Anda di halaman 1dari 9

Biografi Anas bin Malik

Nama lengkapnya Anas bin Malik bin an-Nadar bin Damdan bi Zaid bin Haram bin
Jundub bin Amir bin Khanam bin Adi bin Najar al-Khazraji al-Ansari Abu Hamzah alMadani. Dan Rasulullah Saw memberikan gelar kepadanya dengan Abu Hamzah (Singa).
Beliau adalah anak dari Ummu Sulaim yaitu wanita pertama yang memeluk Islam dalam
kalangan penduduk Madinah sebelum hijrah Rasullulah ke Madinah. Ayahnya pula bernama
Malik ibn Nadr dan beliau tidak memeluk Islam. Sedangkan Ayah tirinya bernama Abu
Thalhah yang masuk Islam karena ingin menikah dengan Ummu Sulaim dan bersyahadat dengan
bimbingan Ummu Sulaim.
Usia Anas masih sangat muda, ketika ibunya Ummu Sulaim mentalqinnya dengan dua
kalimat syahadat. Ibunya mengisi hatinya yang bersih dengan kecintaaan kepada Nabi al-Islam
Muhammad bin Abdullah.Maka di benak Anas pun mulai tumbuh rasa cinta kepada Rasul
sekalipun dia belum pernah berjumpa dengan Nabi yang mulia tersebut, hanya mendengar kisah
beliau sebatas dari orang ke orang. Tidak mengherankan, karena terkadang telinga lebih dulu
merindukan sesuatu daripada mata. Betapa seringnya Anas kecil berangan bisa berkelana
menemui Nabinya di Mekah atau beliau bisa datang kepada mereka di Yatsrib sehingga dia bisa
berbahagia karena bisa melihatnya dan tenteram karena berjumpa dengannya.
Angan-angan itu dalam waktu dekat ternyata telah berubah menjadi kenyataan, Yatsrib
yang membanggakan dan berbahagia mendengar bahwa Nabi dan sahabatnya, ash-Shiddiq,
sedang dalam perjalanan ke arahnya.Maka keceriaan menaungi setiap rumah dan kebahagiaan
menyelimuti semua hati. Mata dan hati bergayut dengan jalan yang penuh berkah, jalan yang
membawa langkah Nabi dan sahabatnya ke Yatsrib. Anak-anak muda bergumam setiap cahaya
pagi bersinar, Muhammad telah datang. Maka Anas bersama anak-anak kecil lainnya berlari-lari
hendak menyambutnya, namun dia pun pulang dengan sedih lagi kecewa.
Di suatu pagi yang indah yang penuh asa dan keceriaannya yang semerbak, orang-orang
Yatsrib pun saling berbisik satu sama lain, Muhammad dan sahabatnya telah berjalan mendekati
Madinah. Maka orang banyak pun berhamburan ke jalan-jalan yang penuh berkah, jalan yang
membawa Nabi petunjuk dan kebaikan kepada mereka.
Mereka berondong-bondong menyambut kedatangan beliau secara bergelombang,
kelompok demi kelompok, disela-sela mereka ada sekumpulan anak-anak yang tak kalah
bersemangat, wajah-wajah mereka dihiasi kebahagiaan dan menyatu dengan hati kecil mereka
1

serta yang penuh suka cita memenuhi jiwa mereka yang jernih. Di barisan depan anak-anak
tersebut adalah Anas bin Malik al-Anshari.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sahabatnya ash-Shiddiq datang, keduanya
berjalan di antara kumpulan orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rombongan yang
besar. Adapun kaum wanita dan gadis-gadis remaja yang biasa tinggal di rumah, mereka naik ke
atap-atap rumah, mereka ingin melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam seraya
bergumam, Yang Mana dia? Yang mana dia?. Hari itu adalah hari yang tidak terlupakan. Anas
bin Malik senantiasa mengingatnya sampai dia berumur seratus tahun lebih.
Tidak lama setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal di Madinah. Ummu
Sulaim binti Milhan datang kepada beliau dengan disertai Anak anak laki-lakinya yang masih
kanak-kanak, anak laki-laki itu berlarian di depan ibunya dengan ujung rambut yang jatuh di
keningnya.
Ummu

