Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
mengizinkan dan memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul PEMUAIAN. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam 2.
Dalam proses penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan serta bantuan baik moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak atas bantuan dan bimbingannya.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan yang akan datang. Semoga
kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan ibadah bagi kita semua
dan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT.

Kebumen, 30 November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................. 1
C. Manfaat Penelitian ............................................................... 1
D. Sistematika Penelitian .......................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi.................................................................................. 2
B. Jenis-jenis Pemuaian............................................................. 2
C. Manfaan dan Kerugian Pemuaian.......................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 11
B. Saran.................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah
panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pada
sambungan rel kereta api ditemukan bahwa sambungannya tidak pas melainkan
agak renggang. Dibuat demikian bukan tanpa alasan melainkan karena rel dapat
memuai sehingga apabila dibuat tidak renggang akan menimbulkan lengkungan
pada sambungan dan itu sangat berbahaya jika ada kereta yang melintas.
Pemuaian terjadi ketika zat dipanaskan (menerima kalor), partikel-partikel zat
bergetar lebih cepat sehinggasaling menjauh dan benda memuai. Sebaliknya, ketika
zat didinginkan ( melepas kalor) partikel- partikel zat bergetar lebih lemah sehingga
saling mendekati dan benda menyusut.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan
pada zat gas.
Dalam hal ini ilmu pengetahuan sangat berperan penting terutama cabang
ilmu fisika yang salah satunya mempelajari tentang pemuaian zat yang akan di
bahas dalam pembahasan ini.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep pemuaian pada suatu zat.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi pemuaian.
b. Untuk mengetahui jenis jenis pemuaian zat.
c. Untuk mengetahui koefisien muai panjang beberapa zat.
d. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian pemuaian zat.

C. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian kita dapat mengaplikasikan kosep pemuaian pada
benda dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari hal-hal yang kecil di lingkungan
sekitar.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pemuaian
Pemuaian adalah perubahan suatu benda karena pengaruh suhu sehimgga
bertambah panjang, lebar,luas, atau berubah volumenya karena
terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda, tergantung pada suhu
di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut. Pada umumnya
setiap zat mengalami pemuaian (penambahan panjang, luas, atau volume) ketika
suhunya naik dan mengalami penyusutan ketika suhunya turun, kecuali pada benda-
benda tertentu seperti air pada suhu 0 - 4 derajat celcius dan bismut pada suhu
tertentu. Kayu pun mengalami pemuaian jika terpapar pada suhu yang tinggi.

B. Jenis-jenis pemuaian zat


Pemuaian dapat terjadi pada 3 bentuk zat yang terdapat di alam semesta.
Yaitu, zat padat, cair, dan gas. Pemuaian yang terjadi pada zat padat berbeda dengan
pemuaian yang dialami ooleh zat cair dan zat gas. Zat padat sesuai dengan
bentuknya bisa mengalami 3 jenis pemuaian, yaitu pemuian panjang, pemuaian luas,
dan pemuaian volume. Sedangkan pada zat gas dan cair hanya mengalami satu jenis
pemuaian saja, yaitu pemuaian volume. Karena itu secara umum, pemuaian
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Pemuaian Zat Padat


Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume
suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat
seperti pemuaian rel kereta yang telah disebutkan tadi.
Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat
Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut
(volume) tapi guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi
menjadi 3:
a. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1
dimensi). Coba amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika
dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai pemuaian panjang. Besarnya
pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta tersebut
akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki
pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek.

Alat musschenbroek
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Untuk menjelaskan pemuaian panjang logam, perhatikan sebatang logam yang
panjangnya l0 pada suhu t0. Apabila logam itu dipanaskan sampai suhu t1, panjang
logam menjadi l1.
l0 l

l1

Gambar Pertambahan panjang logam.

t t1 t 0
Jadi, untuk kenaikan suhu logam bertambah panjang sebesar

l l1 l 0 .
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pertambahan panjang zat padat
bergantung pada 3 faktor, yaitu:

(1) panjang mula-mula,


(2) perubahan suhu, dan
(3) jenis zat.
Secara matematis, pertambahan panjang zat padat dapat dihitung dengan
menggunakan rumus

l l 0 t ,

l l1 l 0
dengan : pertambahan panjang,

l0
: panjang batang mula-mula,

t
: perubahan suhu,

: koefisien muai panjang.

