Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN

Costia
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah
Parasit dan Penyakit Ikan semester genap
Disusun oleh :
Fakhrizal Dwi R.
Viga Ananda W.
Try Setiani Budi U.

230110140140
230110140184
230110140198

Kelas:
Perikanan C / Kelompok 9

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2016
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Morfologi,
Reproduksi, Gejala, Pencegahan serta Penanggulan dari Parasit Costia

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat beberapa hambatan


akan tetapi dengan bantuan dari semua anggota kelompok, hambatan bisa teratasi.
Maka dari itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Aamiin.

Jatinangor, April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat

1
2
2
2

BAB II ISI
2.1 Costia
2.1.1 Klasifikasi Costia
2.1.2 Morfologi Costia
2.1.3 Reproduksi Costia
2.1.4 Gejala Terserang Parasit Costia
2.1.5 Penanggulangan dan Pencegahan

3
3
3
5
7
9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

10

3.2 Saran

10

DAFTAR PUSTAKA

11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan atau

fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab
dan terbagi atas 2 kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar
(eksternal). Penyakit eksternal meliputi penyakit patogen (parasit, jamur,
bakteri, virus) dan non pathogen (lingkungan dan nutrisi).
Penyakit parasitik merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
menyerang ikan terutama pada usaha pembenihan. Serangan parasit bisa
mengakibatkan

terganggunnya

pertumbuhan,

kematian

bahkan penurunan

produksi ikan. Berbagai organisme yang bersifat parasit mulai dari protozoa,
crusstacea dan annelida. Di perairan bebas, terdapat berbagai macam parasit
dengan variasi yang luas tetapi jumlahnya sedikit. Sedangkan dalam kegiatan
budidaya, parasit terdapat dengan variasi yang sedikit tetapi jumlahnya banyak.
Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan mengenai parasit ikan ini. Makalah ini
akan membahas mengenai beberapa parasit yang menyerang ikan, gejala infeksi
dan cara penanggulangannya.
Flagellata atau Protozoa yang bergerak dengan menggunakan flagela (bulu
cambuk). Salah satu anggota kelompok Mastigophora, yaitu Flagellata heterotrof
(tidak

memiliki

klorofil).

Flagellata

heterotrof

tersebut

dinamakan zoomastigophora atau zooflagellata (Flagellata hewan).


Ciri-ciri Flagellata antara lain bergerak dengan bulu cambuk (flagelum),
mernuliki

pelikel,

memiliki

mitokondria/tidak,

hidup

parasit/simbiosis

mutualisme, tidak dapat membentuk kista, dan reproduksi aseksual dengan


pembelahan biner.
Parasit dari kelas flagellata ini sangat merugikan terutama bagi kegiatan
budidaya perikanan karena penyakit yang ditimbulkan oleh kelas flagellata ini
cukup berat bahkan mematikan sehingga penting bagi mahasiswa perikanan untuk

mempelajari parasit kelas ini agar mengetahui cara pengendaliannya sehingga


tidak merugikan bagi kegiatan budidaya.
1.2

Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu

tugas dari mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan mengenai Parasit Costia.
1.3

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana klasifikasi dan morfologi costia?
b. Apa saja gejala yang ditimbulkan saat terserang costia?
c. Bagaimana Siklus hidup costia?
d. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan dari serangan costia?

1.4

Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagi berikut:
a. Mengetahui klasifikasi dan morfologi parasit costia.
b. Mengetahui gejala yang ditimbulkan saat ikan terserang parasit costia.
c. Mengetahui reproduksi costia.
d. Mengetahui cara pencegahan dan pananggulangan dari serangan
costia.

BAB II
ISI
2.1

Costia

2.2.1

Klasifikasi
Klasifikasi dari organisme Costia sp diantaranya sebagai berikut:

Klasifikasi
Fillum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Protozoa
: Flagellata/ Zoomastigophora
: Rhizomastigida
: Tetramitidae
: Costia
: Costia necatrix (Sinonim :Ichthyobodo sp)

Gambar 1. Costia sp.


