Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R 11 TAHUN 6 BULAN 12 HARI


DENGAN CKD STAGE IV DI RUANG KENANGA II
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Program Profesi Ners XXXII Unpad

Disusun Oleh :
Neni Rochmayati Satuhu
220112160110

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
I.PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama

: An. R

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tanggal Lahir

: 09 Mei 2016

Umur

: 11 tahun 6 bulan 12 Hari

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

Alamat

: Jagabaya Panawangan Ciamis

Diagnosa Medis

: CKD Stage II

Tanggal Dikaji

: 22 Desember 2016 Jam 15.00

Tanggal Masuk RS

: 21 Desember 2016 Jam 07.30

No Medrek

: 0005027696

Nama Ibu

: Ny. J

Pekerjaan Ayah/Ibu

: IRT

B. Alasan Masuk Rumah Sakit


Nyeri
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh nyeri di area leher kanan karena terdapat bekas
pemasangan CDL. Nyeri terasa bila beraktivitas maupun saat
berisitirahat dan nyeri berkurang bila klien meminum obat, nyeri terasa
seperti di tusuk-tusuk pada area bekas pemasangan CDL sampai ke
leher sebelah kanan dengan skala nyeri 6.
D. Alasan masuk RS

Pada bulan Oktober klien di rawat di RSUD Ciamis selama 17 hari


dengan keluhan bengkak pada muka, pusing dan mudah lelah, sehingga
klien didiagnosa kerusakan ginjal. Pada hari ke 11 di rawat klien
melakukan hemodialisa dan diberikan transfusi PRC sebanyak 2 labu,
kemudian 1 minggu setelah pulang dari rawat inap, klien melakukan
kontrol dan dilakukan hemodialisa yang ke 2 di RSUD Ciamis. Pada
tanggal 17 Desember klien kontrol ke RSUD Ciamis untuk hemodialisa
akan tetapi di RSUD tersebut tidak ada alat Hemodialisa khusus anak
sehingga klien mendapatkan rujukan ke RSHS Bandung. Pada tanggal
18 Desember klien masuk IGD RSHS jam 01.00 WIB, pada tanggal 19
Desember klien dilakukan pemasangan CDL pada dada sebelah kanan,

tgl 20 dan 21 desember 2016 dilakukan hemodialisa yang ke 3 dan ke 4.


Setelah hemodialisa jam 07.30 klien dipindahkan ke ruang kenanga 2.
E. Riwayat Kesehatan Dahulu

Menurut pengakuan ibu klien, pada usia 10 tahun pada bulan


agustus 2015, klien mengalami keluhan bengkak pada kaki dan terdapat
bintik merah di area yang bengkak sehingga klien di rawat inap di
RSUD Kuningan.
F. Riwayat Kesehatan Kehamilan dan Persalinan
Prenatal
Menurut Ibu klien, selama kehamilan Ibu klien tidak mempunyai
keluhan yang berarti hanya mual-mual saja. Tidak ada riwayat
hipertensi, tidak mengkonsumsi obat-obatan dan rutin memeriksakan
kehamilan di Posyandu.
Natal
Menurut Ibu klien, klien lahir pada saat usia kehamilan cukup
bulan dengan pertolongan bidan dan paraji di rumahnya dengan BBL
3600 gram.
Post Natal
Riwayat imunisasi dasar di Posyandu (BCG,DPT-HB 1, DPT-HB
2, DPT-HB 3, Polio 1,2,3,4 dan Campak). klien tidak pernah
mengalami penyakit infeksi berat atau kelainan kongenital lainnya.
G. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
mengalami kelainan seperti yang dialami klien yaitu penyakit gagal
ginjal. Keluarga juga tidak ada riwayat penyakit keturunan, seperti
Hipertensi, Diabetes melitus, kanker, thalasemia, penyakit jantung
bawaaan dan kelainan darah lainnya.
H. Riwayat sosial
Keluarga cukup kooperatif dengan perawat dan menerima
keberadaan perawat dengan terbuka. Klien terlihat murung dan lebih
banyak diam, klien tidak dapat bersekolah selama melakukan perawatan
karena penyakitnya.
I.