Koefisien muai panjang setiap jenis logam yang berbeda akan memiliki nilai
yang berbeda. Jadi, koefisien muai panjang menunjukkan jenis logam. Satuan
koefisien muai panjang dapat diperoleh berdasarkan Persamaannya, yaitu:

l
.
l 0 t

Dengan demikian,

satuan l meter 1
satuan o .
(satuan l 0 ) (satuan t ) meter C
o
C

Jadi, satuan koefisien muai panjang adalah per oC atau per K.

Tabel koefisien muai panjang beberapa jenis zat padat


No Jenis zat Alpha( /0C)
Aluminium 0,000024
1
Perunggu 0,000019
2 Baja 0,000011
3 Tembaga 0,000017
4 Kaca 0,000009
5 Pirek 0,000003
6 Berlian 0,000001
7 Grafit 0,000008

Rumus pemuaian panjang


x= Lo. . T
X =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
= konstanta pemuaian
T = selisih suhu
L = Lo + x
L = Lo (1 + .T)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula
Contoh soal pemuaian panjang
1. Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor
dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut
adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik?
Penyelesaian :
Diketahui : Lo = 20 cm= 0,2 m
T = 40
= 0,001/oC
Ditanya L?
Pembahasan
L = Lo (1 + .T)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = 0,2. (1+0,04)
L = 0,2.1,04 = 0,208 m

2. Seutas kawat aluminium pada pagi hari (20 oC) mempunyai panjang 2 m. Jika
koefisen muai panjangnya 24 x 10-6 oC -1, berapakah pertambahan panjangnya di
siang hari (30 oC)?
Penyelesaian:
Diketahui: T1 = 20 oC
T2 = 30 oC
l1 = 2 m
= 24 x 10-6 oC -1
Ditanyakan: Dl = ...?

Jawab:
Dl = al1 T
= a l1 (T2 T1)
= 24 x 10-6 oC -1 x 2 m x (30 20) oC
= 24 x 10-6 oC -1 x 2 m x 10 oC
Dl = 48 x 10-5 m
Jadi, pada waktu siang hari (30 oC) panjang kawat aluminium bertambah 48 x 10-5 m
atau 0,48 mm.
3. Batang suatu logam pada suhu 10 oC memiliki panjang 100 cm. Tentukan panjang
tersebut pada suhu 310 oC jika = 1,2 10-5/ oC
Pembahasan
Diketahui : lo = 100 cm
t = 300 oC
Ditanya : l
Jawab : l = l o (1 + t)
= 100(1 + 1,2 x 10-5/ oC x 300 oC) = 100 + 0,36 l = 100,36 cm
Jadi, panjang batang logam setelah dipanaskan adalah 100,36 cm.

b. Pemuaian Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa kalian amati adalah pada pemanasan lempeng tipis
logam. Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan.
Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh
koefisien muai luas dilambangkan dengan , Dengan nilai = 2.
Rumus Pemuaian Luas
A = Ao..T
A = Ao + A
A = A0 (1+.T)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
A = penambahan luas
= koefisien muai luas
T = selisih suhu (kenaikan suhu)

Contoh soal pemuaian luas


1. Suatu plat aluminium berbentuk persegi dengan panjang sisi 20 cm pada suhu 25
o
C. Koefisien muai panjang aluminium 1,2 x 10-5 / oC. Tentukan pertambahan luas
plat tersebut jika dipanasi hingga suhu 125 oC!
Diketahui : So = 20 cm
T = 100o C
= 1,2 x 10-5 / oC
Ditanya : A
Jawab : A0 = S0
S0 = 20 cm x20cm A0 = 400 cm2
= 2 = 2 x 1,2 x 10-5 / oC = 2,4 x 10-5 / oC
A = A0 T = 400 cm2 x 2,4x 10-5 / oCx 100 oC
A = 0,96 cm2
Jadi pertambahan luas plat alumunium adalah 0,96 cm2.
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3
dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian
volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya (gamma) dimana =
3.
V = Vo..T
V= Vo + V
V= Vo(1+.T)
V = penambahan volume
Vo = volume awal
T = kenaikan suhu
= koefisien muai volume
Contoh Soal Pemuaian Volume

1. Bola pejal terbuat dari aluminium dengan koefisien muai panjang 24 x 10-6 oC
-Jika pada suhu 30 oC volume bola adalah 30 cm3 maka agar volume bola itu
bertambah menjadi 30,5 cm3, bola tersebut harus dipanaskan hingga mencapai
suhu.. oC

Pembahasan

Diketahui :

Koefisien muai panjang () = 24 x 10-6 oC -1

Koefisien muai volume () = 3 a = 3 x 24 x 10-6 oC-1 = 72 x 10-6 oC -1

Suhu awal (T1) = 30 oC

Volume awal (V1) = 30 cm3


Volume akhir (V2) = 30,5 cm3

Perubahan volume (V) = 30,5 cm3 30 cm3 = 0,5 cm

Ditanya : Suhu akhir (T2)

Jawab :

V = g (V1)(T)

V = g (V1)(T2 T1)

0,5 cm3 = (72 x 10-6 oC -1)(30 cm3)(T2 30 oC)

0,5 = (2160 x 10-6)(T2 30)

0,5 = (2,160 x 10-3)(T2 30)

0,5 = (2,160 x 10-3)(T2 30)

0,5 / (2,160 x 10-3) = T2 30

0,23 x 103 = T2 30

0,23 x 1000 = T2 30

230 = T2 30

230 + 30 = T2

T2 = 260 oC
2. Bola berongga terbuat dari kaca mempunyai koefisien muai panjang 9 x 10-6 oC
-Pada suhu 20 oC diameter dalam bola adalah 2,2 cm. Apabila diameter dalam bola
bertambah menjadi 2,8 maka suhu akhir adalah.

Pembahasan

Diketahui :

Koefisien muai panjang () = 9 x 10-6 oC -1

Koefisien muai volume () = 3 = 3 x 9 x 10-6 oC-1 = 27 x 10-6 oC -1

Suhu awal (T1) = 20 oC

Diameter awal (D1) = 2,2 cm

Diameter akhir (D2) = 2,8 cm

Jari-jari awal (r1) = D1 / 2 = 2,2 cm3 / 2 = 1,1 cm3

Jari-jari akhir (r2) = D2 / 2 = 2,8 cm3 / 2 = 1,4 cm3

Volume awal (V1) = 4/3 r13 = (4/3)(3,14)(1,1 cm)3 = (4/3)(3,14)(1,331 cm3) = 5,57
cm3

Volume akhir (V2) = 4/3 r23 = (4/3)(3,14)(1,4 cm)3 = (4/3)(3,14)(2,744 cm3) = 11,48
cm3

Perubahan volume (V) = 11,48 cm3 5,57 cm3 = 5,91 cm3

Ditanya : Suhu akhir (T2)

Jawab :
V = g (V1)(T)

5,91 cm3 = (27 x 10-6 oC -1)(5,57 cm3)(T2 20 oC)

5,91 = (150,39 x 10-6)(T2 20)

5,91 / 150,39 x 10-6 = T2 20

0,039 x 106 = T2 20

39 x 103 = T2 20

39000 = T2 20

39000 + 20 = T2

T2 = 39020 oC

2. Pemuaian Zat Cair


Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada
pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang
bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Coba isi
penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian akan
ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair.
banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisaditemukan.
Rumus pemuaian zat cair secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan
rumus pemuaian volume padapemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair
ditentukan dari koefisien muai volume nya .
V = Vo.b.T
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan atau
koefisien muai volume zat padat. V penambahan volume yang terjadi. T selisih
suhu.
Anomali Air

Pada umumnya zat akan memuai apabila dipanaskan. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku untuk air pada suhu antara 0oC sampai 4oC. Apabila air dipanaskan dari
suhu 0oC sampai 4oC, volume air menyusut dan mencapai volume minimal pada
suhu 4oC. Setelah suhu 4oC volume air memuai apabila dipanaskan. Perilaku aneh
air ini dinamakan anomali air. Anomali sendiri artinya ketidakteraturan. Gambar
5.7 menunjukkan hubungan masa jenis air sebagai fungsi suhu. Sebagaimana telah

m /V .
kalian pelajari, massa jenis zat dinyatakan dengan rumus Volume air
minimal terjadi pada suhu 4oC. Karena massa air tetap, maka massa jenis air
maksimum terjadi pada suhu 4oC. Ketika air membeku menjadi es, volumenya
membesar. Itulah sebabnya es terapung pada permukaan air. Parafin dan bismuth
merupakan contoh lain zat yang memiliki sifat anomali seperti air.

Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0 C sampai 4 C volumenya tidak
bertambah, akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali
air. Oleh karena itu, pada suhu 4C air mempunyai volume terendah. Hubungan
volume dengan suhu pada air dapat digambarkan pada grafik berikut.

Pada suhu 4 C, air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki
massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikan 0 C-4 C akan menyusut, dan
bila suhunya dinaikkan dari 4 C ke atas akan memuai. Biasanya pada setiap benda
bila suhunya bertambah pasti mengalami pemuaian. Peristiwa yang terjadi pada air
itu disebut anomali air. Hal yang sama juga terjadi pada bismuth dengan suhu yang
berbeda.

FENOMENA FISIKA
Sifat anomali air memegang peranan penting pada kehidupan hewan dan
tumbuhan air selama musim dingin. Ketika air danau atau sungai bersuhu di atas
4oC dan mulai mendingin karena bersentuhan dengan udara dingin di atasnya, air
di permukaan tenggelam karena memiliki massa jenis yang lebih besar. Air yang
tenggelam ini digantikan oleh air yang lebih hangat di bawahnya. Proses ini
berlangsung terus sampai suhunya mencapai 4oC. Ketika suhu permukaan danau
turun menjadi kurang dari 4oC, massa jenis air di permukaan lebih kecil daripada
massa jenis air di bawahnya. Akibatnya, aliran air ke dasar danau berhenti. Air di
permukaan danau tetap terjaga lebih dingin dibandingkan dengan air di bawahnya.
Ketika air di permukaan membeku, es terapung karena massa jenis es lebih kecil
daripada massa jenis air. Air di dasar danau tetap 4 oC sampai hampir seluruh
seluruh air membeku.

Apabila air berperilaku seperti zat lain, penyusutan akan berlangsung terus
ketika terjadi pendinginan sehingga air di dasar danau akan membeku terlebih
dahulu. Apabila hal ini terjadi tentu akan membinasakan seluruh hewan dan
tumbuhan di dasar danau yang tidak tahan beku. Jadi, dengan adanya sifat anomali
air menyebabkan air jarang membeku seluruhnya. Lapisan es di permukaan danau
dapat berfungsi sebagai penyekat untuk mengurangi aliran kalor dari air ke udara
dingin di atasnya. Sifat anomali air yang sangat menakjubkan ini menyebabkan
hewan dan tumbuhan air di daerah dingin tidak punah selama musim dingin akibat
membekunya air.

Contoh Soal :
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut
kemudian di panaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC.
Berapakah volume air yang akan tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air =
0,004/oC
Pembahasan
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan,
jadi
V = Vo.b.T
V = 4 liter.0,004.80
V = 1,28 liter

3. Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas


Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat.
Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan
pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas
yaitu tekanan. Kalian mungkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba
meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.
Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas
a. Hukum Gay Lussac
PV = nRT
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding
dengan suhu gas mutlak tersebut sehingga
V/T = nR/T = tetap
karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu
sebelum dan sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi
Vo V1
- = - > pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan Kelvin
Contoh Soal :
Suatu gas di dalam ruang tertutup memiliki tekanan 1 atm dan volume 4 L. Jika
suhu gas dijaga tetap dan tekanan diubah menjadi 2 atm, berapakah volume gas?
Pembahasan
Diketahui : P1 = 1 atm
V1 = 2 L
P2 = 2 atm
Ditanya : V2
Jawab : P1V1 = P2V2 1 atm .
4L = 2 atm. V2
V2 = 4L/2atm
V2 = 2 L
b. Hukum Boyle
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp,
berlaku bbahwa hasil perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara
matematis rumusnya
PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan
volume sebelum dan sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya
P1.V1 =P2.V2 > pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)

c. Hukum Boyle-Gay Lussac


Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan
hukum lussac. Hukum ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian
volume dengan tekanan dibagi suhu selalu tetap.
P1.V.1 P2.V2
= - = tetap
T1 T2
Contoh Soal Pemuaian Gas
1.Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada
sushu 127 berapakah volume gas tersebut.
Pembahasan
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle
Vo V1
=
T1 T2
200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3
Pada suhu 27 oC, volume gas 200 liter, dengan tekanan 6 atm. Suhu dinaikkan
menjadi 87 oC.
a. Berapakah volumenya jika dipanaskan dengan tekanan tetap?
b. Berapakah tekanannya jika dipanaskan dengan volume tetap?
c. Berapa tekanannya jika volumenya menjadi 150 liter?
Diket :
Gas tertutup
V1 = 200 liter
P1 = 6 atm
t1 = 27 oC --> T1 = 27 + 273 = 300 Kelvin
t2 = 87 oC --> T2 = 87 + 273 K = 360 Kelvin
Ditanyakan :

1. V2 = ...? (jika tekanan tetap)


2. P2 = ...? (jika volume tetap )
3. P2 = ...? (jika V2 = 150 liter)

Jawab:
a. Gunakan rumus pemanasan dengan tekanan tetap
V2 x T1 = V1 x T2
V2 x 300 = 200 x 360 (selesaikan dengan matematika biasa)
sehingga diperoleh V2 = 240 liter.

b. Gunakan rumus pemanasan dengan volume tetap


P2 x T1 = P1 x T2
P2 x 300 = 6 x 360 (selesaikan dengan cara matematika biasa)
sehingga diperoleh P2 = 7,2 atm
c. Gunakan rumus pemanasan bebas
sehingga diperoleh
P2 = (P1 x V1 x T2) : (V2 x T1)
P2 = (6 x 200 x 360) : (150 x 300)
P2 = 9,6 atm.

Contoh-Contoh Pemuaian

Jenis Contoh
Pemuaian Zat Pemuaian Zat
Pemuaian 1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
Zat padat

2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika


siang hari

3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada


setrika yang akan mati sendiri ketika
sudah terlalu panas.
4. Pemuaian pada kaca rumah.

5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan


pada pembuatan container dan badan kapal besar.
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga
memuai kemudian dipasangkan pada poros
roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat
kuat.
1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair
(raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.
Pemuaian
2. Air dalam panci akan meluap ketika
Zat Cair
dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor
peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)

Pemuaian 1. Balon yang meletus terkena panas.


(zat) Gas 2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi
bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena
terkena panas (kalor)
Pemuaian dapat terjadi pada 3 bentuk zat yang terdapat di alam
semesta. Yaitu, zat padat, cair, dan gas.
1. Zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume
suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor).

a. Pemuaian panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat
pengaruh suhu (1 dimensi). Rumusnya,

l l 0 t ,

b. Pemuaian Luas, rumusnya :


A = A0 (1+.T)

c. Pemuaian Volume,, rumusnya :


V= Vo(1+.T)

2. Zat Cair
Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume,
tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat
cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah
yang ditempatinya.

V = Vo.b.T
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair

3. Zat Gas, dapat


a. Hukum Gay Lussac
PV = nRT
b. Hukum Boyle
PV = nRT = tetap
c.Hukum Boyle-Gay Lussac
P1.V.1 P2.V2
= - = tetap
T1 T2

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya., karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang bersedia
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.gurupendidikan.com/pengertian-dan-macam-pemuaian-
terlengkap/

Mar 8 2015 - 3:15pm parta setiawan

staff.uny.ac.id/.../Fisika%20Dasar%20Prodi%20IPA%20(Pemuaian%20Z...

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta:


Erlangga
. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta:
Erlangga

Kanginan, Marthen. 2006. FISIKA untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga.


Supliyadi dan Tri Tjandra Mucharam. 2007. Fisika 1 untuk Siswa SMA-MA
Kelas X. Bandung: Acarya Media Utama.

Anda mungkin juga menyukai