Langkah-Langkah Pengujian Tarik
Langkah-Langkah Pengujian Tarik
BAB2A
PENGUJIANUJITARIK
1. Pendahuluan
Kekuatan tarik merupakan sifat mekanik yang penting, terutama untuk
perencanaan konstruksi maupun perencanaan logam. Kekuatan suatu bahan
dapat diketahu dengan melalukan uji tari pada bahan yang bersangkutan. Dari
pengujian tarik tersebut dapat pula diketahui sifat-sifat antara lain: kekuatan mulur
(yieald strength), panjang (elongation), reduksi penampang (reduction area),
modulus elastisitas (modulus young) dan ketangguhan (tougnes).
2. Dasar Teori
Pada pengujian tarik dipakai benda uji standar yang dicekam pada sebuah
mesin penguji, kemudian benda tersebut ditarik dengan kecepatan pembebanan
tertentu. Selama proses penarikan ini mesin akan menujukkan diagram seperti
pada gambar dibawah ini:
Dari gambar 1 a terlihat bahwa untuk baja karbon rendah pada saat
penarikan sampai beban Fp, penambahan panjang yang terjadi sebanding dengan
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK 55
PRODID3TEKNIKMESINFTIITS TM090301
beban yang dikenakan. jika benda uji ditarik oleh kekuatan yang tidak melebihi
batas ini makan benda uji tersebut akan mengalami deformasi elastis, yng berarti
beda tersebut akan kembali ke panjang semula setelah tegangan dihilangkan. Jika
tegangan yang diberikan lebih besar maka benda tersebut akan mengalami
deformasi plastis.
Fp
p= (kg/mm2)
A0
titik ini disebut pula dengan batas proposional /proposional limit. Karena pada
batas tersebut hubungan antara F- adalah sebanding maka grafiknya berupa
garis lurus. Dan pada daerah ini berlaku hukum Hooke yaitu:
=E
dimana:
= Tegangan (kg/mm2)
E = Modulus elastisitas (kg/mm2)
= Regangan (mm/mm)
Kebanyakan logam titik luluh ini tidak tampak jelas, seperti ditunjukan pada
gambar 1.b. Oleh sebab itu penentuan titik luluh sangat tergantung dari pada alat
ukur yang digunakan. Semakin teliti maka akan semakin rendah titik luluhnya.
Untuk menyeragamkan interpetasi, maka diambil kesepakatan yaitu: luluh terjadi
pada saat defaormasi permanen mencapai batas tertentu. Adapun batas
deformasi permanen/ plastis yang sering digunakan adalah 0,1% dan 0,2%. Untuk
menentukan tegangan yang bersesuaian dengan deformasi permanent tersebut,
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK 56
PRODID3TEKNIKMESINFTIITS TM090301
dapat dilakukan denagn menarik garis lurus dari titik regangan sebesar 0,1% atau
0,2% sejajar denagn denagan bagian linier dari kurva tegangan-regangan.
Fu
u= (kg/mm2)
A0
F
t=
A0
t= x100%
0
dimana:
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK 57
PRODID3TEKNIKMESINFTIITS TM090301
spesimen (A0) begitu pula dengan panjang (0). Dengan demikian kurva (t - t)
tidak menunjukan keadaan sebernarnya.
Specimen dibuat sesuai dengan standar JIS Z 2201 dan metode pengujian
tarik berdasarkan standar JIS Z 2201.
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK 58
PRODID3TEKNIKMESINFTIITS TM090301
Keterangan:
5. Prosedur percobaan
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK 59
PRODID3TEKNIKMESINFTIITS TM090301
6. Hasil
Setelah dilakukan uji tarik, catatlah data tersebut dalam sebuah tabel
seperti berikut:
...
Nb:
Pertannyaan :
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK 60