Anda di halaman 1dari 33

MINI PROYEK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEMATIAN


BAYI DI KECMATAN SUKAPURA TAHUN 2015

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Program Dokter Internship


Puskesmas Sukapura Probolinggo

Disusun oleh :

dr. Dimas Aditya WP

Diajukan kepada :

dr. Haryawan Dwi Tamtomo, M.Kes

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP

PUSKESMAS SUKAPURA PROBOLINGGO

2017
BERITA ACARA PENELITIAN MINI PROJECT

Judul/Topik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kematian


Bayi di Kecmatan Sukapura Tahun 2015

Nama Pendamping : Dr. Hariawan Dwi Tamtomo, M.Mkes

Nama Wahana : Puskesmas Sukapura, Kabupaten Probolinggo

Nama Peserta : dr. Dimas Aditya Wahyu Pamuji

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Dokter Pendamping Kepala Puskesmas


Internsip Bagian Puskesmas PKM Sukapura

dr. Hariawan Dwi Tamtomo, M.Mkes dr. Harip Suprihadi, M.Mkes


NIP.19710422 2002121 002 NIP.196611092006041004

Kepala Bidang Yankes Kepala Dinas Kesehatan


Dinkes Kab.Probolinggo Dinkes Kab.Probolinggo

dr.Hj. Sri Wahjuni Dyah Martiningsih, M.Kes dr. H. Shodiq Tjahjono, M.Mkes
NIP.19630317 198902 2 004 NIP. 19640401 198903 1 013
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahiim

Tiada yang layak selain persembahan rasa syukur yang sebesar-besarnya kehadirat
Allah SWT yang senantiasa melimpahkan taufik dan rahmat serta hidayah-Nya kepada
sayasehingga dapat menyelesaikan laporan kegiatan penelitian Mini Project yang berjudul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kematian Bayi di Kecmatan
Sukapura Tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sukapura, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur.

Dalam kesempatan ini sayamendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan dalam bentuk materiil maupun spiritual. Sayamenyadari bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak laporan kegiatan penelitian Mini Project ini tidak dapat
terselesaikan tepat pada waktunya dengan tenggang yang terbilang singkat sekitar kurang dari
4 bulan. Untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dari awal hingga terselesaikannya laporan ini:

1. dr. H. Shodiq Tjahjono, M.Mkes, selaku Kepala Dinas Kabupaten Probolinggo


yang telah mendukung Program Internsip Dokter Indonesia dan kegiatan penelitian
Mini Project.
2. dr. Hariawan Dwi Tamtomo, M.Mkes, selaku Dokter Pendamping Program
Internsip Dokter Indonesia bagian pembimbing Puskesmas yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi pengarahan dan bimbingan kepada saya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. dr. Harip Suprihadi, M.Mkes, selaku Kepala Puskesmas Sukapura yang telah
memberikan saya izin dan fasilitas dalam melakukan kegiatan penelitian Mini
Project sehingga dalam pelaksanaan kegiatan semua dapat berjalan lancar.
4. Kepada Ibu Bidan Saroyah, selaku pengelola program KIA Puskesmas Kecamatan
Sukapura dalam memberikan ide dan masukannya sampai ikut membantu saya
dalam melaksanakan kegiatan di Kecamatan Sukapura.
Dengan segenap kerendahan hati dan keterbatasan yang dimiliki, saya menyadari
bahwa laporan kegiatan penelitian Mini Project ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan masukan pendapat dan sarannya agar dalam laporan ini selanjutnya dapat
lebih baik lagi. Akhirnya atas bantuan, pendapat, dan saran dari semua pihak, saya
mengucapkan banyak terima kasih. Semoga semuanya mendapat balasan dari Allah SWT.

Probolinggo, 28 Januari 2017

(Dimas Aditya Wahyu Pamuji, dr)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

BERITA ACARA PENELITIAN MINIPROJECT...........................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................................v

DAFTAR ISI....................................................................................................................vii

BAB I : PENDAHULUAN

I.1.LATAR BELAKANG.........................................................................................1

I.2.PERNYATAAN MASALAH.............................................................................2

I.3.TUJUAN.............................................................................................................3

I.4.MANFAAT.........................................................................................................4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

II.1. ANGKA KEMATIAN BAYI...........................................................................5

II.1.1. DEFINISI
.........................................................................................................
6

II.1.2.KONSEP MATI
7

II.1.3.TRANSISI DEMOGRAFI.................................................................8

II.1.4.FAKTOR-FAKTOR AKB..................................................................9

II.2. PENGETAHUAN SIKAP PERILAKU............................................................10

II.2.1.PENGETAHUAN...............................................................................11

II.2.2.SIKAAP..............................................................................................12

II.2.3 PERILAKU........................................................................................13

BAB III : METODE PENELITIAN

III.1. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN..................................................14

III.2. LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN............................................................15

III.2.1.LokasiKegiatan..................................................................................16

