Anda di halaman 1dari 10

PENGURUSAN JENAZAH, TAKZIAH DAN ZIARAH KUBUR

A. Pengurusan Jenazah
Kewajiban muslim terhadap jenazah sesama muslim ada empat perkara yaitu :
memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan, jumhur ulama sepakat
dalam hal pengurusan jenazah itu hukumnya fardu kifayah yaitu apa bila telah ada
sekelompok kaum muslimin yang melaksanakan maka telah gugur kewajiban muslim
lainnya.

1. Memandikan Jenazah
Sebelum memandikan jenazah , ada beberapa hal yang harus diperhatikan termasuk
cara memendikan dan cara mengurus jenazah yang tidak mungkin dimandikan.
a. Ketentuan Memandikan Jenazah
1) Jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki, demikian pula sebaliknya
(kecuali suami istri).
2) Petugas yang memandikan jenazah harus orang yang dapat dipercaya dan
mampu menyimpan rahasia(lebih utama jika dimandikan oleh keluarganya
sendiri ).rasulullah saw.bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
ibnu majah.
{ } .......
Artinya:
Hendaknya memandikan jenazah di antara kamu orng-orang yang
terpercaya. (H.R.Ibnu majah dari abdullah bin umar;1450)
3) Apabila jenazanya laki-laki, sedangkan yang ada hanya orang perempuan
atau sebaliknya, jenazah cukup ditayamumi, tidak usah dimandikan.
4) Jenazah yang tidak mungkin untuk dimandikan (misalnya ada luka) cukup
dimandikan .
5) Lokasi pemandian jenazah harus diberi tabir agar tidak tampak dari
pandangan umum.
6) Semua peralatan yang diperlukan untuk memandikan jenazah, hendaknya
dipersiapkan dahulu, seperti:
a. Air untuk memendikan jenazah secukupnya;
b. Sabun mandi,sampo(jika dipandang perlu)
c. Handuk atau kain untuk mengusap air setelah dimandikan ;
d. Kapur barus atau bahan lain yang dapat mengusir serangga setelah selesai
dimandikan
e. Tempat duduk orang yang memandikan jenazah (jika dipangku)
f. Dibuatkan parit kecil untuk aliran air saat memandikan jenazah(terlebih apabila
jenazahnya mengidap penyakit menular) agar tidak membahayakan orang yang
masih hidup;
g. Kain kafan secukupnya.

b. Cara Memandikan Jenazah


Dalam memandikan jenazah,ada beberapa cara yang harus dilakukan
,diantaranya sebagai berikut.
1) jenazah yang mengidap penyakit menular hendaknya ditalur di atas meja
panjang yang agak tinggi.hal itu dimaksud agar penyakit yang ada pada
jenazah tidak menular kepada orang yang masih hidup.
2) Jenazah dibersihkan dari najis
3) Memandikan jenazah dimulai dari anggota wudu sebelah kanan
4) Air yang digunakan menyiram yang terakhir kali hendaknya dicampur dengan
kapur barus.

c. Jenazah yang tidak mungkin dimandikan


Jenazah yang tidak mungkin dimandikan misalnya karena terbakar, cukup
ditayamumi sebagaimana tayamum untuk shalat.

d. Jenazah yang tidah boleh dimandikan


Didalam islam, dikenal ada beberapa orang yang mati syahid. Mereka yang
mati syahid adalah orang yang mati keran melaksanakan tugas, melahirkan anak,
mati kerna tertimbun tanah dan mati karena membela agama . mereka yang
termasuk mati syahid tetap di dimandikan dan dishalatkan , kecuali satu, yakni
mati kerena membela agama atau perang membela orang kafir.

2. Mengafani Jenazah
a. Ketentuan mengafani jenazah
1) Apabila jenazahnya laki-laki, disunahkan kain kafan berlapis tiga,sedangkan
jenazah perempuan,kain berlapis lima.
2) Kain kafan diusahakan berwana putih. Rasulullah saw. Bersabda dalam
sebuah hadis sebagai berikut.

