Jurnal Teknik Industri
Jurnal Teknik Industri
3
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENENTUAN JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN-MESIN
DI STASIUN GILINGAN (Studi Kasus PG. Lestari Kertosono)
PREVENTIVE MAINTENANCE SCHEDULING DETERMINATION
AT MILL STATION (Case Study PG. Lestari Kertosono)
Cindy Revitasari1), Oyong Novareza ,2)Zefry Darmawan 3)
Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail: cindyrevitasari.lsai@gmail.com1), novareza15@ub.ac.id ,2)zefry_gue@yahoo.com
3)
Abstrak
Kebutuhan gula semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan
pendapatan masyarakat, Untuk memproduksi gula dalam jumlah yang banyak, diperlukan suatu alat yang
dapat membantu dan mempercepat proses produksi tersebut yakni mesin. Proses produksi gula melalui lima
unit stasiun , yaitu stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun kristalisasi dan stasiun
penyelesaian. Dari kelima unit stasiun tersebut, stasiun gilingan pada Pabrik Gula Lestari Kertosono
diketahui memiliki downtime yang paling tinggi. Stasiun gilingan merupakan stasiun awal yang memiliki
peran yang sangat penting karena jika stasiun gilingan sebagai stasiun awal yang memproses tebu
mengalami kerusakan, maka proses produksi gula akan mengalami waktu proses yang lebih lama atau
bahkan dapat mengakibatkan proses produksi gula terhenti. Proses produksi di Pabrik Gula Lestari
Kertosono sering mengalami suatu masalah pada mesin-mesin yang terdapat di stasiun gilingan yaitu
terhambatnya proses produksi diakibatkan karena mesin yang tiba-tiba tidak dapat berfungsi. Untuk
memperbaiki kondisi tersebut digunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA), Mean Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time to Repair (MTTR). Dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesinmesin di stasiun gilingan untuk periode giling I sebesar 65,03% dan periode giling II sebesar 65,35%.
Komponen mesin kritis adalah komponen yang memiliki nilai RPN diatas nilai RPN dari masing-masing
mesin. Untuk mesin cane cutter g memiliki nilai RPN sebesar 73,5, mesin unigrator memiliki nilai RPN
sebesar 83,6 dan untuk mesin rol gilingan memiliki nilai RPN sebesar 79,8. Dari perhitungan Mean Time
Between Failure (MTBF) dan Mean Time to Repair (MTTR) dapat diketahui jadwal maintenance. Jadwal
maintenance dibuat dalam bentuk kalender sesuai dengan daftar pengelompokan komponen dari masingmasing jenis mesin, waktu perawatan dan banyaknya operator maintenance yang tersedia.
Kata Kunci : PG. Lestari, Overall Equipment Effectiveness (OEE), Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA), Preventive Maintenance
1.
Pendahuluan
Untuk dapat memenuhi kebutuhan
permintaan gula yang semakin meningkat
seriring dengan peninkatan jumlah penduduk,
proses produksi gula di setiap pabrik gula harus
dioptimalkan dengan melakukan produksi
terus-menerus selama masa panen tebu. Untuk
memproduksi gula dalam jumlah yang banyak,
diperlukan suatu alat yang dapat membantu dan
mempercepat proses produksi tersebut yakni
mesin. Seiring dengan peningkatan aktivitas
mesin dalam suatu aktivitas produksi bagi suatu
perusahaan yang lama-kelamaan tentu akan
berdampak pada kinerja mesin yaitu terjadinya
