Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PROGRAM REHABILITASI EKS LAHAN


TAMBANG
Dengan Bambu Petung (Dendrocalamus Asper)
Sebagai Tanaman Revegetasi

Disusun oleh:

Bagus Wijanarto, ST
WAMA BAMBOO

OFFICE WORKSHOP

Jl. Raya Kajongan 413, Jenggolo, Bumi Agribis Kadutan


Jenu
Mlangi, Widang
Tuban Jawa Timur Tuban Jawa Timur
Telp. / Fax: 0356-712311

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................2

PENDAHULUAN.................................................................................................3

MANFAAT..........................................................................................................4

SASARAN KEGIATAN.........................................................................................4

TINJAUAN BAMBU SEBAGAI MEDIA REVEGETASI..............................................5

UMUM............................................................................................................5

ANALISA KOMPARASI.....................................................................................6

JENIS BAMBU DI INDONESIA..........................................................................6

BAMBU PETUNG (DENDROCALAMUS ASPER)................................................7

METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA................................................................8

TAHAP PERSIAPAN.........................................................................................8

TAHAP TANAM...............................................................................................9

TAHAP PERAWATAN.......................................................................................9

TIME SCHEDULE PENANAMAN BAMBU........................................................11

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)...........................................................12

ANGGARAN PADA TAHUN PERTAMA.............................................................12

PROSES PANEN DAN PERHITUNGAN EKONOMI...............................................15

PROSES PANEN...........................................................................................15

PERHITUNGAN EKONOMI.............................................................................16

LAMPIRAN......................................................................................................17

2
PENDAHULUAN

Pertambangan dengan teknik penambangan terbuka (open pit mining)


telah menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Kegiatan ini
menimbulkan perubahan bentang alam yang meliputi topografi, vegetasi,
hidrologi dan kerusakan tubuh tanah. Karena hal itu maka dalam UU No.
4/2009 pasal 96 ayat C dan PP No.78 tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pasca Tambang pada pasal 2 ayat 1 dan 2, serta Permen ESDM No. 18/2008
telah disebutkan keharusan pelaku tambang untuk melakukan reklamasi
lahan bekas tambang.

Reklamasi/rehabilitasi lahan merupakan kegiatan memperbaiki lahan


pasca penambangan untuk mengembalikan fungsi-fungsi ekologis, ekonomi
sosial dan lingkungan hidup pasca kegiatan pertambangan. Kegiatan
reklamasi ini meliputi restrukturisasi tanah, pengaturan system
drainasse/pematusan, perbaikan kualitas sumberdaya air dan revegetasi.

Kegiatan revegetasi merupakan solusi utama yang sangat diperlukan


dalam mengatasi kerusakan lingkungan hidup akibat pertambangan, dan
merupakan langkah awal dalam mengembalikan serta memperbaiki kondisi
struktur tanah (restrukturisasi). Adanya revegetasi bertujuan untuk
memulihkan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah. Namun karena kondisi
lahan pasca tambang yang telah rusak sehingga banyak kendala yang
dihadapi dalam kegiatan ini, diantaranya adalah kondisi tanah sangat
marginal, bahan organiknya sangat sedikit, jumlah mikroorganisme tanah
potensial sangat minim, dan kandungan hara sangat rendah sehingga sangat
sulit ditanami. Karena itu diperlukan pemilihan jenis tanaman yang mampu
tumbuh pada kondisi lingkungan tanah yang ekstrim di area bekas
pertambangan tersebut.

Bambu termasuk keluarga gramineae (rumput-rumputan) yang dapat


tumbuh dengan baik di semua jenis tanah dan ketinggian (03000 mdpl).
Bambu mampu bertahan hidup pada kondisi ekstrim, bahkan tanaman ini
masih dapat hidup setelah terbakar. Selain itu, bambu juga merupakan
tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi. Jenis tertentu mempunyai
kecepatan tumbuh mencapai 100 cm dalam waktu 24 jam. Karena itu bambu
sangat tepat digunakan sebagai revegetasi untuk reklamasi lahan.

