Analisis Kasus II
Analisis Kasus II
PENDAHULUAN
angka semu satu milyar dolar dalam pembukuan tiga tahun terakhir. Perusahaan ini adalah
salah satu perusahaan yang diperiksa otorita bursa Amerika, SEC (Securities and Exchange
pemalsuan keuangan tersebut sejak 2002 silam. Kasus ini adalah skandal keuangan baru lagi
Setelah membaca hasil analisis dan diskusi ini, diharapkan para pembaca sekalian
khususnya kami sendiri mengerti mengenai kasus kecurangan finansial yang terjadi di Qwest
Communications International. Hasil analisis dan diskusi ini terlampir bersama pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
terbesar di Amerika Serikat yang memproduksi layanan lokal di 14 negara bagian barat, yaitu
: Arizona, Colorado, Idaho, Iowa, Minnesota, Montana, Nebraska, New Mexico, North
Dakota, Oregon, South Dakota, Utah, Washington, dan Wyoming. Perusahaan ini
memproduksi penjualan segmen pada tiga produk jasanya, yaitu telepon, internet, dan
televisi. Qwest juga berada dalam naungan Kantor Akuntan Publik terbesar di dunia, Arthur
2.2 Kronologi Kasus (Sumber : Washington Post, Warta Berita Radio Nederland,
Amerika Serikat (AS) kembali digoyang skandal akuntansi menyusul kasus Enron dan
WorldCom pada tahun 2002 lalu. Adalah Qwest Communications International, Inc. yang
secara tidak layak US$ 1.16 milyar penjualan dalam kurun tahun 1999-2001. Penjualan yang
dibukukan secara tidak layak itu menyangkut kapasitas optik pada jaringan Qwest demikian
pula penjualan peralatan komunikasi dan pengeluaran tertentu. Qwest yang saat itu menjadi
target penyelidikan kantor federal mau tidak mau harus merevisi proyeksi pendapatan yang
diperkirakan naik hingga US$ 18.4 milyar. Akibat kasus tersebut, harga saham Qwest
Communications International Inc. anjlok sebesar 26 % atau US$ 39 sen pada Senin, 29 Juli
2002. Harga saham Qwest mencapai titik terendah, yakni US$ 1.11 atau anjlok 89 % di
bawah Indeks Telekomunikasi Amerika Utara (XTC). Komisi bursa saham AS beserta SEC
pun turut serta melakukan penyelidikan praktik akuntansi terhadap Qwest Communications.
SEC telah melakukan investigasi terhadap praktek yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Pada Juni 2002, CEO Qwest, Joseph Nacchio dipaksa mundur. Salah satu alasannya
adalah karena ia telah menjual lebih dari US$ 300 juta saham perusahaan selama dia menjadi
bos Qwest. Gugatan-gugatan lain juga ditujukan kepada para petingggi Qwest, termasuk
pendirinya, Philip Anschutz. Gugatan itu bermaksud untuk menarik kembali dana-dana yang
mereka tilap dengan perusahaan, yang mereka dapatkan lewat kerja sama dengan analis
saham di Wall Street. Mereka diduga telah bekerja sama dengan analis dengan tujuan agar
analis memberikan ulasan menarik soal perusahaan, sehingga harga saham perusahaan
melambung tinggi saat mulai menjual sahamnya di Wall Street, bursa utama di AS.
Analis yang dimaksud adalah Jack Grubman, dia adalah ahli di bidang investment
banker dari Salomon Smith Barney. Pimpinan Qwest dituduh telah menikmati kekayaan
pribadi lewat kerja sama dengan perusahaan penjamin saham (underwriter) Salomon Smith
Barney tersebut. Salomon Smith Barney juga bergerak di bidang konsultan manajemen, dan
perusahaan, saham, serta jasa konsultasi lainnya. Lewat analisa yang dihembuskan Salomon
perusahaan.
Hal inilah yang menjadi sasaran investigasi SEC karena diduga Qwest sedang dalam
pendapatannya. Investigasi juga difokuskan pada swap atau perdagangan yang dilakukan
Qwest, yang sebenarnya tidak diperlukan, namun untuk membuat volume penjualan terlihat
lebih tinggi.