{ }}
Artinya:
Pakailah pakaianmu yang berwarna putih karena pakaian putih adalah
sebaik-baik (warna) pakaianmu. Kafanilah sengan warna putih itu jenazah di
antara kamu....(H.R.Ahmad: 2109)
3) Mengafani jenazah jangan lah berlebih-lebihan.
4) Jenazh laki-laki cukup tiga lapis kain tanpa tambahan lain.
5) Seluruh biaya pengerusun jenazah diambilkan dari harta peninggalan
jenazah.

b. Cara mengafani jenazah


1. Agar pembalutan jenazah tidak sulit dilakukan, kain kafan sebaiknya dipotong
menjadi tiga bagian ( laki-laki ) dan lima bagian (perempuan)
2. Kain tersebut direntangkan langsung tiga rangkap atau lima. Jenazah diletakan
diatasnya, kemudia dibalutkan ke sekujur tubuhnya.
3. Pada bagian-bagian tubuhnya yang berlubang hendaknya diberi kapas
secukupnya, hal itu dimaksudkan agar cairan yang keluar lewat lubang
tersebut tidak membasahi kain kafan.
4. Sebelum dibalut kain, tubuh jenazah ditaburi dengan kapur atau yang semisal.
Hal itu dimaksudkan untuk mengusir serangga dan mengawetkan jenazah.
5. Memberikan wangi-wangian keciali jenazah orang yang sedang ihram.
6. Agar kain kafan tidak lepas, hendaknya ditali secukupnya.
7. Usahakan kain kafan yang cukup lebar sehingga benar-benar memenuhi
persyaratan (rangkap tiga atau lima)
8. Setelah selesai pengafanan sebaiknya jenazah diletakkan diatas meja panjang
atau diatas dipan (tempat tidur)

3. Menshalatkan Jenazah
Bagi seorang muslim, shalat jenazah merupakan suatu keutamaan. Akan tetapi,
yang perlu diketahui sebelum shalat jenazah dilakukan. Anatara lain jenazah siapa
yang boleh dishalatkan? Apa syarat dan rukun shalat jenazah? Bagaimana cara
melaksanakan shalat jenazah.
a. Jenazah yang dishalatkan
Jenazah yang dishalat kan adalahjenazah muslim yang meninggal bukan karena
perang membela agama atau perang elawan orang kafir.

b. Syarat dan rukun shalat jenzah.


Syarat shalat jenazah.
1. Badan, pakaian, dan tempat shalat harus bersihdari najis, suci dari hadts,
menghadap kiblat dab n mrnutup aurat.
2. Shalat dilakukan setelah jenazah selesai dimandikan dan dikafani.
3. Jenzah diletakkan menghadap kiblat didepan orang yang menyalatkan
kecuali shalat ghaib.

Rukun shalat jenazah antaralain:


1) Niat (cukup didalam hati)
2) Berdiri (bagi yang mampu berdiri)
3) Membaca takbir sebanyak empat kali.
4) Membaca alfatIhah.
5) Membaca shalawat Nabi SAW.
6) Membaca Doa untuk jenazah.
7) Mengucap salam
c. Cara Melaksanakan Shalat Jenazah.
1. Niat



....

2. Takbir pertama membaca Surat Al-fatihah

3. Takbir kedua membaca shalawat Nabi SAW




..
4. Takbir ketiiga menbaca Doa Untuk jenazah.


...
5. Takbir keempat diteruskan membaca salam.

Catatan :
a. Doa untuk jenazah doa dilakukan sehabis takbir ketiga saja (pada takbir ke
empat), boleh juga dilakukan setelah takbir ketiga dan keempat sebelum
membaca salam.
b. Bacaan Doa untuk jenazah bermacam-macam selain yang tersebut diatas.

4. Mengubur Jenazah.
a. Pengertian mengubur jenazah.
Mengubur jenazah adalah memasukan jenazah keliang lahad yang telah
disediakan. Memasukan jenazah keliang lahat harus sesuia dengan sunnah Rasul
Saw yakni kaki jenazah diturunkan lebih dahulu, lalu bagian badan dan kepala
sehingga tidak menjungkir.

b. Sunnah Menyelenggarakan Pemakaman.


Jenazah yang sudah selesai perawatannya, disunnahkan untuk segera
dikuburkan Rasulullah saw bersabda:



..
Artinya:
Cepat-cepat kamu menyelenggarakan jenazah (memakamkannya) karena jika ia
orang baik, berarti kamu segera mempertemukannya dengan dia dengan amal
kebaikannya. Sebaiknya, jika ia orang jahat, berarti kamu segera meletakkan
kejahatatnnya dari atas pundakmu. (HR. Al-Bukhari Dari Abu Hurairah: 1231)
c. Beberapa hal yang dimakruhkan sewaktu membawa jenazah kekubur.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mengantarkan jenazah, antara lain
sebagai berikut:
1. Zikir dengan mengeraskan suara sewaktu membawa/mengiringi jenazah.
2. Membawa jenazah dengan diiringi api.
3. Duduk sebelum jenazah diletakan didalam kubur.

d. Sunnah Mendoakan setelah Usai Pemakaman.