Sumber : goldfish2care4.com
2.1.2 Morfologi Costia
Costia digolongkan sebagai parasit ikan (protozoa) dan salah satu yang
paling mematikan, parasit terkecil yang mempengaruhi koi dan ikan mas, juga
dapat ditemukan pada spesies air tawar dan air asin ikan lainnya. Selain
ditemukan pada ikan air tawar, penyakit ini dilaporkan juga menyerang katak,
ikan Salamander, trout, dan ikan-ikan hias akuarium. Costia adalah parasit

mikroskopis sel tunggal yang menyerang kulit ikan. Ini biasanya menyerang ikan
dalam keadaan sakit atau hidup dalam kondisi air yang buruk atau dalam kondisi
penuh sesak. Infeksi bakteri dan atau jamur sekunder dapat terjadi pada daerah
luka terbuka. Costia hanya dapat bertahan pada ikan. Parasit yang berflagellata ini
dapat menempel pada ikan baik secara eksternal dan internal dan ditandai dengan
satu atau lebih Flagela (rambut).

Gambar 2. Costia
Sumber : Ichsan 2002
Flagella yang menyebabkan parasit menyerang untuk bergerak dengan
cara yang sangat tidak menentu dan tidak beraturan seperti, Costia Ichtyobodo.
Dua spesies yang paling umum dari Costia adalah, Ichtyobodo necatrix dan
Ichtyobodo pyriformis, dengan necatrix adalah yang paling umum. Keduanya
sangat kecil, necatrix berukuran sekitar 20 mikron dan pyriformis sekitar 15
mikron. Membuat parasit ini sangat sulit untuk mengamati bahkan pada 400x
pembesaran.
Costia memiliki dua pasang flagella. Salah satu dari dua pasang digunakan
untuk propulsi dan melekatkan tubuhnya sendiri ke tuan rumah, pasangan lain
digunakan untuk memperoleh makan, Costia juga memiliki macronucleus. Costia
adalah pyriform dalam bentuk seperti buah pir, namun berbentuk seperti ini ketika
secara fisik melekat pada tuan rumah, tetapi pada saat tidak melekat bentuknya
adalah bentuk koma atau kacang.
Parasit Costia sendiri cekung di satu sisi dan cembung di sisi lain dan
menempel ke host dengan pengisap di salah satu ujung. Costia hidup tergantung
pada suhu dan berproliferasi antara suhu sekitar 10C-25C dan tidak dapat
bertahan hidup pada suhu diatas 28C. Di bawah 10C parasit akan menjadi kista
untuk perlindungan. Jika tanpa ikan selama 1 jam atau lebih parasit ini akan mati.

Parasit ini ditularkan melalui kontak langsung dan juga mampu berenang
dari host ke host dalam bentuk kolam bebasnya. Lebih penting lagi ia mampu
berpindah dari kolam ke kolam melalui jaring . Dalam jumlah yang sangat kecil
Costia dapat menyerang ikan, mulai dari memakan terkelupas sel-sel mati dari
tuan rumah, namun dalam jumlah besar dapat menyerang menyerang sel-sel
hidup. Costia biasanya mendiami insang dan kulit dan sekali melekat pada tuan
rumah akan menghancurkan jaringan ikan tersebut.
Dalam jumlah besar Costia dapat merusak jaringan insang koi lemah dan
koi tersebut tidak mampu untuk membentuk kekebalan tubuh. Costia adalah
parasit yang sangat oportunis pada ikan yang lemah karena ketika koi yang tidak
sehat tidak dapat membentuk imun. Hal ini memungkinkan lebih dari setiap
generasi Costia untuk bertahan hidup dan terus akan bertambah banyak. koi muda
akan lebih mudah terserang Costia daripada koi dewasa yang lebih tua. Umumnya
parasit ini tidak berbahaya dalam jumlah kecil, tetapi dapat mengancam jika
populasi mereka dibiarkan
Costiasis adalah penyakit yang menyerang larva ikan/ikan muda. Parasit
ini menyebar melalui air, dan kontak langsung antar ikan. Costia mengisap nutrisi
ikan inang dengan cara menempel dan menembus sel kulit ikan melalui bagian
anterior yang meruncing membentuk jari. Parasit dengan cepat berkembang biak,
dan menyebar keseluruh populasi ikan dalam waktu yang relatif singkat.
2.1.3

Reproduksi Costia
Costia sp, memiliki daur hidup tropozoit dan kista. Sistem reproduksinya

yaitu secara vegetatif ( pembelahan binner), dan generatif (konjugasi).

