Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Di era moderen ini perkembangan teknologi melaju begitu pesat, tidak hanya pada
bidang bidang tertentu saja, namun hal tersebut terjadi pada semua bidang. Salah satu
perkembangan teknologi tersebut terjadi pada bidang kesehatan, terutama pada instalasi
radiologi yang terdapat teknologi canggih dalam mendiagnosis suatu penyakit yaitu MRI.
MRI (Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan
gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif.
selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan
bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan
dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah
gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam. MRI menciptakan gambar
yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi
jaringan lunak dalam tubuh.
MRI adalah salat satu bentuk kemajuan teknologi. Untuk itu agar dalam penggunaan
MRI dapat berjalan dengan efektif dan efisien, harus ada faktor-faktor yang mendukungnya
baik dari pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ergonomic. Akan tetapi sering kali suatu rumahsakit mengesampingkan aspek
ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri,
salah satunya pada instalagi radiologi yang terdapat MRI.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja program ergonomi di instalasi radiologi yang terdapat MRI?

3. TUJUAN

BAB II
ISI
Ergonomi adalah ilmu yang penerapannya berusaha untuk menserasikan pekerjaan
dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya.dengan tujuan mencapai produktifitas yang
setinggi-tingginya,melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-optimalnya. (Sumamur
1989 : 1)
Ergonomi adalah penerapan ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan
ilmu teknik dan biologis tentang manusia satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap
pekerjaannya yang bermanfaat dari padanya diukur dengan efesiensi dan kesehatan kerja.
(Sumamur 1989 : 172)
Tujuan Ergonomi
1.
2.
3.
4.
5.

Mengurangi kelelahan
Mempertahankan kesehatan
Meningkatkan efektivias dan efisiensi
Meningkatkan kenyamanan
Meningkatkan produktivitas

MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan
gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif.
selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan
bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan
dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah
gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam. MRI menciptakan gambar
yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi
jaringan lunak dalam tubuh.

Tugas dan Tanggung Jawab Radiografer Pada Bagian MRI :

Melakukan cek list kelengkapan isi ruangan pemeriksaan MRI

Scan.
Melakukan pemanasan alat MRI Scan.
Melaporkan setiap kerusakan alat MRI Scan kepada coordinator pelayanan

Radiologi.
Memastikan bahwa setiap kerusakan alat MRI Scan telah ditangani

dengan baik.
Melakukan tugas-tugas

dan

tanggung

jawab

lain

yang

diberikan

atasan/pimpinan rumah sakit apabila dianggap perlu untuk kepentingan


perusahaan.
Penerapan ergonomi pada instalasi radiologi yang terdapat MRI yang mengacu
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 410/MENKES/SK/III/2010
a. Letak instalasi radiologi yang terdapat dasilitas MRI stategis, sehingga mudah
dijangkau dari instalasi yang lain
b. Terdapat pesawat MRI yang dapat digunakan minimal 1,5 tesla dengan work
station yang dilengkapi dengan printer film, injector, metal detector.
c. Dilengkapi dengan peralatan kode merah
d. Menjaga suhu ruang pemeriksaan agar sesuai dengan kebutuhan pesawat MRI.
e. Di dalam medan magnet tidak boleh membawa barang-barang yang dapat
tertaik oleh magnet
f. Ruangan MRI tertutup rapat dan semua koneksi kabel melalui filter.
g. Selama pemeriksaan sedang berlangsung, tidak boleh ada gangguan frekuensi
baik dari luar maupun dari dalam (mis : suara brisik yang keras, gelombang
radio dsb)
h. Pemberian ear plug pada pasien agar pasien tidak merasa terganggu dengan
suara mesin MRI
i. Radiografer yang menjalankan MRI harus menguasai dalam pengoprasian
MRI sehingga dapat meminimalisir bayaha yang dapat ditimbulkan.
j. Adanya pembagian Shift pada setiap petugas yang bekerja
k. Adanya hubungan yang baik antar petugas yang bekerja

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Penerapan ergonomi pada instalasi radiologi yang terdapat MRI mengacu pada
Keputusan

Mentri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

410/MENKES/SK/III/2010
b. Penerapan ergonomi pada instalasi radiologi mencakup aspek penilaian
terhadap pekerja, lingkungan kerja, dan proses kerja.
2. SARAN

Meminimalisir kecelakaan kerja di instalasi radiologi merupakan tanggung


jawab petugas radiologi. sehingga aspek ergonomi pada instalasio radiologi yang
terdapat MRI dapat mewujudkan pekerja yang sehat, selamat, nyaman, dan produktif.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/04/02/ergonomi-rumah-sakit/
2. https://www.academia.edu/17216991/Tugas_Staff_Radiologi
3. https://www.scribd.com/doc/182621409/PUTU-VIERDA-LYA-SUANDARI01011044-SEMESTER-VB-KESELAMATAN-DAN-KESEHATAN-KERJATUGAS-4-pdf
4. https://radiograpict.wordpress.com/tag/mri/
5. https://www.scribd.com/doc/213935578/Makalah-MRI

Anda mungkin juga menyukai