Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi Amerika Serikat, Qwest Communication

International mengaku telah memalsukan laporan keuangan. Perusahaan ini memasukkan

angka semu satu milyar dolar dalam pembukuan tiga tahun terakhir. Perusahaan ini adalah

salah satu perusahaan yang diperiksa otorita bursa Amerika, SEC (Securities and Exchange

Commission). Di samping itu juga sedang berlangsung pemeriksaan yuridis mengenai

pemalsuan keuangan tersebut sejak 2002 silam. Kasus ini adalah skandal keuangan baru lagi

yang menerpa Amerika Serikat.

1.2 Maksud dan Tujuan

Setelah membaca hasil analisis dan diskusi ini, diharapkan para pembaca sekalian

khususnya kami sendiri mengerti mengenai kasus kecurangan finansial yang terjadi di Qwest

Communications International. Hasil analisis dan diskusi ini terlampir bersama pembahasan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan

Qwest Communications International, Inc. adalah salah satu operator telekomunikasi

terbesar di Amerika Serikat yang memproduksi layanan lokal di 14 negara bagian barat, yaitu

: Arizona, Colorado, Idaho, Iowa, Minnesota, Montana, Nebraska, New Mexico, North

Dakota, Oregon, South Dakota, Utah, Washington, dan Wyoming. Perusahaan ini

memproduksi penjualan segmen pada tiga produk jasanya, yaitu telepon, internet, dan

televisi. Qwest juga berada dalam naungan Kantor Akuntan Publik terbesar di dunia, Arthur

Andersen yang juga mengaudit Enron dan WorldCom.

2.2 Kronologi Kasus (Sumber : Washington Post, Warta Berita Radio Nederland,

Artikel Sarbanes Oxley Act-SOX/SOA, dan Wikipedia)

2.2.1 Qwest Communications Bukukan Penjualan Secara Tidak Layak

Amerika Serikat (AS) kembali digoyang skandal akuntansi menyusul kasus Enron dan

WorldCom pada tahun 2002 lalu. Adalah Qwest Communications International, Inc. yang

berikutnya berada di bawah penyelidikan federal Amerika Serikat karena membukukan

secara tidak layak US$ 1.16 milyar penjualan dalam kurun tahun 1999-2001. Penjualan yang

dibukukan secara tidak layak itu menyangkut kapasitas optik pada jaringan Qwest demikian

pula penjualan peralatan komunikasi dan pengeluaran tertentu. Qwest yang saat itu menjadi

target penyelidikan kantor federal mau tidak mau harus merevisi proyeksi pendapatan yang

diperkirakan naik hingga US$ 18.4 milyar. Akibat kasus tersebut, harga saham Qwest

Communications International Inc. anjlok sebesar 26 % atau US$ 39 sen pada Senin, 29 Juli
2002. Harga saham Qwest mencapai titik terendah, yakni US$ 1.11 atau anjlok 89 % di

bawah Indeks Telekomunikasi Amerika Utara (XTC). Komisi bursa saham AS beserta SEC

pun turut serta melakukan penyelidikan praktik akuntansi terhadap Qwest Communications.

SEC telah melakukan investigasi terhadap praktek yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Pada Juni 2002, CEO Qwest, Joseph Nacchio dipaksa mundur. Salah satu alasannya

adalah karena ia telah menjual lebih dari US$ 300 juta saham perusahaan selama dia menjadi

bos Qwest. Gugatan-gugatan lain juga ditujukan kepada para petingggi Qwest, termasuk

pendirinya, Philip Anschutz. Gugatan itu bermaksud untuk menarik kembali dana-dana yang

mereka tilap dengan perusahaan, yang mereka dapatkan lewat kerja sama dengan analis

saham di Wall Street. Mereka diduga telah bekerja sama dengan analis dengan tujuan agar

analis memberikan ulasan menarik soal perusahaan, sehingga harga saham perusahaan

melambung tinggi saat mulai menjual sahamnya di Wall Street, bursa utama di AS.

Analis yang dimaksud adalah Jack Grubman, dia adalah ahli di bidang investment

banker dari Salomon Smith Barney. Pimpinan Qwest dituduh telah menikmati kekayaan

pribadi lewat kerja sama dengan perusahaan penjamin saham (underwriter) Salomon Smith

Barney tersebut. Salomon Smith Barney juga bergerak di bidang konsultan manajemen, dan

perusahaan, saham, serta jasa konsultasi lainnya. Lewat analisa yang dihembuskan Salomon

ke pasar, Qwest meminta agar harga sahamnya melambung, sehingga menguntungkan

perusahaan.

Hal inilah yang menjadi sasaran investigasi SEC karena diduga Qwest sedang dalam

upaya memanipulasi penggelembungan pendapatan secara tidak benar dalam pembukuan

pendapatannya. Investigasi juga difokuskan pada swap atau perdagangan yang dilakukan

Qwest, yang sebenarnya tidak diperlukan, namun untuk membuat volume penjualan terlihat

lebih tinggi.
Pernyataan Qwest yang ditujukan kepada kreditornya pun juga akan menghadapi

pemeriksaan kriminal oleh Departemen Peradilan AS. Ini dapat membahayakan beberapa

perjanjian utang yang mensyaratkan untuk menjaga rasio tertentu utang terhadap EBITDA

(Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization). Menurut Agen Pemeringkat

Utang, Standard and Poors, Qwest memiliki US$ 26.6 milyar utang per tanggal 31 Maret

2002 dan US$ 6.5 milyar di antaranya akan jatuh tempo pada Mei 2003-2004. Namun,

pejabat keuangan Qwest menegaskan perusahaan cukup solven untuk menanggung utang

yang akan jatuh tempo tersebut, padahal sebenarnya tidak.

2.2.2 Upaya Qwest Memperbaiki Kesalahan

Pada 15 Juli 2002, Qwest berjanji akan segera merilis kembali laporan keuangan

tahun buku 1999 sampai 2001. Qwest berjanji akan melakukan penghitungan ulang nilai

penjualan di jaringan optik, peralatan komunikasi, dan beberapa pengeluaran lainnya. Selama

priode 1999 sampai 2001 tersebut, perusahaan komunikasi yang beroperasi di 14 negara

bagian dari Minnesota hingga Washington ini mengaku telah membuat kesalahan pada pos

pendapatan dan pos lainnya sebesar US$ 1.16 milyar. Di samping itu, mereka juga

mengumumkan bahwa mereka sedang menghadapi investigasi pidana dan sedang berusaha

keras menjual asetnya sebelum akhir tahun ini untuk membayar utangnya sebesar US$ 26.6

milyar.

Pada tahun 2002, sebenarnya Qwest akan menangguk pendapatan yang diperkirakan

mencapai US$ 18.4 milyar. Namun, di wilayah operasinya yang mencakup 14 negara bagian

tersebut saat itu sedang menderita penurunan permintaan seiring dengan mengendurnya

perekonomian.
Pada 23 September 2002, Qwest membuat kesepakatan dengan Verizon Wireless, Inc.

untuk menjual unit teleponnya senilai US$ 1 milyar. Kesepakatan ini dibuat untuk

mengurangi beban Qwest senilai US$ 26.6 milyar tersebut. Dilema Qwest semakin

bertambah manakala Chief Executive Officer Qwest, Richard Notebaert di New York pada

pertemuan dengan para investor berencana akan menjual bisnis nirkabel Qwest dengan harga

yang tepat pada Verizon. Qwest yang berusaha terhindar dari kebangkrutan, pada Agustus

2002 bersedia menjual operasi yellow pages senilai US$ 7.05 miliar. Perusahaan itu harus

menjual lebih banyak aset lagi untuk mengurangi beban utangnya dan untuk mengatasi

anjloknya permintaan jaringan sambungan langsung jarak jauh. Qwest juga harus bisa

mengatasi hilangnya kepercayaan investor karena pejabat-pejabat federal tengah menyelidiki

kinerja keuangan perusahaan.

2.3 Aktor-Aktor Lain di Balik Kronologi

Jaksa pada negara bagian Denver, USA tidak berhasil untuk menghukum 4 (empat)

orang yang menduduki manajemen menengah pada perusahaan Qwest yang dituduh

menyembunyikan pendapatan perusahaan senilai US$ 34 juta, yaitu : Grant Graham, CFO

dari Qwest Global Business Unit; Bryan Treadway, Controller Assistant; Thomas Hall,

Senior Vice President; dan John Walker, Vice President. Masing-masing dituduh terlibat

dalam 11 jenis kejahatan, antara lain menyangkut konspirasi, kecurangan menyangkut saham,

dan membuat laporan keuangan palsu.


LAMPIRAN - Hasil Analisis, Diskusi, dan Komentar Tim Penulis

KESIMPULAN

Berdasarkan kronologi kasus yang disadur dari berbagai sumber yang cukup relevan,

kami pertama kali menyimpulkan bahwa kasus financial fraud dari Qwest merupakan salah

satu fenomena creative accounting, yaitu suatu transformasi angka-angka akuntansi keuangan

menjadi apa yang diinginkan oleh pembuatnya dengan mengambil keuntungan dari aturan-

aturan yang ada dan/atau mengabaikan beberapa atau seluruh aturan sisanya. Contohnya

seperti : (1) mencatat pendapatan sebelum dihasilkan, (2) menciptakan pendapatan fiktif, (3)

menunjang laba melalui transaksi-transaksi yang tidak rutin, (4) menggeser pengeluaran saat

ini ke periode sebelumnya, (5) tidak mencatat atau mengungkapkan kewajiban, (6)

menggeser laba berjalan ke periode di masa depan, dan (7) menggeser pengeluaran di masa

depan ke periode yang lebih awal. Creative accounting bukan merupakan suatu hal baru dan

untuk melakukannya sebenarnya membutuhkan biaya yang relatif mahal. Creative

accounting ini dipicu oleh adanya tekanan bahwa badan usaha merasa harus berada dalam

posisi profitable untuk menarik investor. Akan tetapi, hal ini biasanya lebih mengarah pada

penipuan atau kecurangan pada praktik akuntansi yang dilakukan oleh para akuntan yang

kompeten dan memiliki wewenang.


Cukup menarik apabila kita menyimak kasus Qwest Communications International,

Inc. di atas yang merupakan salah satu dari sekian banyak skandal keuangan yang terjadi di

Amerika Serikat. Masyarakat pada umumnya mengira bahwa akuntansi sekadar pembukuan

yang mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Setelah terjadi kasus-kasus skandal

korporasi besar di Amerika Serikat yang melibatkan banyak perusahaan raksasa, masyarakat

dunia terperanjat karena skandal-skandal perusahaan besar yang menipu masyarakat justru

terjadi di negara yang selama ini dianggap sebagai barometer berbagai aturan dan standar

mengenai bursa saham, profesi akuntan, dan transparansi dalam laporan keuangan. Sehingga,

masyarakat di mana-mana bertanya faktor apa gerangan yang mendorong dan menyebabkan

terjadinya skandal-skandal itu yang melibatkan secara kasat mata profesi akuntan.

SARAN-SARAN PERBAIKAN

Setelah menganalisis dan mengulas kasus di atas, pada akhirnya tim penulis juga

berkenan memberikan segelintir kritik dan saran. Menurut kami, ada baiknya perlu

dikembangkan perhatian perusahaan-perusahaan besar kelas dunia terhadap upaya melakukan

revitalisasi penerapan etika bisnis di dalam perusahaan. Hal ini terutama didesak oleh

kepentingan para pemegang saham agar direksi lebih mendasarkan pengelolaan perusahaan

pada etika bisnis karena pemegang saham tidak ingin kehancuran terjadi pada perusahaan

mereka. Demikian pula stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya pun tidak ingin tertipu

dan ditipu oleh pengelola perusahaan.


Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk

melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,

perusahaan, industry, dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita

menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal), dan

tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.

Untuk profesi akuntan sekalipun, yaitu auditor internal telah berkembang dari semula

profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang

memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Audit internal telah

berubah menjadi disiplin yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.

Perkembangan audit internal dapat dikatakan bersumber dari meningkatnya kompleksitas

operasi perusahaan dan pemerintahan. Pertumbuhan perusahaan menyebabkan keterbatasan

kemampuan manajer untuk mengawasi masalah operasional sehingga menjadikan audit

internal sebuah fungsi yang makin penting.

Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan

penilaian atas pengendalian intern, kinerja, resiko, dan tata kelola perusahaan publik maupun

privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit

internal. Audit internal mencoba membangun kerja sama yang produktif dengan manajemen

perusahaan melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Untuk

dapat memberikan nilai tambah tersebut, kriteria-kriteria yang harus dimiliki internal auditor

tidak boleh dikompromikan. Auditor internal harus objektif, bebas dari bias, memiliki

perilaku yang mencerminkan integritas dan profesionalismenya. Dengan demikian, sangat

diharapkan untuk disadari bahwa pengerucutan orientasi audit internal berbasis kriteria-

kriteria yang tanpa kompromi, objektif, akurat, dan profesional serta menjadi memberikan

nilai tambah kepada manajemen yang tidak sebatas pada fokus akuntansi secara teknis,
bertujuan setidaknya untuk meminimalisasi potensi kecurangan finansial dalam anatomi

perusahaan.

Selain itu, suatu fraud control plan (program anti kecurangan/korupsi) akan efektif

apabila menjadi bagian dari rencana strategis suatu organisasi. Dengan menjadi bagian dari

rencana strategis organisasi, maka perencanaan, proses dan pelaporan setiap kegiatan, dan

operasional organisasi akan merujuk kepada rencana strategis tersebut. Program ini

mencakup tiga pilar pendekatan, yaitu preventif, represif, dan edukatif. Penerapan konsep

pendekatan tersebut menuntut adanya keseimbangan dan keserentakan di antara ketiga

komponen utama tersebut dengan mempertimbangkan sepenuhnya kondisi internal dan

eksternal organisasi dan mengidentifikasikan subprogram khusus bagi masing-masing

komponen.

PERMASALAHAN

1. Apa rencana Qwest Communication untuk membayar semua kerugian?


Jawab:
Pada 15 Juli 2002, Qwest berjanji akan segera merilis kembali laporan keuangan

tahun buku 1999 sampai 2001. Qwest berjanji akan melakukan penghitungan ulang

nilai penjualan di jaringan optik, peralatan komunikasi, dan beberapa pengeluaran

lainnya. Selama priode 1999 sampai 2001 tersebut, perusahaan komunikasi yang

beroperasi di 14 negara bagian dari Minnesota hingga Washington ini mengaku telah

membuat kesalahan pada pos pendapatan dan pos lainnya sebesar US$ 1.16 milyar. Di

samping itu, mereka juga mengumumkan bahwa mereka sedang menghadapi

investigasi pidana dan sedang berusaha keras menjual asetnya sebelum akhir tahun ini

untuk membayar utangnya sebesar US$ 26.6 milyar.

2. Bagaimana upaya Qwest Communication untuk mecegah permasalahan dalam

pemalsuan Laporan Keuangan agar tidak terjadinya lagi?


