Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

Ganesa Bahan Galian

DISUSUN OLEH

NAMA : Abu Aswar

STB : 012 31 102

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA

MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini sebatas

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai Nikel Sulfida. Saya juga menya dari

sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari

apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan

demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun

orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan

kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, 22 januari 2017

Penyusun

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel adalah logam

berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, dan keras dan mulur (dapat ditarik). Ia

tergolong dalam logam peralihan. Nikel adalah logam yang keras namun dapat

dibentuk. Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik

yang unik seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya terhadap

oksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu

yang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri.

Nikel sangat penting dalam pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy),

terutama baja tidak berkarat (stainless steel).

B. SUMBER DAN PEMBENTUKAN BIJIH NIKEL

Bijih nikel yang utama:

Millerit, NiS

Smaltit (Fe,Co,Ni)As

Nikolit (Ni)As

Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S

Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O

2
Nikel wujud secara gabungan dengan belerang dalam millerite, dengan

arsenik dalam galianniccolite, dan dengan arsenik dan belerang dalam (nickel

glance). Nikel juga terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan

ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis

endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residu silika

dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-

tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Pada

pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara

dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil

(olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si

cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam

larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk

mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama

mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil. Larutan yang

mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannya bersifat asam,

hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan

tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat.

Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang

mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan

yang dikenal dengan urat-urat garnierit (Ni, Mg)SiO3.xH2O.

3
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pelepasan ion nikel dan kromium kawat Australia dan stainless steel dalam

saliva buatan

Pelepasan ion nikel pada kawat Australia tipe spesial mulai terdeteksi pada

perendaman 7 hari sedangkan pada kawat stainless steel mulai terdeteksi pada 49

hari. Pelepasan ion nikel yang lebih besar pada kawat Australia tipe spesial

kemungkinan disebabkan karena adanya kandungan karbon yang lebih banyak

dibandingkan dengan kawat stainless steel. Kawat Australia tipe spesial memiliki

kandungan karbon 0,04% sedangkan kawat stainless steel memiliki kandungan

karbon 0,02%.15 Karbon dapat berikatan dengan kromium membentuk senyawa

kromium karbida sehingga lapisan kromium oksida pada permukaan logam

berkurang, karena kandungan karbon yang tinggi dapat memicu terjadinya

korosi.3 Kandungan karbon yang lebih tinggi mengakibatkan kawat Australia

tipe spesial lebih mudah mengalami korosi sehingga pelepasan ion nikel lebih

banyak dibandingkan dengan kawat stainless steel.

Pelepasan ion kromium pada penelitian ini tidak terdeteksi, kemungkinan

karena jumlah ion yang terlepas jumlahnya di bawah 0,015 ppm yang merupakan

batas deteksi dari alat spektrofotometri serapan atom yang digunakan pada

penelitian ini. Hasil pada tabel 2 menunjukkan bahwa waktu perendaman

4
mempengaruhi pelepasan jumlah ion nikel kawat Australia tipe spesial. Ion yang

terlepas disebabkan karena adanya kontak antara kawat dengan cairan saliva

buatan. Cairan saliva buatan merupakan cairan elektrolit yang dapat

mengakibatkan terjadinya proses korosi, ion klorida pada saliva dapat merusak

lapisan oksida pada permukaan kawat sehingga mengakibatkan terjadinya

pelepasan ion logam seperti besi, nikel, kromium, molibdenum dan titanium yang

merupakan elemen penting kawat.8,11 Ion nikel memiliki sifat larut dalam cairan

saliva, sehingga lama kawat berkontak dengan cairan mempengaruhi pelepasan

ion logam. Ion nikel memiliki kecenderungan yang tinggi untuk terlepas,

berkaitan dengan struktur elemen pada tingkat atom. Atom nikel tidak terikat

dengan kuat pada senyawa intermetalik.10 Pelepasan ion nikel 7 sampai 35 hari

semakin meningkat kemudian mengalami penurunan pada 42 hari kemungkinan

terjadi pasivasi yang menghambat pelepasan ion yang intensif setelahnya.12

Empat puluh sembilan hari perendaman terjadi peningkatan pelepasan ion nikel

akan tetapi dengan jumlah yang lebih rendah dari pelepasan tiga puluh lima hari.

