Anda di halaman 1dari 21

COFFEE LOVER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan, dengan dosen pengampu :
Jonatan S.E, M.M.

Disusun oleh :

AMIR MACHMUD
1533007007
ARGEVIN AFRIANTO123117330050016
ARSITA FITRIYANI
1433000002
HENGKY TEJAWIJAYA
1433007004
LISA PURWANTI
MERINA RACHMAN
1433000003
RENSON
SUSAN LOGAWA
1433007002
TEJA ASMARA

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


JAKARTA
2017
1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Usaha Coffee Lover sesuai waktu yang telah
ditentukan.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
yang di bimbing oleh Bapak Jonatan, SE. MM.
Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan proposal yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya proposal yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN................................................................................................................................................... 1
A. Potensi.................................................................................................................................................. 1
B. Masalah........................................................................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................................................................................. 2
KELAYAKAN USAHA......................................................................................................................................... 3
A.
B.
C.
D.
E.

Sumber Modal.................................................................................................................................................. 3
Aspek Pasar...................................................................................................................................................... 3
Aspek Organisasi............................................................................................................................................. 4
Apek Produksi.................................................................................................................................................. 6
Aspek SDM...................................................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................. 7
LAMPIRAN............................................................................................................................................................ 8

PENDAHULUAN
3

A. Potensi
Lingkungan saya ( Kalimantan Barat ) merupakan daerah yang agraris, masih banyak lahan pertanian
dan lahan pertanian tersebut banyak digunakan untuk menanam pohon kopi karena kondisi tanah tersebut
sangat cocok sekali untuk penanaman pohon kopi, oleh karena itu saya dapat memanfaatkan kondisi ini
untuk saya jadikan sebagai mata pencaharian. Saya akan membuat sebuah kedai kopi, dengan seperti itu
saya dapat menghasilkan biji kopi yang saya tanam sendiri, menghasilkan kopi original yang beda dengan
yang lain. Dan saya juga dapat memanfaatkan masyarakat yang masih belum mendapatkan pekerjaan agar
dapat mengurangi tingkat pengangguran.
B. Masalah
Pada saat ini banyak orang yang menginginkan sebuah tempat nongkrong / hangout yang cozy dan
sesuai dengan selera mereka, terutama kalangan pelajar atau mahasiswa. Para Mahasiswa sangat identik
dengan yang namanya suntuk, galau, resah, dan gelisah, baik karena tugas, organisasi, dosen, dan pihakpihak lain yang bersangkutan. Kami membuka Enjoy Book Coffee diperuntukan bagi kaula muda dan para
Mahasiswa untuk refreshing dari penatnya berbagai aktivitas yang telah di jalani dengan nuansa santai
dengan di temani secangkir kopi merupakan moment yang pas untuk nongkrong dan berbagi cerita bersama
teman, pasangan, dan lain-lain.
Maka dari itu saya akan membuat kedai kopi dengan pembuatan yang berbeda agar orang yang
menyukai minuman ini tidak merasa bosan karena banyaknya kalangan masyarakat yang menyukai
minuman ini, maka saya akan berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik yang harganya relatif
murah bagi semua kalangan masyarakat.
Dengan harga yang bersahabat kedai kopi ini memberikan berbagai fasilitas khususnya buku bacaan
untuk menemani pengunjung yang gemar membaca baik fiksi maupun non-fiksi. Kami memilih buku
sebagai fasilitas utama dalam perusahaan ini karena mengingat minat baca para anak muda jaman sekarang
ini menurun, dan Kami berharap dengan adanya kedai kopi ini bisa meningkatkan minat baca Mereka.
Selain berbagai macam buku Kami juga memiliki fasilitas tambahan seperti alat musik bagi pengunjung
yang suka akan musik, dan wifi bagi pengunjung yang hanya sekedar ingin nongkrong sambil browsing
berbagai hal dari tugas kuliah sampai hal yang paling tidak penting sekalipun. Kedai Kopi ini di dirikan
untuk kaula muda yang gemar akan berbagai macam kopi dari kopi luwak sampai vanila latte, dan bagi
kaula muda, para Mahasiswa yang gemar akan membaca berbagai buku pengetahuan.
C. Tujuan
Memberikan layanan yang berorientasi pada kepuasan konsumen
Menyajikan makanan dan minuman yang berkualitas dengan harga terjangkau
Memperoleh Laba
Membuka Lapangan Kerja
KELAYAKAN USAHA
A. Aspek Keuangan
1. Sumber Modal
4

Sumber modal awal pendirian Kedai Kopi ini yaitu dari pemilik dan pinjaman Bank serta dari investor
2.

yang ingin menanamkan modalnya di kedai Kami.