Jawab :
- Dikembangkan perhatian perusahaan-perusahaan besar kelas dunia terhadap upaya

melakukan revitalisasi penerapan etika bisnis di dalam perusahaan. Secara

sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan

kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,

perusahaan, industry, dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana

kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku

(legal), dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di

masyarakat.
- fraud control plan (program anti kecurangan/korupsi) akan efektif apabila menjadi

bagian dari rencana strategis suatu organisasi. Program ini mencakup tiga pilar

pendekatan, yaitu preventif, represif, dan edukatif.


3. Bagaimana cara kasus ini menunjukan masalahnya sehingga terjadi Pemalsuan

Laporan Keuangan? Dan apa pemicunya?


Jawab :
kasus financial fraud dari Qwest merupakan salah satu fenomena creative accounting,

yaitu suatu transformasi angka-angka akuntansi keuangan menjadi apa yang

diinginkan oleh pembuatnya dengan mengambil keuntungan dari aturan-aturan yang

ada dan/atau mengabaikan beberapa atau seluruh aturan sisanya. Contohnya seperti :

(1) mencatat pendapatan sebelum dihasilkan, (2) menciptakan pendapatan fiktif, (3)

menunjang laba melalui transaksi-transaksi yang tidak rutin, (4) menggeser

pengeluaran saat ini ke periode sebelumnya, (5) tidak mencatat atau mengungkapkan

kewajiban, (6) menggeser laba berjalan ke periode di masa depan, dan (7) menggeser

pengeluaran di masa depan ke periode yang lebih awal.


Creative accounting ini dipicu oleh adanya tekanan bahwa badan usaha merasa harus

berada dalam posisi profitable untuk menarik investor.


4. Bagaimana kerja sama Qwest dengan Verizon Wireless, Inc. untuk menangani

permasalahan Qwest Communication ?


Jawab:
Qwest membuat kesepakatan dengan Verizon Wireless, Inc. untuk menjual unit

teleponnya senilai US$ 1 milyar. Kesepakatan ini dibuat untuk mengurangi beban

Qwest senilai US$ 26.6 milyar tersebut. Dilema Qwest semakin bertambah manakala

Chief Executive Officer Qwest, Richard Notebaert di New York pada pertemuan

dengan para investor berencana akan menjual bisnis nirkabel Qwest dengan harga

yang tepat pada Verizon. Qwest yang berusaha terhindar dari kebangkrutan, pada

Agustus 2002 bersedia menjual operasi yellow pages senilai US$ 7.05 miliar.

Perusahaan itu harus menjual lebih banyak aset lagi untuk mengurangi beban

utangnya dan untuk mengatasi anjloknya permintaan jaringan sambungan langsung

jarak jauh. Qwest juga harus bisa mengatasi hilangnya kepercayaan investor karena

pejabat-pejabat federal tengah menyelidiki kinerja keuangan perusahaan.

5. Apa-apa saja yang dilakukan oleh Tokoh dibalik kasus ini pemalsuan Laporan

keuangan?
Jawab:
4 (empat) orang yang menduduki manajemen menengah pada perusahaan Qwest yang

dituduh menyembunyikan pendapatan perusahaan senilai US$ 34 juta, yaitu : Grant

Graham, CFO dari Qwest Global Business Unit; Bryan Treadway, Controller

Assistant; Thomas Hall, Senior Vice President; dan John Walker, Vice President.

Serta tokoh dari eksternal maupun mantan mantan pemimpin qwest,yaitu: joseph

nachhio, Philip anschutz, Jack Grubman , Solomon Smith Barney. Masing-masing

bekerja sama dalam skandal dan dituduh terlibat dalam 11 jenis kejahatan, antara lain

menyangkut konspirasi, kecurangan menyangkut saham, dan membuat laporan

keuangan palsu.

EXERCISE
1. Apa yang telah dilakukan dalam pemalsuan Laporan keuangan?
2. Siapa tokoh-Tokoh utama dibalik Pemalsuan laporan Keuangan?
3. Mengapa Qwest Communication gagal mencegah masalah pemalsuan laporan

keuangan?
4. Apa yang dimaksud Fraud control plan ?
5. Kenapa financial fraud qwest salah satu Creative accounting?