Jenis kawat berkaitan dengan komposisi dari setiap kawat. Komposisi kawat

merupakan faktor yang mempengaruhi pelepasan ion logam dengan ion utama

yang terlepas adalah besi, kromium dan nikel.10 Penelitian menyatakan

komposisi ion kromium dan nikel pada kawat Australia tipe spesial sebesar

17,2% dan 12,0% sedangkan komposisi ion kromium dan nikel pada kawat

stainless steel sebesar 18,0 % dan 9,0%.15 Pelepasan ion logam dipengaruhi oleh

komposisi kawat, derajat keasaman saliva dan lama perendaman. Komposisi

5
kromium pada kawat stainless steel lebih besar dibandingkan kawat Australia

tipe spesial,16 kromium berfungsi sebagai pelindung terhadap korosi dan nikel

berfungsi untuk menambah kekuatan, kelenturan dan memperbaiki daya tahan

terhadap korosi.14 Pelepasan ion nikel lebih banyak terjadi pada pH asam

dibandingkan pH normal.17 Pada kondisi asam, jumlah ion H+ akan semakin

besar sehingga bersifat korosif dan dapat mengoksidasi logam.

Pelepasan ion nikel yang terjadi pada kawat ortodonti merupakan keadaan

yang tidak dapat dicegah karena sangat sulit untuk menemukan material yang

sangat stabil. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah ion yang terlepas

berkaitan dengan jumlah ion yang aman untuk diterima oleh tubuh.16 Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dosis harian ion nikel sebesar 25-

35 g. Pada penelitian ini rerata ion nikel terbesar adalah 4,812 g, nilai ini

diperoleh dengan menghitung jumlah ppm dikalikan dengan berat kawat.19 Nilai

ini masih jauh lebih rendah dari batas yang direkomendasikan oleh WHO, pada

beberapa penelitian menyatakan bahwa sejumlah kecil ion nikel yang terlepas

dapat menyebabkan reaksi alergi berupa stomatitis kontak.13 Penelitian lain

menyatakan bahwa pelepasan ion nikel dari alat ortodonti cekat dapat

mengakibatkan kerusakan DNA pada sel mukosa mulut, dan dapat terjadi reaksi

hipersensitivitas pada pasien dengan perawatan ortodonti cekat.20 Ion logam

yang terlepas pada proses korosi merupakan reaksi kimia alloy yang dapat

mempengaruhi kualitas, estetika, bentuk fisik dan memperlemah kekuaan logam.

6
mengakibatkan kerusakan DNA pada sel mukosa mulut, dan dapat terjadi

reaksi hipersensitivitas pada pasien dengan perawatan ortodonti cekat.20 Ion

logam yang terlepas pada proses korosi merupakan reaksi kimia alloy yang dapat

mempengaruhi kualitas, estetika, bentuk fisik dan memperlemah kekuaan logam.

Hasil uji Mann-Whitney pelepasan ion nikel pada kawat Australia tipe

spesial antara lama perendaman 7, 28, 35, 42 dan 49 hari

Waktu perendaman 7 hari 28 hari 35 hari 42 hari 49 hari

7 hari - 0,000* 0,000* 0,000* 0,000*

28 hari - 0,250 0.345 0,461

35 hari - 0,015* 0,217

42 hari - 0,089

49 hari -

II.1.Kehadiran Sulfida Nikel yang berkaitan dengan Serpentin di Latao, Sulawesi

Tenggara: suatu Frontier Baru Eksplorasi Nikel di Indonesia

(The Serpentine-Related Nickel Sulfide Occurrences from Latao, SE Sulawesi: a

New Frontier of Nickel Exploration in Indonesia)

DENGAN kehadiran sulfida nikel di daerah adalah konsesi Latao, PT.INCO.

Eksplorasi Awal di Latao dilak- sanakan PADA 1970 - 1975 Dan PADA 1980

ditemukan keberadaan cebakan khromit podiform. untuk review get information

Dasar Potensi kromit, PADA 2007 - 2009, Departemen Eksplorasi melak- SEBUAH

7
sanakan Eksplorasi modern. Hasil Awal memperlihatkan bahwa kromit podiform

potensinya Kecil Relatif. Namun, program yang selama Pemetaan geologi terperinci

ditemukan sejumlah seri alterasi silika, batuan Yang kaya akan magnetit, Serta batuan

ultramafik terserpentinkan Dan terubah Yang berkaitan DENGAN mineralisasi Ni-Co

(0,5 - 2% Ni; 0,05 - 0,2 Co). Dalam Program pengeboran ji 2008, PADA Kedalaman

Tertentu, empat dalam Lubang Menembus mineralisasi Ni-Co Yang TIDAK Lazim

Dan berkaitan DENGAN alterasi silika. Mineralisasi ini tidak can be diterangkan

DENGAN Teori laterit tradisional Seperti Yang biasanya diterapkan hearts tataan

geologi Indonesia. Beroperasi visual, mineral sulfida Penyanyi susah diamati.