Sulaim

mengucapkan

salam

kepada

Nabi

dan

dia

berkata,

Ya

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, semua laki-laki dan wanita dari Anshar telah
memberimu hadiah, tetapi aku tidak mempunyai apa pun yang bisa aku jadikan hadiah untukmu
selain anak laki-lakiku ini. Terimalah dia, dan dia akan berkhidmat kepadamu sesuai dengan apa
yang engkau inginkan.
Nabi berbahagia, beliau memandang anak muda ini dengan wajah berseri-seri, beliau
mengusap kepalanya dengan tangan beliau yang mulia, menyentuh ujung rambutya dengan jarijemari beliau yang lembut dan beliau menganggapnya sebagai keluarga.
Anas bin Malik atau Unais (Anak kecil), dan terkadang memanggil dengan wahai
anakku begitu terkadang mereka memanggilnya sebagai ungkapan sayang kepadanya, berumur
sepuluh tahun manakala dia berbahagia bisa berkhidmat untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam. Anas hidup di samping Nabi dan berada di bawah bimbingan beliau sampai Nabi
berpulang ke ar-Rafiq al-Ala yaitu selama kurang lebih 10 tahun.
Selama itu Anas memperoleh bimbingan dari Nabi yang dengannya dia menyucikan
jiwanya, mwmahami hadits beliau yang memenuhi dadanya, mengenal akhlak beliau yang
agung, rahasia-rahasia dan sifat-sifat terpuji beliau yang tidak dikenal oleh orang lain.Anas bin
Malik mendapatkan perlakuan yang mulia dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang
tidak pernah diperoleh oleh seorang anak dari bapaknya. Mengenyam keluhuran perangai
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan keangungan sifat-sifatnya yang membuat dunia
2

patut untuk iri kepadanya. Biarkanlah Anas sendiri yang menyampaikan sebagian lembaran
cemerlang dari perlakuan mulia yang dia dapatkan di bawah naungan seorang Nabi yang
pemurah dan berhati mulia, karena Anas lebih tahu tentangnya dan lebih berhak untuk
menceritakannya.
Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamadalah orang yang
paling baik akhlaknya, paling lapang dadanya dan paling besar kasih sayangnya. Suatu hari
beliau mengutusku untuk suatu keperluan, aku berangkat, tetapi aku menuju anak-anak yang
sedang bermain di pasar dan bukan melaksanakan tugas Rasul, aku ingin bermain bersama
mereka, aku tidak pergi menunaikan perintah yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam. Beberapa saat setelah berada di tengah-tengah anak-anak itu, aku merasa
seseorang berdiri di belakangku dan memegang bajuku. Aku menoleh, ternyata dia adalah
Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam dengan tersenyum, beliau bersabda, Wahai Unais,
apakah kamu telah pergi seperti yang aku perintahkan? Maka aku pun salah tingkah aku
menjawab, Ya, sekarang aku berangkat wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Demi Allah, aku telah berkhidmat kepada beliau selama sepuluh tahun, beliau tidak
pernah berkata untuk sesuatu yang aku lakukan, Mengapa kamu melakukan ini? Beliau tidak
pernah berkata untuk sesuatu yang aku tinggalkan, Mengapa kamu tinggalkan ini?
Nabi memberikan nasihat-nasihat dan petuah-petuah beliau yang memenuhi hati dan
jiwanya. Di antara nasihat-nasihat itu adalah sabda Nabi kepadanya:
Wahai anakku, jika kamu mampu mendapatkan pagi dan petang sementara hatimu tidak
membawa kebencian kepada seseorang, maka lakukanlah. Wahai anakku, sesungguhnya hal itu
termasuk sunahku, barangsiapa menghidupkan sunahku maka dia mencintaiku. Barangsiapa
mecintaiku maka berarti dia bersamaku di surga. Wahai anakku, jika kamu masuk kepada
keluargamu maka ucapkanlah salam, karena ia merupakan keberkahan bagimu dan
keluargamu.
Menurut pendapat lain Anas bin Malik dijadikan khadam / orang suruhan pada ketika
umur Anas 14 tahun dan bukannya 10 tahun sebagaimana yg biasa kita dengar. Ini adalah kerana
Anas bin Malik turut serta dalam perang badar. Perang Badar berlaku pada tahun ke-2 hijrah dan
makruf didalam hadits-hadits lain bahawa syarat seseorang sahabat dibenarkan turut serta dalam
peperangan adalah 15 tahun dan ke atas.

Sedangkan menurut riwayat Abu Bakar bin Muhammad bin Muslim Ubaidillah bin
Andullah bin Syihal alQurasyi Az Zuhri ( 51 H\ 670 M-124 H\742 M), seorang ahli hadis,
Anas bin Malik sendiri yang mengatakan bahwa ketika Rasullulah saw hijrah ke Madinah, Anas
berusia sepuluh tahun dan ketika Rasulullah saw wafat usia Anas sudah mencapai dua puluh
tahun. Ia di kenal dekat dengan Rasulullah saw. dan karenanya tidak mengherankan jika Anas
memperoleh banyak kesempatan untuk menerima hadist dari Rasulullah saw. Di samping itu, ia
juga meriwayatkan sejumlah hadist dari para sahabat para Nabi, seperti Abu Bakar ra, Umar ra,
Utsman ra, Ali ra, dan lain-lain.
Dalam hal meriwayatkan hadist, Anas bin Malik menempati urutan ketiga dalam
kelompok sahabat. Orang yang meriwayatkan hadist dari Anas bin Malik antara lain Ibnu sirin,
Abu Qatadah, dan Hasan Basri.
Anas sendiri termasuk sahabat yang kuat hafalannya dengan urutan sebagai berikut :
1.

Abu hurairah

2.

Abdullah bin Umar bin Khattab

3.

Anas bin malik

4.

Aisyah binti Umar Bakar

5.

Abdullah Bin Abbas

6.

Jabir bin Abdullah al- Ansari ( w. 74 H|698 M )

7.

Abu Said al- Khudri (w. 84 H )

Anas bin Malik sudah pandai menulis ketika diserahkan ibunya kepadaNabi Saw,oleh
karena itu ia banyak menulis hadis. Dengan menurut riwayat yang di peroleh dari Yasir Abdul
Wahhab bin Hibbatullah dari Abdullah bin Ahmad dari Yazid Humahid at- Tawil Anas bin Malik.
Ada bermacam-macam riwayat mengenai lamanya Anas berkhidmat kepada rasullulah
SAW. Riwayat dari islail bin Ubaidullah, dari Abi Isa dari Mahmud bin gilan dari Abu Dawud
dari Abu Khaldat mengatakan bahwa Ahmad malik mengabdi kapada Rasullulah SAW selama
sepuluh tahun. Riwayat lain menyebutkan behwa berkhitad kepada Rasullulah SAW selama
delapan tahun dan ada pula yang mengatakan tujuh tahun.
Rasullulah SAW sangat besar perhatiannya kepada Anas dan Malik, sebagimana riwayat
dari Jafar al-Faryabi dari Ibrahim bin Usman dari Mukhalid bin Hasan dari Hisyam bin Hasan
dari Hafsah dari Anas sendiri menceritakan bahwa ketika Ummu Sulaim al-Ansyariah (ibunda
Anas) menyerahkan anaknya kepada Raulullah SAW, ia mengharapkan agar Rasul berkenan
4

mendoakan anaknya. Rasulullah mengabulkan permintaan ibunda Anas, seraya memanjatkan