Gambar 3. Pembelahan biner


Sumber : www.ipb.ac.id
Pembelahan biner (pembelahan menjadi dua, penggandaan) merupakan
cara reproduksi aseksual yang dilakukan oleh semua organisme prokariotik dan
beberapa organisme eukariotik, termasuk jamur. Selain untuk menggandakan diri,
proses ini juga terjadi pada sel-sel dari organisme eukariotik oleh beberapa
organel. Dalam proses penggandaan ini, dua sel anak yang dihasilkan sama persis
dengan sel induk tunggal yang menghasilkannya.
Tahap berenang bebas parasit berbentuk lonjong atau bulat dan berukuran
5 18 m X 3 8 m. Berkembang dengan cara pembelahan biner dan memiliki
4 buah flagella. Melekat pada sel inang dengan bagian tubuhnya yang runcing dan
memakan seldebris dan mukus inang. Infeksi terjadi ketika parasit yang berenang
bebas mencapai inang.
Flagella berfungsi untuk seleksi lokasi infeksi dan ventral flat disc untuk
melekat. Parasit berkembang dengan cara pembelahan biner longitudinal. Fase
berenang bebas parasit umum ditemukan pada perairan dan jumlahnya dapat
menjadi banyak jika kondisi lingkungan memungkinkan dan ikan bisa terinfeksi
berat 1 2 minggu setelah infeksi. Bentuk berenang bebas dan parasit diduga
membentuk cysta pada kondisi lingkungan yang jelek dan cysta pada air dapat
menjadi sumber infeksi

Dengan melakukan pembelahan diri, Costia tidak dapat hidup selama lebih
dari beberapa jam tanpa host, namun ketika kondisi tidak menguntungkan bagi
parasit, mereka diyakini mampu membentuk menjadi kista. Selanjutnya, dalam
keadaan ini mereka juga diyakini tahan terhadap situasi yang membuat mereka
tidak berdaya, dan akan tetap dalam keadaan ini sampai kondisi membaik
menguntungkan mereka.

Gambar 4. Pembelahan Ichtyobodo


2.1.4 Gejala Terserang Parasit Costia
Diantara protozoa yang menyerang ikan, genus Costia lebih sering
menimbulkan masalah bagi petani ikan. Costia yang berbentuk oval dan dapat
bergerak cepat, berkat kedua pasang flagel yang tidak sama panjang, sering
menyerang indang dan permukaan tubuh ikan bagian luar. Serangan parasit ini
sangat mengerikan, sebab sering menyebabkan kematian masal terutama pada
stadia benih.
Penyakit ini dulu dikenal dengan nama costiasis. Parasit ini menginfeksi
sirip punggung ikan mas Cyprinus carpio yang telah diambil lendirnya dan

diidentifikasi dibawah mikroskop dan hasilnya terdapat parasit jenis ini. Hal
tersebut sependapat dengan pernyataan yang dikemukan oleh (Purwakusuma,
2007) bahwa kebanyakan parasit ini sering dijumpai dibagian sirip punggung
ikan. Parasit ini berkembang dengan cara pembelahan biner dan memiliki 4 buah
flagella. Melekat pada sel inang dengan bagian tubuhnya yang runcing dan
memakan sel debris dan mukus inang. Infeksi terjadi ketika parasit yang berenang
bebas mencapai inang.
Penyakit Costia disebabkan oleh protozoa Costia necatrix. Costia adalah
protozoa yang menyerang insang dan permukaan tubuh bagian luar. Ciri-ciri ikan
yang terserang penyakit ini memiliki ciri-ciri produksi lendir yangberlebihan,
nafsu makan ikan berkurang, ikan terlihat sangat lemah, warna tubuh ikan yang
terinfeksi menjadi gelap atau keabu-abuan, kulit luar (epitel) rusak dan terjadi
pendarahan serta ikan terlihat menggosok-gosokkan tubuhnya pada benda-benda
disekitarnya. Serangan parasit ini dapat menyebabkan kematian missal pada ikan
terutama pada stadia benih ikan.