Namun, analisis petrografi Dan mineralogis EPMA Terhadap percontoh batuan

permukaan menunjukkan keberadaan pentlandit, Co-pentlandit, Dan milerit sebagai-

wakil sentasi kehadiran sulfida mineral nikel. Mineralisasi Ni-Co diduga mempunyai

Hubungan DENGAN serpentin Dan terutama tipe sulfida nikel epigenetis. Akibat

Proses serpentinisasi Terhadap olivin, nikel hearts olivin terlepaskan Dan sulfida

pembawa nikel terbentuk Bergantung pada ketersediaan sulfur. Survei Geofisika IP

terperinci 2011 Program Dan pemboran uji Yang LEBIH lanjut diperlukan untuk

review memvalidasi LEBIH JAUH tipe mineralisasi Yang unik tersebut. Cebakan

sulfida nikel Yang gede (+ 200 Mt @ 0,1% Ni) Yang can be menghasilkan konsentrat

nikel KUALITAS Tinggi seperti cebakan serpentinit Ronnbacken di Swedia Target

Adalah Eksplorasi Utama sebelumnya Saat ini. Hal Penyanyi merupakan Suatu

Eksplorasi nikel perbatasan baru Yang potensial di Indonesia.

8
RESULT

Jenis batuan

Blok survei Latao terletak di Tenggara Arm Daerah Sulawesi. Itu geologis blok survei

Latao adalah dominasi ditunjuk oleh ultrabasa ophiolitic Kapur batuan (Gambar),

yang terdiri didominasi cukup untuk sangat serpentinised perido- tite. Urutan ofiolit

diyakini akan obducted atas Meluhu dan Tokala Formasi.

Dalam Kontrak Karya Latao, ada empat jenis utama dari diidentifikasi jenis batuan,

sebagai berikut :

metamorf Rocks

The Batuan metamorfosis terkena di bagian utara Daerah Latao terdiri phyllite dan

sekis hav- ing kontak tektonik dengan batuan ultrabasa. Diragukan apakah itu adalah

bagian dari Trias Formasi Meluhu atau bagian dari Mekongga Kompleks.

Petrografi batuan menunjukkan hetero- tekstur blastic, yang terdiri dari nematoblastic

mineral opak (hematit) dan tourma- line, mineral granoblastic kuarsa, dan mineral

lepidoblastic dari muskovit, baik untuk butir berukuran menengah (0,2-0,7 mm),

anhedral untuk subhedral dalam bentuk kristal. schistose Struktur ditunjukkan oleh

orientasi muskovit dan mineral opak (hema- tite). Tekstur porphyroblastic hadir di

beberapa daerah bagian tipis di mana porphyroblasts (mungkin garnet) biasanya

diubah atau pseudomorphosed oleh oksida besi.

9
The Serpentine-Terkait Nikel Sulfida Kemunculan dari Latao, Sulawesi SE:
a New Frontier Nikel Eksplorasi di Indonesia (R. Rafianto et al.)

Latao peta geologi

10
Batu gamping

Batugamping hadir sebagai bukit terisolasi terjadi pada batas antara UL tramafic dan

batuan metamorf. Hal ini un jelas apakah itu adalah bagian dari Trias Meluhu atau

Formasi Tokala atau bagian dari Mekongga Kompleks. Dengan deskripsi visual, batu

dapat digambarkan sebagai gelap ke terang warna abu-abu, kasar, dominan terdiri

dari kalsit dan beberapa sampel di daerah Mosiku mengandung pirit disebarluaskan.

Batu kapur pameran klastik dan mud- didukung tekstur, buruk diurutkan dan terbuka

penuh sesak. Batu didominasi oleh matriks lumpur karbonat dengan tutul / patch

buram (pirit), dan mereka biasanya direkristalisasi ke mikrokristalin kalsit (micrite).

Butir termasuk kuarsa dan fos- fragmen sil hadir di beberapa daerah bagian tipis.