III.2.2.WaktuKegiatan..................................................................................17
III.3. POPULASI DAN SAMPEL...........................................................................18

III.3.1.Populasi.............................................................................................19

III.3.2.Sampel...............................................................................................20

III.4. METODE PENGUMPULAN DATA..............................................................21

III.7.1.Data Primer.......................................................................................22

III.7.2.Data Sekunder...................................................................................23

BAB IV : HASIL PENELITIAN

IV.1. PROFIL KOMUNITAS UMUM.....................................................................24

IV.2. PROFIL PUSKESMAS SUKAPURA............................................................25

IV.3. SUMBER DAYA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KECAMATAN SUKAPURA.................................................26

IV.4. DATA GEOGRAFIS........................................................................................27

IV.5. DATA DEMOGRAFIS....................................................................................28

IV.7. HASIL PENELITIAN.....................................................................................29

BAB V : DISKUSI

V.1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN AKB..........................................30

V.2. HUBUNGAN SIKAP DENGAN AKB............................................................31

V.3. HUBUNGAN PPERILAKU DENGAN AKB..................................................32

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. KESIMPULAN...............................................................................................33

VI.2. SARAN...........................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................35

LAMPIRAN.....................................................................................................................36
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu penentu indikator pembangunan


manusia. Peningkatan status kesehatan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang menjadi
tanggung jawab berbagai pihak dan jika ditinjau dari aspek pengguna dan penyedia pelayanan
kesehatan maka ada tanggung jawab masyarakat, swasta dan pemerintah yang berkaitan
dengan kebijakan, sistem pembiayaan dan sosial budaya serta perilaku yang berlaku pada
masyarakat (Depkes, 2005).

Indikator kesehatan masyarakat dapat dilihat salah satunya dari Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB), indikator tersebut berpengaruh pada indikator lain yaitu
Umur Harapan Hidup (UHH). Angka Kematian Ibu merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Kebijakan pemerintah dalam MDGs tentang menurunkan angka kematian ibu, kebijakan
yang ditetapkan diantaranya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas melalui peningkatan pelayanan outreach berbasis fasilitas, peningkatan
akses layanan KB terutama bagi ibu pasca melahirkan dan kelompok unmet need melalui
pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, dan memperkuat fungsi bidan desa, memperkuat
sistem rujukan, dan mengurangi hambatan finansial (Depkes RI, 2008).

Keadaan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh
dari laporan rutin relatif sangat kecil, sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (Provinsi Jawa Timur) diharapkan mendekati kondisi di lapangan. Berdasarkan hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Jawa Timur Tahun 2011- 2013, AKB Provinsi
Jawa Timur tahun 2013 sebesar 27,23 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, berdasarkan data
yang direlease AKB Provinsi Jawa Timur tahun 2014 di bawah target RENSTRA, namun
masih di atas target MDGs yang ditetapkan. Untuk mencapai target MDGs, dukungan lintas
program dan lintas sektor serta organisasi profesi yang terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki AKB di atas
angka provinsi adalah 20 kabupaten/kota (52,63 %). AKB tertinggi di Kabupaten
Probolinggo yang mencapai 61,48 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan terendah pada Kota
Blitar sebesar 17,99 per 1.000 kelahiran hidup. Komposisi kedua kabupaten/kota tertinggi
dan terendah tersebut masih sama dengan tahun 2013.

Gambar Perkembangan Capaian, Target Renstra dan MDGs AKB


Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 2014

Gambar Pemetaan Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup


Provinsi Jawa Timur Tahun 2014

Di Kabupaten Probolinggo Angka Kematian Bayi pada tahun 2014 sebanyak 235 dan pada
tahun 2015 meningkat menjadi 242. Sedangkan di Kecamatan Sukapura AKB tahun 2014 dan
2015 sebanyak 6 kasus.
Faktor diterminan kematian Ibu tidak hanya di sektor kesehatan, namun justru yang lebih
besar (60 %) di sektor non kesehatan, Salah satu diantaranya adalah pengetahuan Ibu.
tentang tanda tanda bahaya yang mungkin terjadi selama kehamilan dan persalinan. Masih
adanya perilaku-perilaku yang tidak menguntungkan bagi kesehatan ibu hamil serta ketidak
berdayaan ibu dalam mengambil keputusan terkait kehamilan yang dijalaninya.

1.2 Permasalahan
Faktor apakah yang sangat mempengaruhi angka kematian bayi ?

1.3 Tujuan
Mengetahui faktor apakah yang sangat mempengaruhi angka kematian bayi?

1.4 Manfaat
1. Bagi instansi pelayanan kesehatan
Sebagai sumber informasi tambahan bagi dinas kesehatan khususnya Dinas
Kesehatan Kabupaten Probolinggo
2. Bagi penulis selanjutnya
Sebagai masukan data dan sumbangan pemikiran perkembangan pengetahuan
untuk penulisan anemia defisensi besi pada ibu hamil selanjutnya.
3. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Sebagai masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Angka Kematian Bayi

2.1.1. Definifi

Angka Kematian Bayi ( Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk
secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang
terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS).

2.1.2. Konsep mati

Konsep mati perlu diketahui guna untuk mendapatkan data kematian yang benar. Dengan
kemajuan ilmu kedokteran, kadang kadang sulit untuk memberikan keadaan mati dan
keadaan hidup secara klinik.

Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital yang masing masing bersifat mutually
exclusive, artinya keadaanyang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu
keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut ialah :

1. Lahir hidup ( live birth) Lahir hidup yaitu, peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim
seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan
tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dam mempunyai tanda tanda kehidupan lainnya,
seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan gerakan otot, tanpa memandang tali
pusat sudah dipotong atau belum.

2. Mati (death) Mati adalah hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen, yang
bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

3. mati (fetal death) Lahir mati yaitu menghilangnya tanda tanda kehidupan dari hasil
konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.

Secara garis besar , dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan
eksogen. Kematian bayi endogen atau yang dikenal atau yang umum disebut dengan
kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan,
dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang duperoleh
dari orang tuanya selama dalam kandungan (Badan Pusat Statistik) Sedangkan kematian bayi
eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah satu bulan
sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan
dengan pengaruh lingkungan sekitar (Badan Pusat Statistik).

2.1.3. Transisi Demografi

Pada abad ke -20, nampaknya mortalitas telah turun di banyak Negara baik di Negara maju
atapun di Negara berkembang, termasuk Indonesia di dalamnya yang khususnya dalam hal
ini Kota Medan. Kemudia penurunan pada mortalitas juga dibarengi dengan penurunan pada
fertilitas, hal ini mengakibatkan adanya transisi demografi, sehingga disebut dengan teori
transisi demografi. Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang perubahan dari suatu
situasi stasioner di mana pertumbuhan penduduk nol atau pun sangat rendah sekali karena,
baik tingkat fertilitas maupun mortalitas sama-sama tinggi, menjurus ke keadaan di mana
tingkatfertilitas dan mortalitas sama sama tinggi, sehingga pertumbuhan pendudukkembali
nol atau sangat rendah. Dari stasioner pertama (fertilitas dan mortalitas tinggi ) menuji
stasioner kedua ( fertilitas dan mortalitas rendah ) mengalami dua tahap proses, yakni tahap
keduadan ketiga. Dan tahapan tahapan inilah yang disebut dengan transisi demografi.

2.1.4. Faktor Faktor yang mempengaruhi Kematian Bayi

a. Sarana pelayanan kesehatan Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan
faktor utama dalam menunjang kualitas hidup.

b. Tenaga medis Semakin banyaknya tenaga medis maka tentunya dapat membantu
peningkatan kualitas kesehatan.

c. Asupan gizi Untuk memeiliki tubuh yang sehat maka seharusnya asupan gizi dalam tubuh
harus memadai. Mulai anak dalam kandungan sampai dengan terlahir kedunia asupan gizinya
haruslah diperhatikan,karena salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kematian bayi
adalah gizi buruk.

d. Lingkungan Yang dimaksud dengan pencemaran adalah suatu proses yang terjadi dalam
lingkungan yang sifatnya membahayakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
dan hal-hal yang berhubungan dengan ini, yang dihasilkan oleh tingkah laku manusia
2.2 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

2.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah pengetahuan yang berkenaan dengan kehamilan risiko tinggi.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

1. Tahu (know) hal ini diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tempat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (aplication) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
5. Sintesis (synthesis), menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation), hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi/objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden.

Aspek-aspek pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi yang dinilai meliputi :

1. Pengertian tentang kehamilan risiko tinggi


2. Risiko kehamilan ditinjau dari segi usia
3. Faktor yang berpengaruh pada kehamilan risiko tinggi.
4. Tanda-tanda kehamilan risiko tinggi
5. Tujuan pengawasan kehamilan.
6. Pengaruh kehamilan risiko tinggi pada kesehatan ibu dan janin.
7. Keluhan yang mengarah pada kehamilan risiko tinggi.
8. Hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin saat kehamilan, melahirkan
dan nifas.

Pengetahuan dinilai berdasarkan total skoring dari nilai yang diberikan pada setiap
pertanyaan. Kemudian total skoring diklasifikasikan dalam tingkat pengetahuan: kurang,
cukup, baik.

2.2.2 Sikap

Merupakan reaksi/respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus/objek.
Manifestasi sikap ini tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Newcomb, seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku. Allport menjelaskan bahwa sikap ini mempunyai 3 komponen pokok:
kepercayaan/keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Kehidupan emosionil atau
evaluasi terhadap suatu objek. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga
komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan
sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan yang
penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan


stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (responding), memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
sesuatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala risiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat
ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara
tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis.

Aspek-aspek sikap yang dinilai pada kehamilan risiko tinggi meliputi:

1. Manfaat pemeriksaan kehamilan yang teratur.


2. Bahaya kehamilan usia muda dan usia tua.
3. Peranan KB dalam mencegah kehamilan risiko tinggi.
4. Penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil
5. Keterlambatan mencari pertolongan.
6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk deteksi pasien risiko tinggi.
7. Pentingnya penyuluhan kehamilan risiko tinggi pada saat pranikah.

2.2.3 Perilaku

Perilaku adalah suatu tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis dan lain-lain. Dari uraian diatas
maka yang disebut perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak diamati pihak luar.

Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku adalah merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus, membedakan ada 2 tipe respon:

1. Responden respons (reflexive) adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan


tertentu.
2. Operant respons (instrumental repons) yakn respon yang timbul dan berkembang yang
kemudian diikuti oleh stimulus tertentu.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dibedakan menjadi:

1. Perilaku tertutup (covert behavior) Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain. Misalnya seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.

2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat dilihat atau diamati
orang lain. Misal seorang ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur.
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner tersebut maka perilaku kesehatan adalah suatu
respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit/penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha seseorang untuk
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek yaitu :
a. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila sakit serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
c. Perilaku gizi, dimana makanan dan minuman dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini
adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau
kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan baik
fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Proses adopsi perilaku, dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat bertahan lama
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam
diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus/objek terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, kemudian orang mulai mencoba berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas. Cara mengukur indikator perilaku atau
memperoleh data atau informasi tentang indikator perilaku dapat dilakukan melalui
pengamatan (observasi) dan dapat pula melalui wawancara lewat rangkaian pertanyaan.
Aspek-aspek perilaku yang dinilai tentang kehamilan risiko tinggi meliputi:
1. Informasi tentang kehamilan risiko tinggi
2. Mencari tahu tentang kondisi kehamilannya.
3. Kehamilan yang direncanakan.
4. ANC selama hamil.
5. Tindakan terhadap kehamilan risiko tinggi.
6. Rujukan pasien dengan kehamilan risiko tinggi.
7. Tindakan yang dilakukan berkaitan dengan anjuran petugas kesehatan.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN
3.1. Metode
Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif..

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi Penelitian adalah semua ibu yang bayinya meninggal di wilayah kerja Puskesmas
Sukapura. Sampel Penelitian adalah ibu yang bayinya meninggal yang terdapat di wilayah
kerja Puskesmas Sukapura pada tahun 2015.

3.3. Teknik Pengambilan Sampel


Cara pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling.

3.4 Variabel

Penelitian ini menggunakan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan perilaku. Sedangkan variabel terikatnya adalah
Angka Kematian Bayi

3.5 Analisa Data

Data yang terkumpul kemudian analisa secara manual sehingga mengetahui faktor manakah
yang paling dominan. Selanjutnaya faktor tersebutlah yang akan di jabarkan secara
mendalam.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Komunitas Umum


Sukapura merupakan salah satu kecamatan di wilayah kabupaten Probolinggo yang terletak
sekitar 35 km ke arah barat daya dari kantor Pemerintah Kabupaten Probolinggo . dengan
luas wilayah mencapai 102,08 km2 Batas administrasi Kecamatan Sukapura Kabupaten
Probolinggo disebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lumbang , sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Kuripan dan Sumber, sebelah Selatan berbatasan
denganKabupaten Lumajang dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan.

4.3 Data Geografis


Kecamatan Sukapura merupakan bagian wilayah Kabupaten Probolinggo yang berjaarak 30
2
kilometer disebelah selatan kota Probolinggo dengan luas wilayah 102.1 km ,adapun
wilayah kerja Kecamatan Sukapura merupakan daerah pegunungan atau perbukitan dari
pegunungan Tengger dengan ketinggian 750 sampai dengan 2500 dari permukaan laut.

Kecamata Sukapura terdiri 12 desa, yang mana kedua belas desa tersebut juga merupakan
wilayah kerja Puskesmas Sukapura , ke 12 Desa tersebut adalah : Desa Ngepung Desa
Sukapura Desa Sapikerep Desa Ngadas Desa Wonokerto Desa Ngadirejo Desa Jetak Desa
Wonotoro Desa Ngadisari Desa Sariwani Desa Pakel Desa Kedasih

4.4 Data Demografis

Gambaran penduduk Kecamatan Sukapura adalah gambaran penduduk yang sedang


berkembang. Jumlah Penduduk se-Kecamatan Sukapura tahun 2013 sebanyak 20.064 jiwa
dengan jumlah penduduk terbanyak di desa Sukapura 3.835 jiwa dan terendah di desa Jetak
dengan jumlah 582 jiwa.
Tabel 1.2 Luas wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Rumah dan Jumlah Kepala Keluarga
LUAS JUMLAH JUMLAH JUML
NO DESA WILAYAH KK
RT RW RUMAH
(Ha)
1 2 3 4 5 7 8
1. Ngepung 13675 8 3 332 51
2. Sukapura 13026 17 5 671 108
3. Sapikerep 15274 15 5 826 84
4. Wonokerto 3772 12 6 396 42
5. Ngadas 9051 6 2 217 22
6. Jetak 1616 6 2 260 22
7. Wonotoro 4606 4 - 233 28
8. Ngadisari 7753 6 3 271 51
9. Pakel 8621 6 3 369 42
10. Sariwani 6297 6 5 373 47
11. Kedasih 9735 8 4 368 54
12. Ngadirejo 8573 9 3 362 48

4.4 Fasilitas Kesehatan


Tingkat kesehatan sangat dipengaruhi dengan ketersediaan fasilitas kesehatan. Di
Kecamatan Sukapura tersedia 1 puskesmas, 2 puskesmas pembantu dan 9
polindes.Sedangkan untuk tenaga kesehatan di wilayah Kecamatan Sukapura sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan dikarenakan saat ini hampir
di seluruh desa ada tenaga kesehatan meskipun itu hanya seorang bidan. Sejak tahun 2010
Puskesmas Sukapura sudah memiliki gedung baru yang lebih layak sehingga saat ini juga
telah sanggup menerima pasien rawat inap serta memiliki ruang gawat darurat.

Saat ini untuk proses kelahiran sebagian besar memang sudah bisa ditangani bidan desa
karena hampir di semua desa sudah ada bidan desa. Namun di daerah yang pelosok
karena sulit akses ke bidan desa terkadang ada juga yang masih meminta bantuan dukun
bayi , namun dari 19 dukun bayi yang ada semuanya sudah mendapat pelatihan kesehatan
tentang cara menangani persalinan yang benar dan aman.
Berikut adalah daftar tenaga kesehatan di Kecamatan Sukapura tahun 2015

No. Jenis Tenaga Status Kepegawaian Jumlah


.
1. Kepala Puskesmas PNS 1 Orang
2. Dokter Umum PTT 1 Orang
3. Dokter Gigi PNS 1 Orang
4. Apoteker PNS 1 Orang
5. Perawat Induk PNS 5 Orang
6. Perawat Induk Honda 1 Orang
7. Perawat Induk Sukwan 6 Orang
8. Bidan Induk PNS 3 Orang
8 Perawat Pustu PNS 2 Orang
9. Bidan Desa PTT 10 Orang
10. Perawat Ponkesdes Perawat Ponkesdes 4 Orang
11. GIZI Honda 1 Orang
12. Promkes PNS 1 Orang
13. Sanitarian PNS 1 Orang
14. Analis Honda 1 Orang
15. Administrasi PNS 1 Orang
16. Administrasi Honda 1 Orang

17 Administrasi Sukwan 4 Orang


18 Pramu Kantor PNS 1 Orang
19. Pramu Kantor Sukwan 1 Orang
20 Pengemudi PNS 1 Orang
21. Penjaga Malam Sukwan 1 Orang
JUMLAH 49 Orang

4.3 Karakteristik Sempel Penelitian


Dari 6 sampel penelitian maka didapatkan data sebagai berikut :

Umur Jumlah sampel


<20 2
20-35 -
>35 4
Pendidikan Terakir Jumlah sampel
SD 4
SMP 2
SMA -

Suku Jumlah sampel


Jawa 6
Madura -
Tengger -

Pekerjaan Jumlah sampel


IRT 2
Petani 2
Pedagang 2

Dari tabel isa diketahui bahwa umur<20 tahun berjumplah 2 orang dan >35 berjumlah 4
orang. Pendidikan terakir SD berjumlah 4 orang dan SMP berjumlah 2 orang. Semua sempel
bersuku jawa. Sedangkan pekerjaan terdistribusi merata yaitu IRT 2 orang, Petani 2 oranng
dan Pedagang 2 orang.

4.4 Data Sempel Penelitian

4.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan responden di kelompokan menjadi 2 yaitu rendah dan tinggi. Kategori rendah
diberikan kepada responden dengan nilai dibawah rata-rata quisioner. Sedangkan kategori
tinggi diberikan kepada responden dengan nilai diatas rata-rata quisioner.

Pengetahuan Jumlah Persentase


Tinggi 0 0
Rendah 6 100

Dari tabel dapat disimpulkan semua sambel berpengetahun rendah atau dibawah rata-rata
atau jawaban benar kurang dari seperempat dari soal.
4.4.2 Sikap
Sikap responden dikelompokan menjadi 2 yaitu positip dan negatif. Kategori negatif
diberikan kepada responden dengan nilai dibawah rata-rata quisioner. Sedangkan kategori
positif diberikan kepada responden dengan nilai diatas rata-rata quisioner.

Sikap Jumlah Persentase


Positif 6 100
Negatif 0 0

Dari tabel disimpulkan bahwa semua sempel mempunyai sikap diatas dari rata-rata atau
tigaperempat jawaban sampel benar.

4.4.3 Perilaku
Sikap responden dikelompokan menjadi 2 yaitu baik dan buruk. Kategori buruk diberikan
kepada responden dengan nilai dibawah rata-rata quisioner. Sedangkan kategori baik
diberikan kepada responden dengan nilai diatas rata-rata quisioner.

Pengetahuan Jumlah Persentase


Tinggi 6 100
Rendah 0 0

Dari tabel disimpulkan bahwa semua sempel mempunyai perilaku diatas dari rata-rata atau
tigaperempat jawaban sampel benar.
BAB V

DISKUSI

5.1 Hubungan Perilaku Ibu Dalam Menurunkan Angka Kematian Bayi

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Dengan demikian
kemungkinan perilaku responden yang mayoritas baik dipengaruhi karena responden bisa
berinteraksi dengan lingkungan luar baik dengan tenaga kesehatan atau sesama ibu hamil.

Perikaku responden dalam melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan selain mayoritas


dipengaruhi oleh pendapat, ada faktor lain yang menyebabkan perilaku responden baik yaitu
jumlah kehamilanya.

Selain itu tentu juga usia saat kehamilan. Didapatkan usia dominan yaitu <20 tahun dan >35
tahun. Usia tersebut merupakan resiko tinggi pada kehamilan dan komplikasi kehamilan saat
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan dan juga perlu ditingkatkan penerapan
progtam keluarga berencana untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dan juga untuk
mingkatkan pendapatan keluarga.

Dengan semakin baik perilaku responden dalam menghadapi kehaamilanya maka responden
dala menghadapi kehamilan maka responden semakin teratur dalam melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan. Dengan demikian cakupan kunjungan ibu hamil akan terpenuhi dan
komplikasi dalam kehamilan dapat dicega dan akhirnya tertekanya AKB.

5.2 Hubungan Sikap Ibu Dalam Menurunkan Angka Kematian Bayi

Diantara berbagai faktor yang berpengaruh dalam pembentukan Sikap diantranya adalah
pendidikan, transportasi, penghasilan dan Penyuluhan. Transportasi disini merupakan jarak
dan kumudahan akses responden dan tempat pelayanan kesehatan. dengan transportasi yang
mudah maka responden dengan tempat pelayanan kesehatan. dengan transportasi mudah
maka responden akan bersikap lebih positif untuk melakukan kunjungan kehamilan.

Sikap adalah faktor penting dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi sehingga
kematian ibu dan bayi bisa dicegah. Dengan sikap yang positif juga responden bila merespon
atau menilai arti pentingnya pemeriksaan kehamilan sehingga sikap responden dalam
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan dapat ditingkatkan, baik dengan cara
pemberian penyuluhan ataupun dengan dibentuknya kelas ibu hamil. Dah hal tersebuk bisa
menekan AKB.

5.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Dalam Menurunkan Angka Kematian Bayi

Berdasarkan tabel diatas yang mempengaruhi Angka Kematian Bayi adalah Pengetahuan.
Sedangkan pada semua sempel mempunyai sikap dan perilaku yang baik. Data yang
didapatkan hasil yang berbeda sangat signifikan. Dari semua sampel tingkat pengetahuan
dibawah adri nilai rata, sedangkan untuk sikap dan perilaku semua sampel didapatkan nilai
diatas rata-rata.

Menurut Notoamidjoyo (2003) Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pancaindra manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk
trbentuknya tindakan seseorang.

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Responden yang
berpengetahuan tinggi cenderung teratur untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan
karena responden mengetahui bahwa dengan memeriksaan kehamilan karena reponden
mengetahui bahwa dengan memeriksaan kehamilan akan diketahui kondisi kehamilanya
terutama janin yang dikandung.

Pendidikan responden dalam hal ini mayoritas SMP yaitu sebanyak 4 orang. SMP adalah
sekolah tingkat pertama. Dengan begitu responden kesusahan untuk menerima dan
menganalisa apapun yang diterimanya tentang pemeriksaan kehamilan. Sehingga akan
cenderung tidak teratur.

Dengan pengetahuan yang baik maka kunjungan pemeriksaan kehamilan akan semakin
teratur. Dengan keteraturan pemeriksaan tersenut maka perkembangan kehamilan dan kondisi
janin ibu dan dapat dipantau komplikasi dalam kehamilan bisa segera ditangani.

Hasil diatas tersebut sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh dr. Siti Komariah
pada tahun 2008. Dalam penelitian tersebut menunjukan semakin tinggi dan baik
pengetahuan sikap dan perilaku pada ibu hamil semakin baik juga keteraturan pemeriksaan
kehamilan. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Salah satu faktor tingginya AKB (Angka Kematian Bayi) adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan kehamilan. Masalah ini lebih sering terjadi di daerah dengan banyak
masyarakat yang kurang mampu. AKB maupun AKBA lebih banyak ditemui di wilayah
Indonesia bagian Timur, karena kurangnya pendidikan mengenai kesehatan kehamilan. Untuk
mengatasi masalah ini sebenarnya tidak hanya dimulai dari ibu hamil, melainkan sejak usia
sekolah.

Anak-anak dari ibu yang kurang berpendidikan umumnya memiliki angka kematian yang
lebih tinggi daripada mereka yang lahir dari ibu yang lebih berpendidikan. Selama kurun
waktu 1998-2007, angka kematian bayi pada anak-anak dari ibu yang tidak berpendidikan
adalah 73 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi pada anak-anak dari ibu
yang berpendidikan menengah atau lebih tinggi adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup.
Perbedaan ini disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik di antara
perempuan-perempuan yang berpendidikan.

5.5 Keterbatasan Penelitian

5.5.1 Jumlah responden yang sedikit sehingga data yang diperoleh tidak bisa di gunakan
Analisa Statistik
5.5.2 Penelitian ini juga hanya dilakukan pada salah satu wilayah kerja Puskesmas Sukapura
yang ada di Kabupaten Probolinggo dengan keterbatasan waktu sehingga hasil yang
didapatkan masih jauh dari harapan.
BAB VI

KESIMPULAN SARAN
4.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada responden di wilayah kerja
Puskesmas Sukapura, dapat disimpulkan Pengetahuan adalah faktor yang sangat berperan
dalam Angka Kematian Bayi.

4.5 Saran
4.5.1 Perlu melakukan penelitian yang sama dengan menambah jumlah responden.

4.5.2 Perlu dilakukan penilaian yang sama dengan menggunakan Analisa Statistik.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson. 1995. Factor Predisposing Belief Health. jurnal. Retrieved from


http://umanitoba.ca/faculties/medicine/units/community_health_sciences/departmental_units/
mchp/protocol/media/Andersen_and_Newman_Framework.pdf

Astridya dan Pranata. 2013. Analisis Faktor Pemanfaatan Polindes Menurut Konsep Model
Perilaku Kesehatan Anderson (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007). Buletin Penelitian
Kesehatan.

Aswar. 2015. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Bina
Rupa Aksara.

Aviyanti, D. 2015. Analisisi Minat Ibu Hamil ANC Poliklinik Kebidanan Terhadap
Penggunaan Pelayanan Persalinan di RS Roemani Semarang,Tahun 2004 (Analysis of
Expecting Mother ( pregnant women ) Interest in ANC Obstetrict Policilinic to reveal
treatment in Roemani Hospital S. Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/14709/1/2005MIKM4085.pdf

BPS. 2007. Survei Dasar Kesehatan Indonesia. Jakarta: BPS dan BKKBN.

BPS. 2012. Survey Dasar Kesehatan Indonesia. Jakarta: BPS dan BKKBN.

Bungsu. 2010. Dukun Bayi Sebagai Pilihan Utama Tenaga Penolong Persalinan. jurnal
Penelitian UNIB, VII No 2.

Burhaeni. 2013. Faktor Determinan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja


Puskesmas. Tesis.

Depkes. 2015. Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer. Jakarta.

Depkes RI. 2008. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Mencapai MDGs.

Dinkes Kab. Probolinggo. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo


Dinkes Kab. Probolinggo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo

Dinkes Prov. Jatim. 2015. Pedoman Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak. Surabaya: Dinas
Kesehatan Provinsi Jatim.

Dinkes Prov. Jatim. 2015. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Dinas
Kesehatan Provinsi Jatim.

Https://probolinggokab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kecamatan-
Sukapura-2014.pdf
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Setelah mendengar dan mendapat penjelasan peneliti mengenai FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEMATIAN BAYI DI
KECAMATAN SUKAPURA TAHU 2015, maka saya :

No. Responden :

Nama Responden :

Alamat :

Menyatakan untuk ikut didalam penelitian ini.

Responden

( )

1. Apakah keluarga ibu setuju ibu melahirkan di Puskesmas atau Rumah Sakit?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah keluarga ibu ikut mengantarkan ibu untuk melahirkan di Puskesmas atau Rumah
Sakit ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah suami ibu memberikan biaya transport untuk pergi ke Puskesmas atau Rumah
Sakit?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah keluarga ibu mau mendampingi ibu selama berada di Puskesmas atau Rumah
Sakit?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah keluarga ibu mengurus semua keperluan yang ibu butuhkan selama di Pkm atau
RS?
a. Ya b. Tidak
1. Apakah ibu pernah mendengar tentang pemeriksaan kehamilan?
a. Pernah mengetahui maksudnya
b. Pernah tapi tidak jelas
c. Ragu-ragu
d. Tidak pernah
2. Jika pernah, berapakali seharusnya ibu memeriksakan kehamilan selama hamil?
a. Minimal 4 kali
b. 3 kali
c. 2 kali
d. 1 kali
3. Apa manfaat pemeriksaan kehamilan?
a. Mengetahui secara dini kasus resiko tinggi
b. Memelihara kesehatan ibu
c. Menghilangkan kecemasan
d. Memberikan penyuluhan temtang kehamilan dan persalinan
4. Ibu harus segera memeriksakan kehamilan apabila dalam keadaan?
a. Bila ada keluhan sewaktu-waktu
b. Mengeluarkan cairan dari kemaluan
c. Tidak merasakan gerak janin
d. Merasa mau melahirkan
5. Setahu ibu, apa yagn ibu hamil dapatkan sewaktu memeriksakan kehamilan ke tempat
pelayanan?
a. Penyuluhan
b. Pemeriksaan kehamilan
c. Pemberian tab fe
d. Pemberian imunisasi
e. Penimbangan bb
f. Penemuan dini resiko tinggi
g. Pengobatan jika ada penyakit yang menyertai
6. Dimana sajakah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilan?
a. Posyandu
b. Polindes
c. Puskesmas
d. Bidan
e. Dokter
f. Rs
g. Bkia
7. Berapa jarak minimal dalam memeriksaan kehamilan?
a. Pada tribulan pertama 3 bulan
b. Pada tribulan kedua 3 bulan
c. Pada tribulan ketiga 1 bulan
8. Sepengetahuan ibu hal apa saja yang dapat mempengaruhi kehamilan?
a. Makanan ibu hamil
b. Pemeriksaan ibu hail
c. Psikologis
d. Kehamilan sebelumnya
9. Apa resiko ibu hamil yang kurang gisi?
a. Janin tidak bergerak
b. Perdarahan sewaktu melahirkan
c. Ibu mudah terkena penyakit
d. Bblr
10. Apa akibatnya jika tidak memeriksakan kehamilan?
a. Keadaan ibu dan janin tidak terdeteksi
b. Bila terjadi resiko dalam keamilan tidak diketahui
c. Tidak mendapat penyuluhan
d. Membahayakan sewaktu-waktu
11. Sepengetahuan ibuapa akibatnya jika ibu hamil dengan riwayat kehamilan terdahulu
tidak baik?
a. Mungkin terlulang kembali
b. Menimbulkan rasa takut dan cemas
c. Membahayakan ibu dan janin
d. Psikologis ibu dan keluarga terganggu
12. Penyakit apa saja yang membahayakan kehamilan?
a. Darah tinggi
b. Anemia
c. Kejang
d. Perdarahan
13. Disebut kehamilan sehat apabila?
a. Besar perut sesuai umur kehamilan
b. Gizi terpenuhi
c. Jarak anak lebih dari 2 tahun
d. Tidak sakit selama kehamilan
14. Menurut ibu apasaja yang merupakan resiko tinggi pada kehamilan?
a. Anemia
b. Darah tinggi
c. Perdarahan
d. Sesak nafas
15. Menurut ibu keadaan bagaimana yang bisa memperlancar proses persalinan?
a. Periksa kehamilan teratur
b. Ibu dalam kondisi sehat
c. Cukup gizi
d. Pemberian imunisasi
No Pernyataan S S TS ST
S S

1 Kehamilan usia muda mempunyai resiko

2 Kehamilan usia muda dapat menyebabkan cacat bawaan

3 Kehamilan usia tua lebih beresiko

4 Kehamilan setelah tua menyebabkan perdarahan setelah lahir

5 Terlalu dekat jarak kehamilan mempunyai resiko yang begitu


dikawatirkan

6 Terlalu dekat jarak kehamilan dapat menyebabkan cacat bawaan

7 Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan berat


bada bayi rendah

8 Kehamilan usia muda dapat menyebabkan bayi lahir belum


cukup bulan

9 Terlalu banyak anak dapat menyebabkan perdarahan setelah


melahirkan

10 Setiap kehamilan beresiko dapat menyebabkan kematian pada


ibu

11 Setiap kehamilan beresiko

12 Kehamilan usia tua meruakan usia yang cocok bagi ibu untuk
hamil

13 Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun tidak beresio bagi ibu

14 Terlalu banyak anak merupakan kehamilan yang wajar

15 Mempunyai banyak anak tidak mempengaruhi persalinan

16 Kehamilan usia tua tidak beresiko bagi bayi

17 Terlalu dekat jarak kehamilan tidak mempengaruhi tumbuh


kembang balita

18 Kehamilan usia muda tidak berdampak pada perdarahan

19 Terlalu dekat jarak kehamilan tidak berdampak pada keguguran

20 Kehamilan usia mudan merupakan usia yang dianjurkan untuk


hamil

Anda mungkin juga menyukai