Mendoakan jenazah setelah pemakaman adalah perbuatan sunnah. Usman
memberi penjelasan sebagai berikut. Yang Artinya: Apabila selesai menguburkan
jenazah, Nabi saw. Berdiri di depannya dan bersabda.Mohonkanlah ampun bagi
saudaramu dan mintalah agar dikuatkan hatinya karena sekarang ia sedang
ditanya. (HR. Abu Dawud dari Usman bin Affan: 2804).

e. Cara mengubur jenazah


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengubur jenazah adalah
sebagai berikut:
1. Dua tiga orang untuk mengambil jenazah dari mobil jenazah atau dari keranda
untuk diterimamakan kepada orang yang sudah siap disalam kubur.
2. Jenazah diturunkan keliang lahatdari arah kaki kubur terlebih dahulu.
3. Didalam liang lahat, jenazah dibaringkan kekanan menhadap kiblat dengan
keduatangan bersedekap.
4. Agar tidak mudah terguling bagian depan dan belakang diganjal dengan tanah.
5. Sunnah melepas sebagian tali kafannya (lazimnya pada bagian kepala jenazah).
6. Agar jenazah tidak langsung tertindih tanah perlu kiranya biatas jenazah
diberikayu atau papan untuk menahan jenazah.

B. Takziah dan Ziarah Kubur


1. Takziah

a. Pengertian
Islam adalah agama yang sempurna, untuk menjalin hubungan baik dengan
sesama muslim, kita di ajarkan untuk takziah walaupun takziah itu sendri ditujukan
kepada orang yang sudah mati cara yang demikian itu dapat mempererat hubungan
dengan keluarga yang ditinggalkan.
1) Membuatkan makanan untuk keluarga yang mendapat mesubah dan sanak
saudaranya, karena ketika itu mereka sudah tidak sempat lagi memikirkan
makanan dan minuman arena hatinya sedang susuah.
2) Segera menguruusi jenazah sesuai dengan syariay islam, meliputi pemandian,
pengkafanan, menyshalatkan dan menguburkan.
b. Tujuan Takziah
Tujuan takziah adalah menghibur keluarga yang ditinggal agar tidak
meratapi kematian dan musibah yang diterimanya. Apabila jika tidak dihibur
maka keluarga almarhum/ almarhumah bias menangis dan susah. Keadaan
demikian, menurut satu riwayat, akan memberikan pengaruh yang tidak baik
terhadap almarhum/almarhumah. Takziah juga merupakan mau'izah (nasihat)
bagi pelaku takziah agar mengingat kematian dan bersiap-siap mencari bekal
hidup di akhirat karena maut dating tanpa memandang umur dan waktu.
Kedatangannya tak dapat ditunda atau diajukan.

