Anda di halaman 1dari 4

Persamaan reaksi kimia :

2 CH3OH ----------> CH3OCH3 + H2O

Dimetil Eter (DME) merupakan senyawa eter yang paling sederhana. Senyawa eter
adalah senyawa karbon dengan rumus molekul CnH2n+2O, dan rumus molekul DME adalah
(CH3)2O dengan berat molekul 46,069 ( Perrys, 2002)

DME memiliki sifat fisik yang serupa dengan Liquified Petroleum Gas ( LPG )
sehingga selain dapat langsung digunakan sebagai sumber energi peralatan rumah tangga,
pengemasan dan pendistribusiannya mudah. Karakter pembakarannya sama dengan gas alam.
DME dibuat dari derivatif gas alam,metana (CH 4), yaitu metanol dapat juga dibuat dari
derivative batu bara atau biomasa. DME merupakan senyawa yang tidak beracun, sehingga
saat ini digunakan sebagai aerosol propellant oleh industri kosmetik dan kesehatan,sebagai
pengganti CFC propellant. Kegunaan lainnya adalah sebagai tenaga pembangkit untuk gas
turbin, keperluan rumah tangga ( memasak, menghangatkan ), bahan bakar mesin diesel dan
bahkan sebagai sumber hydrogen untuk bahan bakar kendaraan ( International DME
Association.com,2005 ).

Dimethyl Ether (DME) merupakan salah satu bahan dasar dan bahan intermediate
dalam industri kimia. Di Indonesia DME digunakan sebagai aerosol propellant yang tidak
berbahaya pada inhaler dan peralatan kosmetik, air refresher, penyemprot cat lukis,
penyemprot insektisida dan sebagai bahan baku pembuatan dimetil sulfat berkemurnian
tinggi.
Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan persaingan yang ketat dalam bidang
industri, Indonesia dituntut untuk dapat memenui kebutuhan bahan kimia dalam maupun luar
negeri. Maka dari itu produk yang dihasilkan dari pabrik dimetil eter yang dirancang ini
diorientasikan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja tetapi juga untuk
ekspor ke luar negeri khususnya Cina, India, Jepang, Amerika dan Eropa.
Dengan orientasi ke pasar ekspor ini diharapkan bahwa hasil penjualan yang
diperoleh dapat menambah devisa bagi negara.

Terdapat 2 metode umum yang dapat digunakan untuk memproduksi dimetil eter,
yaitu :
1) Metode Sintesis langsung
Reaksi yang terjadi adalah :

2CO(g) + 4H2(g) ------> (CH3)2O(g) + H2O(l)

Reaksi tersebut berlangsung pada suhu operasi 2500C 3670C. Mekanisme reaksi
pembentukan DME melalui pembentukan metanol dan proses dehidrasi. Kelemahan dari
proses ini adalah prosesnya lebih panjang sehingga menjadi lebih mahal karena harus ada

unit-unit proses lain untuk menyediakan bahan baku gas sintesis CO dan H .H O

yang terbentuk akan bereaksi dengan bahan baku CO membentuk CO 2, reaksi samping ini
menimbulkan limbah yang memerlukan penanganan khusus.
( www.aboutdme.org )

2) Metode Dehidrasi Metanol


Reaksi yang terjadi adalah :
2CH3 OH(g) ---------> (CH3)2O(g) + H2O(l)

Dengan kondisi operasi :


Suhu : 250C 370C
Tekanan : 12 atm
Katalis : Al2O3.SiO2
Fase : Gas

Bahan baku yang digunakan adalah metanol cair yang diuapkan dengan vaporizer,
kemudian diumpankan kedalam heat exchanger, setelah itu dimasukkan kedalam reaktor yang
berisi katalis Al2O3.SiO2. Reaksi berlangsung dalam fase gas, menggunakan reactor fixedbed
adiabatis karena panas reaksinya tidak terlalu besar, hanya 11,770 kJ/kmol pada 260 0C.
Dari reaktor, dimetil eter, metanol dan air didistilasi dengan menara distilasi 01. Hasil atas
MD-01 merupakan produk yang diharapkan langsung disimpan ke alat penyimpan, sedang
hasil bawahnya metanol dan air didistilasi kembali dalam menara distilasi kedua. Hasil atas
MD-02 metanol di recycle ke vaporizer dan hasil bawah adalah air buangan. Proses dehidrasi
metanol, merupakan proses yang dipakai secara luas sebab sederhana dan kemurnian
produknya tinggi.
( mg engineering.lurgi,2002 )
Flow Diagram Proses:

DATA UNTUK REAKTOR

Kondisi operasi

Suhu : 250 - 370C


Tekanan : 12 atm
Sifat reaksi : eksotermis
Kondisi proses : adiabatic

Katalisator

Jenis : Alumina silicat (zeolit)


Bentuk : silinder
Ukuran : 1/16 in x 3/16 in
Bulk density,b : 0.78 kg/m3
Void space : 0.35

Kinetika reaksi

rA = k.pA (Applied Catalysis, 69, 139-148, 1991)


k = A. exp (-E/R.T)

dimana :
rA : kecepatan reaksi metanol, kmol/ (m3.jam)
k : konstanta kecepatan reaksi
A : frekwensi tumbukan
: 1,21 x 106 kmol/m3.jam.kPa
E : energi aktivasi
: 80,48 kJ/mol = 19222 kkal/kmol
R : konstanta gas ideal, 1.987 kkal/(kmol.K)
T : Suhu operasi, K
PA : Tekanan parsial metanol, kPa

Anda mungkin juga menyukai