SKRIPSI
Oleh:
RATNA WIJAYANTI
06412144015
(Aristoteles)
Syukurilah segala sesuatu yang kamu miliki karena semua yang diberikan Allah
adalah yang terbaik bagimu.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
iv
PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM
UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI
PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA
UNIT PATAL SECANG
Oleh:
RATNA WIJAYANTI
06412144015
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................vi
ix
a. Pengertian Harga Pokok Produksi ....................................... 9
Tradisional ......................................................................... 31
x
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 63
A. Hasil Penelitian................................................................................ 69
d. Organisasi .......................................................................... 75
2. Data Khusus............................................................................... 83
xi
DAFTAR TABEL
11. Biaya PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang tahun
2009 .............................................................................................................. 87
12. Biaya Overhead Pabrik PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
xii
15. Klasifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas pada PT. Industri
16. Daftar Cost Driver pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit
17. Cost Pool Homogen pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit
18. Pool Rate aktivitas level unit pada PT. Industri Sandang Nusantara
19. Pool Rate aktivitas level batch pada PT. Industri Sandang
20. Pool Rate aktivitas level produk pada PT. Industri Sandang
21. Pool Rate aktivitas level fasilitas pada PT. Industri Sandang
Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Tahun 2009 ................ 101
xiii
25. Perbandingan Harga Pokok Produksi Sistem Tradisional dengan
xiv
DAFTAR GAMBAR
Secang ....................................................................................................... 82
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
suatu perusahaan.
Kerja dan kenaikan Biaya Overhead Pabrik. Pembebanan Biaya Bahan Baku
1
2
dan Biaya Tenaga Kerja Langsung pada produk yang dihasilkan dapat
Overhead Pabrik pada produk yang dihasilkan perlu dilakukan dengan cermat
karena biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada produk
yang digunakan untuk memproses suatu bahan baku hingga menjadi barang
harga jual dan laba, sebagai alat untuk mengukur efisiensi pelaksanaan proses
perusahaan. Oleh karena itu, muncul metode baru dalam perhitungan Harga
yang lebih akurat dan relevan. Pada metode ini, seluruh Biaya Tidak
masing. Dasar alokasi yang digunakan adalah jumlah aktivitas dalam setiap
3
Cost Pool tersebut. Metode ini menggunakan jenis pemicu biaya yang lebih
banyak sehingga dapat mengukur sumber daya yang digunakan oleh produk
suatu produk dan penentuan harga jual produk serta dapat mempengaruhi
distorsi biaya. Distorsi tersebut dalam bentuk pembebanan biaya yang terlalu
tinggi (cost overstate atau cost overrun) untuk produk bervolume banyak dan
pembebanan biaya yang terlalu rendah untuk (cost understate atau cost
Saat ini, perhitungan Harga Pokok Produksi yang dilakukan oleh PT.
suatu objek biaya. Basis alokasi yang digunakan dalam Sistem Tradisional
adalah berupa Jam Tenaga Kerja Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung,
Biaya Bahan Baku, jumlah jam mesin, atau jumlah unit yang dihasilkan.
Semua basis alokasi ini merupakan pemicu biaya yang hanya berhubungan
dengan volume maka perhitungan Harga Pokok Produksi menjadi tidak akurat
akurat lagi. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT.
Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang, yaitu suatu BUMN dalam
benang. Untuk itu, penulis ingin mengkaji lebih jauh lagi dengan mengadakan
Menentukan Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit
PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang adalah perhitungan Harga
5
System untuk menentukan Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang
B. Identifikasi Masalah
diidentifikasi adalah:
digunakan untuk memproses suatu bahan baku hingga menjadi barang jadi
Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
Secang.
Patal Secang karena Harga Pokok Produksi tidak sebanding dengan biaya
C. Pembatasan Masalah
System untuk Menentukan Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang
Nusantara Unit Patal Secang, maka pembatasan masalah yang penulis bahas
D. Rumusan Masalah
Costing System pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang?