Analisa Usaha
Rata rata omset / Outlet / bln
: Rp 100.000.000, Bahan Baku (40%)
: Rp 40.000.000, Laba Kotor
: Rp 60.000.000,Biaya Operasional / outlet ( rata rata )
-

Gaji Pegawai
Overhead ( listrik, telp, pam )
Sewa Tempat
Langganan Internet
Operasional IT
Biaya Penyusutan Alat
Operasional Lain Lain
TOTAL
Laba Bersih / outlet
BEP / Balik Modal

: Rp
: Rp
: Rp

9.250.000,3.000.000,2.500.000,: Rp
750.000,: Rp
3.500.000,: Rp
2.500.000,- * diambil rata-rata
: Rp
5.000.000,: Rp 26.000.000,: Rp 34.000.000,= 5,8 bulan / 6 bulan

B. Aspek Pasar
1. Jalur
Periklanan dan Promosi
2. Segmentasi
Kedai kopi ini membidik semua kalangan tapi lebih mengacu pada kalangan menengah kebawah
seperti para Kaula Muda dan Mahasiswa dengan pemberian harga yang terjangkau dan tidak
menyulitkan tetapi juga tidak mengesampingkan kualitas produk sebagai tujuan utama kedai Kami.
C. Aspek Organisai
1.
Sendiri
Bertanggung jawab atas berdirinya perusahaan.
Menjamin legalitas perusahaan secara hukum.
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan pemberi wewenang atau kuasa untuk dijalankan oleh

2.

masing masing manajer atau divisi.


Bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan.
Berhak menyelenggarakan pertemuan / rapat luar biasa untuk hal hal tertentu dengan pihak

pihak yang ditunjuk.


Monitoring perusahaan dari report tiap tiap manajer.
Mempunyai keputusan mutlak atas atas outlet melalui manajer tiap divisi dengan peninjauan

evaluasi kondisi dan situasi terlebih dahulu.


Komunitas
General Manager

Sebagai perwakilan owner


Bertanggung jawab atas jam operasional outlet
Mengambil keputusan di bawah owner.
Menerima laporan kinerja dari masing masing divisi.
Monitoring kinerja manajer dan karyawan.

HRD Manager
5

Bertanggung jawab atas semua sumber daya manusia yang bekerja di cafe
Bertanggung jawab atas perekrutan pegawai baru.
Merekrut dan menyeleksi karyawan baru.
Mengevaluasi kinerja karyawan.

Operasional Manager

Bertanggung jawab atas operasional outlet.


Membuat jadwal kerja karyawan.
Membuat checklist bahan baku, purchasing, kitchen, bar.
Menyiapkan kas untuk operasional dan berkoordinasi dengan finance dan cashier.
Mengontrol fasilitas outlet dan berkoordinasi dengan cleaning service, barista.

Finance Manager

Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.


Berkoordinasi dengan tiap tiap divisi untuk kebutuhan keluar masuknya uang kas.
Mengatur daftar keperluan, berkas, nota, pembelanjaan dan tagihan.
Merancang anggaran untuk keperluan operasional : gaji, purcashing, promosi, maintenance,

inventaris.
Melaporkan kondisi keuangan kepada General Manager dan Owner.

Marketing Manager

Bertanggung jawab atas promosi cafe.


Menentukan dan mempertahankan target pasar yang telah ditentukan perusahaan dan membuat

strategi untuk memikat para customer agar para customer tidak pindah ke lain tempat.
Meningkatkan penjualan dan omset.
Memperluas jangkauan pasar.
Memperkuat produk, fasilitas, program, dan promosi.

Supervisor

Bertanggung jawab dalam mengawasi keseluruhan kinerja barista


Mengatur semua jalannya kegiatan operasional kerja barista.
Menetukan server dan barman sertaplot area kerja, mempertanggung jawabkan semua kepasda
operasional manager.

Barista
Merupakan ujung tombak usaha ini, yaitu sebagai staff yang berhubungan langsung dengan para
customer, dalam hal ini Barman bertugas untuk :

Membuat menu minuman yang di order oleh customer.


Menjaga kebersihan area Bar.
Menyiapkan ingridient yang di perlukan untuk membuat minuman.
Bertugas mencatat order pesanan tamu.
Mengantarkan order pesanan tamu.
Mengantarkan order pada bar.
Mengantar produk minum dan makanan jadi ke pada tamu.
6

D. Aspek Produksi
1.
Teknis dan Teknologi
Berkaitan dengan pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, teknologi atau peralatan lainnya yang sesuai
dan pemilihan yang sesuai.
Peralatan Dapur dan Cafe

Kompor Gas
Blender
Coffee Machine
Ice crush machine
Ice making machine
Gelas/Cangkir dan Mug

Alat pemanas air


Oven
Piring
Sendok
Garpu
Meja

Peralatan Jasa
Saluran Wifi atau internet
Studio Baca ( Perpustakaan Mini )
Playstation dll
E. Aspek SDM
Kriteria Masing-Masing Job Spec
Koki
Kriteria :