Butir kuarsa yang sudut untuk subrounded. Fosil fragmen didominasi oleh

foraminifera planktonik, tak terputus di bentuk, ruang mereka biasanya diisi oleh

kalsit semen. Mineral opak juga hadir seperti gandum di beberapa daerah bagian tipis,

sub hedral dalam bentuk, dan sampai 0,5 mm. Struktur Stylolitic occures di daerah

beberapa bagian tipis. Sampel ini adalah segar tapi buram butir (pirit) hadir di

beberapa daerah detik- tipis tion mungkin produk dari proses sekunder. Fraktur batu

diisi oleh kalsit buram (pirit) bentuk pembuluh darah di beberapa daerah dalam

bagian tipis.

Batuan ultrabasa

Batuan ultrabasa mendominasi Latao KK dan telah diubah ke dalam berbagai-jasa

tingkat pentinization (media dominan untuk sangat terserpentinisasi) The serpenti-

besar nite memiliki orientasi NS, membentang lebih dari 6 km panjang dan lebar 5

11
km. Memiliki kehijauan sebuah warna hitam dan disusun oleh serpentine mineral.

Sebagian besar ultrabasa ini batu adalah benar-benar berubah dan sangat lapuk

di permukaan. The serpentine dan bedak tekanan ent pada patah tulang atau belahan

dada olivin dan bentuk piroksen veinlets dari serpentine talek. Pembuluh darah

silika (kuarsa) yang hadir untuk memotong batu di beberapa daerah tipis Bagian

(Gambar 6a). Magnetit sebagian re- menempatkan kromit di perifer butir terjadi

sebagai tambalan patah tulang. Mineral sulfida yang terjadi butir sebagai denda

biasanya terkait dengan bedak dan mineral karbonat (Gambar )

Hidrotermal Associated Rocks

Di Latao, ada beberapa batu ditafsirkan memiliki hubungan dengan pro hidrotermal

cesses, perubahan dan mineralisasi (Gambar)Mereka adalah tulang rusuk silika,

magnetit tubuh, dan breksi hidrotermal (?). Itu rusuk silika mengandung silika

chalcedonic ditemukan di daerah Tanjung Berlian, Lawatuwatu, dan Temboe. Mereka

telah keliru diidentifikasi T produk laterit rendah dari silika curah hujan oleh

penjelajah sebelumnya. Itu tubuh magnetit ditemukan di Laburino, Roka, dan

Lawatuwatu. magnetit ini tubuh biasa mengandung nikel antara 0,5% - 28%

andmcobalt antara 0,05% - 0,2% Co Breksi hidrotermal (?) Di Latao adalah berkaitan

dengan tubuh magnetit dan chromite- silika breksi ditemukan di Tanjung Berlian. Itu

hidrotermal utama magnetit breksi (?) adalah hadir di daerah pusat Latao dengan

linea- tion ke arah NE-SW. Breksi memiliki Warna merah-kecoklatan karena

kehadiran oksida besi hematit dan magnetit. Millerite dan pirit terjadi kadang-kadang

sebagai coating fragmen dan matriks breksi. Breksi ini memiliki korelasi yang erat

12
dengan area tubuh magnetit. Bagian tipis menunjukkan tekstur klastik, yang terdiri

dari perido- fragmen tite yang tertanam dalam campuran matriks tanah liat, erpentine,

silika, oksida besi, dan klorit agregat. Fragmen peridotit memiliki sudut untuk sub-

bulat dalam bentuk, ukuran butir 0.1 - 5.0 cm, lokal hingga 1,5 cm dalam ukuran,

mereka dipamerkan serpentinisasi dan cuaca- Proses ing, terdiri dari olivin, piroksen

dan spinel / kromit Sampel batuan sangat diubah dan lapuk, di mana oksida besi +

chlo- ritus pseudomorphosed olivin untuk membentuk yang kecoklatan - warna

merah kehitaman. ser The entine occurson yang retak atau belahan dada dari olivin

dan piroksen untuk membentuk veinlets dari ular tremolite bedak. Beberapa

pyroxenes yang pseudomorphosed oleh bedak Tremolite . Pembuluh darah atau

veinlets silika (kalsedon) yang hadir untuk memotong batu.

Serpentine sebagai produk perubahan dari olivin dengan struktur jala lintas oleh silika
vena (a). Pentland- ite dan kromit mineral opak di serpentine (b) (ITB, 2009)

13
Program Eksplorasi saat

Merancang strategi eksplorasi Latao adalah menantang karena tidak ada sulfida nikel

eksplorasi di Indonesia. The explora- pertama Program tion dari Latao Eksplorasi

adalah untuk mengeksplorasi deposito kromit dan tidak relevan untuk Eksplorasi NiS.

