Cyber Law
Cyber Law
Ruang lingkup dari Cyber Law meliputi hak cipta, merek dagang,
fitnah/penistaan, hacking, virus, akses Ilegal, privasi, kewajiban pidana,
isu prosedural (Yurisdiksi, Investigasi, Bukti, dll), kontrak elektronik,
pornografi, perampokan, perlindungan konsumen dan lain-lain.
Aspek hak milik intelektual di mana ada aspek tentang patent, merek
dagang rahasia yang diterapkan, serta berlaku di dalam dunia cyber.
Dunia Internet merupakan sebuah tempat dimana kita hidup secara maya (virtual, digital).
Di dunia ini kita dapat melakukan beberapa kegiatan yang mirip dengan kegiatan di dunia
nyata (real space). Kita dapat melakukan perniagaan (commerce) atau sekedar untuk
sosialisasi. Dunia maya ini juga memiliki aturan yang kita definisikan bersama. Aturan ini
ada yang sama dan ada yang berbeda dengan aturan yang ada di dunia nyata dikarenakan
hukum-hukum fisika tidak berlaku di dunia ini.
Dua orang yang secara fisik berada di tempat yang jaraknya ribuan kilometer dapat berada di
ruang virtual yang sama. Aturan yang sama antara lain sopan santun dan etika berbicara
(menulis), meskipun kadang-kadang disertai dengan implementasi yang berbeda. Misalnya
ketika kita menuliskan email dengan huruf besar semua, maka ini menandakan kita sedang
marah.
Sama ketika kita berbicara dengan berteriak-teriak, maka kita dianggap sedang marah.
(Padahal mungkin saja karakter kita memang begitu.) Semua ini memiliki aturan yang
didefinisikan bersama. Pengguna Internet Indonesia saat ini diperkirakan baru mencapai 1,5
juta orang. Jumlah ini masih sedikit dibandingkan dengan jumlah pengguna Internet di negara
lain yang jumlah penduduknya juga banyak. Namun jumlah yang sedikit ini memiliki
keuntungan dimana kita dapat mulai menata aturan dunia cyber Indonesia ini dengan baik.
Tidak ada alasan bahwa enataan tidak dapat dilakukan karena jumlah penduduknya sudah
banyak, seperti yang kita alami di dunia nyata di Indonesia. Tukang bajak internet, pencuri
rekening seseorang yang tersimpan di bank, tukang mengacak sistem komputer dan jaringan.
Begitulah sebagian besar yang diketahui oleh orang mengenai tentang hacker. Akan tetapi,
dalam situs webopedia.com yang merupakan situs kamus global, hacker merupakan sesorang
atau kumpulan orang yang sangat antusias terhadap komputer, atau seseorang yang ahli
terhadap komputer dengan mempelajari bahasa pemrograman dan sistem komputer. Akan
tetapi, dalam pengertian tersebut sudah menyimpang dengan adanya pergeseran yang
diakibatkan fakta fakta yang terjadi tidak sesuai dengan kenyataannya. Hacker itu sendiri
mempunyai lima ciri yakni, gemar mempelajari detil sistem komputer dan bahasa
pemrograman, dapat mempelajari pemrograman dengan cepat, gemar melakukan praktek
pemrograman dibanding berteori, mahir dalam sistem operasi tertentu, dan menghargai hasil
kerja dari hacker lainnya yang dianggap berhasil. (Eric Raymond , The New Hackers
Dictionary : 2003 ) Masalah kejahatan dunia maya (Cyber Crime ) memang sudah melekat
erat dengan seseorang yang disebut dengan hacker . Dikarenakan orang orang yang berbuat
kejahatan dunia maya tersebut merupakan orang yang memiliki criteria sebagai seorang
hacker.
Tipe tipe dari para pelaku kejahatan di dunia maya umumnya tipe mereka diambil dari cara
kerja dan tujuan mereka dalam melakukan tindakan perilaku yang menyimpang. Namun
dalam perkembangannya, pengertian hacker ini menjurus ke arah yang lebih negatif.
Karenanya , istilah pun bertambah untuk membedakan yang satu dengan yang lain yakni ada
cracke , phreaker , dan carder.
A. Cracker
Merupakan seseorang yang masuk secara illegal ke dalam system komputer. Istilahnya
cracker ini merupakan para hacker yang menggambarkan kegiatan yang merusak dan bukan
hacker pada pengertian sesungguhnya. Hacker dan Cracker mempunyai proses yang sama
tapi motivasi dan tujuan yang berbeda. Cracker adalah hacker yang merusak , oleh sebab itu
istilah hacker menjadi buruk di masyarakat bahkan sekarang ada dinamakan white hacker dan
black hacker.
B. Phreaker
Ditinjau dari tujuannya, phreaker merupakan seseorang yang melakukan tindakan kejahatan
terhadap jaringan telepon misalnya menyadap jaringan telepon seseorang atau badan
pemerintahan dan menelpon interlokal gratis. Pada tahun 1971, seorang veteran perang
Vietnam bernama John Draper menemukan cara menelpon jarak jauh , tanpa mengeluarkan
biaya. Triknya adalah dengan menggunakan sebuah peluit, yang menghasilkan suara kurang
lebih 2600 mhz saat menelpon. Dari sinilah istilah phreaker mulai dikenal. Ada satu hal yang
menarik dari phreaker, yang mana pada kenyataannya phreaker tidak hanya beredar di luar
saja, akan tetapi di dalam lingkup kota Bau Bau, banyak phreaker yang sangat meresahkan
pihak jasa telekomunikasi. Faktanya, sekitar tahun 1997, mahasiswa mahasiswa kota Bau
Bau yang melanjutkan pendidikan di kota kota besar seperti Jakarta , Bogor, Bandung,
Jogja, Surabaya dan Malang berhasil melakukan tindakan kejahatan layaknya seorang
phreaker yakni dengan melakukan penggandaan dari kartu telepon yang sering digunakan
untuk menelpon interlokal. Sebagai contoh, kartu telepon yang memiliki kapasitas 100 pulsa
digandakan 2 kali lipat menjadi 200 pulsa, dan seterusnya. Hal inilah yang menurut peneliti
juga termasuk dalam kriteria phreaker.
C. Carder
Merupakan kelompok orang yang melakukan tindakan kejahatan dengan melakukan
manipulasi nomor kartu kredit orang lain dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi.
Sejarah yang paling fenomenal adalah seorang carder yang bernama Kevin Mitnick
melakukan manipulasi kartu kredit sebanyak 2000 nomor kartu kredit. Pada awal tahun
2000 , ketakutan akan kelemahan program yang disebut dengan Y2K membuat tindakan para
black hacker semakin menjadi. Y2K itu merupakan program digit komputer yang mana
sampai tahun 1999, seluruh program komputer diaktifasi dari tahun 1901 1999 sehingga
memasuki tahun 2000 semua sistem komputer harus merubah format digitnya. Berbagai virus
dan tindakan para hacker untuk menyerang semakin ganas.
Undang - Undang Cyber Law Indonesia (ITE)
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG
UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR . TAHUN . TENTANG INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan yang harus
senantiasa
tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi di masyarakat;
b. bahwa globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan
Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional sehingga pembangunan Teknologi
Informasi dapat dilakukan secara optimal, merata, dan menyebar ke seluruh lapisan
masyarakat
guna mencerdaskan kehidupan bangsa;
c. bahwa perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi yang demikian pesat telah
menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara
langsung telah memengaruhi lahirnya bentukbentuk perbuatan hukum baru;
d. bahwa penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi harus terus dikembangkan untuk
menjaga, memelihara, dan memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional berdasarkan
Peraturan Perundangundangan demi kepentingan nasional;
e. bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi berperan penting dalam perdagangan dan
pertumbuhan perekonomian nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
f. bahwa pemerintah perlu mendukung pengembangan Teknologi Informasi melalui
infrastruktur
hukum dan pengaturannya sehingga pemanfaatan Teknologi Informasi dilakukan secara aman
untuk mencegah penyalahgunaannya dengan memperhatikan nilainilai agama dan sosial
budaya masyarakat Indonesia;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c,
huruf d, huruf e, dan huruf f perlu membentuk UndangUndang tentang Informasi dan
Transaksi
Elektronik;
Mengingat :
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANGUNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
ELEKTRONIK.