E. Tujuan Penelitian
Based Costing System pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
Secang.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Perusahaan
b. Bagi Peneliti
perusahaan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN
PENELITIAN
A. Kajian Teori
yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya
produksi yang terkait dengan produk yang telah selesai selama periode
Produksi adalah:
45) Nilai uang bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk
perusahaan rokok.
berikut:
tenaga kerja yang dapat ditelusuri ke obyek biaya dengan cara yang
kerja langsung.
lainnya.
Langsung.
sebagai berikut:
tetap
16
run.
kegiatan tertentu.
kegiatan.
yaitu:
dengan departemen
metode, yaitu:
ada perbedaan dalam biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan
sebagai berikut:
relatif kecil.
476) Harga pokok penuh (full costing) adalah salah satu konsep
terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan
produk.
laporan tersebut.
Produksi yang terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja
42):
variabel
pokok persediaan).
dikeluarkan.
26
2. Sistem Tradisional
1) Fungsi produksi
2) Fungsi pemasaran
bruto untuk menghitung laba bersih usaha. Oleh karena itu, dalam
Overhead Pabrik tidak dapat diobservasi secara fisik. Oleh karena itu,
persentase dari Biaya Bahan Baku, persentase dari Biaya Tenaga Kerja
Langsung.
1) Mudah diterapkan
Produksi.
2) Mudah diaudit
teknologi stabil dan keterbatasan produk. Biaya Bahan Baku dan Biaya
dasar pembebanan dapat berupa jam kerja langsung, jam mesin, jam
Biaya Sumber
Tahap
Pertama
Cost Pool:
Tahap
Kedua
Objek Biaya
1) Produk tunggal
per unit adalah sebesar total Biaya Overhead Pabrik dibagi dengan
berikut:
jumlah unit yang diproduksi yang diukur dalam jam kerja tenaga
kerja langsung, jam mesin atau harga bahan. Namun, masalah yang
2 sebagai berikut:
a) Tarif tunggal
Cost Driver tunggal yang dipilih adalah jam mesin, maka tarif
sebagai berikut:
= Rp648.000,00 : 60.000JM
= Rp10,80 per JM
produk.
b) Tarif departemen
= Rp354.000,00 : 40.000 JM
= Rp8,85 per JM
adalah sistem yang terdiri atas dua tahap yaitu pertama melacak biaya
berikut:
timbulnya biaya.
1) Cost is caused
tentang aktivitas.
Sumber Cost
Aktivitas Customer
Daya Object
karena biaya aktivitas yang berkaitan dengan level yang berbeda akan
System yaitu:
1) Biaya untuk setiap unit (output unit level) adalah sumber daya yang
level ini adalah hubungan sebab akibat dengan setiap unit yang
dihasilkan.
42
Based Costing System maka keputusan yang akan diambil oleh pihak
manajemen akan lebih baik dan tepat. Hal ini didasarkan bahwa
tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini berkaitan erat dengan
titik impas (break even point) atas produk yang bervolume rendah.
1) Alokasi
2) Periode-periode akuntansi
secara total.
aktivitas.
48
produk.
1) Biaya pengukuran
bagaimana biaya terjadi atau dapat juga dikatakan sebagai cara untuk
Tradisional.
3) Diversitas produk
unit dan nonunit dengan rasio yang relatif sama, berarti diversitas
51
Sistem Tradisional.
System
sebagai berikut:
driver-driver sumber.
sebagai berikut:
berikut:
yang digunakan oleh produk secara lebih akurat dan dapat membantu
Biaya Sumber
Tahap
Pertama
Cost Pool:
Objek Biaya
Harga Pokok Produk (Studi kasus pada CV. Berkat Abadi Yogyakarta).
penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah bahwa dalam penelitian
penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah bahwa dalam penelitian
meningkatkan efisiensi.
System memberikan laba yang lebih besar dibandingkan dengan tarif yang
dengan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah bahwa dalam
C. Kerangka Berpikir
digunakan untuk memproses suatu barang atau jasa hingga selesai dalam suatu
membebankan biaya pada produk sebesar biaya produksinya. Oleh karena itu,
dalam Sistem Tradisional biaya produknya terdiri dari tiga elemen yaitu:
Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL), Biaya
Overhead Pabrik (BOP). Pembebanan Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga
System terdiri dari dua tahap yaitu prosedur tahap pertama dan prosedur tahap
kelompok (Pool Rate). Tahap kedua untuk menentukan Harga Pokok Produksi
yaitu biaya untuk setiap kelompok Biaya Overhead Pabrik dilacak ke berbagai
jenis produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang
61
Sistem Tradisional.
