Oleh:
Radithya Febriani
135030400111049
135030400111060
135030401111121
135030407111037
135030407111044
PERPAJAKAN
ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
pengendalian,
pengadaan,pengembangan
kompensasi,
pengarahan,
pengendalian,
pengadaan,
government) yang
dicirikan
dengan
lebih
SDM aparatur yang begitu penting dan strategis. Dewasa ini, fungsi SDM aparatur
menjadi lebih kompleks tidak sekedar fungsi pengaturan, pengelolaan, dan
pengendalian
saja,
akan
tetapi
lebih
berorientasi
pada
fungsi
(democratic),
kompetensi;
7. Diklat PNS belum optimal dalam meningkatkan kompetensi;
8. Sistem kompensasi belum berdasarkan pada prestasi kerja;
9. Sistem renumerasi belum didasarkan pada tingkat kelayakan hidup;
10. Sistem terminasi PNS belum tertata secara komprehensif;
11. Penetapan peraturan disiplin pegawai belum dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen;
12. Prinsip netralitas PNS belum sepenuhnya dijunjung tinggi;
Berangkat dari gambaran di atas, maka strategi peningkatan kompetensi
aparatur seyogyanya tidak dilihat secara parsial tetapi holistik. Keseluruhan unsur
ini perlu dimanage melalui pembuatan sistemnya, penerapan sistem tersebut secara
konsisten, dan penyempurnaan yang terus-menerus terhadap sistem yang ada, guna
menghasilkan SDM aparatur yang profesional.
untuk
mempertahankan
kontribusi
departemen
sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
D. Tujuan Individual
Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau
perusahaan yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.
kerja dan penguasaan prosedur kerja yang lemah juga menjadi hambatan
tersendiri. Hambatan ini jelas perlu diatasi dan tampaknya kemauan dan
kemampuan daerah merupakan faktor utama dalam menyelesaikan hambatan
pada aspek ini.
3. Prestasi kerja yang cenderung rendah. Aspek ini tampaknya secara logis
merupakan konsekuensi dari hambatan-hambatan lainnya. Mengingat adanya
potensi faktor internal yang memadai namun tidak didukung dengan hasil
kerja yang memadai. Dengan demikian berarti ada faktor lain yang cukup
besar pengaruhnya dan hal tersebut lebih berupa faktor eksternal. Untuk itu,
menjadi suatu hal yang wajar bila komunikasi organisasi dan kondisi kerja
kurang memadai akan diikuti pula oleh kinerja yang kurang memuaskan.
Pengaruh utama yang memprihatinkan justru terhadap sikap prestasi kerja
yang rendah yang selanjutnya diikuti dengan kualitas kerja yang cenderung
rendah dan tingkat ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan yang cenderung
rendah pula. Tentu saja hal ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena akan
mempengaruhi kinerja organisasi pemerintahan.
IX. ARAH KEBIJAKAN/UPAYA MENCIPTAKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA
APARATUR YANG EFEKTIF
A. Strategi Pembinaan Diklat
1. Diklat Berbasis Kompetensi
Adanya Pendidikan dan Pelatihan yang diperuntukkan bagi PNS
(aparatur) yang tidak sekedar membentuk kompetensi, tetapi kompetensi
tersebut harus relevan dengan tugas dan jabatannya. Dengan kata lain,
kompetensi itu secara langsung dapat membantu di dalam melaksanakan
tugas dan jabatan.
2. Desentralisasi Penyelenggaraan Diklat
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan
mengamanahkan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan diklat.
Penyelenggaraan Diklat mulai dari Diklat Prajabatan, Kepemimpinan
(kecuali Diklatpim Tk. I), Diklat Fungsional dan Diklat Teknis tidak lagi
penyelenggaraan
Diklat,
standarisasi
dan
akreditasi
Diklat,
bimbingan
di
tempat
kerja,
kerjasama
dalam
Diklat.
Pejabat Pembina Kepegawaian
Pejabat Pembina Kepegawaian bertugas melakukan pemantauan dan
penilaian secara periodik tentang kesesuaian antara penempatan lulusan
dengan jenis Diklat yang telah diikuti serta melaporkan hasilnya
Instansi Pembina.
Baperjakat dan Tim Seieksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI)
Bertugas memberikan pertimbangan kepada pejabat
pembina
jaminan
qualitas (quality
assurance), dan
Terkait
dengan
pelaksanaan
akreditasi
itu,
Lembaga
bahwa
yang
bersangkutan
sudah
kompeten
melakukan
karena
kekurang
kompetensiannya,
maka
PNS
yang
DAFTAR PUSTAKA