Kebutuhan Dasar

Pola nutrisi

Di rumah : Klien makan 2-3x/hari kadang bersisa. Tidak


ada makanan pantangan. Makanan gizi seimbang (lauk,
sayur, buah, susu. Sebelum sakit klien selalu makan mie
instan 2X/hari.
Di rumah sakit : Saat pengkajian klien mengatakan sudah 1
hari tidak mau makan karena sakit menelan dan mual.

Pola minum

Sebelum sakit klien sering mengkonsumsi minuman teh


kemasan 3X/hari
Di Rumah sakit: Klien minum air putih 300 cc per hari,
kadang juga susu.

Pola eliminasi

Klien BAB teratur, 1-2x sehari sekali.


BAK tidak ada keluhan.

Pola tidur

Klien tidur malam + 8 jam dan siang 1-2 jam, nyenyak.

Aktivitas
Bermain

Klien sekarang kelas 5 SD, namun klien jarang masuk


sekolah karena pengobatan penyakitnya. Namun, klien masih
dapat bermain dengan saudaranya, dan terkadang hanya main
dirumah

Personal hygiene

Ibu klien mengatakan untuk kebersihan badan, selama sakit


klien dilakukan seka 1X/hari dan dilakukan keramas di
salon.

J. Pemeriksaan Fisik
Tingkat kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
TD : 140/100 mmHg N: 70 x/menit, Suhu : 36,80 C
Respirasi : 24x/menit, CRT < 2 detik
Antopometri: BB : 26,5 kg TB: 135 CM
IMT: 14,5 Normal (-2SD s.d 1 SD)
a)

Kepala dan leher


Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi dan pembengkakan atau
massa. Rambut tipis dan kasar.Konjungtiva anemis, sklera putih,
reflek pupil +/+, reflek kornea +/+. Struktur telinga simetris, pina
elastis,

test

fungsi

pendengaran

baik

(dapat

merespon

percakapan).Bentuk hidung simetris, sekret (-),pernafasan cuping


hidung (-),sianosis(-), sinus (-). Bibir anemis, tidak ada lesi,
membran mukosa dan bibir kering, rongga mulut intak, lidah bersih.
Terdapat pembengkakan pada daerah leher sebelah kanan, klien

meringis saat dilakukan palpasi terdapat nyeri tekan di area leher,


klien mengeluh nyeri saat menelan.
b)

Dada
Bentuk dan gerakan dada simetris, tidak terdapat retraksi
interkostalis, terdapat luka bekas pemasangan CDL di area dada
sebelah kiri dan terpasang CDL pada dada kanan. Tidak teraba
massa. Suara nafas bronchovesikuler di intercosta 1 & 2 kanan dan
kiri. Perkusi terdengar sonor. Pulsasi jantung tidak tampak dari luar,
suara jantung S1 dan S2 murni reguler.

c)

Abdomen
Bentuk abdomen datar kontur lembut, hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi terdengar suara thympani, turgor kulit kembali cepat, bising
usus 8 x/m.

d)

Punggung dan bokong


Tulang belakang simetris, tidak ada deformitas, lesi dan massa.
bokong tampak bersih dan tidak ada iritasi atau lesi.

e)

Genetalia dan Anus


Genetalia bersih, tidak ada distensi

kandung kemih, tidak

terpasang kateter. BAB 1x/hr, tidak ada kemerahan ataupun lesi pada
anus.

f)

Ekstremitas
tidak ada oedema, tidak ada lesi,kekuatan otot kanan dan kiri 5,
reflek bisep dan trisep (+), refleks babinski (-). Terpasang infus D510
% 4gtt/menit pada tangan kiri.

g)

Integumen
Kulit bersih, warna kulit abu-abu mengkilat, tidak ada lesi, turgor

baik.
K. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan lab tgl 21/11/2016
Pemeriksaan
Hb

Nilai hasil
7,9 g/dl

Nilai normal
11,5-15.5

Hematokrit
Eritrosit
Leukasit
Trombosit
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung jenis leukosit
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik
Kreatinin
Ureum
Natrium (Na)
Kalium (K)
Kalsium (ca Bebas)