penurunan kinerja mesin. Untuk mencegah hal
485
Studi Lapangan
Studi Pustaka
Metode yang digunakan
Teori Pendukung Lingkup Maintenance
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Tahap Pendahuluan
Pengumpulan Data
a. Data Sekunder
1.Proses Produksi PTPN X (Persero) PG Lestari Kertosono
2.Data jam kerja mesin-mesin di Stasiun Gilingan
3.Data produksi mesin-mesin di Stasiun Gilingan
4.Data downtime mesin-mesin di Stasiun Gilingan
5. Data Frekuensi dan waktu perawatan mesin-mesin di Stasiun Gilingan
b. Data Primer
1. Identifikasi Kegagalan(failure)
2. Data Ranking FMEA
Tahap Pengumpulan
Data
Pengolahan Data
1. Perhitungan OEE:
a.Availability rate
b. Performance rate
c. Quality of Rate
2. Pengukuran FMEA
3.Perhitungan Mean Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time to Repair (MTTR)
4. Penentuan Jadwal Penggantian Komponen Mesin
Tahap Pengolahan
Data
Kesimpulan danSaran
Selesai
486
adalah
487
(Pers.5)
x 100 % =77,50%
(Pers.6)
x 100 % = 77,92%
488
(Pers.7)
x 100 % = 100%
Secara keseluruhan nilai OEE pada mesinmesin distasiun gilingan masih jauh dari standar
World Class OEE yaitu sebesar 85% (Hedge.,
dkk,2009). Komposisi dari nilai tersebut adalah
availability rate sebesar 90%, performance rate
sebesar 95%, dan rate of quality sebesar 99,9%.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
maka dalam penelitian ini akan dilakukan
pembuatan jadwal perawatan mesin secara
preventif (preventif maintenance). Menurut
Dhillon (2002) beberapa karakter dari pabrik
yang membutuhkan program preventive
maintenance yang baik adalah rendahnya
penggunaan peralatan karena adanya kegagalan,
besarnya waktu idle operator karena kegagalan
peralatan, dan penurunan harga peralatan
karena menurunnya waktu produktif peralatan
akibat buruknya perbaikan
3.1.2 Analisis Metode Failure Mode and
489
Failure
Failure Mode
1.
Scrapper
plate aus
Plat
bergetar
Standard
mil check
bergetar
2.
Failure
Failure Mode
Failure Effect
RPN
1.
Disc
pecah
Masuknya
besi atau batu
pada Disc
Mesin cane
cutter berhenti
beroperasi
80
2.
Disc knife
kurang
pelumas
Mesin cane
cutter
bekerja lambat
40
3.
Cane
knife
tumpul
Beban
electromotor
bertambahberat
140
Rotor bekerja
tidak balance
48
Kondisi oil
Tellus 37
tidak
mencukupi
Feeding tebu
yang terlalu
tebal dan
keras
4.
Mur dan
Baut
Putus
Keausan
karena
gesekan yang
terlalu keras
antara tebu
dengan mur
dan baut
5.
Bearing
panas
Grace yang
kering karena
kurang
pelumas
Bearing pecah
dan terbakar
60
6.
Mata
pisau
patah
Setting yang
terlalu rapat
dengan rotor
Mesin Cane
Cutter Iberhenti
beroperasi
140
7.
V Belt
putus
Putaran mesin
terlalu berat
dan oli yang
sering
mengenai V
Belt
Mesin Cane
Cutter berhenti
beroperasi
75
8.
Cylinder
Rotor
Macet
Waste yang
menempel
pada cylinder
Mesin Cane
Cutter I berhenti
beroperasi
60
9.
Handle
Freed
Lepas
Posisi handle
freed kurang
rapat
20
10
Rotor
Kendur
Baut kurang
kencang
Jumlah
72
735
(Pers.8)
3.
4.
Baggage
Elevator
(BE)
tersumbat
5.
Feeding
Rol
macet
RPN
80
45
60
64
150
399
= 79,8
Failure
Failure Effect
1.
Hammer
tumpul
Beban electromotor
bertambah berat
2.
Disc pecah
Mesin unitgrator
berhenti beroperasi
3.
Rotor Macet
Mesin unitgrator
berhenti beroperasi
4.
Disc kurang
pelumas
Mesin unitgrator
bekerja lambat
5.