doa, Allahumma aksir malahu wa waladuhu wa adkilhu al-jannat, artinya Ya Allah,
limpahkan harta dan anak keturunan yang banyak kepadanya (Anas) dan masukkanlah dalam
surga. Dalam riwayat lain, doa yang dibacakan Rasul adalah demikian, Allahumma aksir
malahu wa waladuhu wa bariklahu fihi, Artinya, Ya Allah limpahkanlah harta dan anak
keturunan yang banyak kepadanya (Anas) dan berkatilah ia dengan harta dan anaknya itu.
Sebagai seorang pembantu Rasul SAW, Anas bin Malik sering menemani Rasulullah
SAW ke medan perang sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dari Musa dari Ishaq bin
Usman yang pernah menanyakan kepada anaknya, Musa bin Anas, katanya, Berapa kali Anas
mengikuti (peperangan) yang dipimpin Rasul? Musa bin Anas menjawab bahwa perang yang
diikuti Anas bersama Rasulullah SAW sebanyak delapan kali.
Berkat dekatnya Anas dengan Rasululah SAW, dan berkat doa Rasululah SAW yang
dikabulkan Allah SWT, Anas bin Malik memperoleh keberuntungan karena ia diberitakan
memiliki dua bidang kebun yang subur yang dapat di panen dua kali dalam setahun. Berkat doa
Rasul SAW, Allah juga memberikan nikmat lain kepada Anas bin Malik, berupa anak keturunan
yang banyak. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Anas bin Malik mempunyai cucu sebanyak
seratus lima belas orang. Riwayat lain menyebutkan bahwa Anas bin Malik dikaruniai anak
sebanyak delapan puluh dua orang, terdiri atas delapan puluh orang laki-laki dan dua orang
perempuan.
Namun tidak diperoleh data yang pasti tentang ibu para anaknya yang banyak itu, apakah
Anas mempunyai istri yang banyak atau ia sering kali menikah. Namun yang sudah pasti,
kekayaan dan keturunan yang banyak itu tidak menyebabkan ia lupa mengabdi kepada Tuhan. Ia
tetap memperbanyak ibadahnya, seperti diungkapkan Abu Hurairah, Saya tidak meyaksikan
seseorang yang salatnya menyerupai salat Rasululah SAW kecuali puta Ummu Sulaim (Anas).
Anas bin Malik mempunyai seorang putra yang terkenal dalam kajian Hadis dan Hukum
Islam yakni Malik bin Anas, pendiri mazhab Maliki di Madinah. Sama seperti ayahnya, Malik
bin Anas juga berkecimpung di dunia hadis. Salah satu karyanya adalah al-Muwattha.
Riwayat lain menggambarkan bahwa Anas bin Malik ibadahnya baik. Riwayat lain
disampaikan oleh Jafar dari Sabit yang menceritakan secara singkat tentang kelebihan dari Anas
bin Malik. Pada suatu ketika di musim kemarau, Sabit tengah bersama Anas, tiba-tiba seorang
pembantu Anas menghampiri mereka dan berkata, Hai Abu Hamzah (gelar bagi Anas), betapa
5

kering bumi kita. Anas bin Malik segera berwudhu, kemudian shalat dua rakaat dan berdoa
kehadirat Allah SWT, tidak lama sesudah itu konon awam hitam timbul di langit, lalu hujanpun
turun. Setelah hujan reda, Anas mengajak para kerabatnya untuk menyaksikan langit yang sudah
terang dan mengamati tanah yang sudah lembab disiram air hujan.
Anas bin Malik mempunyai kegemaran memanah, dan ia sering kali pergi memanah
bersama anak-anaknya, Anas bin Malik banyak menempatkan bidikannya pada sasaran yang
tepat. Kelebihan-kelebihan yang ada pada Anas bin Malik ini membuat orang hormat kepadanya.
Di bidang pemerintahan, Anas bin Malik termasuk orang yang terpandang. Ia pernah
mendapat kehormatan untuk mengurusi administrasi daerah Bahrein. Ketika Abu Bakar diangkat
menjadi khalifah, Anas yang usianya relatif masih muda dipilih Abu Bakar untuk menjadi
petugas di daerah Bahrein. Berkat kerja keras dan kecakapannya dalam soal tulis-menulis
(administrasi), Anas dapat mengendalikan daerah Bahrein dengan sebaik-baiknya.
Anas bin Malik hidup setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamwafat selama
delapan

puluh

tahun

lebih,

selama

itu

Anas

mengisi

dada

umat

dengan

ilmu

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang agung dan menumbuhkan akal pikiran mereka
dengan fikih kenabian.
Selama itu Anas menghidupkan hati umat dengan petunjuk Nabi yang dia sebarkan
diantara para sahabat dan tabiin, dengan sabda-sabda Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallam yang berharga dan perbuatan-perbuatan beliau yang mulia yang dia tebarkan di antara
manusia.
Dengan umurnya yang panjang, Anas menjadi rujukan bagi kaum muslimin di masa
hidupnya, mereka bertanya kepada Anas tentang hal itu, Anas pun berkata, Aku tidak pernah
menyangka akan bisa hidup sehingga aku melihat orang-orang seperti kalian yang berdebat
dalam perkara telaga Nabi, sungguh aku telah meninggalkan wanita-wanita tua di belakangku,
setiap dari mereka tidak melakukan shalat terkecuali dia memohon kepada Allah agar
memberinya minum dari telaga Nabi.