3
MANFAAT

Bambu merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Ekologi
a. Media Revegetasi.
b. Memperbaiki kualitas air asam.
c. Memperbesar daerah tangkapan air (Drainase). Bambu mampu
menyerap air 240% lebih banyak dari pada pinus (Garland, 2004)
d. Penyedia oksigen. Bambu melepas oksigen 35% lebih banyak daripada
tanaman jati (Bareis, 1998).
e. Pengendali erosi. Dengan hidup berkoloni (rumpun), bambu mampu
menahan banjir bandang. Akarnya yang kuat dapat menahan erosi.
2. Manfaat Sosial Ekonomis
a. Perumahan. Batang bambu biasa digunakan untuk konstruksi
bangunan.
b. Makanan. Rebung bambu kaya akan serat, vitamin dan mineral. Setiap
10 gr rebung mengandung 533 mg kalium. Untuk mengurangi resiko
stroke, setidaknya diperlukan 400 mg Kalium/hari.
c. Bahan bakar. Bambu dapat diolah menjadi arang dan kapsul yang
memiliki kalori tinggi untuk keperluan bahan bakar industri.
d. Industri dan kerajinan. Banyak sekali hasil kerajinan yang bisa
dihasilkan dari bambu, diantaranya anyaman, tas, hiasan dinding dan
lain-lain. Selain itu, bambu juga telah banyak diolah dalam industri.
Produk-produk yang dihasilkan antara lain kertas, sumpit, tusuk sate,
tusuk gigi, papan laminasi dan lain sebagainya.
e. Pariwisata lingkungan hidup (eco-wisata) Dengan penataan dan tata
kelola yang baik, area kebun/hutan bambu bisa menjadi tempat pilihan
menarik bagi wisatawan (rekreasi dan edukasi).

SASARAN KEGIATAN

Sasaran dari kegiatan program reklamasi/rehabilitasi lahan bekas


tambang adalah seluruh area lahan bekas tambang di wilayah kabupaten
Tuban.

4
TINJAUAN BAMBU SEBAGAI MEDIA REVEGETASI

UMUM

Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia,


dilaporkan dapat tumbuh 100 cm dalam 24 jam. Namun laju pertumbuhan ini
amat ditentukan dari kondisi tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju
pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 310 cm per hari. Bambu
pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous, di wilayah
yang kini disebut dengan Asia. Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat
tumbuh hingga melebihi 30 m tingginya, dan bisa mencapai diameter batang
1520 cm. Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga ketinggian
beberapa cm saja (wikipedia.org/wiki/Bambu).

Bambu termasuk dalam keluarga rumput-rumputan, yang dapat


menjadi penjelasan mengapa bambu memiliki laju pertumbuhan yang tinggi.
Hal ini berarti bahwa ketika bambu dipanen, bambu akan tumbuh kembali
dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem. Tidak seperti pohon, batang
bambu muncul dari permukaan dengan diameter penuh dan tumbuh hingga
mencapai tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4
bulan). Selama beberapa bulan tersebut, setiap tunas yang muncul akan
tumbuh vertikal tanpa menumbuhkan cabang hingga usia kematangan
dicapai. Lalu, cabang tumbuh dari node dan daun muncul. Di tahun
berikutnya, dinding batang yang mengandung pulp akan mengeras. Di tahun
ketiga, batang semakin mengeras, hingga tahun ke lima. Bambu efektif
dipanen ketika berusia antara tiga hingga tujuh tahun. Bambu tidak akan
bertambah tinggi atau membesar batangnya setelah tahun pertama, dan
bambu yang telah runtuh atau dipanen tidak akan digantikan oleh tunas
bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.

5
ANALISA KOMPARASI

Pemilihan bambu sebagai tanaman revegetasi untuk eks lahan


tambang adalah berdasarkan perbandingan berikut.