Bearing panas
= 73,5
Failure
Effect
Mesin Rol
gilingan
berhenti
Ampar plat
bengkok
Mesin Rol
gilingan
berhenti
Baggae
Elevator
berhenti
menyalurkan
nira
Mesin Rol
gilingan
berhenti
Detection
Deteksi setelah mesin
berhenti
Beroperasi
Deteksi setelah mesin
berhenti
Beroperasi
Deteksi dari failure effect
yaitu
terjadi beban kerja berat
pada electromotor
Deteksi dari failure effect
yaitu
terjadi ketidak seimbangan
pada rotor
Deteksi setelah bearing
pecah
D
7
490
= 79,8
MTBF
(Hari)
MTTR
(Menit)
Disc pecah
12
51
12
37
13
43
14
38
41
No.
Mesin
Bearing panas
23
15
54
V Belt putus
30
101
14
79
20
99
10
Rotor Kendur
27
91
11
Hammer tumpul
16
41
12
Disc pecah
17
58
Rotor Macet
25
99
14
20
40
No.
15
Bearing panas
32
52
1.
16
16
49
2.
17
Plat bergetar
15
72
3.
26
74
19
17
58
4.
5.
6.
7.
20
17
54
13
18
Cane Cutter
Unigrator
Rol gilingan
Berdasarkan
pengelompokan
sesuai
dengan
pengelompokan
rentan
waktu
perawatan dengan scattergraph, maka dapat
diketahui kategori pengelompokan komponen
yang terdapat pada Tabel 5.
Tabel 5 Daftar Pengelompokan Komponen Mesin
8.
9.
Jenis
mesin
Cane
Cutter
Unigrator
Rol
Gilingan
Jumlah
hari
12
Kategori
Pengelompokan
A1
12-15
A2
20-23
A3
26730
20
16-17
25-32
A4
B1
B2
B3
15-17
C1
26
C2
Jenis Permasalahan
Disc Knife kurang pelumas
Disc pecah, Cane knife tumpul,
Mur dan baut putus, Cylinder rotor
macet dan Mata pisau patah.
Handle freed lepas dan Bearing
panas
Rotor Kendur dan V-Belt putus
Disc Knife kurang pelumas
Hammer tumpul dan Disc pecah
Rotor macet dan Bearing panas
Scrapper plate aus, Plat bergetar,
Baggage Elevator (BE) terseumbat
dan Feeding rol macet
Standard mil check bergetar
491
Bulan
1.
2.
Total Waktu
perawatan (%)
26,67
30
20
Unigrator
3.
Rol Gilingan
10
4.
Cane Cutter
10
32,59
5.
Juni
Jumlah
Perawatan
8
Jumlah
hari
Cane Cutter
Jenis Mesin
Unigrator
6.
Rol Gilingan
9,68
7.
Cane Cutter
10
32,59
8.
Juli
Unigrator
Rol Gilingan
9,68
10.
Cane Cutter
10
33,33
Unigrator
Rol Gilingan
10
13.
Cane Cutter
29,03
Unigrator
Rol Gilingan
9,68
16.
Cane Cutter
10
33,33
Unigrator
Rol Gilingan
10
19.
Cane Cutter
25,8
Unigrator
Rol Gilingan
21.
Desember
30
29,03
18.
20.
November
31
23,33
15.
17.
Oktober
30
25,8
12.
14.
September
31
22,59
9.
11.
Agustus
31
31
16,67
22,58
9,68
492
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan pada Pabrik Gula Lestari Kertosono,
dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut.
1. Nilai Overall Equipment Effectiveness
(OEE) untuk mesin-mesin di stasiun
gilingan pada Pabrik Gula Lestari untuk
periode giling I yaitu bulan Juni hingga
Desember 2013 untuk mesin cane cutter I
sebesar 59,88%, mesin cane cutter II sebesar
59,70%, mesin unigrator 67,47% mesin rol
gilingan I-IV berturut-turut adalah sebesar
67,02%, 66,97%, 66,89% dan 67,30%.
Sedangkan untuk periode giling II yaitu
bulan Juni hingga Desember 2013 untuk
mesin cane cutter I sebesar 60,43%, mesin
cane cutter II sebesar 60,87%, mesin
unigrator 68,82%, mesin rol gilingan I-IV
berturut-turut adalah sebesar 68,24%,
65,74%, 66,49% dan 66,85%. Rata-rata nilai
Overall Equipment Effectiveness (OEE)
493
494