Anda di halaman 1dari 4

Lembar Kegiatan 4.

1: Menganalisis Keseimbangan Lingkungan

Studi Kasus
Amatilah lingkungan di sekitar Saudara dan pilhlah salah satu ekosistem yang menurut
Saudara mengalami ketidakseimbangan. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
ketidakseimbangan tersebut? Tuliskan gagasan Saudara upaya yang dapat dilakukan
untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem tersebut!
Jawaban :
A. Contoh ekosistem yang mengalami ketidakseimbangan di lingkungan sekitar
Ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi secara alami maupun akibat perbuatan
manusia. Ketidakseimbangan ekosistem yang terjadi secara alami umumnya akibat
bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dsb. Sedangkan
ketidakseimbangan ekosistem akibat manusia umumnya disebabkan karena populasi
manusia yang tumbuh hingga mencapai suatu jumlah yang yang besar sehingga
aktivitas dan kemampuan teknologi manusia mengganggu dinamika sebagian besar
ekosistem.
Salah satu contoh ketidakseimbangan ekosistem yang disebabkan oleh manusia di
lingkungan sekitar saya antara lain :
1. Kurangnya atau tidak berfungsinya tempat-tempat untuk menyerap, mengurangi
atau membuang kelebihan air di daerah Cipocok Jaya yang menyebabkan kurang
baiknya sistem drainase di daerah tersebut. Hal tersebut mengakibatkan mudahnya
terjadi banjir atau genangan air di daerah tersebut jika terjadi hujan deras. Bahkan
hujan deras mampu menenggelamkan areal sawah. Hal tersebut dapat merusak
tanaman padi sehingga petani dapat terancam gagal panen. Tentu saja hal ini
sangat merugikan para petani dan menggangu kondisi perekonomian mereka.
Kemudian matinya berbagai organisme penghuni ekosistem sawah yang dapat
membuat rantai makanan tidak berjalan semestinya. Selain itu, air di areal sawah
juga terkadang meluap ke jalan raya sehingga menggangu aktivitas manusia,

seperti arus lalu lintas yang terhambat sehingga menyebabkan kemacetan,


terganggunya perekonomian warga karena aktivitas berjualan yang terhambat.
Selain itu, banjir juga dapat memungkinkan terjadinya penyebaran bakteri yang
merugikan manusia serta penyebaran penyakit seperti diare, penyakit kulit, dsb.
Banjir juga dapat membawa sampah-sampah menuju pemukiman warga sehingga
menimbulkan bau tidak sedap, serta memungkinkan terjadinya penularan penyakit.
2. Sampah-sampah yang menumpuk di pinggiran jalan di Cipocok Jaya. Hal ini
disebabkan minimnya tempat untuk penampungan sampah semetara. Selain itu
warga terlalu malas untuk membakar sampah sehingga mereka lebih memilih
membuang sampah di pinggir jalan. Hal ini tentu dapat menimbulkan terganggunya
keseimbangan ekosistem di daerah tersebut. Hal-hal yang dapat ditimbulkan antara
lain
a.

Perkembangan vektor penyakit

b. Wadah sampah merupakan tempat yang sangat ideal bagi pertumbuhan vektor
penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini menyebabkan mudahnya penyebaran
penyakit yang dapat menggangu kesehatan manusia seperti diare, penyakit
kulit, penyakit pernapasan dsb.
c. Pencemaran Air
Sampah yang menumpuk sangat potensial menyebabkan pencemaran air
terutama pada saat turun hujan. Aliran air dari tempat menumpuknya sampah
ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran.
Hal ini mempengaruhi kondisi air sehingga air mengalami kekurangan oksigen
terlarut sehingga mematikan biota yang ada. Selain itu, hal yang air tersebut
dapat membahayakan manusia jika digunakan untuk minum atau mencuci
piring karena memungkinkan perpindahan penyakit serta zat-zat kimia
berbahaya ke dalam tubuh manusia.
d. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan
kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan

lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik


dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini
terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah
terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat
berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan
sekitarnya. Pencemaran tanah dapat menggangu komponen biotik yang hidup
di dalam tanah. Selain itu kemungkinan tercemarnya air tanah akibat sampah
yang merembes ke air tanah akan membahayakan manusia jika air tersebiut
dipakai untuk minum.
e. Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan
yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya.
Kemudian bau tidak sedap yang ditimbulkan dari tumpukan sampah dapat
menggangu pernapasan. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman
atau juga lahan pembuangan sampah lainnya.
f.

Kemacetan Lalu lintas


Lokasi penempatan sarana / prasarana pengumpulan sampah yang biasanya
berdekatan dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain
serta kegiatan bongkar muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan
terhadap arus lalu lintas yang mengakibatkan terganggu atau terhambatnya
aktivitas manusia.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan ekosistem


1.

Ketidakseimbangan ekosistem yang terjadi lebih banyak diakibatkan oleh kegiatan


manusia yang memiliki kesadaran rendah dalam menjaga lingkungan sekitar,
seperti pengelolaan sampah yang buruk sehingga menyebabkan menumpuknya
sampah yang menimbulkan banyak masalah, serta penggunaan bahan kimia
tertentu yang dapat menyebakan terganggunya biota-biota tertentu.

2.

Ketidakseimbangan ekosistem juga dipengaruhi oleh alam, seperti banjir, tanah


longsor. Tsunami, gunung meletus dsb.

C. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan


ekosistem tersebut antara lain :
1. Menciptakan kesadaran masyarakat minimal dimulai dari diri sendiri untuk menjaga
lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan, merusak atau
menebang pohon secara sembarangan, merusak tempat-tempat yang menjadi
habitat hewan-hewan tertentu, dsb.
2.

Diadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga, bertujuan


untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya sampah yang
menumpuk terhadap di lingkungan, manfaat sampah jika di daur ulang serta untuk
mengurangi penumpukan sampah yang menimbulkan bau tidak sedap. Kemudian
menjadikan sampah yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat dengan mendaur
ulang sampah tersebut menjadi barang-barang yang dapat dipakai manusia
sehingga menjadi lahan pekerjaan yang menguntungkan masyarakat.

3. Saat ini di Cipocok Jaya sedang dilakukan pelebaran jalan dan pembuatan goronggorong. Hal ini diharapkan mampu memeperbaiki sistem drainase di daerah
Cipocok Jaya sehingga aliran air menjadi lancar dan dapat mengurangi banjir. Hal
lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk memeperbaiki sistem drainase antara
lain : tidak membuang sampah sembarangan yang akan menyumbat saluran air,
menciptakan daerah penyerapan air dengan menyiapkan sedikit lahan untuk
ditanami pohon-pohon yang memungkinkan terjadinya penyerapan air oleh tanah.

Anda mungkin juga menyukai