Gambar 5. Ikan yang Terserang Costia


Costia menyebabkan respon iritasi khas dari ikan. Ikan menjadi berat
bernafas (dinilai dengan melihat gerakan operkulum), berkedip dan menggosok,
kekeruhan kulit yang disebabkan oleh kelebihan lendir, kemerahan fokus, lesu.
Pada stadium lanjut kemudian (yang mungkin terlalu terlambat untuk perawatan)
ikan sering mengisolasi diri, kadang-kadang di dekat permukaan air atau kembali

air.
2.1.5

Penanggulangan dan Pencegahan


Costia sering bisa ditemukan dengan parasit lain yang oportunistik, dan

dapat mengakibatkan modifikasi pengobatan, misalnya Costia dapat ditemukan


berada di sepanjang sisi Chilodonella, dalam kasus seperti itu pilihan pengobatan
akan perunggu hijau dan formalin. Terdapat banyak perawatan tapi perawatan
yang bekerja utama adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian suhu sekitar 92 F selama empat hari (dianjurkan
pengobatan oleh Dieter Untergasser 1989) .
2. Garam digunakan pada 3%, atau 7,5 sendok makan sampai ikan
"bergulung," kemudian menempatkan ikan di air bersih (oleh Dr. Neville
Carrington, Maintaining a Healthy Aquarium, 1985 Salamander Books)
atau (garam dari 2,5 sendok makan selama 10 sampai 15 menit) .
3. Formalin dapat digunakan jika kulit tidak memiliki daerah terbuka.
4. Infeksi ringan juga dapat diobati dengan malachite green dan formalin
bersama-sama.
5. Kalium permanganat juga dapat digunakan untuk pengobatan
6. Infeksi berat dapat diobati dengan Chloramine-T dan terapi garam jangka
panjang
7. Beberapa ahli juga merekomendasikan tembaga (2 mg / liter) atau
Acriflavine (1 ml per liter)
Sedangkan pencegahaan saat terserang parasit costia adalah dengan
menurunkan pH menjadi antara 5,0 dan 6,0 dapat membantu dalam mencegah
parasit, dan membantu dalam mencegah infeksi sekunder. Rendah pH juga
membantu ikan untuk membangun mantel lendir. Setiap kesempatan harus
dimanfaatkan untuk membantu koi lemah sementara perawatan berlangsung, baik
kebersihan kolam dan banyak tambahan O2, melalui batu udara.Garam dalam
akuarium sekitar 2 sendok makan untuk membantu mencegah bakteri sekunder /
jamur infeksi dan Methylene Biru juga dapat ditambahkan untuk membantu
mencegah infeksi sekunder.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan:

Salah satu parasit yang dapat menyerang ikan yaitu dari golongan protozoa

khususnya yang telah dibahas adalah ordo flagellata dengan genus costia.
Morfologi dari flagellata yaitu memiliki bulu cambuk atau flagel sebagai
alat gerak. Selain sebagai alat gerak juga digunakan untuk organ sensori

dan pengambilan makanan.


Parasit costia sp sering kali menyerang ikan air tawar dan kebanyakan ikan
yang diserang yaitu ikan hias. Penyakit yang disebabkan oleh costia sp

yaitu penyakit coasitosis.


Reproduksi dan siklus hdup flagellata yaitu dengan pembelahan biner dan

konjugasi. Sedangkan siklus hidup flagellata yaitu tropozoit dan kista


Pencegahan ikan yang terkeca parasit costia adalah dengan pemberian
garam dan pemeliharaan kolam serta pengobatan ikan yang terkena
coastiosis yaitu dengan perendaman formalin 1:400 dan pengendalian suhu
sekitar 92 F

3.2

Saran
Masih perlu dilakukan kajian mendalam mengena Costia sp, mulai dari

morfologi , siklus hidup serta penyrangan dan penanggulangannya agar dapat


diaplikasikan dalam pencegahan parasit ini.

10

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Effendie, Moch Ichsan. 2002. Biologi Perikanan. Jakarta: Yayasan Pustaka
Nusantama
Kabata. 1985. Parasit and Disease of Fish Cultured in Tropics. Taylor and
Francis. London
Sachlan, M., 2002. Penyakit Ikan. IPB-Press. Bogor.
Saputra, rasyid.2011. Deteksi morfologi dan molekuler parasit pada ikan tongkol.
Skripsi. Universitas Hasanudin. Makassar.

11

Anda mungkin juga menyukai