OLEH:
NI KADEK DIAH WIDIASTITI KUSUMAYANTI
1502105017
1. Biolistrik
1.1 Definisi:
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari
ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu
bagian dari sel yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel.
Aktivitas kelistrikan pada tubuh atau disebut biolistrik merupakan suatu
proses perpindahan ion Sodium (Na+ ) dari luar sel masuk ke dalam sel
ataupun sebaliknya. (Gabriel, 1996 dalam Yulianto, E., Susanto, A., Widodo,
T. S. & Wibowo, S. 2013).
1.2 Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh
1.2.1 Sistem syaraf dan neuron
Sistem syaraf terdiri atas dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf otonom.
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf
perifer. Saraf perifer adalah saraf yang mengirim informasi
sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferen
sedagkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak
atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf efferen.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengatur dan mengontrol organ dalam
tubuh secara tidak sadar. Misalnya jantung, usus, dan kelenjarkelenjar. Otak berhubungan langsung dengan medulla spinalis,
keduanya diliputi cairan serebro spinalis dan dilindungi tulang
tengkorak serta tulang vertebralis (columna vertebralis). Berat
otak rata-rata 1500 gram dan hanya 50 gram yang efektif
terpakai.
1.2.2
Kelistrikan syaraf
Serat saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan
menghantar impuls lebih cepat daripada serat saraf yang
berdiameter kecil. Serat saraf dibagi dalam dua tipe yaitu serat
saraf bermielin dan serat saraf tanpa myelin. Serat saraf
bermielin banyak terdapat pada manusia karena myelin
merupakan suatu insulator (isolasi) yang baik dan kemampuan
mengaliri listrik sangat rendah, sehingga aksi potensial yang
timbul makin menurun saat melewati serat saraf yang bermielin.
Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari satu
impuls ke impuls lain. Sel mempunyai lapisan membran sel
yang di dalamnya terdapat ion Na, K, Cl dan protein (A -).
Kemampuan sel yang mampu memindahkan ion dari satu sisi ke
sisi lain disebut aktifitas kelistrikan sel.
jaringan otot.
Elektromiograf (EMG)
EMG berfungsi untuk mengukur sinyal biolistrik pada
jaringan otot.
2. Lengkung Refleks
2.1 Definisi
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disadari yang terjadi secara
cepat dan spontan untuk menghindarkan dari rangsang yang
membahayakan.
Impuls pada gerak refleks tidak melewati otak, tetapi hanya melintas
di sumsum tulang belakang. Jarak terpendek yang dilalui impuls untuk
gerak refleks disebut lengkung refleks. Lengkung refleks pada refleks
sumsum tulang belakang, contohnya pada refleks lutut adalah:
Reseptor Saraf Sensorik Sumsum Tulang Belakang Saraf
Motorik Efektor
yang
menyebabkan
otot
3. Imunologi
3.1 Definisi
Imunologi merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat
dimobilisasi tubuh untuk memerangi ancaman invasi asing. Kulit dan
struktur-struktur yang menyertainnya merupakan penghalang yang
hebat bagi pertumbuhan dan penetrasi virus dan bakteri. Keringat dan
sekresi-sekresi lainnya cenderung menjaga pH yang rendah di
permukaan epidermis, sehingga mencegah propagasi berbagai jenis
pathogen. Selain itu di permukaan kulit serta di dalam lekukanlekukan dan ductus-duktusdi tubuh juga terdapat flora alamiah seperti
bakteri-bakteri
yang
bertujuan
mencegah
pertumbuhan
mikroorganisme asing.
3.2 Sistem imun
Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang
diperlukan untuk respons imun. Fungsi sistem imun adalah
melindungi tubuh dari pathogen dan menghancurkan sel-sel asing.
Sistem imun melakukan pertahanan-pertahanan yang bekerja secara
spesifik. Sistem pertahanan mencakup pembuluh-pembuluh limfe dan
Sawar
Mekanisme
Kulit
Sawar fisik
Secara
efektif
berkompetisi
dengan
Membran mukosa
bermigrasi ke jaringan.
Zat kimia seperti histamine dan limfokin yang dilepaskan
(dilusi)
zat
iritan
serta
eliminasi
melalui
Fungsi
Resistensi terhadap virus
Mengarahkan
pembelahan
stimulasi
koloni
diferensiasi sel
Pembelahan dan diferensiasi sel-sel
Komplemen
Protein reaktif-C
sumsum tulang
Kontrol inflamasi
Aktivasi komplemen
Antibodi
3.3.2
dan
dengan
cara
Jenis antibodi
Terdapat lima kelas antibody atau molekul immunoglobulin
yang memiliki fungsi yang berbeda.
1. Ig G
: immunoglobulin terbanyak dan dapat melintasi
plasenta untuk memberikan perlindungan terhadap janin.
2. Ig M : lini pertama untuk menyerang bakteri
3. Ig A
: terdapat dalam cairan sekresi tubuh, seperti saliva,
kolostrum, air susu, dan secret trakeobronkial.
4. Ig D
: terdapat pada permukaan sel
tetapi
3.3.3
Pengenalan antigen
Pengenalan antigen merupakan langkah pertama dalam aktivasi
sistem imun. Sistem imun harus mengenali sel mana yang
berasal dari tubuh sehingga sel tersebut tidak dihancurkan.
Semua sel memiliki pengenal sebuah penanda protein yang
disebut major histocompatibility compleks (MHC). Terdapat dua
set MHC, yaitu kelas I dan kelas II. Jika suatu mikroorganisme
memasuki tubuh untuk pertama kalinya, maka mikroorganisme
tersebut
akan
difagositosis
oleh
makrofag
karena
3.3.4
Produksi antibodi
seperti hepatitis.
Waktu respons imun
Antigen yang baru, waktu yang diperlukan sampai antibodi
terdapat dalam darah (respons imun primer) akan lebih lama
daripada antigen yang telah dikenali sebelumnya (respons
sekunder). Respons sekunder ini merupakan dasar penjadwalan
booster vaksinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, E., Sushanto, A., Widodo, T. S., Wibowo, S. Spektrum Frekuensi Sinyal
EEG Terhadap Pergerakan Motorik dan Imajinasi Pergerakan
Motorik.
Forum
Teknik
Vol.
35,
No
1.
2013.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&v
ed=0ahUKEwiR4fbxl-7JAhXl26YKHU96CnUQFghnMAk&url=http
%3A%2F%2Fjurnal.ugm.ac.id%2Fmft%2Farticle%2Fdownload
%2F4361%2F3609&usg=AFQjCNHrQH1IwJxmYL8QBbKVF7PSW
Yk0Kg&sig2=dzxOcLBJQYbuPKq4CgAQtw&bvm=bv.110151844,d.d
Gabriel
Jakarta:
EGC
https://books.google.co.id/books?
id=GTKs1gjkmD8C&pg=PA201&dq=biolistrik&hl=en&sa=X&redir
_esc=y#v=onepage&q=biolistrik&f=false. (diakses pada Rabu, 21
Desember 2015)
Asterisma, G. (n.d). Pop-Up Rumus Biologi SMA untuk Kelas X, XI, XII. Jakarta:
Kompas
Ilmu.
https://books.google.co.id/books?
id=FmhIBQAAQBAJ&pg=PA180&dq=lengkung+refleks&hl=en&sa
=X&redir_esc=y#v=onepage&q=lengkung%20refleks&f=false.
(diakses pada Rabu, 21 Desember 2015)
Thomson,
H.
2007.
Oklusi
Edisi
2.
Jakarta:
EGC.
https://books.google.co.id/books?
id=RCfFm60dIRYC&pg=PA49&dq=lengkung+refleks&hl=en&sa=X
&redir_esc=y#v=onepage&q=lengkung%20refleks&f=false. (diakses
pada Rabu, 21 Desember 2015)
Ginsberg, L. 2008.
Airlangga.
8fn_73yc6cC&pg=PA48&dq=lengkung+refleks&hl=en&sa=X&redir
Erlangga.
https://books.google.co.id/books?
id=AIDbNCmkNtgC&pg=PA124&dq=imunologi&hl=en&sa=X&redi
r_esc=y#v=onepage&q=imunologi&f=false