D. Paradigma Penelitian
Perijinan penelitian
Melakukan penelitian
Dokumentasi
Hasil penelitian
62
E. Pertanyaan Penelitian
5. Apa saja Cost Driver yang tepat sebagai dasar pembebanan Biaya
Overhead Pabrik pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang?
Costing System pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang?
BAB III
METODE PENELITIAN
Patal Secang, yang beralamat di Jl. Raya Secang, Kotak Pos No.2, Secang,
B. Desain Penelitian
(Moh. Pabundu Tika, 2006:10). Desain penelitian ini adalah studi kasus
kondisi saat ini dari subyek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan.
2002:26).
64
pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Obyek penelitian
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa huruf, gambar, diagram dan lain
Dalam hal ini data yang diperlukan adalah data tentang sejarah
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau data yang
tahun 2009.
d. Data biaya pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang
tahun 2009
65
(untuk pemakaian tenaga listrik), jumlah jam mesin, dan luas area
memproses suatu barang baku hingga menjadi barang jadi dalam suatu
2. Sistem Tradisional
biaya lebih banyak sehingga dapat mengukur sumber daya yang digunakan
Pokok Produksi, yaitu data tentang sejarah berdirinya PT. Industri Sandang
biaya yang dikeluarkan perusahaan selama satu periode dan data kuantitas
pemicu biaya.
a. Tahap pertama
level aktivitas.
aktivitas.
b. Tahap kedua
berikut:
Costing System.
menghitung selisihnya.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Umum
eks Perusda Sandang Jawa Tengah ini dilakukan pada tanggal 14 April
Saham (RUPS) luar biasa tanggal 22 Mei 2000, PT. Industri Sandang I
dalam negeri dan luar negeri. Daerah pemasaran dalam negeri antara
1) Visi
2) Misi
lain).
c. Lokasi Perusahaan
sebagai berikut:
1) Segi Teknis
sumur bor.
2) Segi Sosial
urbanisasi.
3) Segi Ekonomis
d. Organisasi
1) Tujuan Organisasi
adalah :
pabrik.
76
2) Struktur Organisasi
a) General Manager
perusahaan.
hubungan perburuhan.
dan keluarganya.
pusat.
c) Bagian Produksi
d) Bagian Teknik
kebutuhan.
pelaksanaan).
tugasnya.
81
e) Bagian Kesehatan
perusahaan.
program KB.
perusahaan.
karyawan.
bidang kesehatan.
82
STRUKTUR ORGANISASI
PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA
UNIT PATAL SECANG
General Manager
Asisten Manager Asisten Manager Asisten Asisten Asisten Manager Asisten Asisten Manager Asisten Manager
Pembukuan Keuangan Manager Manager Pelaksana Manager PPQ Maintenance Teknik
Personalia Umum Produksi
Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior Senior
Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor
Pembukuan APK Verifikasi Kasir Adm Gudang Personalia RT & TU Keamanan Adm QA Pre Spin Spin & Fin Adm & Lab Packing & MTC Pre MTC Spin Rollshop AC, Comp, BKL, Diesel Poliklinik
Pengadaan & Kesra Penjualan Inspecting Spin & Fin Boil/WT & Listrik
Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor
Adm Gudang RT & TU Keamanan Blow & Doffing Lab Packing & MTC Blow Mtc Rollshop AC, Comp, MTC
Pengadaan Chard Inspecting & Carding Scoring BKL, Boil/WT Diesel
RSF & Listrik
Supervisor Supervisor
Supervisor Supervisor
Finishing Bahan Jadi
MTC Bengkel
Finishing Teknik
Supervisor
Adm PPQ
Gambar 4: Struktur Organisasi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang
Sumber: PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang, 2010
83
2. Data Khusus
terdiri dari:
Benang tenun Rayon Carded ini terdiri dari beberapa tipe yaitu:
1) Cotton 30/1
2) Cotton 32/1
3) Cotton 40/1
1) Rayon 30/1
2) Rayon 40/1
3) Rayon 50/1
4) Rayon 60/1
Adapun data produksi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang
diatas adalah:
Sandang Nusantara Unit Patal Secang Tahun 2009, Data Biaya Tenaga
3) Biaya-biaya lain
Unit Patal Secang untuk berproduksi pada tahun 2009 dapat disajikan
Total biaya
No. Jenis biaya
(Rp)
h. Biaya asuransi 6.085.260
i. Biaya pemasaran 5.063.804
Jumlah Biaya Langsung 13.848.818.931
Total 20.363.898.738
Sumber: PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang
Patal Secang tahun 2009, maka dapat diperoleh data pemakaian Biaya
pada Tabel 12. Berikut ini akan disajikan rincian Biaya Overhead
2009:
air dan bahan pembantu lain yang digunakan oleh PT. Industri
b) Biaya energi
KWH.
asuransi ini sesuai dengan luas area pabrik yang digunakan untuk
beroperasi.
i) Biaya pemasaran
sebagai berikut:
B. Analisis Data
penjelasan bahwa PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang belum
92
Produksi. Selama ini PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang
Costing System untuk menghitung Harga Pokok Produksi pada PT. Industri
Overhead Pabrik dengan tarif tunggal terdiri dari dua tahap. Pembebanan
jam kerja dan sebagainya. Pembebanan biaya tahap kedua Biaya Overhead
a. Tahap pertama
per unit
b. Tahap kedua
pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang tahun 2009
sebagai berikut:
diidentifikasi meliputi:
mesin.
asuransi bangunan.
mesin.
penyusutan bangunan.
biaya pemasaran.
tarif per unit Cost Driver. Data Cost Driver pada setiap produk
dikendalikan oleh dua Cost Driver yaitu jumlah unit produksi dan
Driver yaitu luas area yang digunakan. Rincian Cost Pool yang
98
menentukan tarif per unit Cost Driver. Tarif kelompok (Pool Rate)
adalah tarif Biaya Overhead Pabrik per unit Cost Driver yang
tersebut. Tarif per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Pool Rate aktivitas level unit pada PT. Industri Sandang Nusantara
Unit Patal Secang tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 18 sebagai
berikut:
Tabel 18. Pool Rate aktivitas level unit pada PT. Industri
Sandang Nusantara Unit Patal Secang tahun 2009
Jumlah
Cost Pool Elemen BOP
(Rp)
Biaya bahan pembantu 94.183.664
Cost Pool 1
Biaya penyusutan mesin 1.764.984.292
Jumlah biaya 1.859.167.956
Jam unit produksi 13.897 unit
Pool Rate 1 Rp 133.781,96
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Jumlah
Cost Pool Elemen BOP
(Rp)
Cost Pool 2 Biaya energi 6.620.881.496
Jumlah biaya 6.620.881.496
Jumlah KWH 11.052.000 KWH
Pool Rate 2 Rp 599,07
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Nusantara Unit Patal Secang tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel
19 sebagai berikut:
Tabel 19. Pool Rate aktivitas level batch pada PT. Industri
Sandang Nusantara Unit Patal Secang tahun 2009
Jumlah
Cost Pool Elemen BOP
(Rp)
Biaya tenaga kerja tak langsung 3.632.676.197
Cost Pool 3
Biaya pemeliharaan mesin 403.455.418
Jumlah biaya 4.036.131.615
Jam inspeksi 255.844, 25 Jam
Pool Rate 3 Rp 15.775, 74
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
sebagai berikut:
100
Tabel 20. Pool Rate aktivitas level produk pada PT. Industri
Sandang Nusantara Unit Patal Secang tahun 2009
Jumlah
Cost Pool Elemen BOP
(Rp)
Cost Pool 4 Biaya pemasaran 5.063.804
Jumlah biaya 5.063.804
Unit produk 13.897 unit
Pool Rate 4 Rp 364,38
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Pool Rate aktivitas level fasilitas pada dapat dilihat pada Tabel 21
sebagai berikut:
Tabel 21. Pool Rate aktivitas level fasilitas pada PT. Industri
Sandang Nusantara Unit Patal Secang tahun 2009
Jumlah
Cost Pool Elemen BOP
(Rp)
Biaya pemeliharaan bangunan 352.894.800
Cost Pool 5 Biaya penyusutan bangunan 968.594.000
Biaya asuransi bangunan 6.085.260
Jumlah biaya 1.327.574.060
Luas area 40.240 m2
Pool Rate 5 Rp 32.991,4
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Tabel 22. Pembebanan BOP dengan Activity-Based Costing System pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit
Patal Secang tahun 2009
Level Cost Cotton 30/1 Cotton 40/1 Rayon 30/1 Jumlah
Proses pembebanan
aktivitas Driver (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
133.781,9612.658 1.693.412.049,68