Pernyataan Qwest yang ditujukan kepada kreditornya pun juga akan menghadapi
pemeriksaan kriminal oleh Departemen Peradilan AS. Ini dapat membahayakan beberapa
perjanjian utang yang mensyaratkan untuk menjaga rasio tertentu utang terhadap EBITDA
(Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization). Menurut Agen Pemeringkat
Utang, Standard and Poors, Qwest memiliki US$ 26.6 milyar utang per tanggal 31 Maret
2002 dan US$ 6.5 milyar di antaranya akan jatuh tempo pada Mei 2003-2004. Namun,
pejabat keuangan Qwest menegaskan perusahaan cukup solven untuk menanggung utang
Pada 15 Juli 2002, Qwest berjanji akan segera merilis kembali laporan keuangan
tahun buku 1999 sampai 2001. Qwest berjanji akan melakukan penghitungan ulang nilai
penjualan di jaringan optik, peralatan komunikasi, dan beberapa pengeluaran lainnya. Selama
priode 1999 sampai 2001 tersebut, perusahaan komunikasi yang beroperasi di 14 negara
bagian dari Minnesota hingga Washington ini mengaku telah membuat kesalahan pada pos
pendapatan dan pos lainnya sebesar US$ 1.16 milyar. Di samping itu, mereka juga
mengumumkan bahwa mereka sedang menghadapi investigasi pidana dan sedang berusaha
keras menjual asetnya sebelum akhir tahun ini untuk membayar utangnya sebesar US$ 26.6
milyar.
Pada tahun 2002, sebenarnya Qwest akan menangguk pendapatan yang diperkirakan
mencapai US$ 18.4 milyar. Namun, di wilayah operasinya yang mencakup 14 negara bagian
tersebut saat itu sedang menderita penurunan permintaan seiring dengan mengendurnya
perekonomian.
Pada 23 September 2002, Qwest membuat kesepakatan dengan Verizon Wireless, Inc.
untuk menjual unit teleponnya senilai US$ 1 milyar. Kesepakatan ini dibuat untuk
mengurangi beban Qwest senilai US$ 26.6 milyar tersebut. Dilema Qwest semakin
bertambah manakala Chief Executive Officer Qwest, Richard Notebaert di New York pada
pertemuan dengan para investor berencana akan menjual bisnis nirkabel Qwest dengan harga
yang tepat pada Verizon. Qwest yang berusaha terhindar dari kebangkrutan, pada Agustus
2002 bersedia menjual operasi yellow pages senilai US$ 7.05 miliar. Perusahaan itu harus
menjual lebih banyak aset lagi untuk mengurangi beban utangnya dan untuk mengatasi
anjloknya permintaan jaringan sambungan langsung jarak jauh. Qwest juga harus bisa
Jaksa pada negara bagian Denver, USA tidak berhasil untuk menghukum 4 (empat)
orang yang menduduki manajemen menengah pada perusahaan Qwest yang dituduh
menyembunyikan pendapatan perusahaan senilai US$ 34 juta, yaitu : Grant Graham, CFO
dari Qwest Global Business Unit; Bryan Treadway, Controller Assistant; Thomas Hall,
Senior Vice President; dan John Walker, Vice President. Masing-masing dituduh terlibat
dalam 11 jenis kejahatan, antara lain menyangkut konspirasi, kecurangan menyangkut saham,
KESIMPULAN
Berdasarkan kronologi kasus yang disadur dari berbagai sumber yang cukup relevan,
kami pertama kali menyimpulkan bahwa kasus financial fraud dari Qwest merupakan salah
satu fenomena creative accounting, yaitu suatu transformasi angka-angka akuntansi keuangan
menjadi apa yang diinginkan oleh pembuatnya dengan mengambil keuntungan dari aturan-
aturan yang ada dan/atau mengabaikan beberapa atau seluruh aturan sisanya. Contohnya
seperti : (1) mencatat pendapatan sebelum dihasilkan, (2) menciptakan pendapatan fiktif, (3)
menunjang laba melalui transaksi-transaksi yang tidak rutin, (4) menggeser pengeluaran saat
ini ke periode sebelumnya, (5) tidak mencatat atau mengungkapkan kewajiban, (6)
menggeser laba berjalan ke periode di masa depan, dan (7) menggeser pengeluaran di masa
depan ke periode yang lebih awal. Creative accounting bukan merupakan suatu hal baru dan
accounting ini dipicu oleh adanya tekanan bahwa badan usaha merasa harus berada dalam