Ibadah Beliau
6

Abu Hurairah berkata, : Saya tidak pernah melihat seorang sahabatpun yang mirip
dengan shalatnya Rasulullah saw selain dari pada ibnu Ummu Sulaim (Anas bin Malik ). Ibnu
Sirin berkata, Anas adalah sahabat yang shalatnya paling bagus, baik di rumah maupun pada
waktu safar.
Tsumamah berkata, Anas shalat sampai kedua kakinya bengkak mengeluarkan darah,
karena shalatnya sangat panjang. Semoga Allah meridhoinya.
Anas berkata, : Ambillah (Al Quran dan As Sunnah) dariku, karena saya mengambilnya
langsung dari Rasulullah saw, dan Rasulullah n dari Allah swt. Kamu tidak akan mendapatkan
kabar yang lebih kuat, kecuali dariku
Anas juga tahu benar ibadah Rasulullah saw. Dan tidak ada satu malampun dia melihat
Rasulullah kecuali beliau menangis. Al Hariri berkata: Anas mulai ihram dari Dzat Iraq, saya
tidak mendengar sesuatupun darinya kecuali dzikir kepada Allah, sampai dia tahalul. Kemudian
ia berkata padaku Wahai keponakanku (ibn akhi) beginilah ihram.
Pada hari Jumat, Anas menemui Shalih bin Ibrahim yang sedang berbincang-bincang di
salah satu rumah istri nabi, lalu dia berkata Mah Ketika selesai shalat, dia berkata, : Saya
benar-benar takut kalau-kalau shalat Jumatku batal, gara-gara perkataanku pada kalian Mah.
Jihad Beliau
Anas mulai ikut berjihad mulai dari kecil. Dikatakan kepada Anas: Apakah engkau
menyaksikan perang Badar? Ia menjawab Laa umma laka! Kemanakah saya kalau sampai
tidak hadir.
Muhammad bin Abdullah berkata Anas keluar bersama Rsulullah ketika terjadi perang
Badar, ia adalah seorang anak yang membantu Rasulullah. Musa mengabarkan bahwa Anas
mengikuti peperangan sebanyak delapan kali.
Menjadi Amir
Abu Bakar dan Umar telah mengangkat Anas sebagai amir di Bahrain, keduanya pun
berterima kasih kepadanya. Setelah dari Rasulullah saw, Anas pergi ke Basrah. Di sana dia
sampai mengalami empat masa, dan mendapatkan perlakuan yang kasar ketika masa Hajjaj
dikarenakan fitnah dari Ibnu Asyats. Hajjaj mengira bahwa Anas ikut campur dalam masalahnya
kemudian dia berfatwa mengenai hal tersebut. Hingga Hajjaj menunjukan lehernya dan berkata,
Nih lehernya Hajaj! Kemudian Anas mengadu pada Abdul Malik. Maka ketika Abdul Malik
mendapat laporan seperti itu dia langsung mengancam Hajjaj, sehingga dia merasa takut dan
berbuat baik sama Anas.
7