Beberapa penyesuaian harus dibuat untuk mempertajam sasaran NiS. Itub isa

tantangan besar untuk menemukan deposit yang sama Model di seluruh dunia sejak

Latao bukan tambang lainnya sulfida nikel tradisional organisasi-seperti komatiite

terkait, banjir basalt atau gangguan ultrabasa mafic-. Saya t ditafsirkan bahwa Latao

mineralizations terkait erat dengan kombinasi proses serpentinisasi, silica altera-

tion (listwaenite-birbirite), dan magnetit - Hematit (oksida besi) perubahan. Dari

kejadian di seluruh dunia, beberapa deposito model dianggap mendukung Latao

Model eksplorasi. Mereka:

1) Outokumpu jenis (Findland); Ni-Co- Deposito Cu-Zn terkait dengan

listwaenites- birbirites perubahan dalam ofiolit (Kon- Tinen et al., 2004).

2) Bou Azzer (Morroco); COA-NiS- deposito yang terkait dengan kuarsa-

karbonat (listwaenite) perubahan dalam serpentinit (Ahmed et al., 2009).

3) Divrii (Turki); Fe (Ni-Cu) terkait dengan IOCG - seperti bijih besi besar

(magne- tite) deposito. Kontak serpentinit dengan batu kapur dan granit (Unlu

et al, 1995). Cadangan 133,8 Mt

14
4) @ 56% Fe dan 0,5% Cu. Dianggap sebagai Latao memiliki tubuh magnetit

dan hidro breksi thermal (?) yang mengandung signifikan oksida besi tidak

bisa.

5) serpentinit Dumont (Kanada): NiS deposito yang terkait dengan serpentinisasi

dan bedak - perubahan karbonat. diukur + Sumber daya terindikasi 1.1 Bt @

0,27% Ni (Royal Nikel Corp Mei, 2011).

6) Ronnbacken (Swedia); deposito NiS terkait dengan serpentinisasi. Alpine-

Type Kontak serpentinit dengan metamorf phyllite. Diukur sumber +

Terindikasi 277 Mt @

7) 0,1% NiS dan 0,003% Co (SRK konsultan yang berasal ing, April 2011

Pemetaan geologi dan Sampling Tanah

Pemetaan geologi dan Sampling Tanah Pemetaan geologi dengan calon pelanggan

adalah bagian penting untuk eksplorasi Latao NiS program. Pengetahuan dasar bahwa

kita berurusan dengan nikel ophiolitic biasa mineralisasi dan dijelaskan oleh tra-

nikel ditional teori laterit berasal dari hasil pemetaan geologi. Ratusan batuan sampel

chip dikumpulkan dan anaylized oleh Niton analyzer portabel dan Sampel dipilih

diuji untuk XRF, ICP dan FA. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 10 dan banyak

diubah sampel batuan unweathered meningkat pada nikel, kobalt, dan besi. Itu daerah

anomali dipilih untuk selanjutnya survei geofisika program engeboran sebelumnya.

Beberapa sampel batuan permukaan yang dipilih adalah diserahkan kepada SGS

Kanada untuk tambang lainnya analisis ogical. Mineral sulfida nikel (pentlandit dan

Millerite) yang diidentifikasi oleh Analisis EPMA (Gambar). mineralisasi terjadi pada

15
foliation klorit di a Fe-klorit groundmass mengubah ke fe- oksida dengan jumlah Ni

mineral individual lebih dari 20% (Tabel). Program sampling tanah dilakukan pada

tahun 2007 dalam kerangka regional program sampling di daerah Latao. Itu nilai-nilai

nikel dari sampel tanah bisa berpotensi bias dari mineraliza- laterit tion, namun

asosiasi kimia adalah sangat berguna untuk menentukan kromit atau anoma- zona

hidrotermal lous. Zona diubah yang tidak mengikuti nikel yang normal pola profil

laterit dan relatif mudah untuk diidentifikasi. Pengambilan sampel tanah auger tangan

digunakan dengan kedalaman maksimum 10 m dan jumlah rata-

usia 3,4 m. Program sampling tanah dirancang untuk ridge dan memacu sampling dan

juga untuk pola grid yang teratur. Sejak tahun 2007, sekitar 7000 sampel telah

dikumpulkan dan diuji untuk XRF analisis. Sebuah kasus khusus untuk calon kromit,

sebuah Metode benefisiasi sederhana diadopsi dari Filipina eksplorasi kromit (Kater

et al, 1984) dengan konsentrat menyorot menganalisis konsentrat mineral berat

seperti kromium dan pemisahan magnetik diaplikasikan untuk sampel tanah pada

tahun 2007. anomali tanah kromium yang terdeteksi tapi terbatas di daerah kecil.

Namun, hasil yang mengejutkan dan tidak bisa dijelaskan untuk kobalt nilai-nilai

(Gambar). Kobalt kelas tinggi nilai dari konsentrat menyorot tanah sampel dapat

mencapai> 1% sampai dengan 2,8% Co Ini adalah contoh bahwa nilai-nilai kobalt

tinggi dari daerah-daerah tertentu tidak mengikuti Teori laterit konvensional dan

ditafsirkan daerah ini ubahan hidrotermal.

16
anomali nilai-nilai nikel dari sampel batuan segar.

Nikel mineral sulfida berdasarkan analisis EPMA (SGS, 2010).

17
Survey geofisik

Survei geofisika dari Magma tanah Survei netic dan IP survei / Tahanan dilakukan di

Latao. tanah magnetik survei diusulkan untuk memahami Magma yang Tanggapan

netic terkait dengan produk alterasi dan struktur geologi umum sedangkan Data

resistivitas dapat membimbing kita untuk perubahan yang dan zona mineralisasi yang

ditandai dengan nilai-nilai anomali resistivitas dan chargeability. Tanah Survei

Magnetic Survei magnetik tanah memiliki initi- diciptakan pada pertengahan

November 2008 hingga April 2009 dilakukan oleh Fugro (2009). Survei ini cukup

besar untuk menggali potensi mineral seperti kita magnetit, kromit, dan pirhotit total

120 km dari total panjang di 40 km baris dalam area 20 km di 12,5 m jarak stasiun

dan 50 m spasi baris, dari 80 km garis dalam area 80 km di stasiun 25 m jarak dan

100 m spasi baris telah mengusulkan untuk survei ini. Interpretasi selesai

menggunakan radar resolusi magnetik dan rendah. SEBUAH jumlah zona high-

magnetik mungkin mewakili zona yang lebih besar dari magnetit konsentrasi.

18
III.3 DETERMINATION OF PLATINUM GROUP ELEMENTS IN

TERRESTRIAL ROCKS USING NICKEL SULFIDE FIRE ASSAY ISOTOPE

DILUTION ICP-MS (Penentuan Unsur Kumpulan Platinum Dalam Batuan

Menggunakan Pencairan Isotop ICP-MS Assay Api Nikel Sulfida)

Eksperimental

Dalam percobaan ini tiga sampel batuan bumi yaitu UMT-1, WMG-1 dan WPR-1

dianalisis dan tercantum di bawah:

1. UMT-1 adalah tailing bijih ultrabasa mengandung konsentrasi tinggi PGE.

2. WMG-1 adalah gabro mineral dari Wellgreen Complex, Yukon Territory, Canada.

3. WPR-1 adalah peridotit berubah.

Sampel ini diperoleh dari CANMET (Kanada) dengan nilai bersertifikat untuk Ru,

Rh, Pd, Ir dan Pt. Sebagai tambahan, nilai-nilai yang diusulkan diberikan kepada Os

sementara Re tidak dilaporkan untuk bahan-bahan acuan standar. Dalam penelitian

ini, kuantifikasi dari PGE di sampel batuan yang dilakukan menggunakan metode

pengenceran isotop kecuali untuk Rh. Solusi yang mengandung isotop diperkaya dari

PGE seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 yang digunakan. Semua bahan kimia

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas analitis. Uji api membutuhkan

campuran natrium karbonat sebagai reagen dasar sementara silika dan natrium

19
tetraborat sebagai reagen asam. Nikel dan belerang ditambahkan ke fluks dalam 5:

rasio 3, yang bertindak sebagai kolektor untuk PGE. Jumlah sedikit tepung

ditambahkan untuk memberikan kondisi mengurangi. Gambar 1 menunjukkan

prosedur untuk api sulfida nikel assay untuk penentuan PGE. Tentang 0.2 - 0.5 g

sampel yang digunakan dan kosong juga termasuk dalam prosedur ini. Sampel

dicampur dengan fluks dalam wadah dan dikenakan pemanasan dalam tungku untuk

sekitar 850 o C selama sekitar 20 menit dan kemudian 1000 o C selama sekitar 20

menit. Setelah itu, wadah tersebut dibawa dari tungku dan memungkinkan Terlalu

dingin. Setelah wadah telah didinginkan, manik-manik sulfida nikel diperoleh dari

terak oleh retak krus. Manik-manik sulfida nikel tanah menggunakan mortar nikel.

Kemudian, bubuk dipindahkan ke gelas 100 ml dan menambahkan 30 ml deionisasi

(DI) air dan 30 ml 12M HCl. Panaskan solusi pada hotplate selama beberapa jam

sampai tidak ada berbusa. Setelah solusi telah didinginkan, lulus solusi melalui

vakum-filter dilengkapi dengan disc selulosa filter. Kumpulkan PGE mengandung

residu dan encer dalam 1,5 ml 12M HCl dan 1,5 ml H 2 O 2 (30%). Panaskan solusi

untuk sekitar 100 o C sampai tidak ada effervescent. Setelah residu terlarut,

mentransfer solusi internal dan standar (Dalam, Tl, Bi) ditambahkan untuk membuat

hingga 15 ml larutan pengukuran di 10% HCl.

Hasil

ICP-MS pengukuran PGE

20
Untuk metode pengenceran isotop, rasio isotop berikut ditentukan: 99 Ru / 100 Ru,

99 Ru / 101 Ru, 99 Ru / 102 Ru, 105 Pd / 106 Pd, 105 Pd / 108 Pd, 189 Os / 188 Os,

189 Os / 190 Os, 191 Ir / 193 Ir, 194 Pt / 196 Pt, dan 195 Pt / 196 Pt. Untuk 103 Rh,

kalibrasi eksternal dengan standar internal (Dalam dan Tl) digunakan untuk

kuantifikasi. Massa rendah PGE isotop yang dinormalisasi untuk 115 Dalam

sementara massa yang tinggi PGE dinormalisasi untuk 205 Tl. solusi standar di

kisaran 0,1-15 ppb digunakan untuk eksternal kalibrasi untuk semua PGE dan untuk

memantau pemulihan setiap elemen dengan menghitung selisih antara isotop Data

dilusi. Fraksinasi massa instrumen selama pengukuran adalah monitor

yangmenggunakan rasio isotop larutan standar penerbangan

dan konsentrasi tinggi seperti disajikan pada Tabel 3. penyimpangan dari rasio isotop

antara solusi standar dan nilai-nilai sastra yang berkisar antara 0,3% (191 Ir / 193 Ir)

menjadi 6,3% (99 Ru / 102 Ru). rasio rata-rata yang diukur adalah independen dari

konsentrasi dengan standar deviasi relatif antara 0,6% dan2,4%, yang sesuai dengan

linearitas ICP-MS di berbagai konsentrasi besar. Pada konsentrasi rendah (0,10 ppb

dan 0,15 ppb), data yang sedikit menunjukkan lebih bervariasi karena kesalahan acak

pada tingkat count yang rendah.

Gangguan dalam pengukuran PGE

Gangguan dari ion monoatomik dan poliatomik dimonitor menggunakan larutan

standar tunggal Cd, Cu, Hg, Hf, Mo, Ni, Ta, W, Zn dan Zr selama analisis sampel.

Koreksi dari gangguan dilakukan untuk semua sampel dan kosong menggunakan

21
program spreadsheet umum. Pengukuran 100 Ru memerlukan koreksi untuk 100 Mo

di kisaran 20 - 60%, 101 Ru membutuhkan koreksi 1-33%, dan 102 Ru membutuhkan

koreksi 1-48%. Untuk 106 Pd, 108 Pd, 190 Os dan 198 Pt, koreksi gangguan mereka

kurang dari 10%

Efek memori instrumen

Selama pengukuran, jumlah background dipantau dengan mengukur solusi kosong

10% HCl sebelum masing-masing sampel. Umumnya, latar belakang penting untuk

massa yang lebih rendah PGE (99 Ru ke 108 Pd) berada di bawah 50 cps sementara pada

massa yang lebih tinggi PGE (188 Os ke 196 Pt) berada di bawah 80 cps. efek memori

instrumen jelas untuk Os terutama setelah pengukuran larutan standar konsentrasi

tinggi (10 - 15 ppb). Untuk solusi sampel, tarif count Os yang umumnya di bawah

5000 cps dalam banyak kasus dan efek memori berkurang ke level latar belakang 30 -