posisi profitable untuk menarik investor. Akan tetapi, hal ini biasanya lebih mengarah pada
penipuan atau kecurangan pada praktik akuntansi yang dilakukan oleh para akuntan yang
Inc. di atas yang merupakan salah satu dari sekian banyak skandal keuangan yang terjadi di
Amerika Serikat. Masyarakat pada umumnya mengira bahwa akuntansi sekadar pembukuan
yang mencatat pemasukan dan pengeluaran uang. Setelah terjadi kasus-kasus skandal
korporasi besar di Amerika Serikat yang melibatkan banyak perusahaan raksasa, masyarakat
dunia terperanjat karena skandal-skandal perusahaan besar yang menipu masyarakat justru
terjadi di negara yang selama ini dianggap sebagai barometer berbagai aturan dan standar
mengenai bursa saham, profesi akuntan, dan transparansi dalam laporan keuangan. Sehingga,
masyarakat di mana-mana bertanya faktor apa gerangan yang mendorong dan menyebabkan
terjadinya skandal-skandal itu yang melibatkan secara kasat mata profesi akuntan.
SARAN-SARAN PERBAIKAN
Setelah menganalisis dan mengulas kasus di atas, pada akhirnya tim penulis juga
berkenan memberikan segelintir kritik dan saran. Menurut kami, ada baiknya perlu
revitalisasi penerapan etika bisnis di dalam perusahaan. Hal ini terutama didesak oleh
kepentingan para pemegang saham agar direksi lebih mendasarkan pengelolaan perusahaan
pada etika bisnis karena pemegang saham tidak ingin kehancuran terjadi pada perusahaan
mereka. Demikian pula stakeholders (pemangku kepentingan) lainnya pun tidak ingin tertipu
melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industry, dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita
menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal), dan
Untuk profesi akuntan sekalipun, yaitu auditor internal telah berkembang dari semula
profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang
memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Audit internal telah
berubah menjadi disiplin yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.
penilaian atas pengendalian intern, kinerja, resiko, dan tata kelola perusahaan publik maupun
privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit
internal. Audit internal mencoba membangun kerja sama yang produktif dengan manajemen
perusahaan melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Untuk
dapat memberikan nilai tambah tersebut, kriteria-kriteria yang harus dimiliki internal auditor
tidak boleh dikompromikan. Auditor internal harus objektif, bebas dari bias, memiliki
diharapkan untuk disadari bahwa pengerucutan orientasi audit internal berbasis kriteria-
kriteria yang tanpa kompromi, objektif, akurat, dan profesional serta menjadi memberikan
nilai tambah kepada manajemen yang tidak sebatas pada fokus akuntansi secara teknis,
bertujuan setidaknya untuk meminimalisasi potensi kecurangan finansial dalam anatomi
perusahaan.
Selain itu, suatu fraud control plan (program anti kecurangan/korupsi) akan efektif
apabila menjadi bagian dari rencana strategis suatu organisasi. Dengan menjadi bagian dari
rencana strategis organisasi, maka perencanaan, proses dan pelaporan setiap kegiatan, dan
operasional organisasi akan merujuk kepada rencana strategis tersebut. Program ini
mencakup tiga pilar pendekatan, yaitu preventif, represif, dan edukatif. Penerapan konsep
komponen.
PERMASALAHAN
tahun buku 1999 sampai 2001. Qwest berjanji akan melakukan penghitungan ulang
lainnya. Selama priode 1999 sampai 2001 tersebut, perusahaan komunikasi yang
beroperasi di 14 negara bagian dari Minnesota hingga Washington ini mengaku telah
membuat kesalahan pada pos pendapatan dan pos lainnya sebesar US$ 1.16 milyar. Di
investigasi pidana dan sedang berusaha keras menjual asetnya sebelum akhir tahun ini
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku
masyarakat.
- fraud control plan (program anti kecurangan/korupsi) akan efektif apabila menjadi
bagian dari rencana strategis suatu organisasi. Program ini mencakup tiga pilar
ada dan/atau mengabaikan beberapa atau seluruh aturan sisanya. Contohnya seperti :
(1) mencatat pendapatan sebelum dihasilkan, (2) menciptakan pendapatan fiktif, (3)
pengeluaran saat ini ke periode sebelumnya, (5) tidak mencatat atau mengungkapkan
kewajiban, (6) menggeser laba berjalan ke periode di masa depan, dan (7) menggeser
teleponnya senilai US$ 1 milyar. Kesepakatan ini dibuat untuk mengurangi beban
Qwest senilai US$ 26.6 milyar tersebut. Dilema Qwest semakin bertambah manakala
Chief Executive Officer Qwest, Richard Notebaert di New York pada pertemuan
dengan para investor berencana akan menjual bisnis nirkabel Qwest dengan harga
yang tepat pada Verizon. Qwest yang berusaha terhindar dari kebangkrutan, pada
Agustus 2002 bersedia menjual operasi yellow pages senilai US$ 7.05 miliar.
Perusahaan itu harus menjual lebih banyak aset lagi untuk mengurangi beban
jarak jauh. Qwest juga harus bisa mengatasi hilangnya kepercayaan investor karena
5. Apa-apa saja yang dilakukan oleh Tokoh dibalik kasus ini pemalsuan Laporan
keuangan?
Jawab:
4 (empat) orang yang menduduki manajemen menengah pada perusahaan Qwest yang
Graham, CFO dari Qwest Global Business Unit; Bryan Treadway, Controller
Assistant; Thomas Hall, Senior Vice President; dan John Walker, Vice President.
Serta tokoh dari eksternal maupun mantan mantan pemimpin qwest,yaitu: joseph
bekerja sama dalam skandal dan dituduh terlibat dalam 11 jenis kejahatan, antara lain
keuangan palsu.
EXERCISE
1. Apa yang telah dilakukan dalam pemalsuan Laporan keuangan?
2. Siapa tokoh-Tokoh utama dibalik Pemalsuan laporan Keuangan?
3. Mengapa Qwest Communication gagal mencegah masalah pemalsuan laporan
keuangan?
4. Apa yang dimaksud Fraud control plan ?
5. Kenapa financial fraud qwest salah satu Creative accounting?
Jawab :
1. Dalam skandal ini telah diketahui bahwa ada 4 tokoh yang yang berperan dalam
pemalsuan Laporan Keuangan, yaitu: Grant Graham, CFO dari Qwest Global
Business Unit; Bryan Treadway, Controller Assistant; Thomas Hall, Senior Vice
Perusahaan ini memasukkan angka semu satu milyar dolar dalam pembukuan tiga
dari Minnesota hingga Washington ini mengaku telah membuat kesalahan pada
pos pendapatan dan pos lainnya sebesar US$ 1.16 milyar. Di samping itu, mereka
sedang berusaha keras menjual asetnya sebelum akhir tahun ini untuk membayar
2. Grant Graham, CFO dari Qwest Global Business Unit; Bryan Treadway,
Controller Assistant; Thomas Hall, Senior Vice President; dan John Walker, Vice
President.
3. Kurangnya fraud control plan itu sendiri sehingga membuat menimbulkan creative
Program ini mencakup tiga pilar pendekatan, yaitu preventif, represif, dan
pada setiap tokoh untuk melakukan creative pemicu tersebut, yang didasari hanya
sebagai pemicu penarik investor semata dan akhirnya membuat mereka keterusan
KUIS
1. kasus apa yang terjadi di dalam perusahaan komunikasi terbesar Qwest
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, W. Steve, Conan C. Albrecht and Chad O. Albrecht, 2006, Fraud Examination,
Canada: Thomson South-Western
Media Akuntansi, Dampak Sarbanes-Oxley Act bagi Akuntan. Edisi 40/Mei/Tahun X1/2004
Pedneault, Stephen, Anatomy of a Fraud Investigation, 2010, New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.