24 %
2,90 juta/Ul
6.200/mm3
196.000/mm3

35-45
4,88-6,16
4500-13.500
150.000-450.000

81.7 fl
27.2 pg
33.3 %

77-95
25-33
31-37

0
5
0
61
29
6

0.1-1
1-6
3-5
40-62
27-40
2-10

9,91 mg/dL
215 mg/dL
134 mEq/L
7,3 mEq/L
4,46 mEq/L

0,39-0,73
15-50
136-148
3,6-5,6
4,7-6,2

Hasil pemerikasaan lab tanggal 23/12/2016


Pemeriksaan
Hb
Hematokrit
Eritrosit
Leukasit
Trombosit
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung jenis leukosit
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit

Nilai hasil
6,9 g/dl
20 %
2,58 juta/Ul
13.800/mm3
152.000/mm3

Nilai normal
11,5-15.5
35-45
4,88-6,16
4500-13.500
150.000-450.000

79.1 fl
26.7 pg
33.8 %

77-95
25-33
31-37

0
0
0
93
12

0.1-1
1-6
3-5
40-62
27-40

Monosit
Kimia Klinik
Kreatinin
Ureum
Natrium (Na)
Kalium (K)
Kalsium (ca Bebas)

2-10

2,56 mg/dL
43 mg/dL
136 mEq/L
4,0 mEq/L
5,69 mEq/L

0,39-0,73
15-50
136-148
3,6-5,6
4,7-6,2

Therapy :
Furosemide 2 x 20 Mg
Amlodipin 1X 5 mg
Calcium carbonat 1 X 500mg
Vit D 1 X 0,25 ml
Hemodialisa

L. Analisa Data

Data yang menyimpang


DS:
Klien mengatakan nyeri
pada area luka post
pemasangan
CDL
menjalar sampai ke
leher
DO:
Klien terlihat meringis
Terdapat pembengkakan
pada
leher
sebelah
kanan
Skala nyeri 6
TD: 140/100 mmHg
DS: Klien mengatakan
lemas

Etiologi
Hemodialisa
Luka Post pemasangan
CDL

Masalah
Nyeri akut b.d
terputusnya
inkontuinitas jaringan

Terputusnya
inkontuinitas jaringan
Pelepasan mediator nyeri
(histamin, bradikinin,
prostaglandin, serotonin,
ion kalium)
Nyeri
CKD

Gangguan Perfusi
jaringan renal tidak

DO:
Klien
terlihat
pucat,
konjungtiva
anemis,
bibir
dan
mukosa
kering.
Hasil Lab tgl 21/11/16
HB 7,9 mg/dl
HT 24%
Eritrosit 2,90 juta/Ul

Kreatinin 9,91 mg/dL


Ureum 215 mg/dl
Natrium 134mEq/L
Kalium 7,3 mEq/L
Kalsium 4,46 mg/dL
TD: 140/100 mmHg
N: 70 X/ menit
DS :
Klien mengatakan sudah
tidak makan selama 1
hari, mengeluh nyeri
menelan dan mual
DO:
Klien terlihat lemas
Konjungtiva anemis
Bibir dan mukosa mulut
kering
HB: 7,9 mg/dL
Antopometri: BB : 26,5
kg TB: 135 CM
IMT: 14,5 Normal (-2
SD s.d 1 SD)
DS :
Klien mengatakan nyeri
di area post pemasangan
CDL sampai ke leher
sebelah kanan
DO:
Terdapat
luka
post
pemasangan CDL pada
dada sebelah kanan
Terpasang CDL pada dada
sebelah kiri
Terdapat bengkak pada
leher sebelah kanan

Defisiensi hormon
eritropoitein

efektif b/d penurunan


konsentrasi HB

Produksi eritrosit, FE,


asm folat
HB
Transfor O2 dan nutrisi
ke jaringan
Perubahan Perfusi
jaringan

GFR menurun
Sekresi protein
terganggua

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
mual

Metabolisme meningkat
Produksi asam (HCL)
naik
Mual
Gangguan pemenuhan
nutrisi

CKD
Luka Post HD
(pemasangan CDL)
Port entcre masuknya
kuman
Resiko infeksi

Resiko infeksi b.d port


entctre masuknya
kuman

Leukosit:
(23/11/16)

13.800/mm3

M. Diagnosa Keperawatan.
1. Gangguan Perfusi jaringan renal tidak efektif b/d penurunan konsentrasi
HB
2. Nyeri akut b.d terputusnya inkontuinitas jaringan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
4. Resiko infeksi b.d port entctre masuknya kuman

II.
No.
1

Diagnosa Keperawatan
Gg Perfusi jaringan renal
tidak efektif bd penurunan
konsentrasi HB

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Tujuan
NOC :
Circulation status
Electrolite and Acid Base
Balance
Fluid Balance
Hidration
Tissue Prefusion : renal
Urinari elimination
Setelah dilakukan asuhan
selama 3X 24 jam
ketidakefektifan perfusi
jaringan renal teratasi dengan
kriteria hasil:
Tekanan systole dan
diastole dalam batas
normal
Na, K, Cl, Ca, Mg, BUN,
Creat dan Biknat dalam
batas normal
Intake output seimbang
Tidak ada oedem perifer
dan asites
Tdak ada rasa haus yang

Intervensi
NIC :

Observasi status hidrasi


(kelembaban membran mukosa,
TD ortostatik, dan keadekuatan
dinding nadi)

Monitor HMT, Ureum,


albumin, total protein, serum
osmolalitas dan urin
Observasi tanda-tanda cairan
berlebih/ retensi (CVP
menigkat, oedem, distensi vena
leher dan asites)

Pertahankan intake dan


output secara akurat

Monitor TTV

Pasien Hemodialisis:

Observasi terhadap
dehidrasi, kram otot dan
aktivitas kejang

Observasi reaksi tranfusi

Rasional
Mencegah terjadinya dehidrasi sel

Nilai laboratorium merupakan


indikasi kegagalan ginjaluntuk
mengeluarkan sisa metabolit dan
kemunduran fungsi sekretori ginjal
Kecurigaan
gagal
kongesti/kelebihan volume cairan
Untuk
melakukan
intervensi
keseimbangan cairan dan elektrolit
Mencegah dehidrasi sel
Mengetahui aliran darah yang
mengalir pada tubuh
Hipotensi, takikardi, demam dapat
menunjukan respon terhadap/efek
kehilangan cairan

abnormal
Membran mukosa lembab
Hematokrit dbn
Warna dan bau urin dalam
batas normal
Nyeri berhubungan dengan Noc:

terputusnya
kontinuitas Manajemen nyeri
jaringan
Tingkat kenyamanan

Pengendalian nyri
Tingkat nyeri
Kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
menggunakan
tekhnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)
Melaporkan nyeri berkurang
dengan
menggunakan

manajemen nyeri
Mampu
mengenali
nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Monitor TD
Monitor BUN, Creat, HMT
dan elektrolit

Timbang BB sebelum dan


sesudah prosedur
Pilih
dan
lakukan Untuk mengurangi nyeri sampai
penanganan nyeri (farmakologi,
dengan menghilangkan nyeri
non farmakologi dan interpersonal)
sampai pada tingkat kenyamanan.
Ajarkan tentang teknik non Dengan relaksasi otot-otot yang
farmakologi:
napas
dalam
tegang akan lemas.
Dengan mengalihkan perhatian
(relaksasi) dan distraksi
klien merangsang talamus otak
tengah dan batang otak yang
meningkatkan
produksi
epineprine
yang
mengibah
transmisi nyeri
Analgetik
menggunakan
agen
Berikan analgetik untuk
farmakologi untuk mengurangi
mengurangi nyeri
dan menghilangkan nyeri.
Tingkatkan istirahat
Mengumpulkan,
menginterpretasi,
Berikan informasi tentang
menyintesis data klien secara
nyeri seperti penyebab nyeri,
terarah dan kontinue untuk
berapa lama nyeri akan berkurang
membuat keputusan klinis
dan antisipasi ketidaknyamanan
Dengan
mengobservasi TTV klien
dari prosedur
untuk
mengatahui
tingkat
Monitor vital sign sebelum
perkembangan klien
dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan mual.

Resiko Infeksi b.d port


entree masuknya kuman

Setelah dilakukan intervensi


keperawatan pada klien selama
3X24 jam. Klien menunjukkan
status nutrisi adekuat dengan
kriteria:
BB stabil, tidak ada
malnutrisi, tingkat energi
adekuat,
masukan
nutrisi
adekut, Konjungtiva tidak
anemis, mukosa bibir lembab,
Hb dalam batas normal

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Untuk menghitung kabutuhan


penyediaan nutrisi terpilih sesuai
nutrisi klien.
dengan kebutuhan klien
Untuk mengontrol asupan Na
Timbang BB setiap hari
yang berlebih pada klien.