Unit
133.781,9610 1.337.819,6
produk
133.781,961.229 164.418.028,84 1.859.167.898,12
Unit
599,0710.093.092 6.046.468.624,44
KWH 599,077.410 4.439.108,7
599,07951.498 570.013.906,86 6.620.921.640,00
Total aktivitas level unit 8.480.089.538,12
15.775, 74251.062,5 3.960.696.723,75
Jam
Batch 15.775, 7429,75 469.328,265
inspeksi
15.775, 744.752 74.966.316,48 4.036.132.368,49
Total aktivitas level batch 4.036.132.368,49
364,3812.658 4.612.332,04
Unit
Produk 364,3810 3.643,8
produk
364,381.229 447.823,02 5.063.798,86
Total aktivitas level produk 5.063.798,86
32.991,436.460 1.202.866.444
Luas
Fasilitas 32.991,4149 4.915.718,6
area
32.991,43.631 119.791.773,4 1.327.573.936
Total aktivitas level fasilitas 1.327.573.936
Total BOP 12.908.056.163,9 11.165.618,97 929.637.848,6 13.848.859.631,47
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Berdasarkan pembebanan Biaya Overhead Pabrik yang telah
Patal Secang Tahun 2009 dapat disajikan pada Tabel 23 sebagai berikut:
Hasil perhitungan Harga Pokok Produksi per unit pada tahun 2009
102
103
Based Costing System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk
Cotton 30/1 dan Cotton 40/1, sedangkan produk Rayon 30/1 memberikan
hasil yang lebih kecil. Selisih untuk Cotton 30/1 sebesar Rp23.222,00 dan
C. Pembahasan
Produksi PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang adalah dengan
pada tahun 2009 diperoleh hasil Harga Pokok Produksi untuk Cotton 30/1
System terdiri dari dua tahap yaitu prosedur tahap pertama dan prosedur
yang lebih banyak, oleh karena itu Activity-Based Costing System mampu
menentukan hasil yang lebih akurat dan tidak menimbulkan distorsi biaya.
menunjukkan hasil yang lebih besar dari Sistem Tradisional adalah produk
jual produk.
105
Based Costing System pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
Secang
System memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada Rayon 30/1.
System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk Cotton 30/1 dan
Cotton 40/1, sedangkan produk Rayon 30/1 memberikan hasil yang lebih
hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja yaitu jumlah unit produksi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penulis di PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang, maka dapat
dua tahap. Tahap pertama adalah menelusuri biaya dari sumber daya ke
Costing System diperoleh hasil Harga Pokok Produksi untuk Cotton 30/1
B. Saran
a. Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
yang relatif lebih besar daripada Harga Pokok Produksi dengan Sistem
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. (2000). Manajemen
Biaya dengan Tekanan Stratejik. Jakarta: Salemba Empat.
Carter, William K. dan Milton F. Usry. (2006). Cost Accounting. Jilid 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah. (2009). Akuntansi Biaya, Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Empat.
Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. (2006). Akuntansi
Manajerial. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
Hongren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. (2006). Akuntansi
Biaya Pendekatan Manajerial, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Moh. Pabundu Tika. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
111
112
Rizki Yudhitia Nufus. (2007). ABC System sebagai Alternatif Penentuan Tarif
Kamar di Hotel Bahari Tegal. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.