Lulusan SMK jurusan pengolahan


Pempunya pengalaman min 1 thn
Bersih
Jujur
Dapat bekerja dalam tim

Job Spec

Mengolah makanan dan minuman


Membersihkan peralatan dapur serta perlengkapannya
Menjaga kebersihan lingkungan dapur

Waiter/es
Kriteria

Lulusan SMA/ SMK


Jujur
Berpenampilan menarik
Bersih dan cekatan\
7

Kursi
Komputer register
Lemari Es
Panci
Wajan, dll

Dapat bekerja dalam tim

Job Spec

Melayani pesanan tamu


Mengantar pesanan tamu
Menjaga kebersihan dan keutuhan peralatan

Analisis SWOT Produk Kopi


Dalam menetapkan strategi dan kebijakan pengembangan perkopian Indonesia ke depan digunakan
analisis SWOT. Identifikasi peluang dan ancaman (tantangan) yang dihadapi suatu industri serta analisis
terhadap faktor-faktor kunci menjadi bahan acuan dalam menetapkan strategi dan kebijakan penanganan
perkopian.
Analisis SWOT yaitu analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strength, Weakness,
Opportunities dan Threats). Analisis SWOT merupakan identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor-faktor
kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan luar dan strategi yang menyajikan
kombinasi terbaik dia antara keempatnya. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman,
barulah perusahaan tersebut dapat menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untung
mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus memperkecil atau bahkan mengatasi
kelemahan yang dimilinya untuk menghindari ancaman yang ada.
Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau perusahaan yang menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi/perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan organisasi/perusahaan. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi
yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T.
Untuk lebih jelasnya kondisi industri perkopian Indonesia, apakah masih mempunyai peluang dalam
pengembangannya atau tidak relevan lagi saat ini, hendaknya kita menganalisis terlebih dahulu dengan
mengunakan analisis SWOT.
Kekuatan (Strengths)
1.

Tersedianya berbagai paket teknologi dari mulai pra panen, panen dan pasca panen yang telah
dikembangkan ke masyarakat petani pekebun.

2.

Tersedianya keragaman produk kopi baik dalam bentuk regular coffee atau specialty coffee.

3.

Masih terbukanya Peluang pengembangan Product development dalam bentuk kopi setengah jadi
(roasted coffee) maupun kopi jadi (soluble dan instant coffee).

4.

Ketersedian lahan dan agroklimat yang sesuai, khususnya pengembangan kopi Arabika.

5.

Biaya produksi relatif lebih rendah.

Di Indonesia memiliki sedikitnya tujuh macam kopi spesialiti yang telah dikenal dunia seperti

Gayo Mountain Coffee dari dataran tinggi Takengon, Aceh Tengah,

Mandheling dan Lintong Coffee dari Sumatera Utara,

Java Coffee dari dataran tinggi Ijen, Jawa Timur,

Toraja/Kalosi Coffee dari dataran tinggi Tana Toraja, Sulawesi Selatan,

Bali Coffee dari dataran tinggi Kintamani, Bali,

Flores Coffee dari dataran tinggi Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dan

Balliem Highland Coffee dari dataran tinggi Jaya Wijaya, Irian Jaya.

Kelemahan (Weaknesses)
1.

Rendahnya Produktivitas kopi di Indonesia, baik kopi Robusta maupun Arabika.

2.

Belum proporsionalnya komposisi kopi Arabika dan Robusta. Pertanaman kopi Robusta mendominasi
dibandingkan dengan kopi arabika, sedangkan permintaan kopi dunia hingga saat ini masih didominasi oleh
Arabika dengan pangsa pasar >70 %.

3.

Terbatasnya ketersediaan lahan yang memadai.

4.

Terbatasnya panen kopi.

5.

Rendahnya kualitas/mutu kopi Indonesia.

6.

Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung industri kopi, khususnya untuk kopi Arabika yang
menuntut lingkungan dengan suhu rendah, yang hanya terdapat pada dataran tinggi di pegunungan.

7.

Kurang informasi pasar dalam mengefisienkan sistem tataniaga.

8.

Pemilikan lahan yang rata-rata masih sempit yaitu seluas 0,69 ha per KK.

9.

Terbatas atau lemahnya kelembagaan petani dalam posisi rebut pasar (bergaining position).

10. Ditinjau dari aspek hukum belum banyak produk kopi yang tergolong dalam produk specilaty secara legal
memiliki hak paten.
11. Penerapan teknologi (agronomi, pasca panen dan pengolahan) yang masih amat terbatas.
Peluang (Opportunities)
Peluang pasar kopi Indonesia khususnya dimasa mendatang masih cukup cerah, dengan beberapa indikator
sebagai berikut.
1.

Distribusi supply dan demand kopi dunia. Diasumsikan bahwa, meskipun produksi dunia mengalami
sedikit peningkatan, namun lebih diakibatkan adanya kecenderungan meningkatnya produksi kopi Robusta
di wilayah Asia pasifik. Sedangkan kopi Arabika dirasakan beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi
dan cenderung mengalami penurunan.

2.

Perkembangan harga kopi dunia. Menurut ICO, perkembangan harga rata-rata kopi Arabika selalu lebih

tinggi dibandingkan harga kopi Robusta, maka dapat diasumsikan bahwa pengembangan agribisnis kopi
Arabika memiliki kecenderungan yang lebih prospektif dibandingkan dengan Robusta.
3.

Perkembangan konsumsi kopi dunia (terutama negara importir) cukup baik sehingga pasar dan
permintaan baru akan terbuka.

Ancaman (Treaths)
1.

Adanya ancaman dari minuman lain. Dewasa ini kecenderungan budaya minum kopi khususnya di
pasar tradisional mengalami perubahan yaitu dari hot beverages ke cold beverages yaitu peralihan
minuman ke soft drink.

2.

Penyimpangan Iklim. Perubahan iklim yang akhir-akhir ini sulit diperkirakan akan berdampak terhadap
penyimpangan tipe iklim di suatu wilayah. Sementara tanaman kopi dalam stadia-stadia tertentu sangat
rentan terhadap pengaruh kekurangan dan kelebihan air yang akan berakibat pada penurunan produksi.

3.

Kelangkaan tenaga kerja. Angkatan kerja di pedesaan kurang berminat bekerja di perkebunan, hal ini
dikarenakan tingkat upah yang diterima masih dirasakan relatif rendah.

4.

Perkembangan produksi yang besar di negara lain (Vietnam) sangat tinggi menyebabkan persaingan
pasar sangat tinggi.

Alternatif Strategi
1.

Strategi S-O
-

Pengembangan area selain didasarkan pada kesesuaian lahan juga dengan pertimbangan
memiliki daya kompetitif dan komparatif secara antar dan intra wilatah serta pertimbangan permintaan
pasar/konsumen baik domestik ataupun dunia.

Mengisi dan meningkatkan peluang pasar yang tersedia baik domestik maupun internasional
serta mempertahankan pasar yang telah ada melalui berbagai upaya promosi baik dalam dan luar negeri
termasuik mendukung agrowisata.

Pengembangan iklim usaha yang kondusif untuk investasi dibidang perkopian, khususnya
berupaya kebijakan yang diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan.

2.

Strategi W-O
-

Optimalisasi ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
mendukung peningkatan kualitas tanaman dan produk yang dihasilkan.

Menumbuh kembangkan fungsi kelembagaan dan kemitraan yang berazaskan kebersamaan


ekonomi.

Optomalisasi usaha tani dalam luasan skala usaha dan ekonomis baik ditingkat petani maupun
usaha menengah dan besar.

3.

Strategi S-T
-

Penajaman wilayah potensial yang berkelayakan teknis dan tanaman dalam upaya
meningkatkan produktivitas tanaman dan lahan.

Mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan melalui perwujudan usaha perkebunan


kopi yang ramah lingkungan (environmental friendly coffee).

4.

Strategi W-T

10

Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait dalam rangka legalisasi produk-produk
kopi spesial (specialty dan bio coffee) untuk mendapatkan nama dagang (trade mark) atau hak paten
dari produk-produk yang bersangkutan.

Sosialisasi penerapan sistem manajemen mutu (SNI, ISO, HACCP) diikuti dengan perbaikan
melalui penerapan reward dan punishment terhadap pembelian produk.

meningkatkan jaminan keamanan berusaha terhadap segala bentuk penjarahan, perambahan


atau aktivita serupa lainnya.

Alternatif Kebijakan
Berangkat dari stategi diatas, maka kebijakan pengembangan kopi kedepan khususnya secara teknis
dititikberatkan kepada.
1.

Kebijakan Umum
-

Membangun perkebunan kopi yang berkelanjutan.

mempertangguh daya saing komoditas melalui peningkatan mutu hasil dan efisiensi usaha.

Peningkatan dan pengembangan SDM yang tangguh dan bermutu serta IPTEK yang tepat
sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah.

2.

Kebijakan Teknis
-

Kebijakan ini akan menentukan arah pengembangan kopi kedepan, dengan mengacu pada
market oriented, yaitu :

Peningkatan produktivitas (tanaman dan lahan) serta mutu hasil melalui upaya
intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan dan diversifikasi pada areal yang telah ada dan diprioritaskan
pada wilayah eks-proyek serta kawasan hutan dan DAS.

Pengembangan komposisi kopi Robusta ke Arabika melalui upaya konversi lahan


Robusta dengan ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl, serta penanaman tanaman baru pada lahanlahan yang berkelayakan teknis.

Kelestarian dan pengembangan kopi spesial di lahan subur dengan ketinggian tempat
di atas 1.000 m dpl.

11

4.3 Matriks EFAS dan IFAS


4.3.1 Matriks IFAS
Setelah analisis lingkungan eksternal berhasil mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal
yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan pada industri yang dijalaninya, baik yang
merupakan faktor kekuatan maupun kelemahan, maka kemudian diperoleh suatu daftar rincian faktorfaktor strategis internal.
Dari daftar rincian identifikasi faktor-faktor strategis internal tersebut, perusahaan dapat
menyusun suatu matriks faktor strategis innternal (IFAS Matrix : Internal Strategic Factors Summary
Matrix) yang memuat bobot kepentingan masing-masing faktor strategis internal dan rating nilai
pengaruh masing-masing faktor terhadap kondisi perusahaan. Dari sini dapat diketahui posisi dan profil
lingkungan internal perusahaan.
Prosedur untuk menyusun matriks IFAS antara lain sebagai berikut :
1.
2.

Pada kolom 1, Kolom Nomor.


Pada kolom 2, Daftar rincian faktor-faktor strategis internal baik berupa faktor kekuatan maupun

3.

kelemahan.
Pada kolom 3 (peringkat), Bobot kepentingan dari masing-masing faktor strategis eksternal (0,0 =
Tidak Penting; 1,0 = Penting). Diperoleh dari pengolahan data primer (kuisoner). Jumlah bobot

4.

faktor peluang dan ancaman samadengan 1,0.


Pada kolom 4, Rating engaruh masing-masing faktor strategis internal terhadap kondisi perusahaan.
Pemberian rating untuk faktor kekuatan adalah 1 samapai dengan 4. (semakin besar faktor maka
nilainya semakin besar). Pemberian rating untuk faktor kelemahan adalah 4 sampai dengan 1

5.

(semakin besar faktor kelemahan maka nilainya semakin kecil).


Pada kolom 5, Skor perkalian antara bobot dan rating. Pada bagian ujung bawah dituliskan jumlah
total skor. Nilai total skor menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor
12

strategis internalnya.
Tabel 4.4 Matriks IFAS
No.

Faktor Strategis Internal


KEKUATAN (STRENGTH)
Pesatnya pertumbuhan Pangsa Pasar
Harga produk yang ditawarkan cukup bersaing
Kegiatan operasi penjualan terintegrasi dg desain
Pengadaan Produk tepat waktu dan selalu tersedia
Lokasi bisnis cukup strategis
Fasiltas Entertaiment menjadi daya tarik tersendiri

1.
2.
3.
4.
5.
6.

No. KELEMAHAN (WEAKNESS)


1.
Promosi dan periklanan tidak berkesinambungan
2.
Fasilitas Operasi dan Teknologi masih sederhana
3.
Lahan usaha sempit
4.
Keamanan masih kurang terjamin
5.
Masih banyak produk yang rusak
Total : Kekuatan dan Kelemahan

Bobot

Rating

Skor

0,116
0,089
0,098
0,081
0,098
0,089

4
4
4
3
3
3

0,464
0,356
0,392
0,243
0,294
0,267

Bobot
0,089
0,081
0,081
0,089
0,089
1

Rating
2
1
2
2
2

Skor
0,178
0,081
0,162
0,178
0,178
2,793

Dari matriks IFAS di atas diperoleh bahwa skor total untuk faktor-faktor strategis eksternal
adalah 2,793. Skor ini menunjukkan bahwa reaksi warung kopi Cak Wang terhadap faktor-faktor strategis
internalnya melakukan respon cukup baik, dimana skor berada cukup jauh di atas skor 2 yang merupakan
batas tengah antara skor outstanding (4) dengan skor poor (1). Ini menunjukkan bahwa warung kopi Cak
Wang kekuatan yang dimilikinya mampu melebihi kelemahan yang ada.
4.3.2 Matriks EFAS
Setelah analisis lingkungan eksternal berhasil mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal
yang paling berpengaruh terhadap posisi perusahaan pada pesaingan di industri yang dijalaninya, nbaik
yang merupakan faktor peluang maupun ancaman, maka kemudian diperoleh suatu daftar rincian faktorfaktor strategis eksternal.
Dari daftar rincian identifikasi faktor-faktor strategis eksternal tersebut, perusahaan dapat
menyusun suatu matriks faktor strategis eksternal (EFAS Matrix : external strategic factors Summary
Matrix) yang memuat bobot kepentingan masing-masing faktor strategis eksternal dan rating nilai
pengaruh masing-masing faktor terhadap kondisi perusahaan. Dari sini dapat diketahui posisi dan profil
lingkungan eksternal warung kopi Cak Wang.
Prosedur untuk menyusun matriks EFAS antara lain sebagai berikut :
1.
2.

Pada kolom 1, Kolom Nomor.


Pada kolom 2, Daftar rincian faktor-faktor strategis eksternal baik berupa faktor peluang maupun

3.

ancaman.
Pada kolom 3 (peringkat), Bobot kepentingan dari masing-masing faktor strategis eksternal (0,0 =
Tidak Penting; 1,0 = Penting). Diperoleh dari pengolahan data primer (kuisoner). Jumlah bobot

4.

faktor peluang dan ancaman samadengan 1,0.


Pada kolom 4, Rating engaruh masing-masing faktor strategis Eksternal terhadap kondisi
perusahaan. (4 = Peluang berpengaruh maksimal terhadap kondisi perusahaan; 1 = Peluang
13

berpengaruh minimum terhadap kondisi perusahaan). (1 = Ancaman berpengaruh maksimal terhadap


kondisi perusahaan; 4 = Ancaman berpengaruh minimum terhadap kondisi perusahaan).
Pada kolom 5, Skor perkalian antara bobot dan rating. Pada bagian ujung bawah dituliskan jumlah

5.

total skor. Nilai total skor menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor
strategis eksternalnya.
Tabel 4.5 Matriks EFAS
No.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

Faktor Strategis Eksternal


PELUANG (OPPORTUNITIES)
Jaringan pemasok handal dan terpercaya
Kekuatan pertemanan menciptakan pelanggan loyal
Kebiasaan nongkrong khalayak sekitar
Meningkatnya Pertumbuhan jumlah penduduk
Upah dan UMK murah sehingga biaya rendah
FAKTOR ANCAMAN (THREATS)
Tingkat persaingan industri yang tinggi
Perilaku konsumen yang berubah-ubah
Rendahnya rata-rata daya beli konsumen
Kerugian kompetitif akibat munculnya cafe baru
Naiknya harga bahan baku untuk produksi
Total

Bobot

Rating

Skor

0,15
0,15
0,084
0,093
0,075

4
4
3
2
3

0,600
0,600
0,252
0,187
0,224

0,121
0,075
0,084
0,093
0,075
1,000

2
3
1
2
1

0,243
0,224
0,084
0,187
0,075
2,675

Dari matriks EFAS di atas diperoleh bahwa skor total untuk faktor-faktor strategis eksternal adalah
2,675. Skor ini menunjukkan bahwa reaksi warung kopi Cak Wang terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya cukup baik, dimana skor berada cukup jauh di atas skor 2 yang merupakan batas tengah antara
skor outstanding (4) dengan skor poor (1). Ini menunjukkan bahwa warung kopi Cak Wang akan mampu
mengksploitasi peluang yang ada serta mengeliminir ancaman yang mengitari kegiatan usahanya.
4.4 Posisi Warung Kopi Cak Wang dalam Kuadran SWOT
Posisi perusahaan dapat ditentukan dengan menempatkan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil
pembobotan dan peratingan pada masing-masing faktor S-W-O-T ke dalam kuadran SWOT.

Tabel 4.6 Matriks Kekuatan dan Kelemahan


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Total Skor

KEKUATAN (STRENGTH)
Pesatnya pertumbuhan Pangsa Pasar
Harga produk yang ditawarkan cukup bersaing
Kegiatan operasi penjualan terintegrasi dg desain
Pengadaan Produk tepat waktu dan selalu tersedia
Lokasi bisnis cukup strategis
Fasiltas Entertaiment menjadi daya tarik tersendiri
KELEMAHAN (WEAKNESS)
Promosi dan periklanan tidak berkesinambungan
Fasilitas Operasi dan Teknologi masih sederhana
Lahan usaha sempit
Keamanan masih kurang terjamin
Masih banyak produk yang rusak

1.
2.
3.
4.
5.
14

Total Skor

Tabel 4.7 Matriks Peluang dan Ancaman


No.
1.
2.
3.
4.
5.
Total Skor

PELUANG (OPPORTUNITIES)
Jaringan pemasok handal dan terpercaya
Kekuatan pertemanan menciptakan pelanggan loyal
Kebiasaan nongkrong khalayak sekitar
Meningkatnya Pertumbuhan jumlah penduduk
Upah dan UMK murah sehingga biaya rendah
FAKTOR ANCAMAN (THREATS)
Tingkat persaingan industri yang tinggi
Perilaku konsumen yang berubah-ubah
Rendahnya rata-rata daya beli konsumen
Kerugian kompetitif akibat munculnya cafe baru
Naiknya harga bahan baku untuk produksi
Total Skor

1.
2.
3.
4.
5.

Gambar 4.1 Posisi Warung Kopi Cak Wang dalam Kuadran SWOT
Berdasarkan analisa diatas maka dapat diperkirakan posisi perusahaan dalam kuadran SWOT, yang
didasarkan atas proporsi jumlah butir S-W-O-T dari setiap garis koordinatnya. Jumlah nilai kekuatan sebesar
2,016 dan kelemahan sebesar 0,777. Jumlah nilai peluang sebesar 1,863 dan ancaman sebesar 0,813. Titik
koordinat tersebut ditarik garis lurus terhadap garis faktor-faktor SWOT sehingga pertemuan dari keempat garis
membentuk sebuah bangun datar. Kemudian dari setiap sudut yang terbentuk ditarik garis diagonal. Titik
pertemuan antara diagonal itu merupakan posisi letak perusahaan dalam bisnis. Hasil perpaduan diatas
memperlihatkan bahwa warung kopi Cak Wang berada pada kuadran I. Dari posisi tersebut, terlihat bahwa
strategi yang cocok untuk warung kopi Cak Wang adalah Ekspansi/Agresif dengan menggiatkan perluasan
usaha.
4.5

Matriks Internal-Eksternal (I/E Matriks)


Total skor faktor strategis Internal dan Eksternal telah dianalisis dan diketahui, maka dapat diketahui
pula posisi dan profil lingkungan internal dan eksternal warung kopi Cak Wang. Dengan demikian pedoman
untuk pengembangan alternatif strategi telah diperoleh.
Dengan menggunakan teknik pengembangan alternatif strategi, yaitu menggabungkan tiga konsep
antara lain konsep strategi generik dan variasi, analisis skor faktor strategis internal dan eksternal, serta General
Electric (GE) Matrix. Berikut bentuk matriksnya :
Gambar 4.2 I/E Matriks
Total Skor Faktor Strategis Internal
4,0
Total Skor
Faktor
Strategis
Eksternal

Besar
3,0

Kuat
GROWTH

3,0

Rata-rata
GROWTH

2,0

Lemah
Penciutan

Konsentrasi

Konsentrasi Melalui

Melalui Turn

Melalui Integrasi

Integrasi Horizontal

Around

Vertikal

(2)

(3)

15

1,0

(1)
RataRata

Pertumbuhan

Stabilitas
(4)

1,0

Horizontal
Stabilitas

Pertumbuhan

(5)
Pertumbuhan

Melalui

Melalui

Difersifikasi

Difersifikasi

Konsentrik

Konglomerat

(7)

(8)

2,0
Rendah

Melalui Integrasi

Divestasi
(6)

Likuidasi
(9)

Dari hasil skor total faktor strategis internal warung kopi Cak Wang sebesar 2,793 dan skor total faktor
strategis eksternal sebesar 2,675, dapat diketahui bahwa posisi warung kopi Cak Wang dalam I/E Matriks berada
pada sel 5. Pada sel tersebut, alternatif strategi di tingkat unit bisnis yang dapat diambil adalah Stabilitas atau
Pertumbuhan Melalui Integrasi Horizontal.
Dengan melihat skor faktor strategis eksternal yang ditunjukkan warung kopi Cak Wang sebesar 2,675,
dapat digarisbawahi bahwa warung kopi Cak Wang berada dalam Moderate Attractive Industry. Sedangkan
melalui total skor faktor strategis Internal sebesar 2,793, warung kopi Cak Wang berada pada Moderate
Competitive Position.Atas dasar pertimbangan kedua hal ini, di tingkat unit bisnis yang lebih tepat diambil
adalah strategi di tingkat unit bisnis yang lebih mengarah pada stabilitas. Strategi ini mengarah pada usaha
konsolidasi, untuk menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit.
Strategi di tingkat unit bisnis yang ditentukan melalui I/E matriks di atas adalah strategi secara garis
besar. Detail dari strategi tersebut akan dapat diketahui menggunakan teknik berupa SWOT Matrix.
4.6 Matriks SWOT
Detail dari Stategi yang ditentukan melalui I/E matriks akan dirumuskan menggunakan teknik
berupa SWOT Matrix, dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan di tingkat perusahaan sebagai Structural
Conditioners.
SWOT matriks merupakan matriks yang disusun menggunakan variabel berupa peluang (O),
ancaman (T), kekuatan (S), dan kelemahan (W) yang telah diidentifikasi dalam daftar rincian faktor-faktor
strategis eksternal dan internal.

Gambar 4.3 Matriks SWOT


IFAS
EFAS

STRENGTH (S)

WEAKNESS (W)

Rincian faktor strategis

Rincian faktor strategis

internal berbentuk kekuatan

internal berbentuk kelemahan

16

OPPORTUNITIES (O)

STRATEGI S-O

STRATEGI W-O

Rincian faktor strategis

Strategi menggunakan

Strategi mmnimalkan

eksternal berbentuk peluang

kekuatan untuk

kelemahan untuk

THREATS (T)

memanfaatkan peluang
STRATEGI S-T

memanfaatkan peluang
STRATEGI W-T

Rincian faktor strategis

Strategi menggunakan

Strategi meminimalkan

eksternal berbentuk ancaman

kekuatan untuk mengatasi

kelemahan untuk menghindari

ancaman

ancaman

Berikut ini Matrix SWOT warung kopi Cak Wang :


Gambar 4.4 Matriks SWOT Gerai XXX
STRENGTH (S)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

IFAS

EFAS

W2. Fas

W3. Lah

W4. Ke

STRATEGI S-O

O1. Jaringan pemasok handal dan terpercaya 1.

Meningkatkan retensi pelanggan dengan memberi penghargaan kepada

STR
1.

pelanggan loyal (S6 O2)

O2. Kekuatan pertemanan menciptakan


2.

Meningkatkan efisiensi operasional untuk mencapai skala ekonomis sehigga

2.

harga jual dapat lebih bersaing (S2, S3, S4 O1, O5)

O3. Kebiasaan ngafe khalayak sekitar


O4. Meningkatnya Pertumbuhan jumlah

W1. Pro

W5. Ma

OPPORTUNITIES (O)

pelanggan loyal

S1. Pesatnya pertumbuhan Pangsa Pasar (luas)


S2. Harga produk yang ditawarkan cukup bersaing
S3. Kegiatan operasi penjualan terintegrasi dg desain
S4. Pengadaan Produk tepat waktu dan selalu tersedia
S5. Lokasi bisnis cukup strategis
S6. Fasiltas tambahan (Entertaiment) menjadi daya tarik tersendiri

WE

3.

penduduk
O5. Upah dan UMK murah sehingga biaya 4.
rendah

Meningkatkan jumlah pasokan produk utama untuk mencapai penjualan


yang lebih besar (S1, S5 O1)
Membangun database computerizedyang lebih canggih untuk

3.
4.

mempermudah proses integrasi desain, instalasi dan sales service (S3,


S6 O3)

5.

THREATS (T)

STRATEGI S-T

STR

1.

T1.Tingkat persaingan industri yang

1.

Melakukan penyesuaian terhadap pesaing

2.

tinggi
T2.Perilaku konsumen yang

2.

dan meningkatkan kinerja (S1, S2, S6 T1, T4)


Mengoptimalkan harga jual diikuti penghematan biaya operasional

3.

berubah-ubah
T3.Rendahnya rata-rata daya beli

3.

untuk mempertahankan loyalitas konsumen (S2T3, T5)


Mengembangkan dan mempererat hubungan yang baik dengan

4.

konsumen
T4.Kerugian kompetitif akibat

4.

konsumen(S1 T2)
Memberikan diskon untuk setiap pembelian produk tertentu (T3, S3, S7)

5.

munculnya cafe baru


T5.Naiknya harga bahan baku untuk

produksi
17

Dengan memasukkan rincian faktor-faktor strategis eksternal dan internal warung kopi Cak Wang
pada diagram di atas, serta dengan melakukan analisis antar faktor-faktor tersebut, maka perusahaan dakan
memperoleh 4 set kemungkinan alternatif bagi detail strategi di tingkat unit bisnis, yang sekiranya bisa
digunakan.
Garis besar strategi di tingkat unit bisnis adalah strategi stabilitas, dengan mengarah kepada usaha
konsolidasi untuk menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Jadi, detail strategi di tingkat
unit bisnis yang akan diambil haruslah dalam kerangka stabilitas dan konsolidasi. Atas dasar pertimbangan
di atas, maka untuk menentukan detail strategi di tingkat unit bisnis melalui SWOT Matrix, perlu
meperhatikan pemikiran-pemikiran berikut ini :
a.

Strategi stabilitas pada prinsipnya menekankan pada konsolidasi dan peningkatan efisiensi pada segala
fungsional perusahaan yang telah ada (berjalan), dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja

b.

perusahaan, tanpa perlu menambah/memperluas produk, pasar dan fungsi-fungsi perusahaan.


Dengan pengertian tersebut di atas, maka alternatif bagi detail strategi di tingkat unit bisnis yang paling
tepat diterapkan oleh warung kopi Cak Wang dalam kerangka stabilitas adalah memanfaatkan peluang
yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Jadi prioritas utama yang harus dilakukan
perusahaan adalah melakukan konsolidasi dan perbaikan-perbaikan pada komponen internal warung
kopi Cak Wang yang merupakan faktor kelemahan perusahaan. Hal ini dilakukan dengan maksud
apabila kelemahan perusahaan dapat diminimalkan, perusahaan akan mampu memanfaatkan peluang
yang ada. Dengan demikian profit penjualan dapat tetap dipertahankan, bahkan dapat ditingkatkan

c.

secara otomatis, seiring dengan semakin diminimalkannya kelemahan perusahaan.


Dengan pemikiran tersebut, maka alternatif bagi detail strategi unit bisnis yang paling tepat dan
menjadi prioritas utama adalah strategi W-O. Apabila strategi ini pada perkembangannya dapat
berjalan dengan baik, perusahaan dapat menggabungkan dengan strategi W-T dan strategi S-T sebagai
langkah lanjutan untuk mendukung strategi W-O yang telah dilakukan. Dan jika melalui strategi ini
perusahaan dapat memberikan kinerja yang semakin baik, perusahaan dapat pula melakukan strategi S-

d.

O sebagai pendukung.
Jadi Alternatif bagi detail strategi di tingkat unit bisnis telah dapat ditentukan, yaitu melakukan strategi
W-O sebagai prioritas utama. Aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan berkenaan dengan strategi
tersebut dapat dilihat pada sel strategi W-O pada SWOT Matrix.

18

For simply life

19

20

21

Anda mungkin juga menyukai