Jawab :

1. Dalam skandal ini telah diketahui bahwa ada 4 tokoh yang yang berperan dalam

pemalsuan Laporan Keuangan, yaitu: Grant Graham, CFO dari Qwest Global

Business Unit; Bryan Treadway, Controller Assistant; Thomas Hall, Senior Vice

President; dan John Walker, Vice President.

Perusahaan ini memasukkan angka semu satu milyar dolar dalam pembukuan tiga

tahun terakhir serta perusahaan komunikasi yang beroperasi di 14 negara bagian

dari Minnesota hingga Washington ini mengaku telah membuat kesalahan pada

pos pendapatan dan pos lainnya sebesar US$ 1.16 milyar. Di samping itu, mereka

juga mengumumkan bahwa mereka sedang menghadapi investigasi pidana dan

sedang berusaha keras menjual asetnya sebelum akhir tahun ini untuk membayar

utangnya sebesar US$ 26.6 milyar.

2. Grant Graham, CFO dari Qwest Global Business Unit; Bryan Treadway,

Controller Assistant; Thomas Hall, Senior Vice President; dan John Walker, Vice

President.
3. Kurangnya fraud control plan itu sendiri sehingga membuat menimbulkan creative

financial di dalam perusahaan komunikasi terbesar tersebut.


4. Fraud Control Plan adalah fraud control plan (program anti kecurangan/korupsi)

Program ini mencakup tiga pilar pendekatan, yaitu preventif, represif, dan

edukatif. Penerapan konsep pendekatan tersebut menuntut adanya keseimbangan

dan keserentakan di antara ketiga komponen utama tersebut dengan

mempertimbangkan sepenuhnya kondisi internal dan eksternal organisasi dan

mengidentifikasikan subprogram khusus bagi masing-masing komponen.


5. Karena dengan tidak adanya pemelihatan/pengontrolan didalam transaksi-

transaksi serta audit internal didalam perusahaan sehingga membuat kesempatan

pada setiap tokoh untuk melakukan creative pemicu tersebut, yang didasari hanya

sebagai pemicu penarik investor semata dan akhirnya membuat mereka keterusan

dalam skandal pemalsuan laporan keuangan tersebut.

KUIS
1. kasus apa yang terjadi di dalam perusahaan komunikasi terbesar Qwest

Communication International tersebut?


a. Pinjaman Palsu
b. Pemalsuan Laporan keuangan
c. Manipulasi laporan keuangan
d. Penipuan Pasar Saham
e. Utang terlalu banyak
2. Tokoh penyebab terjadinya skandal pemalsuan laporan keuangan?
a. Bryan Treadway
b. Thomas Hall
c. John walker
d. Grant Graham
e. Semua benar
3. berikut ini cara pencegahan Pemalsuan keuangan selanjutnya?
a. Fraud control plan and current swap
b. Creative financial dan manipulation transaction
c. Fraud control plan and etika bisnis
d. Manipulation transaction
e. Etika bisnis dan manipulation transaction
4. Qwest melakukan kesepakatan dengan perusahaan.siapakah?
a. Verizon Wireless, Inc
b. Greater Providence & Trust
c. Waste Management Inc. (WMI)
d. Enron and worldcom
e. North providence
5. Apakah perusahaan Qwest Communication tersebut?
a. Perusahaan keuangan
b. Perusahaan Telekomunikasi
c. Bursa saham
d. Perusahaan Kosmetik terbesar
e. Perusahan yang menjual Produk makanan

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W. Steve, Conan C. Albrecht and Chad O. Albrecht, 2006, Fraud Examination,
Canada: Thomson South-Western
Media Akuntansi, Dampak Sarbanes-Oxley Act bagi Akuntan. Edisi 40/Mei/Tahun X1/2004

Pedneault, Stephen, Anatomy of a Fraud Investigation, 2010, New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai