 murni maka
debit oksigen yang dimasukan harus besar.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 30
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 32
4. Ukuran partikel 5. Semakin kecil ukuran partikel maka laju presipitasi akan
semakin besar karena luas permukaan semakin besar maka kontaknya semakin
besar. 6. Temperatur Semakin tinggi temperatur maka laju presipitasi akan
semakin besar karena lapis difusinya semakin kecil sehingga lebih mudah
bereaksi. 7. Nilai pH pH semakin kecil maka laju presipitasi semakin besar karena
seng akan semakin mudah larut pada pH asam daripada basa. Recovery
langsung dari larutan encer dengan presipitasi seng masih sering digunakan
untuk mengolah bijih, diantaranya untuk : 1. 2. Bijih dengan kandungan perak
tinggi Bijih yang mengandung spesies yang berlawanan dengan adsorpsi karbon,
seperti lempung, material organik
2.5.2 Adsorpsi Larutan emas hasil ekstraksi di serap oleh ekstraktan yang berupa
karbon aktif atau ion exchange resin sintetic. Ekstrakan yang memakai karbon
aktif, prosesnya disebut Carbon In Leach (CIL). Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyerapan karbon yaitu : 1. Temperatur Semakin tinggi temperatur maka laju
penyerapan semakin menurun., seperti yang ditunjukan pada gambar 2.18.
pada kestabilan sianida seperti yang ditunjukan pada gambar 2.14. Sedangkan
pada pH di atas 11 kemampuan adsorpsi semakin menurun, seperti yang
ditunjukan pada gambar 2.19
2.6 ELUTION Elution adalah proses desorbsi, yaitu pelepasan kembali [Au(CN)2]dari karbon aktif dengan cara pemutusan ikatan antara keduanya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi desorbsi yaitu ; 1. Temperatur dan Tekanan Semakin tinggi
temperatur (T) maka kecepatan reaksi semakin tinggi, agar air tidak menjadi uap
pada temperatur >100oC maka tekanan (P) harus dinaikkan. T tinggi maka v
(Kecepatan Reaksi) semakin besar.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 35
I semakin kecil maka v semakin tinggi. Sebaiknya digunakan air murni agar I
kecil. 4. pH pH hanya berpengaruh untuk menjaga agar [CN-] tidak menjadi gas
HCN akibat proses hidrolisis. Tetapi OH- yang dihasilkan dengan penambahan
NaOH mempunyai pengaruh terhadap kecepatan proses desorbsi. OHsemakin
besar maka v semakin meningkat. Hal itu disebabkan karena OHmempunyai sifat
yang sama dengan CN- sehingga digunakan bersama karena sinergis. pH yang
harus dijaga sekitar 12 atau 12,5 dan dapat dilihat pada gambar 2.14. 5. Larutan
Organik Adanya larutan organik dapat mempercepat proses desorpsi, tapi perlu
diingat bahwa tidak semua larutan organik mempercepat proses desorbsi,
sebagian malah mengganggu. Hanya larutan organik tertentu seperti Alkohol,
dan Glycol yang bisa mempercapat reaksi. 6. Pembersihan Pengotor Inorganik
Pengotor Inorganik terutama berbagai macam garam dapat mengganggu proses
desorbsi. Garam yang paling mengganggu berbentuk karbonat terutama yang
sering dijumpai adalah Kalsium Karbonat (CaCO3). Pembersihan dilakukan
dengan menggunakan asam baik HCl maupun HNO3. Pencucian asam (Acid
Wash) dilakukan untuk menghilangkan berbagai macam inorganic fouling.
Bentuk paling penting dari inorganic fouling adalah: a. Garam kalsium, terutama
karbonat tetapi juga sedikit sulfat dan species yang lain b. Garam sodium dan
magnesium
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 37
c. Mineral bijih yang halus, seperti silica, kompleks silikats dan aluminates d.
Partikel besi yang halus sebagai hasil dari media penggerus e. Presipitasi logam
dasar dari larutan lindi Sumber paling besar ion kalsium adalah lime (CaO), yang
ditambahkan pada slurry untuk mengontrol pH. Kemungkinan ion karbonat
dibentuk oleh oksidasi sianida pada permukaan karbon, seperti berikut:
2CN - + O 2 + 4H 2O = 2CO 32 + 2NH 4 Ca 2
23
CaC
bahwa reagen tersebut lebih bisa menghindari korosi daripada menggunakan HCl
serta bisa melarutkan perak yang ada pada karbon, tetapi kendala yang dihadapi
dengan penggunaan HN harus dikontrol penggunaannya. 7. Pembersihan
Pengotor rganik Karbon aktif mempunyai sifat relatif non-polar dan hidrofobik
sehingga cepat bisa menyerap berbagai senyawa organik dari larutan. Beberapa
senyawa organik yang bisa dan sering mengganggu proses desorbsi: a. Solar,
Minyak Pelumas, Grease b. Dekomposisi Bakteri/Tumbuh-tumbuhan c. Reagen
Flotasi seperti Frothers dan Kolektor d. Flokulan dan reagen lain yang
mempunyai permukaan aktif. Cara Penghilangan Pengotor rganik:
3
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 38
dipengaruhi oleh partikel kasar seperti potongan/serbuk kayu, plastik, kabel dll.
Jika diperlukan maka sebaiknya dipisah dahulu dengan jig atau shaking table,
tetapi akan lebih baik jika sudah hilang saat pencucian asam.
2.7.2 Inline Leach Reactor (ILR) The Inline Leach Reactor telah dikembangkan
oleh Gekko Systems untuk tujuan mengoptimalkan recovery emas yang memiliki
konsentrat. Saat upgradenya dalam menggunakan tabel atau perangkat gravitasi
lain yang padat karya, memiliki risiko keamanan yang signifikan dan tingkat
recovery yang sangat rendah. ILR dirancang untuk beroperasi dalam
hubungannya dengan Distribusi Control System (DCS) atau sebagai unit yang
berdiri sendiri dengan sedikit operator. Unit ini dirancang atas dasar yang
berbeda dengan sistem kontrol terpadu. Sehingga, tempat konstruksi minimal.
Dimensi ILR dirancang kecil untuk ditempatkan di posisi yang nyaman dekat
dengan pembuangan gravitasi konsentrat. Semua limbah padat dan cair produk
bisa dipompa kembali ke sirkuit penggiling atau dihilangkan jika ditemukan
pengotor baja atau lainnya (nasties). Pregnant solution dipompa ke gold room.
sisa solution dari sel electrowining dikembalikan ke recirculated umpan Reaktor.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 41
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 42
larutan ke solid dischagre sump yang akan kembali ke sirkuit mill. Tingkat laju
aliran eluate dari kontrol SSV diresirkulasi larutan dalam sistem.
membalik drum rotasi dan dipompa ke rangkaian mill. Pregnant solution dipompa
ke sirkuit electrowinning yang terdapat sel electrowinning atau dicampur dengan
solusi elution utama. Barren solutin dari electrowinning ini kemudian dipompa ke
rangkaian CIL (opsional ke ILR) untuk menggunakan kembali sisa sianida. ILR
batch malakukan sirkulasi dengan langkah-langkah terpisah: 1. Mengisi
konsentrat ke Reaktor Drum. 2. Mengatur volume larutan awal dan
menambahkan reagen. 3. Leach dengan mengulangi sirkulasi yang melalui
reaktor drum. 4. Drain drum dan floc pregnant solution penyimpanan. 5.
pecucian solid dengan air. 6. Meniriskan dan air cuciannya ke tangki
penyimpanan solution. 7. Padatan kering dari Reaktor Drum dan ditransfer ke
mill. 8. Mengalirkan air yang tersisake mill. 9. mentransfer solution untuk
rangkaian electrowinning Keunggulan spesifik dari ILRBatch : 1. Menangkap dan
melindi emas halus dan kasar. 2. Digunakan untuk mencegah presipitasi pada
pabrik emas scats 3. Sistem sederhana dengan menghitung komponen rendah, 1
drum, 1 pompa, 1 tangki penampung, 2 tank 4. Biaya operasi rendah tanpa
persyaratan bagi agen leach kimia mahal 5. Daya terpasang rendah kurang dari
10kW 6. Diperuntukan menghasilkan solution yang bersih untuk electrowinning
7. Pregnant solusi sangat cocok untuk direcovery oleh electrowinning memompa
ke tangki
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 44
2.7.2.4 ILR Continous ILR Continous dirancang untuk menerima dilute, bermutu
tinggi konsentrat emas dalam rangka untuk recovery emas dalam larutan. Emas
direcovery dari solution dengan cara teknologi electrowinning. Feed slurry
menghubungkan ke feed cone kemudian di de-watering. Cone mengambil
padatan dan overflow ke tailing sump ILR. Feed cone dikontrol dengan
menggunakan load sel dan pinch valve digabungkan dalam satu PID timer loop.
Load Sel mengukur beban di cone. Padatan diperbolehkan untuk membentuk bed
di cone sampai bed mencapai waktu yang telah ditetapkan ketika timer
controller memungkinkan sirkuit untuk membuka dan menutup katup feed
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 45
Umpan yang menebal menginformasikan ke reaktor drum feed. Fresh reagen dan
barren solusi yang kembali dari rangkaian electrowinning ditambahkan pada
feed. Drum berputar di sekitar sumbu horizontal. Drum diputar cukup cepat
untuk memastikan fersh solution dicampur dengan solid. Drum inlet dan outlet
ditetapkan untuk menciptakan sudut rendah dan waktu tinggal di drum. Benda
padat yang teraduk hanya cukup untuk menjaga massa bergerak dari feed ke
stopkontak. Satu set baffle internal memungkinkan pergerakan umpan padat
melalui drum tetapi menghambat arus pendek dan membantu untuk menahan
partikel emas yang sangat kasar kembali. Massa padatan disimpan dalam drum
untuk menentukan waktu tinggal. Solution yang pada tingkat yang terkendali.
Tingkat solution dan padatan berbeda satu sama lain. Hal ini mungkin setara
dengan densitas pelindian padatan. Solid dan solution reaktor drum dan akan ke
pregnant solution sump. Sump ini dibagi menjadi tiga bagian yang saling
berhubungan. Bagian pertama memungkinkan padat dan solusi dari tail reaktor
untuk menginformasikan ke pompa recirculation feed solid. Pompa ini
mentransfer semua feed solid untuk menyelesaikan tailling cone. Padatan
mengendap di dasar cone dan mengental. Padatan ini ke inline dewatering
screen. Padatan ter dewatered > 83% b / b dan dijatuhkan dari ujung screen ke
tailings discharge sump. Setiap underflow padat dari dewateringscreen
dikembalikan ke dua bagian pertama dari pregnant solution sump. Overflow dari
tailing cone menghubungkan ke bagian kedua pregnant solution sump. Bagian
ketiga dari pregnant solution sump menggabungkan satu set lapisan tipis, yang
menyelesaikan mengentalkan larutan. Overflow dari lapisan tipis
manginformasikan ke pregnant solution
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 46
yang
rendah
akan
dicapai.
Pelindian
densitas
rendah
2.7.3 Mag Screen The Gekko Mag-Screen adalah produk berkualitas tinggi yang
menggabungkan magnet dan layar di dua dalam satu unit, mengakibatkan
kepala rendah tinggi, solusi hemat biaya untuk persiapan pakan. Unit ini secara
khusus dirancang untuk meningkatkan gravitasi pemisahan akhir oleh
mengklasifikasikan feed dan menghapus kemaknitan dalam satu langkah. Suatu
penelitian telah menunjukkan manfaat yang signifikan yang terkait dengan
recovery mengeluarkan logam berat sebelum pemisahan gravitasi. The Gekko
Mag-Screen hampir seluruhnya terbuat bukan dari bahan stainless steel,
memiliki konsumsi air nol dan menawarkan tapered bolak-balik yang unik
dirancang untuk meminimalkan magnet emas entrainment dan menyediakan
pemulihan kemaknitan terbersih. Fitur komponen layar rotasi layar otomatis titik
potong yang memungkinkan lebih halus dan operasi non blinding.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 48
memastikan kemaknitan yang melekat pada drum dalam film tipis situasi di
mana ketebalan bed terbatas dan hambatan pada partikel magnetis
diminimalkan. Setelah partikel tetap untuk drum ada kemungkinan bahwa nonmaterial magnet dapat entrained di fraksi magnet. Magnet dirancang dengan
bagian lain di bawah bagian pemulihan, di mana polaritas medan magnet swap 4
kali untuk "film". Bahan-bahan di atas dan melepaskan non-magnet dari
permukaan drum sementara mempertahankan magnet. Screen unit dengan
kapasitas yang tinggi dan dibuat lengkung mampu mengolah beban sangat
tinggi untuk setiap luas screen dengan padatan feed yang tinggi (hingga 80%
padatan). Panel screen dapat dibuat dari kawat wedge, poly atau karet. Unit
screen secara otomatis untuk merotasi screen secara teratur. Hal ini pada
gilirannya mengurangi blinding dan memaksimalkan umur screen. Materi yang
telah lolos drum magnetik mengalir ke layar pada kecepatan relatif tinggi sejalan
dengan praktek terbaik dalam teknologi saringan lengkung. Menggabungkan
feed screen dengan mekanisme yang pengalihan feed ke fraksi kasar untuk
dicuci. Selanjutnya unit menutup ke bawah dan sepasang rams pneumatik
membuka panel belakang screen yang mendorong frame. Frame screen
kemudian diputar yang kemudian dibalikkan arah aliran pada panel screen.
Untuk menghilangkan, dan mengubah panel belakang screen hanya dibuka
secara otomatis, sedangkan dalam modus pemeliharaan, dan screen dihilangkan
oleh mengubah 4 wedges. Screen yang baru dipasang dan menekan tombol start
untuk unit untuk kembali ke operasi. Unit ini juga dilengkapi dengan sistem
lockout keselamatan lengkap sewaktu di modus pemeliharaan.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 50
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 52
a. Koefisien
difusi
Au(CN)2-
meningkat
sehingga
kecepatan
2.9 SMELTING Peleburan bertujuan untuk mengambil logam Au-Ag dari cake
dengan cara memisahkan logam berharga dengan slagnya pada suhu tinggi (titik
leburnya) dengan bantuan penambahan flux. Fungsi flux adalah untuk mengikat
slag agar terpisah dengan baik dari logam berharganya, di samping itu juga bisa
menurunkan titik lebur.
2.10 PENGOLAHAN LIMBAH Pengelolaan limbah adalah salah satu tugas utama
dalam industri pertambangan dan pengolahan mineral. Pada awalnya
pembuangan tailing dilakukan di sekitar danau atau sungai. Namun seiring
dengan kebutuhan untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitar, maka metode-metode pengelolaan tailing semakin
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 53
2.10.2 Metode Kimia Proses perusakan sianida dengan metode kimia dilakukan
dengan menambahkan bahan kimia. Terdapat beberapa metode kimia yang
digunakan untuk proses perusakan sianida, yaitu : a. Metode Degussa atau
proses Hidrogen Peroksida Copper Sulfat b. Metode Inco atau proses Sulfur
dioksida dan udara proses c. Metode Carro-Acid d. Metode Ferro sulfat e. Proses
Alkaline Clorination
CN- + H2O2 = CNO- + H2O CNO- + 2H2O = NH4- + CO32Proses degussa kurang
begitu efektif untuk mengurai senyawa thiosianate (SCN-), CNwad dan sianide
kuat (CNsad) seperti ferrocyanide. Hanya sebagian kecil Cnwad terurasi menjadi
cyanate dan sebagian ion logam akan terendapkan sebagai senyawa logam
hydroksida.
2.10.2.2 Metode INCO atau proses Sulfur dioksida dan udara proses Proses INCO
banyak digunakan untuk merusak limbah cyanide sebelum dibuang ke
lingkungan (perusakan langsung). Bahan kimia yng dipakai adalah sodium
metabisulphide (Na2S2O5), udara bertekanan dan ion copper (Cu2+) dipakai
sebagai sumber katalis untuk mempercepat reaksi. Reaksi yang terjadi : CN- +
SO2 + O2 + H2O = CNO- + H2SO4 Proses INCO relatif lebih efektif untuk
mengolah cyanide bebas dan cyanide wad pada konsentrasi yang cukup tinggi.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 55
2.10.2.4 Metode Ferro sulfat Metode ini relatif bisa dipakai untuk mereduksi
cyanide bebas (CNf) dan kurang efektif untuk mengubah CNwad, thyocyanat,
atau CNsad. CNf akan dibentuk menjadi senyawa cyanate (CNO-) kompleks yang
relatif stabil. Reaksi yang terjadi cukup singkat sehingga reagen ferrous sulphate
dapat langsung dimasukan ke dalam sum untuk dipompa ke tailing dam.
Agus Tejo Dwiyono Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, UPN Veteran
Yogyakarta 56