50 cps setelah sekitar 15 - 20 menit mencuci menggunakan encer TMSC diikuti oleh

5% HCl. Untuk PGE lainnya tidak ada efek memori yang diamati

Penentuan PGE di UMT-1, WMG-1 dan WPR-1

Hasil dari pengukuran sampel batuan disajikan dalam Tabel 5a untuk 5c. Sebagian

besar hasil yang ditemukan berada dalam kesalahan dari nilai-nilai bersertifikat [6]

dari sampel batuan tersebut. Untuk Os, data kami berada dalam perjanjian baik

dengan non-sertifikasi nilai. Dalam kasus Pt, ketidakpastian untuk UMT-1 adalah

22
sekitar 29%, yang lebih tinggi daripada WMG- 1 dan WPR-1. Variasi nilai Pt di MT-1

mungkin karena heterogenitas atau 'efek nugget' umum ditemukan di Analisis PGE.

Untuk PGE lainnya, ketidakpastian kurang dari 5% di WMG-1 dan WPR-1 edangkan

ketidakpastian di UMT-1 sekitar 12% atau kurang. Penggunaan dilusi isotop berikan

reproduksi baik untuk analisis PGE meskipun ukuran ampel kurang dari 1 g dalam

penelitian ini. Pemulihan (dihitung menggunakan data kalibrasi eksternal dan dilusi

isotop) dari PGE menggunakan metode uji api menunjukkan bahwa lebih dari 50 -

80% dari PGE dikumpulkan ke NiS manik kecuali Os. Volatile Oso 4 lolos

selama pengenceran NiS manik menyebabkan pemulihan Os lebih rendah dari 10%.

Pemulihan Pt di WPR-1 adalah agak rendah (14%) yang mungkin karena kehilangan

manik-manik NiS selama menghancurkan atau penyaringan. Namun, penggunaan

isotop pengenceran mampu memberikan hasil yang baik mengabaikan pemulihan

PGE di manik-manik NiS. Rasio isotop tidak terpengaruh oleh hilangnya analit

selama NiS manik-manik pencernaan. Untuk penentuan Rh, koreksi pemulihan

dilakukan dengan mengambil rata-rata antara Ru dan Pd karena massa yang sama

mereka

23
DAFTAR PUSTAKA

1. K.H. Wedepohl (1995). The composition of the continental crust. Geochim.


Cosmochim.

2. R.L. Watters Jr., K.R. Eherhardt, E.S. Beary, and J.D. Fassett (1997). Protocol for
isotope dilution using inductively coupled plasma-mass spectrometry (ICP-MS)
for the determination of inorganic elements. Metrologia

3. A.A. van Heuzen, T. Hoekstra, and B. van Wingerden (1989). Precision and
accuracy attainable with isotope dilution analysis applied to inductively coupled
plasma mass spectrometry: theory and experiments. J. Anal. Atomic Spec

4. Kusy RP. Orthodontic biomaterial: from the past to the present. Angle Orthod
2002

5. Martinez CC. Degradation of lingual orthodontics archwires. Barcelona:


Department of Odontostomatology, Faculty of Dentistry, University of Barcelona
2007

6. Pelsue BM, Zinelis S, Bradley GT. Structure, compotition, and mechanical


properties of australian orthodontic wire. Angle Orthod 2009

7. Ahmad, W., 1976. Latao Chromite Exploration - A Preliminary Report, PT. Inco
Internal Memorandum.

8. Ahmed, A., Arai, S., and Ikenne, M., 2009. Mineralogy and Paragenesis of the
Co-Ni Arsenide Ores of Bou Azzer, Anti-Atlas Morroco. Society of Economic
Geologists Inc.

24
9. Attong, F., Matano, A., and Erwin, M., 2011. Latao Exploration 2011, PT. Inco
Internal Presentation

10. Buisson, G. and Leblanc, M., 1985. Gold-bearing listwaenites (carbonatized


ultramafic rocks) from ophiolite complexes. In: Gallagher J.M., Ixer,R.A., Neary,
C. R., (eds), Metallogeny of Basic and Ultrabasic Rocks . Transactions -
Institution of Mining and Metallurgy: London

11. Butler, H., 1980. Latao Chromite. PT. Inco Internal Memorandum

12. Elliot, P.J., 2008. Report on a Dipole-Dipole IP Survey Over the Latao Chromite
Prospect, Sulawesi Indonesia. Elliot Geophysics International Pty. Ltd.

25

Anda mungkin juga menyukai