c. Adab bertakziah:
1) Bersegera untuk menghibur dan menganjurkan orang yang ditimpa
musibah supaya bersabar.
2) Berangkat takziah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
3) memilih kalimat yang tepat untuk disampaikan kepada orang yang ditimpa
musibah. Sekiranya memilih kalimat yang berlandaskan dalil tentu lebih
baik.
4) mengingatkan orang yang ditimpa musibah tentang keutamaan sabar dan
ridho kepada takdir Allah swt. Asy-syaukani mengatakan, buah takziah
adalah anjuran untuk kembali kepada Allah swt supaya pahala dapat
diraih.
5) bertakziah kepada semua yang tertimpa musibah. Terlebih lagi kepada yang
tidak mampu menanggungnya seperti anak-anak dan wanita. Namun, jika
dikhawatirkan timbul fitnah, hanya mahram saja yang boleh bertakziah
kepada wanita.
6) membuat makanan untuk keluarga yang ditimpa musibah, karena telah
datang perkara yang menyibukkan mereka.
7) Disyariatkan membuat bubur talbinah (makanan yang terbuat dari tepung
dicampur madu) untuk yang bersedih. Karena, bubur talbinah dapat
menenteramkan hati dan membawa pergi sebagian kesedihan.
8) Tidak mengapa beberapa orang bersepakat untuk bertakziah bersama-sama.
Bahkan, hal itu lebih baik bagi yang bertakziah dan yang ditakziahi. Yang
bertakziah terbantu, yang ditakziahi tidak dibikin capek dan pelaksanaan
sunnah pun lebih mungkin. Ini menjadi bagian dari firman allah swt,
9) dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada allah, sesungguhnya allah amat berat
siksa-nya. (qs. Al-maidah: 2)
10) Bertakziah di hari orang-orang biasa bertakziah dan tidak bertakziah
sesudahnya karena bisa memperbarui kesedihan. Kecuali jika orang yang
ditimpa musibah masih tampak berduka, maka tidak mengapa ditakziahi.
11) Memilih waktu yang tepat untuk bertakziah.
12) Memanfaatkan kesempatan takziah sebaik-baiknya untuk mengingatkan
orang yang ditimpa musibah tentang allah swt. Dan memberi petuah kepada
mereka. Sebab, saat seperti itu adalah saat hati tengah sensitive dan nirani
pun terbuka.

d. Hikmah Takziah
Hikmah takziah adalah sebagai berikut:
1) Dapat meringankan beban keluarga si mayat, terutama dari segi mental,
sehingga merasa sedikit terhibur.
2) tugas dan kewajiban keluarga yang ditinggalkan terbantu.
3) Dapat mengingatkan akan kematian
4) Penghormatan terakhir pada almarhum/ah
5) kut mendoakan almarhum/ah
6) Mempererat tali persaudaraan umat muslim

2. Ziarah Kubur

a. Pengertian ziarah kubur dan Hukumnya.


Kata ziarah dalam bahasa Arab artinya mengunjungi berarti ziarah kubur
ialah mengunjungi atau mendatangi kubur seseorang. Hukum ziarah kubur ialah
sunnah sesuai hadits berikut.


......
{}
Artinya:
dahulu aku pernah melarang kamu sekalian untuk menziarahi kubur. Sekarang
berziarahlah kamu sekalian kekubur karena ziarah kubur itu akan
mengingatkan kamu sekalian terhadap hari akhirat.

b. Tujuan ziarah kubur


Tujuan ziarah kubur adalah untuk mengingatkan diri manusia terhadap
kematian. Hal ini sesuai dengan bunyi hadits Rasulullah saw.
Yang Artinya: Sesungguhnya Nabi saw pernah menziarahi kubur ibunya.
Beliau menangis orang-orang disekelilingnya pun turut menangis karenanya.
Nabi saw selanjutnya bersabda, saya memohon izin kepada tuhanku untuk
memohonkan ampunan bagi ibuku, tetapi tidak diizinkan. Oleh sebab itu aku
memohon untuk menziarahi kuburnya maka aku diizinkan. Karena itu berziarah
lah kamu sekalian kekubur karena itu akan mengingatkan kamu kepada
mati. (HR Ahmad dari Abu Hurairah: 9311, Muslim: 1622, dan ahlu sunnah
kecuali Attarmidzi)
Mengingat mati atau hari akhirat bukan semata-mata ingat dalampikiran
atau angan-angan. Mengingat mati tidak akan berguna bagi manusia jika tidak
dibuktikan dengan perubahan sikap hidup.mengingat mati diharapkan manusia
selalu meningkatkan amalan baiknya dan meninggalkan amal buruk sesuai
dengan petunjuk agama.

c. Adab ziarah kubur.


1. Mengucap salam untuk ahli kubur.

....
Artinya:
Semoga keselamatan atas kamu wahai ahli kubur, semoga Allah memberi
ampunan bagi kami dan kamu. Engkau adalah pendahulu bagi kami,
sedangkami mengikuti jejak mu. (HR Attarmidzi)
2. Masuk kedalam kubur dengan sikap yang sopan.
Masuk kedalam kubur hendaknya dengan sikap yang sopan tidak berlari
dantidak melangkahi kubur seseorang dan apabila berbicara hendaknya tidak
terlalu keras.

d. Yang perlu dilakukan saat ziarah kubur.


Salah satu yang perlu dilakukan saat ziarah kubur adalah mendoakan
ahlikubur khususnya orang yang beragama islam.

Anda mungkin juga menyukai