Anas pernah menjadi utusan Abdul Malik pada masa kepemerintahannya, sekitar tahun
92. Dia membangun semua kota Dimsiq. Ketika Anas bergegas menuju masjid Dimsiq, Makhul
bertanya padanya, Apakah wajib berwudlu ketika selesai mengurus jenazah? Beliau menjawab
Tidak usah wudlu
Ketika Anas menghadap Walid, dia bertanya, Apa yang telah engkau dengar dari Rasul
perihal hari kiamat? Anas menjawab, Saya mendengar Rasulullah n bersabda Kalian dan hari
kiamat seperti dua inijari telunjuk dan jari tengah-
Syafaat Rasul untuk Anas
Imam Ahmad berkata : Anas meminta syafaat kepada Rasulullah n pada hari kiamat.
Maka rasul menjawab, Ya pasti saya akan penuhi permohonanmu. Anas bertanya, Di
manakah saya memohonnya pada hari kiamat nanti, wahai nabiyallah? Rasul menjawab
Mintalah padaku sesuatu yang pertama kamu minta padaku yaitu di atas sirat. Tanya Anas,
Jika aku tidak ketemu engkau di situ? Jawab rasul, Maka kalau tidak ketemu di sana berarti
saya berada di Mizan. Jika tidak ketemu di Mizan, maka saya ada di Telaga, saya tidak salah
tentang tiga tempat tersebut pada hari kiamat
Anas bin Malik dalam Ilmu Hadist
Anas bin Malik bin an-Nasr bin Amam adalah seorang sahabat bernasab al-An al-Madan.
Ia adalah seorang Mufti, Qori, Muhaddits, Perowi Islam. Dia mendapatkan banyak ilmu dari
Rasulullah n , Abu Bakar, Umar, Usman, Muad, Usaid Al Hudair, Abi Tholhah, Ibunya sendiri
Ummu Sulaim putri Milhan, Bibinya Ummu Haram dan suaminya Ubadah bin Shamit, Abu
Dzar, Malik bin Shashaah, Abi Hurairah, Fatimah dan masih banyak lainnyaIa berguru hadist
kepada Ubay bin Kaab, Ummu aram binti Miln, Jbir bin Abdullah, Ramlah binti Abi Sufyan
bin, Zaid bin Arqam, Ummu Sulaim (ibunya), aisyah, Ab Hurairah, Abdurrahman bin Auf,
Abdullah bin Abbas, Usman bin Affan, Umar bin Khattab, Fatimah, Muaz bin Jabal dan
sebagainya.
Darinya juga banyak mencetak orang-orang penting, diantaranya adalah Al Hasan, Ibnu
Sirin, Asy Syabi, Abu Kilabah, Makhul, Umar bin Abdul Aziz, Tsabit Al Banani, Bakar bin
Abdillah Al Mazani, Az Zuhri, Qotadah, Ibnul Munkadir, Ishak bin Abdillah bin Abi Tholhah,
Abdul Aziz bin Shuhaib, Syuaib bin Al Habhab, Amru bin Amir al Kufi, Sulaiman At Taimi,
Hamid At Thowil, Yahya bin Said Al Ansori, Katsir bin Salim, Isa bin Thohman dan Umar bin
Syakir. Keseluruhan hadis yang diperoleh Anas sebagian beliau dapatkan langsung dari
Rasulullah saw dan sebagian yang lain diriwayatkan dari sahabat lain. Beliau adalah seorang
sahabat yang kesiqatannya tidak dipertanyakan lagi. Dalam kitab Mausuah fiL Kutub at-Tisah,
tercatat Anas bin Malik meriwayatkan 4964 hadis dengan perulangan yang tersebar di setiap
kitab hadist yang 9:
1. Sahih Bukhari (829 hadis).
2. Sahih Muslim (485 hadis)
8

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sunan at-Tirmidzi (367 hadis).


Sunan Abi Daud. (255 hadis).
Sunan an-NasaI (367 hadis).
Sunan Ibni Majah. (280 hadis).
Musnah Ahmad(2189 hadis).
Muwattha (35 hadis).
Sunan ad-Darimi (sisanya pada sunan ad-Darimi).

Wafatnya Beliau
Anas bin Malik wafat di kota Basrah dan ia merupakan sahabat terakhir yang meninggal
di sana. Ia dimakamkan di at-Taffi, suatu tempat yang dihormati bangsa Arab di Irak yang
terletak di sekitar 15km dari Basra.
Dikatakan kepada Anas, Engkau adalah sahabat Rasulullah Saw dan yang paling terakhir
yang masih hidup. Anas menjawab, Kaum Arab masih tersisa, adapun dari sahabat beliau, maka
saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup. Ketika Anas sakit ditawarkan kepadanya
agar didatangkan seorang dokter, tapi Anas malah menjawab Seorang dokter menyakitiku dan
dia memohon agar dia ditalkin Laa ilaha illallh, karena dia (Malaikat) telah datang. Dia
senantiasa mengatakannya, sampai Malaikat pencabut nyawa mencabut nyawanya. Di sisi dia
ada tongkat kecil punya Rasulullah saw. yang kemudian dikubur bersamanya.
Ketika Anas wafat, beliau berumur 107 tahun. Berkata Waqidi dan lainnya Anas adalah
sahabat di Basrah yang paling terakhir wafatnya. Para ahli sejarah selisih dalam menentukan
kematian beliau, ada yang mengatakan wafat pada tahun 90, 91, 92 dan ada pula yang
mengatakan tahun 93, dan inilah yang mashur menurut jumhur. Imam Ahmad berkata : Anas bin
Malik dan Jabir bin Zaid wafat bersamaan pada hari Jumat, tahun 93.
Qotadah berkata : Ketika Anas wafat, Muariq al Ajli berkata, Hari ini telah pergi / hilang
setengah dari pada ilmu. Dia ditanya, kenapa bisa demikian wahai Abu Mutamar? Ia menjawab :
Jika ada orang-orang pengikut hawa nafsu menyelisihi kita hadits dari Rasulullah n kita katakan
pada mereka : Mari kita kembalikan pada orang yang mendengar (Anas) darinya (Rasul).

Anda mungkin juga menyukai