Tabel 1. Komparasi bambu dengan sengon dan mahoni

ITEM KOMPARASI Bambu Sengon Mahoni


Pola hidup Koloni Tunggal Tunggal
Bentuk akar Serabut rimpang Tunjang Tunjang
Cara pengembangan bibit Vegetatif* Generatif Generatif
Rasio pertumbuhan
baik untuk segala
terhadap kondisi lahan kurang baik cukup baik
kondisi
ekstrim
Biaya perawatan rendah tinggi cukup tinggi
Rasio pertumbuhan
sangat panjang (30 tergantung tergantung
terhadap waktu peremajaan
th lebih) panen panen
bibit
Interval waktu pemanenan 3-4 thn** 5 thn 20 thn
Pola pemanenan kontinyu diskontinyu diskontinyu
Variasi Hasil olahan Sangat variatif kurang variatif variatif

Keterangan:

*. Telah dikembangkan cara pembibitan vegetatif kultur jaringan untuk


bambu.

**. Khusus untuk bahan konstruksi, sedangkan jika untuk hasil rebung
interval 1 minggu.

JENIS BAMBU DI INDONESIA

Jenis-jenis bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159


spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar
88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik.

Berikut beberapa jenis (species) bambu yang terkenal di Indonesia:

6
- Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
- Bambusa blumeanaBl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan
Nusa Tenggara.
- Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di
Jawa.
- Bambusa horsfieldii munro. (Bambu Embong) di Jawa.
- Bambusa maculate. (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.
- Bambusa vulgaris schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring
Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku.
- Dendrocalamus asper. (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Bali, dan Sulawesi.
- Dendrocalamus giganteus munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
- Gigantochloa apus kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa.
- Gigantochloa atroviolacea. (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong)
di Jawa.
- Gigantochloa atter. (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi
Ater; Awi Kekes) di Jawa.
- Gigantochloa achmadii widjaja. (Buluh Apus) di Sumatera.
- Gigantochloa hasskarliana. (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan
Bali.
- Gigantochloa kuring. (Awi Belang) di Jawa.
- Gigantochloa manggong widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa.
- Gigantochloa pruriens. (Buluh Rengen) di Sumatera.
- Gigantochloa psedoarundinaceae. (Bambu Andong; Gambang Surat;
Peri) di Jawa.
- Gigantochloa ridleyiHoltum. (Tiyang Kaas) di Bali.
- Gigantochloa robustaKurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera,
Jawa, dan Bali.

BAMBU PETUNG (DENDROCALAMUS ASPER)

Bambu Petung merupakan jenis bambu yang relatif paling kokoh,


keras, dengan serat besar. Berdiameter 10-15 cm, tebal 50 mm, jarak antar
ruas 40-60 cm, dan panjang batang bisa mencapai 20-25 m, bahkan lebih.
Karena relatif paling besar, bambu petung/betung biasa dipakai sebagai
elemen struktur bangunan (propertytoday.co.id/mengenal jenis bambu).

Ada dua jenis bambu petung yang umum ditemui di Indonesia yaitu
bambu petung hitam dan bambu petung hijau. Ciri dari bambu petung :
- Tingginya mencapai 25 meter
- Ditemui hampir diseluruh Indonesia
- Diameternya sektiar 16 cm

7
Bambu petung dapat dijadikan struktur atau pondasi bangunan.
Bambu dimasukan dalam kolom struktur, diberi tulangan dan dicor beton.

Bambu petung dapat dijadikan sebagai reng (penyangga genteng) dan


tulang bangunan. Pada dinding dengan lebar lebih dari 20 cm, bambu
petung dapat dijadikan sebagai penyangga atau tiang bangunan
(wawasanproperty.blogspot.com/2012/02/bambu).

METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA

TAHAP PERSIAPAN

1. Survey lokasi
Meliputi survey luas lahan yang akan ditanami bambu sehingga
didapat jumlah bibit yang perlu disiapkan, jenis tanah, topografi tanah,
serta kadar kandungan air di area yang akan ditanami .

2. Persiapan lahan
Sebelum ditanami tanah harus dibersihkan dari semak belukar. Tinggi
babatan rata dengan tanah.

3. Penyiapan ajir
Ajir dibuat dari belahan bambu atau bahan lain yang lurus dan kuat,
berukuran panjang 150 cm dan tebal 2 cm.

4. Penentuan jarak tanam


Pengaturan jarak tanam sangat penting untuk mendapatkan
produktivitas yang tinggi dan mudah melakukan
pemanenan/penebangan. Jarak tanam bambu yang dianjurkan adalah
5 x 5 meter. Setiap titik yang sudah ditentukan, ditancapkan ajir yang
kuat agar tidak mudah roboh atau lepas.

5. Penyiapan pupuk organik (pupuk kandang/kompos)


Pupuk organik sangat membantu pertumbuhan bibit bambu. Pupuk
organik (kandang/kompos) didapat dari komposan kotoran hewan
ternak atau daun-daunan. Setiap lubang tanam memerlukan 5 kg
pupuk kandang/kompos.

6. Pembuatan lubang tanam

8
Lubang tanam dibuat dengan ukuran diameter 50 cm dan kedalaman
50 cm. Setelah itu lubang diisi dengan pupuk kandang/kompos. Ajir
kemudian dipasang kembali sebagai tanda.

9
TAHAP TANAM

1. Waktu tanam
Bambu bisa ditanam dalam kondisi cuaca apapun. Meskipun demikian,
penanaman bambu lebih baik dilakukan pada musim hujan yaitu bulan-
bulan Desember, Januari dan paling lambat bulan Pebruari.

2. Penanaman bibit hasil kultur jaringan


Bibit hasil kultur jaringan dimasukan dalam lubang tanam kemudian
diurug tanah galian, dipadatkan, disiram air dan dipasang ajir sebagai
penguat.

TAHAP PERAWATAN

1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati. Kegiatan
penyulaman tidak dapat ditunda-tunda dan dilakukan kontrol setiap
bulan. Jika penyulaman dilakukan berlarut-larut maka pertumbuhan
bibit sulaman akan terhambat karena akan tertutupi oleh tanaman
sekitar.

2. Penyiangan
Penyiangan dikerjakan dengan membersihkan rumput di sekitar.
Kegiatan penyiangan dilakukan pada tanaman bambu berumur 12
tahun dengan frekuensi 2 kali setahun yaitu awal dan tengah musim
hujan masing-masing bulan Oktober dan Maret.

3. Babat semak
Pada umur 12 tahun akan tumbuh semak belukar/alang-alang di
sekitar rumpun bambu, karena itu semak harus dibersihkan. Hasil
babat semak dapat ditumpuk di tempat-tempat tertentu dan setelah
menjadi kompos dapat ditaruh di sekitar tanaman bambu sebagai
pupuk.

4. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk mendapatkan tegakan rumpun bambu
yang rapi, teratur, dan mudah ditebang. Cabang-cabang bambu perlu
dipangkas sampai setinggi 2 meter.

10
5. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bambu ditujukan untuk memelihara
kesuburan tanah. Selain itu, pemupukan ditujukan untuk menstimulir
tunas-tunas batang yang terdapat pada rhizom di dalam tanah dan
mempertahankan produktivitas batang/rumpun. Pupuk diberikan 1
(satu) kali setahun yakni menjelang musim hujan. Pemberian pupuk
dengan cara ditaburkan pada parit sedalam 10 cm yang dibuat
mengelilingi rumpun.

6. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan cara menghilangkan batang yang tidak
dikehendaki. Tujuannya mengatur kerapatan batang dan memperoleh
batang berkualitas. Kegiatan penjarangan bambu pertama kali dapat
dimulai pada umur rumpun 1 (satu) tahun yang ditujukan terhadap
batang pertama (yang sangat kecil) dan batang lain yang rusak atau
tumbuh tidak teratur.

7. Pengaturan drainase
Pembuatan saluran air (drainase) dipelukan untuk memudahkan
perawatan dan pemanenan bambu.

11
TIME SCHEDULE PENANAMAN BAMBU

Tabel 2. Time Schedule Penanaman Bambu


WAKTU
TAHAPAN KEGIATAN
(dalam bulan)
1
TAHAP PERSIAPAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
1
a. Persiapan lahan
b. Penentuan jarak tanam
c. Pembuatan dan pemasangan ajir
d. Persiapan pupuk kandang/kompos
e. Pembuatan lubang tanam
TAHAP TANAM
a. Penanaman bibit
TAHAP PERAWATAN
a. Penyulaman
b. Penyiangan
c. Babat semak
d. Pemangkasan
e. Pemupukan
f. Penjarangan
g. Pengaturan drainase
Pemanenan dilakukan mulai tahun ke-3 dan
TAHAP PANEN
seterusnya

12
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)

ANGGARAN PADA TAHUN PERTAMA

Berikut adalah Rancangan Anggaran Biaya (RAB) penanaman dan perawatan bambu per Hectoare (Ha)
selama 1 tahun pertama.

Tabel 3. Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Penanaman Bambu.

SATUA HARGA
NO ITEM PEKERJAAN SUBJEK JML VOL JUMLAH
N SATUAN
1 TAHAP PERSIAPAN
a. Peralatan Sabit 10 BUAH 35.000,00 1 350.000,00
Cangkul 10 BUAH 50.000,00 1 500.000,00
1.200.000,0
Sepatu Boot 10 PASANG 120.000,00 1
0
Caping 10 BUAH 30.000,00 1 300.000,00
3.000.000, 6.000.000,0
b. Tim Ahli Bambu Tenaga Ahli 2 ORANG 1
00 0
5.000.000, 5.000.000,0
Koordinator 1 ORANG 1
00 0
har
c. Persiapan Lahan (Babat Semak) Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 2 840.000,00
i
har
Mandor 1 ORANG 85.000,00 2 170.000,00
i
d. Pembuatan Ajir Bambu 4 BATANG 20.000,00 1 80.000,00
Tenaga Kerja 2 ORANG 70.000,00 1 140.000,00
har
e. Pembuatan Lubang Tanam Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 2 840.000,00
i
har
Mandor 1 ORANG 85.000,00 2 170.000,00
i

13
f. Persiapan Pupuk Kandang/Kompos dan
Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 1 420.000,00
Penutupan Lubang
Mandor 1 ORANG 85.000,00 1 85.000,00
Pupuk Kandang 2 BAK 200.000,00 400.000,00
5.250.000,0
g. Pengadaan Bibit Bibit Bambu 350 POHON 15.000,00 1
0
Petugas 3.000.000,0 3.000.000,0
h. Adminstrasi dan Perijinan 1 ORANG 1
Pelaksana 0 0
24.745.000
TOTAL BIAYA TAHAP PERSIAPAN
,00
2 TAHAP TANAM
a. Penggalian Lubang dan Penanaman Bibit Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 2 hari 840.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 2 hari 170.000,00
1.010.000,
TOTAL BIAYA TAHAP TANAM
00
3 TAHAP PERAWATAN
a. Penyulaman Tenaga Kerja 2 ORANG 70.000,00 1 140.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 1 85.000,00
b. Penyiangan Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 2 x/th 840.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 2 x/th 170.000,00
c. Babat Semak Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 1 420.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 1 85.000,00
d. Pemangkasan Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 2 x/th 840.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 2 x/th 170.000,00
e. Pemupukan Tenaga Kerja 4 ORANG 70.000,00 1 280.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 1 85.000,00
` Pupuk 4 SAK 150.000,00 1 600.000,00

14
f. Penjarangan Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 1 420.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 1 85.000,00
g. Pengaturan Drainase Tenaga Kerja 6 ORANG 70.000,00 1 420.000,00
Mandor 1 ORANG 85.000,00 1 85.000,00
4.725.000,
TOTAL BIAYA TAHAP PERAWATAN
00
30.480.000
GRAND TOTAL
,00

15
PROSES PANEN DAN PERHITUNGAN EKONOMI

PROSES PANEN

Penerimaan potensial penanaman Bambu Petung ialah dari rebung dan


batangnya. Dalam 1 Ha lahan dapat ditanam 300 bibit bambu yang akhirnya
menjadi 300 rumpun bambu. Tiap rumpun akan dipanen 3 (tiga) rebung per
bulan pada tahun ke-2 dan tahun-tahun selanjutnya. Pada tahun ke-4
batang bambu siap dipanen. Tiap rumpun akan dipanen 12 batang bambu,
sehingga tiap tahunnya akan diperoleh 3600 batang bambu.

Berikut perhitungan biaya panen dan penghasilan yang diperoleh dari


rebung dan batang bambu.

Tabel 4. Biaya Panen Batang Bambu Per Tahun

ITEM HARGA VOLUM


NO SUBJEK QTY SATUAN JUMLAH
PEKERJAAN SATUAN E
Peralatan
50,000.00
1 Panen Sabit Mandau 7 UNIT 1 350,000
Gergaji 7 UNIT 60,000.00 1 420,000
120,000.0
Sepatu Boot 7 PASANG 0 1 840,000
Sarung
5,000.00
Tangan 7 PASANG 1 35,000
Topi 7 UNIT 20,000.00 1 140,000
2 Tim Panen Tenaga Kerja 6 ORANG 70,000.00 2 hari 840,000
Mandor 1 ORANG 85,000.00 2 hari 170,000
2,795,0
TOTAL
00

Tabel 5. Biaya Panen Rebung Bambu Per Tahun

ITEM HARGA VOLUM


NO SUBJEK QTY SATUAN JUMLAH
PEKERJAAN SATUAN E
Peralatan 50,000.0
1 Panen Sabit Mandau 3 UNIT 0 1 150,000
120,000.
Sepatu Boot 3 PASANG 00 1 360,000
Sarung 3
5,000.00
Tangan 3 PASANG 6 x/th 540,000
20,000.0
Topi 3 UNIT 0 1 60,000

16
70,000.0 3 5,040,00
2 Tim Panen Tenaga Kerja 2 ORANG 0 6 x/th 0
85,000.0 3 3,060,00
Mandor 1 ORANG 0 6 x/th 0
9,210,0
TOTAL
00

PERHITUNGAN EKONOMI

Tabel 6. Keuntungan Ekonomis Penanaman Bambu (Ha/Th) selama 30 tahun

Th Penerima
Produksi Harga Jual Penerimaan (Rp) Biaya Hasil
n an total
Ke Btg/H Rbg/H Rp/Bt Rp/R
- a a g bg Batang Rebung (Rp) (Rp) (Rp)
30.480.00 (30.480.00
1 - - 0 0 0 0 0 0 0)
(35.205.00
2 - - 0 0 0 0 0 4.725.000 0)
21.600.0 21.600.0 13.935.00 (27.540.00
3 - 10.800 0 2.000 0 00 00 0 0)
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00
4 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 20.530.000
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00
5 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 68.600.000
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 116.670.00
6 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 164.740.00
7 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 212.810.00
8 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 260.880.00
9 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 308.950.00
10 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 357.020.00
11 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 405.090.00
12 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 453.160.00
13 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 501.230.00
14 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 549.300.00
15 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0

17
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 597.370.00
16 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 645.440.00
17 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 693.510.00
18 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 741.580.00
19 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 789.650.00
20 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 837.720.00
21 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 885.790.00
22 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 933.860.00
23 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 981.930.00
24 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 0
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 1.030.000.
25 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 000
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 1.078.070.
26 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 000
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 1.126.140.
27 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 000
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 1.174.210.
28 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 000
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 1.222.280.
29 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 000
3.60 10.00 36.000.0 28.800.0 64.800.0 16.730.00 1.270.350.
30 0 14.400 0 2.000 00 00 00 0 000
Penghasilan rata-rata per tahun 42.345.000

LAMPIRAN

18
WAMA BAMBOO TEAM:

Bagus Wijanarto, ST. (Koordinator)


Rakhmad Saputra, ST.
Anggoro Cipto I., ST. M.Arch.
Arip Purwanto, ST.
Purwo Handoko, SE.
Panut Isman, ST.
Nyoman Benny Irawan
Indra Gunawan

WISATA HUTAN BAMBU

19

PRODUK
RUMAHOLAHAN
BAMBU
BAMBU

Anda mungkin juga menyukai