Biokim Protein Prof
Biokim Protein Prof
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Hasil Perikanan
yang dibina oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS
Agung Renaldy
125080301111035
Apriani Dwi H.
1550803011110
155080300111002
Proyustitia Indri P
1550803011110
155080300111007
Chusnul Liyah
155080300111017
Pratiwi Mukti L.
155080300111026
1550803011110
M. Awwaluddin H.
155080300111042
Ahadina Dewi M.
1550803011110
Robeth Fuady
155080300111055
Dysa Nurrachma
1550803071110
Sitasya Lolita S.
155080301111001
Dwi Indah M.
155080301111008
Benarivo Hasti P.
155080301111014
1550803071110
Oleh :
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Malang
Desember 2016
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN.............................................................................................1
2. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................3
2.1
Definisi Protein..........................................................................................3
2.2
2.3
2.3.1.
2.3.2.
Pengelompokan / Klasifikasi.............................................................9
2.3.3.
Ikatan Peptida...................................................................................12
2.4
Struktur Protein.......................................................................................13
2.4.1.
Struktur Primer.................................................................................13
2.4.2.
Struktur Sekunder............................................................................13
2.4.3.
Struktur Tersier.................................................................................14
2.4.4.
Struktur Kuartener............................................................................15
2.5
Penggolongan Protein..............................................................................15
2.5.1.
A. Globular...............................................................................................15
B. Fibrilar.................................................................................................15
2.5.2.
Berdasarkan Kelarutannya...............................................................16
2.6
Sintesis Protein........................................................................................17
2.7
Denaturasi Protein...................................................................................18
2.8
2.9
Fungsi Protein..........................................................................................23
2.10
Dampak...................................................................................................24
3. PENUTUP........................................................................................................27
3.1
Kesimpulan..............................................................................................27
3.2
Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................28
1. PENDAHULUAN
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam
otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan
selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai
hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan sebagainya
protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul
yang esensial untuk kehidupan.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Apa definisi protein ?
2. Apa ciri molekul protein ?
3. Apa saja komponen penyusun protein ?
4. Bagaimana struktur protein ?
5. Bagaimana penggolongan protein ?
6. Bagaimana kerja Sintesis protein ?
7. Apa denaturasi protein ?
8. Bagaimana Pencernaan dan metabolisme protein dalam tubuh ?
9. Apa fungsi protein ?
10. Bagaimana dampak jika kelebihan dan kekurangan protein ?
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui definisi Protein
2. Mengetahui ciri molekul protein
3. Mengetahui komponen penyusun protein
4. Mengetahui struktur protein
5. Mengetahui klasifikasi protein
6. Mengetahui cara kerja sintesis protein
7. Mengetahui Denaturasi Protein
5
Definisi Protein
Protein merupakan makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam
amino. Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein terdapat
dalam sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah
maupun organisme tingkat tinggi dan merupakan suatu zat makanan yang amat
penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam
tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber
asam-asam amino yang mengandung unsur-insur C,H,O,dan N yang tidak dimiliki
oleh
lemak
atau
karbohidrat.
Molekul
protein
mengandung
pula
fosfor,belerang,dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi
dan tembaga. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam semua
proses biologi. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan
penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem
kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor
pergerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Peran
lainnya dari protein dalam sistem biologi adalah sebagai transport dan
penyimpanan. Contohnya transport oksigen dalam eritrosit oleh hemoglobin dan
rnioglobin yakni sejenis protein yang mentransport oksigen dalam otot.
Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses
pembentukan jaringan terjadi secara besar-besar pada masa kehamilan proteinlah
yang membentuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio. Protein mengganti
jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi
tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang
telah ada (Katili, 2009).
Protein dapat juga digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energy
tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ikut pula mengatur
berbagai proses tubuh, baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk
zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan
dalam jaringan dan pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan tekanan
urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang
terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang
mengarahkan biosintesis protein. Ciri-ciri protein adalah sebagai berikut:
8
10
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan
satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya (Rafiki dan junaidi,
2011).
tersebut
merupakan
asam
-amino.
Asam
amino
biasanya
12
ke kanan dan bentuk L tidak selalu memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kiri.
contoh, L-(+) -alanin, L-(-) -leusin ; dan D-()-Lisin.
13
14
15
16
Struktur Protein
Menurut Winarno (2004), Struktur protein dapat dibagi menjadi beberapa
17
pola zig-zag dengan gugus R mencuat ke atas dan ke bawah. Strukur sekunder
terdiri atas polipeptida.
18
Penggolongan Protein
2.5.1. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik
A. Globular
Protein globular/sferoprotein yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini
banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu, telur, dan daging. Protein ini
larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah dibawah
pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam, dan basa dibandingkan protein
fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah yang
diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologiknya seperti yang dialami oleh
enzim da hormone (Winarno, 2004).
B. Fibrilar
Protein fibriler/skleroprotein adalah protein yang berbentuk serabut. Protein
ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa ataupun
alcohol. Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti da
sukar dimurnikan. Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang
sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk Kristal dan bila rantai ditarik
memanjang, dapat kembali pada keadaan semula. Kegunaan protein ini terutama
hanya untuk membentuk struktur dan bahan jaringan. Kadang-kadang protein ini
disebut albuminoid dan sklerin. Contoh protein fibriler adalah kolagen yang
terdapat pada tulang rawan, myosin pada otot, keratin pada rambut, fibrin pada
gumpalan darah (Winarno, 2004).
19
c. Glutelin: tidak larut dalam pelarut netral teetapi larut dalam asam/basa
encer. Contohnya glutenin dalam gadum dan orizenin dalam beras.
d. Prolamin atau gliadin: larut dalam alcohol 70-80% dan tak larut dalam air
maupun alcohol absolute. Contohnya gliadin dalam gandum, hordain
dalam barley, dan zein dalam jagung.
e. Histon: larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer.histon dapat
mengendap dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi karena
pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam encer. Contohnya globin
dalam hemoglobin
f. Protamin adalah protein paling sederhana dibandingkan protein-protein
lain, tetapi lebih kompleks daripada pepton dan peptide. Protein ini larut
dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Larutan protamin encer dapat
mengendapkan protein lain, bersifat basa kuat, dan dengan asam kuat
membentuk garam kuat. Contohnya salmin dalam ikan salmon, klupein
pada ikan berring, skombrin (scrombrin) pada ikan mackerel, dan siprinin
(cyprinin) pada ikan karper.
20
Sintesis Protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan partikel protein dalam bahasan
Dengan
demikian
mRNA
kelaknya
dapat
menterjemahkan
21
Ukuran panjang sintesis protein dapat diukur dengan melihat jumlah asam
amino yang berisi dengan total massa molekul, yang biasanya dilaporkan dalam
unit daltons (identik dengan unit massa atom), atau turunan unit kilodalton (kDa).
Yeast protein rata-rata panjangnya adalah 466 asam amino dan 53 kDa di massa.
Protein terbesar adalah titins, komponen dari otot sarkomer, dengan massa
molekular hampir 3.000 kDa, dan total panjang hampir 27.000 asam amino.
Denaturasi Protein
Susunan atau ruang rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka
terbentuk gel. Sedangkan bila cairan terpisah dari protein yang terkoagulasi itu,
protein akan mengendap.
Ikatan peptida protein tidak seluruhnya dapat terputus akibat denaturasi,
karena struktur primer protein tetap sama setelah proses denaturasi. Pada struktur
protein tersier terdapat empat jenis interaksi yang membentuk ikatan pada rantai
samping seperti; ikatan hidrogen, rantai garam, ikatan disulfida dan interaksi
hidrofobik non polar, yang kemungkinan mengalami gangguan. Denaturasi yang
umum ditemui adalah proses presipitasi dan koagulasi protein. Protein yang
terdenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul bagian dalam yang
bersifat hidrofobik akan keluar sedangkan bagian hidrofilik akan terlipat ke
dalam. Pelipatan atau pembalikan akan terjadi bila protein mendekati pH
isoelektris lalu protein akan menggumpal dan mengendap. Viskositas akan
bertambah karena molekul mengembang menjadi asimetrik, sudut putaran optik
larutan protein juga akan meningkat. Enzim-enzim yang gugus prostetiknya terdiri
dari protein yang kehilangan aktivitasnya sehingga tidak berfungsi lagi sebagai
enzim yang aktif. Denaturasi protein dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
oleh panas, ph, bahan kimia, mekanik, dan sebagainya. Protein yang menggumpal
atau mengendap merupakan salah satu ciri fisik dari terdenaturasinya suatu
protein. Terjadinya denaturasi pada protein ini dapat disebabkan oleh banyak
faktor, seperti pengaruh pemanasan, asam atau basa, garam dan pengadukan.
Masing-masing cara mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap denaturasi
protein.
Protein akan mengalami denaturasi apabila dipanaskan pada suhu 50oC
sampai 80oC. Laju denaturasi protein dapat mencapai 600 kali untuk tiap kenaikan
10oC. Koagulasi ini hanya terjadi apabila larutan protein berada pada titik
isoelektrisnya. Protein yang terdenaturasi pada titik isoelektrisnya masih dapat
larut pada ph diluar titik isoelektrik tersebut. Air ternyata diperlukan untuk proses
denaturasi oleh panas. Perlakuan panas dapat memberikan pengaruh yang
menguntungkan dan merugikan terhadap protein. Pengaruh yang menguntungkan
yaitu meningkatakan daya guna protein sebab adanya pemanasan pada proses
pengolahan dapat menginaktifkan atau menurunkan protein inhibitor. Pemanasan
23
Pencernaan
24
25
2.8.2
Metabolisme
26
negatif berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu
kelaparan, sakit keseimbangan nitrogen yg setimbang terdapat pada orang dewasa
normal dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan
maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi
dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan asam
amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam hati
atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah
kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi
dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga
sumber yaitu:
Fungsi Protein
Protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme dan juga
merupakan bagian dari semua sel hidup yang merupakan bagian terbesar tubuh
setelah air. Protein di dalam tubuh berfungsi sebagai : sumber utama energi selain
karbohidrat dan lemak, sebagai zat pembangun, sebagai zat-zat pengatur. Protein
mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon dan
sebagai mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik
lainyang datang dari tuar, sertamemeiiharasel dan jaringan tubuh. Dalam bentuk
kromosom, protein juga berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat
keturunan dalam bentuk gen. Di dalam gen ini tersimpan iodin untuk sintesa
protein enzim tertentu, sehingga proses metabolisme diturunkan dari orang tua
kepada anaknya dan terus kepada generasi-generasi selanjutnya, secara
berkesinambungan (Diana, 2010).
Protein dalam tubuh diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan semua
jaringan di dalam tubuh termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku.
27
10 Dampak
2.10.1
Kelebihan Protein
Kekurangan Protein
28
Kurangnya jumlah protein yang ada di dalam tubuh membuat fungsi dari zat
tersebut menjadi tidak maksimal di dalam tubuh kita. Beberapa akibat kekurangan
protein yang dapat menimbulkan penyakit akibat kekurangan protein :
a) Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh Cecily
Williams bagi gejala yang sangat ekstrim yang diderita oleh bayi dan anak-anak
kecil akibat kekurangan konsumsi protein yang parah meskipun konsumsi energy
atau kalori telah mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada
usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih
atau peralihan dari ASI (Air Susu Ibu) ke PASI (Pengganti Air Susu Ibu),
sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein.
Gejala dari kwashiorkor yang spesifik adalah adanya oedem (pembekakan),
ditambah dengan adanya gangguan pertumbuhan serta terjadi perubahan
psikomotorik.
Terjadinya oedem mula-mula dianggap sebagai akibat turunnya kadar serum
albumin. Hal ini selalu terjadi pada penderita kwarshiorkor. Turunnya serum
albumin akan menyebabkan turunnya tekanan osmotic darah, akibatnya terjadi
perembesan cairan menerobos buluh darah masuk ke dalam jaringan tubuh,
sehingga terjadi oedem.
b) Marasmus
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak.Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat di
beri makanan tambahan.Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak,
formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena
infeksi.Marasmus berpengaruh dalam waktu yang panjang terhadap mental dan
fisik yang sukar diperbaiki.Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat
banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara
sedang berkembang dan lebih banyak dari Kwashiorkor.
Gejalanya :
Pertumbuhan terhambat.
29
Pada
penderita
Marasmus
biasanya
tidak
ada
pembesaran
hati
(Hepatomegalia) dan kadar lemak serta kolesterol di dalam darah menurun. Suhu
badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat dan anak tergeletak in aktif, tidak
ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
Marasmus ini merupakan suatu penyekit gizi buruk yang biasanya menimpa
bayi yang berusia dibawah 12 bulan. Penyebab penyakit ini tentu saja kekurangan
protein, namun juga terkadang disertai dengan kekurangan karbohidrat. Penyakit
seperti ini mempunyai sifat yang sedikit berbahaya. Artinya, jika dibiarkan maka
penyakit ini mempunyai resiko yang fatal.
30
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protein merupakan makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam
amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang
menyusun protein ada 20 macam.
Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2)
protein serabut (fibrous). Dan struktur protein terdiri ; protein primer,
protein sekunder, protein tersier, dan protein kuartener.
Fungsi Protein antara lain : sumber utama energi selain karbohidrat dan
lemak, zat pembangun, mengatur metabolisme (enzim dan hormon),
mekanisme pertahanan tubuh, menyimpan dan meneruskan sifat-sifat
keturunan dalam bentuk gen.
Pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung, dan usus halus.
Metabolisme protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein,
katabolisme protein, dan anabolisme protein.
Kekurangan protein menyebabkan : Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan
pertumbuhan, hati lemak, marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan
protein menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein
akan menimbulkan asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak
darah,kenaikan ureum darah, dan demam.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung
protein saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang
sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
33