Na yang berlebih dapat


Anjurkan
untuk
tidak
memperberat kerja ginjal.
mengkonsumsi jajanan tinggi Na

Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
3X24
jam
diharapkan
klien
dapat
terhindar dari resiko infeksi,
dengan kriteria hasil:
Intgritas kulit normal
Suhu normal
Tidak ada lesi
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Leukosit 4500-13.500/mm3

Monitoring karakteristik luka

Anjurkan
sering.

makan

sedikit

tapi

Menurunkan
rangsangan
peristaltik sehingga klien tidak
muntah.
Kolaborasi pemberian terapi obat Ranitidine dapat mengatasi
produksi
asam
lambung
Ranitidine.
berlebih
sehingga
mual
berkurang.

Untuk mengetahui keadaan luka


dan perkembangannya
Bersihkan luka dengan normal Normal salin merupakan cairan
salin
isotonis yg sesuai dengan cairan
tubuh
Rawat luka dengan konsep steril
Agar tidak terjadi infeksi
Ajarkan klien dan keluarga untuk Memandirikan
klien
dan
melakukan perawatan luka
keluarga
Observasi tanda tanda infeksi
Mencegah terjadinya infeksi
dengan penanganan segera
Berikan penjelasan kepada klien
Agar keluarga klien mengetahui
dan keluarga mengenai tanda dan

gejala infeksi
Kolaborasi pemberian antibiotik

tanda dan gejala dari infeksi


Mencegah timbulnya infeksi

III.
No.
1

DX
1

Waktu
22/12/1
6

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Impelementasi
Melakukan observasi status hidrasi
(kelembaban membran mukosa, TD
ortostatik, dan keadekuatan dinding
nadi)
Mempertahankan intake dan output
secara akurat

Memonitor TTV

2
2

Mengobservasi tingkat nyeri


Memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien dan ibu klien tentang
teknik non farmakologi: napas
dalam (relaksasi) dan distraksi
Memberikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
Menghitung kebutuhan nutrisi klien

3
2

Menganjurkan klien untuk makan


porsi sedikit dengan sering
Menganjurkan
meningkatkan
istirahat

Evaluasi
Mukosa kering, nadi
lemah

Klien minum sedikit


habis 300cc/24 jam,
infus dextrose 10%
4gtt/menit, BAK
sedikit 2X/hari
TD: 140/100 N:
70X/menit S: 36,8
RR: 24X
Klien terlihat meringis
Terlihat klien ngobrol
dan menarik nafas
dalam
Klien dan keluarga
banyak bertanya

Kebutuhan nutrisi
30.130 kkal
Karbohidrat
55%X30130= 16.571
4142 gr/hr
Lemak
35%X30130= 10.545
1171 gr/hr
Protein
10%X30130=3013
753 gr/hr
Klien makan 2 suap
Klien tidur jam 20.30

No.
2

DX
1

1
4
4

4
4

2
2
3

Waktu
23/12/1
6

Impelementasi
Menimbang BB
Mengobservasi terhadap dehidrasi,
kram otot dan aktivitas kejang
Mengobservasi reaksi tranfusi
(hemodialisa)
Memonitoring karakteristik luka
post HD
Mengobservasi tanda tanda infeksi

Melakukan balutan pada CDL yang


terpasang
Memberikan penjelasan kepada
klien dan keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi
Mengobservasi tingkat nyeri
Menganjurkan memilih teknik
relaksasi dan distraksi
Menganjurkan klien untuk makan
porsi sedikit dengan sering

Memonitor BUN, Creat, HMT dan


elektrolit

Memonitor TTV

Menganjurkan
istirahat

meningkatkan

Evaluasi
BB: 26,5 kg
Mukosa kering, nadi
lemah, tidak ada
kejang
Tidak ada gatal, alergi.
CDL sebelah kanan
rembes
terdapat bengkak di
area leher kiri (area
bekas pemasangan
CDL)
CDL tidak rembes
Klien mengangguk
keluarga merespon
dengan bertanya
Klien terlihat meringis
Terlihat klien menarik
nafas dalam
Klien terlihat makan
habis 3 SDM sedikit
demi sedikit
HB: 6,9mg/dL
HT:20%,
Eritrosit:2,68 juta/UL
Leukosit:13.800/mm3
Kreatinin: 2,56mg/dL
TD: 130/90
N: 70X/menit S: 36,0
RR: 20X
Klien tertidur pada
jam 20.00

IV.
No
1

Tanggal
22/11/16

DX
1

CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan Perkembangan

S: O: Klien terlihat lemas, konjungtiva anemis,


mukosa bibir kering.
HB: 7,9 mg/dL TD: 140/100 mmhg N:
70X/menit (lemah). Terpasang infus DS 10%
pada tangan kiri 4gtt/menit
A: Masalah Gg Perfusi jaringan renal tidak efektif
teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi sesuai dengan DX1 yaitu:

Observasi status hidrasi

Monitor HMT, Ureum, albumin, total


protein, serum osmolalitas dan urin

Pertahankan intake dan output secara akurat

Monitor TTV

S: Klien mengatakan mulai mengetahui cara


mengurangi nyeri
O: klien terlihat mengambil nafas panjang, klien
terlihat tertidur lelap
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi sesuai dengan DX 2:

Pilih dan lakukan penanganan nyeri


(farmakologi,
non
farmakologi
dan
interpersonal)

Kolaborasi pemberian analgetik untuk


mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat

Monitor vital sign

S: Klien mengeluh tidak mau makan karena mual


dan sakit menelan
O: Klien terlihat makan 2 SDM, BB: 26,5 KG
Kebutuhan nutrisi klien:
Kebutuhan nutrisi 30.130 kkal
Karbohidrat : 55%X30130= 16.571 (4142 gr/hr)
Lemak 35%X30130= 10.545 (1171 gr/hr)

Paraf

23/12/1
6

Protein 10%X30130=3013 (753 gr/hr)


A: Masalah pemenuhan nutrisi tubuh kurang dari
kebutuhan teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi dengan:
Timbang BB setiap hari
Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi jajanan
tinggi Na
Anjurkan makan sedikit tapi sering.
Kolaborasi pemberian terapi obat Ranitidine.
S: Ibu klien mengatakan klien baru datang dari
hemodialisa
O: Klien terpasang CDL pada dada sebelah kiri dan
terdapat rembes, tidak ada alergi. Konjungtiva
anemis, mukosa bibir kering
Hasil lab tgl 23/12/2016
HB: 6,9 mg/dL, HT:20%, Eritrosit:2,68 juta/UL
Kreatinin: 2,56mg/dL
TD: 130/90 N: 70X/menit S: 36,0 RR: 20X
A: Masalah Gg Perfusi jaringan renal tidak efektif
teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi sesuai dengan DX1 yaitu:

Observasi status hidrasi

Monitor HMT, Ureum, albumin, total


protein, serum osmolalitas dan urin

Pertahankan intake dan output secara akurat

Monitor TTV

S: Klien mengatakan merasa lebih tenang bila


dengan menarik nafas dalam
O: Klien terlihat tenang dan mengambil nafas
dalam
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi sesuai dengan DX 2:

Pilih dan lakukan penanganan nyeri


(farmakologi,
non
farmakologi
dan
interpersonal)

Kolaborasi pemberian analgetik untuk


mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat

Monitor vital sign

S: Ibu klien mengatakan klien lebih senang makan


buah
O: Klien terlihat memakan snack (sop buah) habis
yang diberikan dari gizi. Makan nasi habis 3
SDM sedikit demi sedikit

A: Masalah pemenuhan nutrisi tubuh kurang dari


kebutuhan teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi dengan:
Timbang BB setiap hari
Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi jajanan
tinggi Na
Anjurkan makan sedikit tapi sering.
Kolaborasi pemberian terapi obat Ranitidine.
4

S: Ibu klien mengatakan CDL yang terpasang


rembes dan setelah di balut merasa nyaman
O: Terpasang balutan pada CDL dan tidak rembes,
terdapat bengkak pada leher kanan (pada dada
kanan luka bekas pemasangan CDL)
Leukosit : 13.800/mm3
A: Masalah Resiko infeksi teratasi sebagian
P: Pertahankan intervensi dengan:
Monitoring karakteristik luka
Rawat luka dengan konsep steril
Observasi tanda tanda infeksi
Kolaborasi pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai