Anda di halaman 1dari 70

PENGANTAR

Penyampaian wahyu al-Quran dalam bentuk kisah-kisah


itu tentu mempunyai maksud dan tujuan tersendiri.

Pertama, untuk membuktikan bahwa Muhammad


benar-benar seorang nabi yang diutus oleh Allah swt.
dan bahwa al-Quran yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad saw. benar-benar firman Allah yang
diwahyukan kepadanya.

Ihwal penyampaian informasi (yang dimiliki dan


dirahasiakan oleh ulama Ahli Kitab) ddari Allah kepada
Nabi Muhammad saw. ini dapat ditemukan dalam al-
Quran. Dalam surah Ali Imran, misalnya, setelah
menguraikan kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi
Zakaria as., al-Quraan menyampaiakan ayat berikut :
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita
ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya
Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka,
ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka
(untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan
memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi
mereka ketika mereka bersengketa. (QS. Ali-Imran [3]:
44).

Di bagian lain, yaitu Surah Hud, al-Quran menyebutkan


demikian :

Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang


ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad);
tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula)
kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya
kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang
bertakwa. (QS. Hud [11]: 49).
Rasulullah saw. pernah ditanya oleh ulama Ahli
Kitab melalui orang-orang Mekah mengenai kisah dan
peristiwa yang dialami oleh Ashhab al-Kahf yang terjadi
jauh sebelum Nabi Muhammad lahir, juga tentang kisah
Zulkarnain. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dengan
tepat dan terperinci oleh Nabi Muhammad saw.

Kedua, kisah-kisah itu dimaksudkan untuk


menjelaskan kepada umat manusia bahwa Allah swt.
pasti menolong dan memenangkan nabi utusan-Nya itu
dari pengingkaran (sebagian kaumnya), dan
membinasakan orang-orang yang membangkang, ingkar,
dan tidak mau beriman.

Itu adalah sebahagian dan berita-berita negeri (yang


telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu
(Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang
masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang
telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka
tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri,
karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada
mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain
Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-
sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka
kecuali kebinasaan belaka. Dan begitulah azab
Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-
negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu
adalah sangat pedih lagi keras. (QS. Hud [11]: 100-102)

Ketiga, cerita-cerita itu dimaksudkan untuk menanamkan


dasar-dasar ajaran agama secara lebih mantap. Dialog
yang terdapat dalam sebuah cerita biasanya dapat
memperkuat pesan yang ingin disampaikan kepada
pendengan atau pembaca. Coba perhatikan apa yang
dikatakan oleh salah seorang pengikut Firaun yang
menyembunyikan keimanannya sebagai berikut: Dan
seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-
pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya
berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-
laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah
padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia
seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa)
dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya
sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu
akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (QS.
Ghafir [40]: 28).

Kesan yang ditangkap pembaca mungkin akan berbeda


jika, misalnya, pesan itu disampaikan tanpa dialog.
Dalam kisah itu terdapat beberapa arahan dan nasihat
disamapaikan melalui tokoh keluarga Firaun yang
beriman kepada Musa as. yang sangat berharga dan
membekas jauh didalam sanubari.

Keempat, kisah-kisah itu dimaksudkan untuk membantah


pendapat atau teori lahirnya agama atau kepercayaan.
Misalnya, seperti yang diyakini banyak orang, agama
muncul dari rasa takut manusia primitif terhadap
berbagai gejala alam yang tidak mampu ia pahami
secara baik sehingga ia kemudian beranggapan bahwa
masing-masing gejala alam itu mempunyai tuhan (dewa)
sendiri-sendiri.

Al-Quran yang mengandung berita masa lalu dan


informasi tentang masa yang akan datang.

1. Bahwa agama samawi yang datang dari Tuhan dan


mengajak kepada pengesaan Tuhan sudah ada sejak
masa Nabi Adam as.
Selain itu, dari kisah para nabi dapat kita pahami bahwa
semua nabi pada hakikatnya telah menyerukan ajaran
agama tauhid dan memberantas paham-paham yang
bertentangan dengan pengesaan Tuhan. Paham-paham
yang keliru itu bisa terjadi akibat mengikuti hawa nafsu
dan mengikuti jejak nenek moyang : Dan demikianlah,
Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi
peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-
orang yang hidup mewah di negeri itu berkata:
"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami
menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah
pengikut jejak-jejak mereka." (QS. Az-Zukhruf [43]: 23).

2. Para nabi yang dikisah oleh Allah didalam al-Quran


selalu mengajak kaumnya untuk percaya kepada Allah
Yang Maha Esa dengan menyertakan alasan, hujjah,
dan dalil-dalil yang kuat.
Kita ambil contoh kisah Nabi Nuh as. Dalam mengajak
kaumnya untuk percaya kepada keesaan Tuhan, Nabi
nuh mengajukan pertanyaan yang menggugah
pikiran: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat. Dan
Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan
menjadikan matahari sebagai sinar yang cemerlang?
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh
(beransur-ansur), Kemudian Dia mengembalikan
kamu ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu
(daripadanya pada hari kiamat) dengan Pasti? (QS.
Nuh [71]: 15-18).
BAB I

SITUASI DUNIA MENJELANG

KELAHIRAN ISA ALMASIH

SITUASI POLITIK

Pada tahun 226 SM, Iskandar Agung naik tahta dan


mulai memerintah negeri-negeri Yunani. Sementara itu
Imperium Persia menguasai hampir seluruh wilayah
kerajaan-kerajaan kecil di Timur Dekat, antara lain Suriah,
Palestina, Punisia, Mesir, Irak, dan dataran tinggi Iran.
Mula-mula, semenanjung Italia masih berupa negeri
kota (sergiopolis) yang didiami oleh tiga kelompok suku
bangsa. Bangsa Etruscans memdiami sepertiga wilayah
semenanjung Italia di bagian utara hingga perbatasan
sungai Tiberia yang membentuk dua belas negeri dalam
satu federasi. Bagian semenanjung Italia didiami oleh
bangsa Latin sebagai bangsa petani yang relatif
terbelakang.

Adapun wilayah selatan, berdiri Imperium Yunani


Raya atau Magna-Graika, sedangkan pulau sisilia terbagi
menjadi dua wilayah, masing-masing dibawah kekuasaan
Yunani dan Cartago. Para pendatang yang berasal dari
utara dengan tujuan perdagangan yang kemudian
menetap dan berasimilasi (berbaur) dengan penduduk
pribumi dalam sebuah kota baru yang kemudian dikenal
sebagai penduduk Roma.

Roma membutuhkan waktu tidak kurang dari 500


tahun untuk menjadi sebuah entitas poltik yang
berkuasa di Italia dan untuk meneguhkan kekuasaannya
hingga semenanjung Italia. Pada perkembangan
berikutnya, suku bangsa Gallia yang datang dari
Perancis melakukan agresi militer terhadap bangsa
Etruscans yang mendiami wilayah utara Italia dan
membumihanguskan negeri mereka. Kesempatan ini
dipergunakan oleh Roma untuk memperluas wilayah
negeri mereka ke utara dan menduduki negeri yang
semula dikuasai orang-orang Etrusacans, sembari
menjalin perjanjian damai dengan beberapa kelompok
latin.

Langkah tersebut dapat ditengarai sebagai siasat


yang dicanangkan oleh Roma dengan tujuan perluasan
wilayah ke utara dan selatan semenanjung. Masing
masing wilayah diberi otonomi yang sama, namun Roma
tetap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi karena
Roma telah berjasa menangkal agresi militer orang-
orang Galilia.

Roma berhasil membujuk orang-orang Cartago untuk


menandatangani perjajian yang melarang mereka untuk
menyokong orang-orang Latin dalam melakukan
pemberontakan terhadap kekuasaan Roma. Romawi
memperluas wilayah kekuasaannya keselatan dengan
menduduki kota-kota dalam wilayah Yunani. Menyusul
berakhirnya rangkaian pertempuran panjang antara
Romawi dan Cartago, Roma berhasil menguasai pulau
Sisilia, kemudian kepulauan Sardania dan Corsica, serta
wilayah lepas pantai Spanyol.

Hannibal, penguasa terakhir Cartago atas sebagian


kecil wilayah Semenanjung Italia, berhasil ditaklukkan
Roama, sebelum melanjutkan perluasan wilayahnya
heingga meliputi Semenanjung Balkan dan dua pertiga
wilayah Spanyol.

Imperium Romawi memiliki sistem pemerintahan


yang Demokratis, telah diberlakukan sistem
pemerintahan yang menetapkan bahwa penguasa negeri
dipilih oleh rakyat dengan restu Tuhan yang hanya dapat
diketahui oleh para pendeta. Maka sang pemimpin
terpilih akan memegang tampuk kekuasaan sepanjang
hayat dan memiliki kekuasaan tertinggi dalam urusan
pemerintahan dan agama.

Dalam urusan keagamaan, sang pemimpin dibantu


oleh majelis kecil beranggotakan para pendeta, dan satu
majelis lain yang terdiri dari para peramal yang amat ahli
dalam menafsirkan dan meramalkan kehendak Tuhan.
Adapun dalam urusan pemerintahan, kaisar sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi bukanlah seorang
diktator, sebab disamping kaisar ada dewan penasehat
atau senat yang beranggotakan enam ratus tetua yang
menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan.

Kaisar tidak dapat mengambil keputusan strategis


tanpa menunjuk kepada senat, dan dengan demikian
kekuasaan kaisar menjadi terbatas sehingga tidak ada
ruang bagi sang penguasa untuk menjadi diktator. Roma
mengarahkan kebijakan negeri untuk meluaskan wilayah
kekuasaan. Dalam ekspansi militernya, Roma
berhadapan dengan Cartago di selatan dan Yunani di
timur.

Pertempuran dengan Cartago dikenal sebagai Perang


Juni tahun 201 SM, yang berakhir dengan kekalahan
Hannibal, panglima perang Cartago yang melarikan diri
ke Asia Kecil, kemudian melakukan bunuh diri agar tidak
menjadi tawanan Roma. Direbutnya Cartago oleh
Romawi menjadi permulaan dari dominasi pemerintahan
Romawi di Eropa yang terus berkuasa selama enam abad
berikutnya. Menyusul penaklukan Cartago, Roma
melanjutkan ekspansi militer untuk menundukkan
Yunani. Pada pertempuran kali ketiga, Roma berhasil
mengalahkan, Phillip V, Raja Makedonia. pada tahun 146
SM, seluruh wilayah Yunani telah berada dibawah
kekuasaan Roma.

Selanjutnya, Roma memetakan ekspansi militer


kewilayah Asia Kecil sebagai pintu gerbang bagi
penaklukan negeri-negeri di belahan dunia timur yang
meliputi Mesir, Suriah, dan Irak. Mula-mula kekuatan
militer Roma dihadang oleh kekuatan kerajaan Seleuki.
Raja Antiokhus dikalahkan. Pada tahun 133 SM penguasa
terakhir kerajaan Seleuki mangkat dan menyerahkan
dengan sukarela kedaulata negeri Seleuki kepada
Imperium Roma.
Pada 72 SM, pecah pemberontakan menentang
hegemoni Roma di Asia Kecil, tetapi berhasil dipadamkan
oleh Pompeius Magnus, panglima perang Roma. Dengan
kekuatan yang terdiri dari 500 armada kapl perang dan
100.000 personel, Roma berhasil menduduki seluruh
kekuasaan Saleuki, menyusul berakhiranya pertempuran
besar melawan Filipus III.

Pada tahun 63 SM, orang-orang Romawi menduduki


wilayah negeri yang oleh bangsa Yahudi disebut tanah
orang Israel. Pompeius Magnus, panglima besar Roma
yang pernah bersekutu dengan Julius Caesar, memimpin
pasukannya bergerak menuju pesisir timur Laut Tengah
dan berhasir merebut Suriah dan selanjutnya Palestina.
Yerusalem diduduki menyusul pengepungan terhadap
kota suci Yahudi yang berlangsung selam tiga bulan
lamanya. Pompeius Magnus dengan sengaja
memanfaatkan hari sabat, yakni hari suci Yahudi, untuk
melakukan penyerbuan besar-beasaran terhadap kota
yerusalem.

Bala tentara Roma memasuki Rumah Suci dan


menjarah hingga keruang paling kudus; sebuah ruang
berukuran kecil dikelilingi tirai, tempat penyimpanan
Tabut Perjanjian peninggalan Nabi Musa as. Pompeius
telah menodai kekudusan Bait Allah pada hari suci pula.
Palestina dibagi menjadi beberapa wilayah otonom
dibawah kekuasaan pemimpin pribumi yang diangkat
dan diawasi oleh Roma. Di antara penguasa pribumi
yang amat setia kepada kekuasaan Roma adalah
Antepater, ayah Herodes Agung.

Tidak lama setelah penguasaan atas wilayah-wlayah


di Timur Dekat, Roma mengalami gejolak politik dengan
berkecamuknya perang saudara. Pada dua dekade
berikutnya, Julius Caesar menggulingkan pemerintahan
republik melalui kudeta dengan berperang dan
membunuh Pompeius Magnus dan menjadikannya
penguasa mutlak. Ia memerintah hingga 44 SM, setelah
tewas di tangan sekelompok orang yang masih
mendukung republk.

Oktavianus, cucu mendiang Julius Caesar,


mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar Romawi dengan
berbagai gelar yang baru, Kaisar Augustus. Oktavianus
membentuk Triumvirat, sebuah dewan yang terdiri atas
tiga serangkai, bersama-sama Markus Lepidus, mdan
Markus Antonius. Namun tidak cukup berhasil dan
menimbulkan banyak masalah. Triumvirat sepakat
untuk membagi kekuasaan secara geografis, dengan
Oktavianus di Eropa, Lepidus di Afrika, dan Antonius di
Mesir.

Markus Antonius mulai berpidah pihak, ia


menetapkan ketiga anaknya sebagai penggantinya dan
ia akan menghadiahkan kota Roma kepada Cleopatra
istrinya. Ketika kabat terdengar olek Oktavianus ia
mendeklarasikan perang melawan Antonius. Pasukan
Antonius berhasil didesak dan dikalahkan. Kaisar
Augustus memandang perlu untuk menciptakan
stabilitas politik dan keamanan di perbatasan Romawi
bagian timur, maka ia mengangkat Herodes sebagai
penguasa atas wilyah Palestina.

Herodes dilahirkan dari seorang ibu Yahudi,


sedangkan ayahnya Antepater adalah lelaki non-Yahudi
dari Edom. Heredos menikah dengan seorang
perempuan bernama Maria yang dilahirkan dari
keturunan para pendeta Hesmonian atau Makabe.
Meskipun gagal membuktikan dirinya dan demikian pula
kerabatnya sebagai keturunan Daud, tetapi Dinasti
Herodes mampu berkuasa di atas singgasana negeri
Palestina semenjak tahun 165 SM hingga masa
pendudukan Romawi tahun 63 SM.

Herodes adalah seorang diktator yang kejam. Kita


mengenalnya sebagai Herodes Agung karena ia adalah
orang pertama dari dinasti ini yang menjadi
perpanjangan kekuasaan Roma atas Palestina. Pada
tahun 40 SM, Herodes berkunjung ke Roma dan dengan
kepiawan diplomatiknya, ia berhasil mengambil hati
Kaisar Augustus dan Markus Antonius yang waktu itu
masih menjadi sekutu, agar bersedia mengangkatnya
sebagai pengusa Palestina.

Menyusul penobatan dirinya sebagai penguasa resmi


atas nama Roma di Timur, Herodes kembali ke Palestina.
Langkah pertama yang dilakukan oleh Herodes adalah
menaklukkan Galilea di utara, kemudian bergerak
menuju Samaria di Selatan. Pada tahun 37 SM, dengan
dukungan bala tentara Roma, Herodes melakukan
pengepungan terhadap Yerusalem dan tanpa belas
kasihan, ia membantai setiap orang yang setia
menentang dirinya sebagai penguasa Yahudi. Dan
duduklah Herodes diatas singgasana berdarah secara
resmi sebagai raja Yehuda.

Herodes membangun benteng-benteng besar di


wilayah perbatasan, antara lain benteng Masada,
Makarius, dan Herkanius. Disamping fungsinya sebagai
garis pertahanan, benteng-benteng tersebut juga
difungsikan sebagai tempat persembunyian keluarga
kerajaan jika terjadi keadaan darurat. Pada tahun 20 SM,
Herodes memulai pelaksanaan dan perluasan Rumah
Suci atau Bait Allah di Yerusalem. Herodes menginginkan
agar dirinya dicatat sebagai orang kedua sesudah
Sulaiman, puta Daud yang berhasil membangun Rumah
Suci Yerusalem pada abad ke-10 SM, sebagaimana
diramalkan oleh Taurat.

Sejarah mencatat bahwa Herodes memiliki sembilan


permaisuri dan puluhan anak laki-laki yang menjadi
sebab timbulnya kecemburuan dan pertikaian dikalangan
keluarga kerajaan. Herodes membunuh dua orang putra
sulungnya dan membunuh 300 orang pendukungnya, ia
khawatir akan terjadi konspirasi untuk memakzulkan
dirinya dari singgasana kekuasaan. Disisi lain kehidupan
Herodes adalah bahwa ia seorang pecandu berat
minuman keras. Kebiasaan buruk itu pun mendatangkan
aneka penyakit yang bersarang di tubuh sang diktator.
Saat-saat terakhir hidupnya, Herodes tidak mampu untuk
berdiri tegak diatas kedua kakinya.

Herodes mangkat pada bulan April tahun ke-4 M.


Herodes membagi wilayah kerajaan Yehuda menjadi tiga
wilayah, yang masing-masing dipimpin oleh tiga putra
yang telah ditetapkannya: Herodes Antipas ditetapkan
sebagai penguasa atas Galilea dan Parea, wilayah tepi
timur Yordania, Arkhelius sebagai penguasa atas Yehuda,
sedangkan Filipus menjadi penguasa wilayah yang
berada di timur laut danau Tiberia.

Beberapa bulan menyusul kelahiran Isa Almasih as.,


muncul seorang tokoh bernama Yehuda anak Hezekiah,
pemimpin pemberontakan melawan hegemoni Roma.
Yehuda dan orang-orangnya berhasil menduduki istana
kerajaan Sepporia.

Arkhelius tidak kurang kejam dari mendiang


ayahnya, Herodes Agung, dan karena itu ia tidak
mendapat simpati, apalagi dukungan dari warga pribumi
di Yehuda. Kenyataan itu mendesak Kaisar Augustus
untuk memakzulkannya dari kekuasaan dan
mengasingkan dirinya ke Galilea. Roma
mengintregasikan kerajaan Yehuda dengan ibu kota
Yerusalem secara de facto kedalam wilayah imperium
Roma dan mengangkat Quirinus, anggota dewan senat di
Roma, sebagai penguasa. Memanfaatkan masa peralihan
kekuasaan, seorang bernama Yehuda dari Galilea
mengobarkan pemberontakan dalam lingkup amat luas.

Pemberontakan yang dipimpin oleh Yehuda dari


Galilea ini memiliki arti yang amat penting dibandingkan
dengan upaya-upaya perlawanan yang pernah terjadi
sepeninggal Herodes Agung, karena disamping
membawa misi politik, gerakan tersebut juga memiliki
tujuan keagamaan yang lebih luas. Tetapi didalam Kisah
Para Rasul disebutkan bahwa Yehuda hancur dan
pengikut-pengikutnya bercerai berai. Kuat dugaan bahwa
Yehuda dan para pengikutnya kembali ke Galilea tempat
ia menemukan banyak pendukung setia.

Herodes Antipas naik tahta sebagai penguasa atas


Galilea saat berusia enam belas tahun. Ia mewarisi
watak kejam dan ambisius dari mendiang ayahnya,
Herodes Agung. Di tangan penguasa itulah Yohanes Sang
Pembabtis atau Nabu Yahya terbunuh.

Perekonomian penduduk Galilea bertumpu pada


pertanian dan perikanan. Oleh Roma, penduduk Galilea
dipandang sebagai kaum tertinggal, namun mereka
dikenal sebagai orang-orang yang memiliki semangat
juang tinggi untuk merdeka dan melepaskan diri
dari pendudukan Roma.

Herodes Antipas membangun ibu kota kerajaan yang


megah di Sepporia sebagai pusat aktivitas
perekonomian dan perdagangan, tempat hiburan,
industri persenjataan, dan lokasi bagi istana megah
dimana ia mengendalikan pemerintahan. Pendapatan
negara diperoleh dari perdagangan dan pajak besar yang
dibebankan atas rakyat yang diterapkan oleh Herodes
Antipas sejak awal sampai tidak kurang empat puluh dua
tahun kekuasaannya.

Para sejarawan mencatat bahwa pajak yang didapat


itu mencapai lebih dari sepertiga hasil bumi sehingga
tidak mengherankan jika Injil berkali-kali menyebut
aturan perpajakan diikuti kecaman terhadap sang
penguasa. Pada tahun 14 M, Kaisar Augustus
mangkat dan digantikan oleh putrinya, Tiberias,
ketika itu Isa as. diperkirakan berusia dua puluh tahun.

Sangat jelas bagaimana sikap Isa as. terhadap


Herodes Antipas dan orang-orang yang menjadi kaki
tangannya. Ia menyebut mereka dengan sikap
meremehkan, sebagai orang-orang yang mengenakan
busana sutra halus dan hidup dalam kemewahan di
istana megah. Dengan ungkapan tidak langsung, Isa as.
pernah menyebut Herodes Antipas sebagai si
musang. Ketika Herodes melontarkan pertanyaan di
meja penghakiman, Isa as. tidak mengucap sepatah kata
pun padanya. Tidak akan pernah terlepas dari ingatan
Isa as. bahwa Herodes Antipas lah yang secara keji
membunuh saudara dan gurunya, yohanes sang
Pembabtis (Nabi Yahya as.). Isa as. menyaksikan
langsung ambisi besar Herodes Antipas terhadap
kekuasaan dan kekayaan, dan demi tujuan itu, sang
penguasa melakukan penindasan terhadap kehidupan
rakyat negeri yang diperintahnya.

Ia telah berhadapan langsung pada sisi yang


berseberangan dengan kebudayaan Roma yang
didatangkan oleh Herodes Antipas ke Galilea. Dan
memasuki usia tiga puluh tahun, Isa as. telah
menerima wahyu Tuhan dan dalam keyakinan dirinya
bahwa kelak ia akan dapat meruntuhkan segala
keangkuhan dan keangkaramurakaan Romawi dan
Yahudi yang memihaknya serta orang-orang yang
setia kepada mereka, tidak terkecuali institusi
keagaman munafik yang dikendalikan oleh para
imam besar dan ahli Taurat di Rumah Suci.

AGAMA DAN KEPERCAYAAN

Pada abad kelahiran Isa tercatat adanya sekian


banyak paham keagamaan lahir dan berkembang
dibelahan bumi timur yang kemudian merambah wilayah
imperium Romawi. Disambut baiknya agama-agama
Timur oleh Barat tidak terlepas dari hakikat bahwa
ajaran-ajaran agama Timur dirasa amat sesuai
dengan kepentingan kaisar dan kepentingan
rakyat pada saat yang sama. Di satu pihak, kaisar
menginginkan kekuasaan langgeng memahami bahwa
para pendeta agama-agama Timur mengesahkan paham
inkarnasi, yakni bahwa para tuhan atau dewa
bersemayam dalam jasad para raja dan bahwa para
pendeta itu mengajarkan khalayak untuk menyembah
raja. Mitos aneh seperti itu bisa memicu terjadinya
malapetaka besar di tanah kelahiran Isa as., ketika raja
Antiokhus memerintah kepada rakyatnya untuk
menyebut dirinya Tuhan atau pemegang otoritas Tuhan.

Citra bangsa-bangsa Timur masih tetap diagungkan


oleh dunia Barat sebagai tempat dibumikannya wahyu
samawi, Orang-orang dibarat meyakini bahwa bangsa-
bangsa di belahan dunia Timur dapat mengetahui hal-hal
gaib yang tidak dapat diungkap oleh orang-orang di
Barat dan bahwa golongan pendeta di Timur adalah juga
para penyihir yang sanggup menyingkap misteri alam
metafisik.
Oleh karena itu, masuklah kedalam komunitas
bangsa Roma paham-paham keagamaan, seperti halnya
Mitra, Isis, Therapeuts, juga paham Orvius Yunani yang
berasal dari wilayah Timur Jauh. Penyembahan dewa
Mitra banyak tersebar dikalangan prajurit-prajurit muda
Romawi, sebab sosok dewa Mitra memiliki dua sisi
kepribadian yang banyak digemari banyak orang;
pembawa cahaya yang menyibakkan kegelapan dan
kebenaran yang menghapus kepalsuan dan kepribadian
seorang kesatria sejati yang digambarkan dalam kitab
orang-orang Majusi, Alavista, sebagai seorang panglima
perang yang memimpin prajurit-prajuritnya dimedan
peperangan untuk membela dewa kebajikan Ahura
Mazda mengalahkan dewa kejahatan atau Ahriman. Ia
adalah dewa yang digemari oleh pengembala dan para
buruh yang bekerja di malam hari. Dewa Mitra juga dipuji
oleh para nelayan untuk meminta petunjuk sang dewa
saat meraka melaut di malam gelap. Diyakini oleh para
pemujanya bahwa dewa Mitra dilahirkan dalam jasad
anak Adam.

Paham keagamaan dari negeri Mesir yang memuja


dewa Isis yang datang masuk ke negeri Romawi, disebut
oleh orang-orang Yunani sebagai Demitrius dengan
mengadopsi sifat keibuan yang melekat pada dewa Isis
di Mesir. Para pemuja Demitrius di Roma memadukannya
dengan sang rembulan dan kemudian meyakininya
sebagai dewi laut dan pelayaran. Mereka
menggambarkan Demitrius dalam sosok wanita suci dan
lemah lembut dengan seorang bayi dalam buaian
dengan wajah yang memancarkan cahaya sebagai
perlambang ke ibuan, kebajikan, dam kesucian diri dari
kesalahan dan dosa.

Para pemuja Demitrius menyebut diri mereka


sebagai pengawal institusi keluarga. Paham keagamaan
demikian cepat menarik banyak pengikut di tengah
masyarakat bangsa Romawi yang amat menjunjung
tinggi kedudukan keluarga dan mengultuskan hak dan
kedudukan seorang bapak dalam tradisi mereka.

Dari Mesir lahir pula paham keagamaan lainnya


yakni ajaran Therapeuts, para pengikut paham
Therapeuts berhimpun pada setiap hari Sabtu di kuil
pemujaan mereka untuk melakukan perenungan.
Pengkajian filsafat, pembelajaran batin dan olah pikir.

Apa yang dapat diketahui tentang paham Orvius


Yunani adalah bahwa ajaran tersebut di Roma tidak
memiliki pengikut sebanyak paham-paham keagamaan
yang murni datang dari Timur. Boleh jadi bangsa-bangsa
di Barat berkeyakinan bahwa rahasia-rahasia agama
merupakan ranah yang menjadi kewenangan bangsa-
bangsa di Timur, sedangkan bangsa Yunani
berkompetensi dalam filsafat, kesenian, dan retorika.

Dan tibalah masa kelahiran Isa, mereka masih


menjadi penganut paham Orvius yang taat dalam
mengimani ajaran kebersahajaan hidup, tidak makan
daging, berbusana serba putih, dan tidak meminum
minuman keras.

Ada dua indikasi besar atas berkembang dan


menyebarnya paham-paham keagamaan itu pada abad
kelahiran Isa as.:

Pertama, bahwa fenomena tersebut merupakan


pertanda adanya upaya-upaya manusia untuk
menemukan kepercayaan dan adanya perasaan orang-
orang yang memiliki ketulusan hati untuk beriman yang
didorong oleh kekosongan batin dalam hidup dibawah
pengaruh tradisi dan kepercayaan lama. Kedua, bahwa
hal itu menunjukan adanya kiblat dunia yang
menyatukan orientasi umat manusia dalam mencari
bentuk paham keagamaan, karena pada kenyataannya
paham-paham kepercayaan seperti tersebut di atas tidak
terbatas hanya pada satu bangsa tertentu.

Kehidupan beragama umat manusia sepanjang


abad kelahiran Isa as. menunjukkan pergeseran dari
paham kuno kepada paham kepercayaan baru dengan
dasar-dasar yang lebih meyakinkan. Selain fenomena
universalitas dalam aspek keagamaan dan paham
kepercayaan, pada abad itu juga berkembang
universalitas dalam hal aspek bahasa dan budaya, yang
meruntuhkan paham kuno yang bertahan dengan kokoh
selama berabad-abad lamanya. Konon, dan selama itu,
bangsa Ibrani meyakini bahwa bahasa Ibrani adalah
lidah Yahweh untuk berbicara kepada para nabi dan
pendeta di Rumah Suci.

Sebaliknya pada abad kelahiran Isa, orang-orang Ibrani


dengan sukarela mendengarkan doa-doa pujian kepada
Yahweh dalam bahasa Aram, atau dalam logat-logat
bahasa Suryani; dan kemudian, mayoritas bangsa Ibrani
memberikan izin penerjemahan Taurat kedalam bahasa
Yunani pada abad ke-2 SM. Fenomena ini kemudian
mencapai kemajuan amat signifikan pada abad kelahiran
Isa as. dan sesudahnya. Pada masa itu, bahasa Aram
merupakan bahasa yang dipergunakan oleh Isa as. dan
para murid untuk menyampaikan pengajaran wahyu,
sedang bahasa Yunani menjadi bahasa Injil, dan Suryani
menjadi bahasa Injil dan Taurat sekaligus.

Hal penting lainnya menjadi catatan menjelang


lahirnya Isa, paham keberhalaan boleh disebut mencapai
titik terendah. Pada tahun 12 SM, Kaisar Agustus
memerintahkan pembakaran tidak kurang dari seribu
lembar catatan berisi ramalan-ramalan dan puji-pujian
keberhalaan dalam bahasa Latin dan Yunani. Konon,
catatan tersebut berisi intisari ihwal paham keberhalaan
pada zaman itu.

PEMIKIRAN DAN PENGETAHUAN

Seperti yang diuraikan oleh para sejarawan bahwa


aliran-aliran pemikiran yang berkembang di Galilea,
negeri kelahiran Isa Almasih, negeri tempat berbaurnya
bangsa dari Timur dan Barat dalam kurun beberapa abad
sebelumnya, antara lain paham Phythagoreanisme,
Epicureanisme dan Stoicisme. Paham Epicureanisme dan
Stoicisme ditengarai muncul tepat pada abad kelahiran
Isa as. kedua aliran pemikiran tersebut, dengan
pertentangan yang demikian tajam diantara keduanya,
terlahir sebagai bentuk reaksi atas kondisi sosial di
negeri Yunani sebagai dampak dari kemenangan militer
terhadap Persia. Kondisi sosial yang dimaksud adalah
kemewahan dan sikap melampaui batas kewajaran yang
menjadi gaya hidup kaum bangsawan di satu pihak serta
penindasan dan kemelaratan yang dialami kaum lemah
di pihak lain.

Aliran Phythagoreanisme lebih dekat kepada


ajaran spiritual yang dihimpun dari paham keagamaan
berbagai bangsa, antara lain Yunani, Mesir, Persia, dan
India, yang kesemuanya dapat disebut sebagai paham
yang berasal dari dunia Timur, karena paham-paham
kegamaan tersebut lahir dinegeri-negeri yang terletak di
antara Cyprus dan Asia Kecil.

Phythagoreanisme. Para penganut aliran


Phythagoreanisme tergabung dalam satu perhimpunan
persaudaraan yang mengamalkan ritual-ritual dan doa-
doa khusus. Mereka meyakini bahwa guru mereka, yakni
Phythagoras, adalah anak dewa Apollo dan dia belum
mati. Para penganut paham Phythagoreanisme dilarang
mengkonsumsi daging binatang, makanan dari jenis
kacang-kacangan, serta makan roti dalam keadaan
masih baik. Mereka dilarang memungut apa saja yang
jatuh di atas tanah, memetik bunga dari pohon, dan
memandang wanita di bawah cahaya. Mereka
berpandangan bahwa umat manusia terbagi menjadi tiga
golongan; manusia biasa, manusia pilihan dan para
dewa. Pythagoras adalah salah satu dari dewa yang
dimaksud. Pengikut paham Phythagoreanisme meyakini
bahwa Pythagoras akan menyampaikan pengetahuan
melalui ilham kepada pengikutnya berupa pelajaran
tentang filsafat dan prilaku. Oleh mereka, kehidupan
dunia digambarkan sebagai arena pertandingan yang
didatangi oleh berbagai kelompok manusia dengan
bermacam tujuan. Ada yang dengan tujuan mencari
kekayaan, itulah manusia yang derajatnya paling rendah.
Orang yang datang ke arena untuk ikut serta dalam
festival memiliki derajat lebih tinggi dari kelompok
pertama. Adapun yang datang dengan maksud menjadi
penonton, mereka itulah orang yang paling tinggi
kedudukannya.

Menurut keyakinan mereka, pemikiran-pemikiran fisafat


adalah wahyu yang di turunkan Tuhan. Para sejarawan
ada yang menyebut bahwa para Pythagoreanisme
memiliki tujuan politik karena dalam pertemuan-
pertemuan rahasia, mereka acap kali melakukan
perundingan untuk menjatuhkan kewibawaan penguasa.

Epicureanisme. Filsafat yang diajarkan Epicure


merupakan cermin kehidupan dirinya yang penuh
kebersahajaan. Ia telah terbiasa dengan hanya makan
roti dan air sebagai makanan setiap hari. Akan tetapi
Epicureanisme kemudian dikaitkan dengan kenikmatan,
kesenangan, kemewahan hidup, dan hawa nafsu. Karena
Epicure mengajarkan kepada muridnya bahwa
kesenangan hidup adalah tujuan akhir dari kehidupan
dan bahwa kesenangan yang paling utama adalah
kesenangan hidup yang tidak diakhiri oleh rasa sesal
atau penderitaan.

Epicure menolak paham-paham keagamaan


Yunani yang berkembang pada zaman itu dengan alasan
bahwa paham-paham keagamaan itu sarat dengan
khurafat, mitos, dan kebohongan. Ia mengajarkan
kepada murid-muridnya bahwa dewa dan tuhan-tuhan
itu ada, tetapi mereka sibuk dengan urusan
memakmuran dunia. Mereka tidak memiliki kuasa untuk
menetapkan takdir. Bagi Epicure tidak ada perbedaan
antara tuhan dengan makhluk di bumi karena semua
yang maujud berasal dari materi dan tidak ada wujud
selain materi. Kematian dipahami sebagai masa
pembebasan dari penderitaan hidup di dunia.

Ajaran-ajaran Epicure dihimpun dalam rumusan


yang mirip dengan wirid-wirid agama yang di hafalkan
dan diamalkan oleh para murid sebagai ritual
peribadatan dan keimanan.

Stoicisme. Paham pemikiran Stoicisme tertuang dalam


dua kalimat pendek, yakni kesabaran dalam
menghadapi penderitaan dan kesucian diri dari hawa
nafsu. Siapa yang bersedia membawa dirinya
menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup dan
menundukkan hawa nafsu, maka ia telah mencapai
puncak kebahagian sejati. Mereka percaya pada takdir,
percaya bahwa alam semesta tercipta dan terpelihara
oleh hukum keteraturan yang ditetapkan berdasarkan
kehendak Tuhan, mereka juga meyakni bahwasannya
wahyu, petunjuk mimpi, harapan dalam jiwa, pikiran
atau dorongan akal pikiran, serta petunjuk yang didapat
dari fenomena pergerakan bintang adalah perangkat-
perangkat pengetahuan untuk mengungkap misteri dan
rahasia alam semesta. Menusia terhubung dengan Tuhan
melalui alam pikiran dan terhubung dengan binatang
melalui jasad kasar.

Keutamaan seorang manusia terdapat pada


ketaatannya terhadap akal dengan cara mencari ilmu
pengetahuan dan mengabaikan dimensi lahir dengan
cara menunjukkan keinginan hawa nafsu. Kaum yang
menganut paham Stoicisme generasi pertama adalah
kaum materialis yang meyakini bahwa apa yang ada di
alam wujud ini berasal dari satu asal, tetapi secara
bertahap mereka mencapai derajat lebih tinggi dalam
aspek kerohanian.

Dalam pandangan mereka, Tuhan tidak


menciptakan dan tidak pula menghendaki ada dan
terjadinya keburukan. Keburukan yang terjadi di dunia ini
merupakan suatu wujud yang lazim sebagai konsekuensi
dari diciptakannya kebaikan. Golongan terakhir penganut
paham Stoicisme yang masih bertahan menjelang
kelahiran Isa as. diwakili oleh tokoh bernama Buzedon
(135-51 SM) yang mengajarkan kepada para muridnya
bahwa ruh tidak akan hancur dengan kematian jasad,
tetapi akan naik kelangit, setinggi pengetahuan dan
kebajikan yang dicapainya dalam kehidupan dunia.

Orang-orang saduki cenderung kepada paham


pemikiran Epicureanisme, sedangkan orang-orang Farisi
mengadopsi kearifan paham pemikiran Stoicisme. Pada
abad kehidupan Nabi Isa as., telah dilahirkan dikalangan
bangsa Israel seorang filosof kenamaan, yakni Philon,
pada tahun 30 SM di Alexandria dan meninggal pada
tahun 50 M. Philon berpendapat bahwa alam semesta
tercipta sejalan dengan aturan hukum universal dan
bahwa syariat itu sejalan dengan alam semesta.
Philon, Penganut paham Stoicisme-Epicureanisme
itu, mengatakan tentang keluarga Ibrahim; dalam
bahasa Ibrani, Ishak berarti si penertawa. Akan tetapi,
tawa dalam konteks ini bukan bersumber dari
kebahagiaan yang bersifat lahiriah, melainkan tawa yang
bersumber dari ilmu pengetahuan yang benar.

Dalam pandangan Philon, manusia


terkelompokkan kedalam tiga golongan: anak bumi,
anak langit, dan anak Tuhan. Golongan pertama adalah
manusia yang semata-mata mencari kesenangan dunia,
golongan kedua adalah yang mencari kesenangan dalam
pemikiran, dan golongan ketiga adalah manusia yang
mampu melepaskan diri dari segala ikatan keduniaan
dan menyambut sepenuhnya alam kehidupan yang
berada pada tingkat di atas alam keduniaan.

Sehubungan dengan syariat secara khusus, Philon


mengatakan: Bahwa Allah tidak merasa senang dengan
persembahan kurban sembelihan yang diperuntukkan
kepada-Nya oleh manusia, meskipun ratusan jumlahnya,
karena Dia Pemilik segala sesuatu dan Penganugerah
segala sesuatu kepada manusia. Mendekatkan diri
kepada Allah dengan bersedekah sepotong roti gandum
lebih berharga di sisi-Nya daripada dengan harta benda
mahal, tetapi diikuti dengan perbuatan dan perkataan
buruk.

Philon tidak dianggap sebagai imam yang memiliki


pengikut dalam agama Musawi, akan tetapi sebagai
sosok yang saleh bagi agama Musawi, seperti penilaian
beberapa orang arif pada awal masa kelahiran Isa.
BAB II
SEKTE-SEKTE YAHUDI
MENJELANG KELAHIRAN
ISA ALMASIH

Bangsa Yahudi pada abad kelahiran Isa Almasih


terkelompokkan kedalam banyak sekte, yang masing-
masing memiliki mazhab tersendiri dalam kaitannya
dengan penantian kedatangan Mesiah atau Almasih. Di
dalam setiap sekte terdapat kelompok-kelompok kecil
orang Yahudi yang bersatu dengan landasan ajaran-
ajaran rabi tertentu. Kelompok-kelompok kecil itu orang-
orang Yahudi yang memiliki pandangan yang beraneka
ragam.

FARISI

Terminologi Farisi berasal dari bahasa Ibrani yang


sepadan dengan kata faraza dalam bahasa Semitik yang
berarti mengistemewakan atau mengutamakan. Sekte-
sekte lain yang bersebrangan dengan sekte Farisi
menyebut mereka dengan nama demikian dengan
maksud merendahkan karena orang-orang Farisi mereka
anggap telah mengistimewakan, dan bahkan
memisahkan diri mereka dari jemaat Yahudi generasi
pertama.

Seperti yang dikemukakan oleh Taurat, bahwa Tuhan


berfirman: Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini
Tuhan, kudus dan Aku yang memisahkan kamu dari
bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.
(Imamat 20: 26). Dan mereka menganggap bahwa diri
merekalah yang diutamakan dan dikuduskan.

Sekte Farisi terkenal sebagai golongan yang angkuh,


tinggi hati, dan senantiasa memandang rendah
kelompok lain. Sebagian dari mereka, sebagaimana
dituturkan oleh Injil pada banyak kesempatan,
senantiasa menjadi sasaran hujatan Isa Almasih as. pada
kenyataannya, keangkuhan orang-orang Farisi itu
berhadapan dengan kesombongan orang-orang Saduki
dengan kedudukan dan kekayaan mereka. Orang-orang
Farisi menentang keras otoritas para imam di rumah Suci
dan monopoli mereka atas aturan-aturan peribadatan,
dan menentang pula segala bentuk tradisi yang datang
dari luar, berikut orang-orang yang menerimanya.
Penentangan sekte Farisi terhadap otoritas para imam di
Rumah Suci membawa mereka untuk melaksanakan
ritual-ritual peribadatan di rumah tanpa membutuhkan
kehadiran imam atau pendeta.

Dalam persoalan-persoalan syariat, sekte Farisi


lebih cenderung mengedepankan argumentasi-
argumentasi berdasarkan logika. Sebagai contoh, ketika
orang-orang Saduki bersikeras untuk menetapkan hukum
qishash(mata dibalas mata, gigi dibalas dengan gigi) dan
tidak menerima ganti rugi, justru orang-orang Farisi lebih
toleran dengan mengutamakan tebusan daripada
hukuman.

Pada abad kelahiran Isa Almasih, sekte Farisi


terpecah menjadi dua kelompok, kelompok pertama
adalah para pengikut Imam Haleal yang datang ke
Palestina dari Babilonia, yang amat toleran dan lemah
lembut dalam memperlakukan orang-orang non-Yahudi.
Kelompok ini memandang bahwa syariat agama yang
mengatur hubungan antar manusia itu hanya satu, yakni
janganlah engkau berbuat sesuatu yang engkau sendiri
tidak menghendaki orang lain berbuat seperti itu
terhadap dirimu.

Kelompok kedua adalah pengikut Imam Shamai


yang cenderung menempuh garis keras dan tidak
menghendaki selain keturunan Yahudi untuk masuk
kedalam agama mereka.

SADUKI

Dari mana asal nama itu tidak lagi diketahui dengan


pasti. Banyak ahli bahasa Ibrani yang menganggap kata
itu diambil dari kata saddik berarti benar atau
kemungkinan juga berasal dari nama Imam Zadok,
karena orang-orang Saduki terkait erat dengan keimanan
di Rumah Allah. Berdasarkan riwayat-riwayat yang cukup
meyakinkan, dikatakan bahwa mereka adalah para
pendeta pada masa Daud as. dan Sulaiman as.

Mereka hanya menerima Taurat Musa yang tertulis.


Setiap pengajaran lain yang tidak didasarkan pada
Firman Tuhan yang tertulis, mereka tolak dengan keras.
Sekte Saduki dapat disebut sebagai golongan Yahudi
yang amat dekat dengan peradaban Yunani (Helenis).
Sebagaimana dimaklumi dari penuturan Injil bahwa
gerakan penentang dan usaha pembunuhan terhadap
diri Isa Almasih dikepalai oleh dua orang pemuka sekte
Saduki, yaitu kayafas dan Hanas. Hal ini tentu tidak
mengherankan sebab sekte Saduki amat menjaga
kewibawaan dan otoritas rumah suci.

ESENES

Orang-orang Esenes juga muncul dari gerakan saleh


yang dikenal sebagai Hasidim. Nama Esenes berasal dari
bahasa Ibrani yang berarti saleh atau suci. Mereka
tidak memandang diri mereka suci atau saleh, tetapi
mereka menganggap diri mereka sebagai para penjaga
kebenaran yang misterius, yang akan menguasai
kehidupan Israel bila kelak Mesiah datang.

Mayoritas sumber sejarah menyebut bahwa sekte


Esenes lahir dan berkembang di Alexanderia pada abad
ke-2 SM. Ajaran sekte Esenes dihimpun dari bebagai
aliran kepercayaan di kota itu, antara lain menyangkut
doktrin peribadatan dari aliran Pithagoreanisme
khususnya berkenaan dengan larangan penyembelihan
binatang dan ajaran- ajaran kebersahajaan hidup.

Mereka mempraktikkan berbagai upacara yang


sangat rumit untuk menyucikan diri mereka, rohani
maupun jasmani. Tulisan-tulisan mereka, yaitu Gulungan
Naskah Laut Mati yang pada umumnya diakui para ahli
sebagai tulisan-tulisan kaum Eseni, menunjukkan bahwa
mereka sangat ketat menjaga diri agar tidak tercemar
oleh masyarakat disekitar mereka, dengan harapan
bahwa Tuhan akan menghargai kesetiaan mereka itu.

Ritual-ritual keagamaan yang dikenal dari kaum


Esenes, antara lain adalah bersuci dari hadats,
sembahyang pada waktu Shubuh, dan menepati
ketentuan hari Sabat. Dalam sekte Esenes tidak dikenal
istilah kepemimpinan, perbudakan diharamkan,
pekerjaan yang utama dalam pandangan mereka adalah
bertani dan kerajinan tangan, sedangkan perdagangan
dan perniagaan mereka nilai sebagai pekerjaan kotor
dan tidak layak.

Kesenangan yang dibolehkan adalah kesenangan


dalam batas kerohanian atau keterikatan dengan alam
rohani, yakni alam malakut yang dapat diraih manusia
dengan melakukan ibadah, olah pikir, dan hidup
bersahaja. Sekte Esenes beriman pada Hari Kiamat,
kebangkitan, dan pengutusan Mesiah. Guru yang
mengajarkan mereka dalam meraih ridla Tuhan adalah
Nabi Amos yang mengatakan bahwa mendekatkan diri
pada Tuhan dengan berbuat adil dan kasih sayang
terhadap sesama lebih utama daripada
mempersembahkan korban.

Sangat mungkin bahwa kelompok Zelot atau para


pengikut Yudas dari Galilea merupakan pecahan dari
sekte Esenes yang sangat ekstrem. Yudas dan pengikut-
pengikutnya membenci setiap kekuatan asing yang
menguasai pemerintahan di negeri mereka dan berusaha
keras untuk mengusir kekuatan Roma dari tanah
Palestina.

Sebuah sekte Yahudi lain yang muncul dalam era


Romawi adalah sekte yang dikenal dengan nama
Herodian. Sekte ini adalah sebuah kelompok politik yang
beranggotakan orang-orang Yahudi dari berbagai macam
sekte keagamaan. Orang-orang Herodian ini tiga kali
disebut dalam Injil (Matius 22: 16; Markus 3: 6; 12: 13),
namun tidak ada satupun dari ayat-ayat itu yang
memberi kita gambaran yang jelas mengenai
kepercayaan mereka.

ORANG-ORANG SAMARIA

Orang-orang Samaria adalah hasil perkawinan campuran


antara orang-orang Yahudi yang tetap tinggal di tanah
Palestina dengan orang-orang Asyuria yang
menaklukkan Israel dan menduduki Tanah Perjanjian itu.
Mereka beribadah kepada Allah di bukit Gerizim, dilokasi
tempat mereka mempersembahkan binatang kurban dan
mendirikan lokasi tempat ibadah mereka sendiri.

Pada tahun 128 SM, Yohanes Hirkanus


menghancurkan tempat ibadah di Bukit Gerizim itu.
Sejak saat itu orang-orang yahudi dan orang-orang
Samaria putus hubungan, Isa Almasih juga mengambil
jarak dengan orang-orang samaria. Ia menyuruh murid-
murid-Nya agar tidak menyimpang ke tempat orang-
orang bukan Yahudi dan ke kota-kota orang Samaria. Ia
juga mencela kebiasaan orang-orang Samaria yang
menyembah hanya di bukit Gerizim.

KAUM NESTORIAN

Sekte Nestorian, yang mempersembahkan hidup mereka


untuk kesucian, pengabdian kepada Tuhan, dan
pengabaran akan datangnya hari yang dijanjikan, yakni
hari kemerdakaan umat manusia dari kesewenangan dan
penindasan serta kebebasan mereka dari dosa. Orang-
orang Nestorian, mereka adalah pribadi-pribadi yang
berjuang secara terpisah guna menyampaikan
peringatan pada diri pribadi, kerabat, dan sesama
manusia, tanpa terkelompokkan dalam satu sekte.

Kaum Nestorian semakin bertambah banyak


jumlahnya pada masa menjelang kelahiran Isa Almasih,
karena masa itu bertepatan dengan akhir masa seribu
tahun keempat umur dunia berdasarkan penanggalan
Ibrani. Itu adalah masa yang dinantikan sebagai saat
datangnya Sang Juru Selamat atau Mesiah yang
dijanjikan Tuhan.

Hal penting yang perlu dicatat menyangkut


keberadaan kaum Nestorian ini adalah bahwa kaum Nabi
Yahya atau Yohanes sang Pembaptis adalah salah
seorang dari mereka dan bahwa Isa Almasih bersandar
kepada Nabi Yahya atau mengambil janji darinya.
BAB III

KELUARGA YANG TERPILIH

KELUARGA IMRAN
Firman Allah swt. dalam al-Quran :










Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga
Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di
masa mereka masing-masing). (sebagai) satu keturunan
yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ali Imran
[3]: 33-34).










Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku
mohon perlindungan untuknya serta anak-anak
keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada
syaitan yang terkutuk." (QS. Ali Imran [3]: 36).

Istri Imran adalah wanita lanjut usia yang tidak


lagi memiliki harapan mendapatkan keturunan. Hati
wanita itu menjadi iba dan berdoa kepada Allah
sekiranya Dia berkenan menganugerahkan padanya
seorang bayi laki-laki. Keluarga Imran hidup di tengah
komunitas masyarakat yang cenderung membanggakan
anak laki-laki melebihi anak perempuan. Tetapi tidak
demikian halnya dengan istri Imran, wanita yang kelak
melahirkan Maryam bercita-cita jika Tuhan
menganugerahkan keturunan, ia menginginkan agar
anaknya menjadi manusia yang terlepas dari ikatan-
ikatan keduniaan dengan dirinya, tidak seperti
pandangan umum orangtua terhadap anak-anak mereka.
Istri Imran ingin melepaskan ikatan keduniaan antara
seorang ibu dengan anaknya.

Oleh karenanya, ia bermunajat kepada Allah,


seperti dalam Firman-Nya:










(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak
yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh
dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah
(nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ali Imran
[3]: 35).

Istri imran bernazar jika kelak Allah


menganugerahkan seorang anak, ia akan menjadikan
anaknya sebagai manusia yang terbebaskan dari ikatan-
ikatan keduniaan dan mengabdikan diri sepenuhnya
pada Allah dengan menjadi pelayan dalam Rumah Suci di
Yerusalem. Ketika yang dinantikan tiba, bayi yang
dilahirkan ternyata perempuan. Maka mengaduhlah istri
Imran kepada Allah dengan mengatakan: Tuhan
pemeliharaku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang
anak perempuan (QS. Ali Imran [3]: 36).

Istri Imran berpandangan bahwa anak perempuan


tidaklah layak menjadi pelayan Rumah Allah. Tetapi,
demikianlah kehendak Allah. Bukan sekedar menjadi
pelayan Rumah Suci seperti cita-cita ibunya, melainkan
bahwa Allah akan menjadikan bayi perempuan itu
sebagai mukjizat, menjadi tenda keagungan dan
kebesaran-Nya.

Demikian firman Allah swt. menuturkan perkataan


istri Imran: sesungguhnya aku telah menamai dia
Maryam (QS. Ali Imran [3]: 36).

Maryam dalam bahasa Aram berasal dari kata


mary dan ama. Mary berarti Tuhan atau mar berarti tuan,
seperti Margirgis atau Tuan Girgis, atau Mar-Markus yang
berarti Tuan Markus. Sedang kata ama sepadan dengan
kata amah dalam bahasa arab yang mengandung makna
hamba perempuan. Dengan demikian, kata Mary Ama
atau Maria atau Maryam bermakna hamba perempuan
Tuhan.

Demi menjauhkan Maryam dan menjaganya dari


kejahatan setan, ibunda Maryam berdoa: dan aku
mohon perlindungan untuknya serta anak-anak
keturunannya kepada-Mu dari (gangguan) setan yang
terkutuk (QS. Ali Imran [3]: 36).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi


Muhammad saw. bersabda:

Tidak satupun makhluk (manusia) yang dilahirkan,


melainkan bahwa setan akan menjamahnya saat ia
dilahirkan sehingga ia menangis keras, terkecuali
Maryam dan anaknya.

Qatadah mengatakan, Setiap anak bayi yang dilahirkan


akan dijamah setan dengan bisikan jahatnya dari kedua
sisi, terkecuali Isa Almasih dan ibunya.
MARYAM DALAM ASUHAN ZAKARIYA

Allah swt. berfirmandalm kitab suci al-Quran:









Maka Tuhan Pemelihara-Nya menerimanya (doa)nya
dengan penerimaan yang baik, dan
menumbuhkembangkannya dengan pendidikan yang
baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya.
(QS. Ali Imran [3]: 37).

Keberadaan Maryam dalam pengasuhan Zakariya


membuatnya bersukacita sebab dari Zakariya, Maryam
dapat menimba ilmu dan meneladaninya dalam hal
saleh. Mula-mula kaum kerabat Maryam berselisih
pendapat menyangkut siapa yang berhak mengasuh
dirinya. Untuk mengakhiri perselisihan, mereka sepakat
mengesampikan kepentingan pribadi dan menyerahkan
keputusan kepada apa yang akan ditetapkan Tuhan
melaui undian. Allah swt. berfirman dalam al-Quran:







Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita
ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya
Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka,
ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka
(untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan
memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi
mereka ketika mereka bersengketa. (QS. Ali Imran [3]:
34).

Pengasuhan Zakariya atas Maryam adalah berdasarkan


perintah Allah.

Demikian firman Allah swt.:








Maka Tuhan Pemelihara-Nya menerimanya (doa)nya
dengan penerimaan yang baik, dan
menumbuhkembangkannya dengan pendidikan yang
baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya.
Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di
mihrab, ia dapati rezeki di sisinya. Zakariya berkata: "Hai
Maryam dari mana kamu memperoleh (rezeki) ini?"
Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah".
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran [3]: 37).

Semenjak kecil, Maryam amat tekun beribadah.


Tidak sejenakpun meninggalkan mihrab tempat ia shalat
dan bermunajat. Tampaklah oleh Zakariya mukjizat Allah
yang diturunkan pada Maryam. Bukan hanya sekali ia
menghampiri Maryam dalam Mihrab dan didapatinya di
sisi Maryam makanan. Zakariya pun merasa heran
dengan apa yang dilihatnya sehingga ia meminta
penjelasan kepada Maryam. Menjawab pertanyaan
Zakariya, maryam mengatakan: Ia dari sisi Allah,
sesungguhnya Allah memberi Rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Alasan yang dikemukakan Maryam itu paling tidak


memenuhi dua pertanyaan penting, yakni sesuatu yang
bukan dibawa oleh Zakariya dan adanya aneka makanan
atau buah-buahan yang ada bukan pada musimnya.
Setiap kali Zakariya datang membawa bekal makanan
untuk Maryam, ia selalu saja mendapati bahwa Allah swt.
telah mendahului dirinya dengan rezeki dari alam gaib
agar Dia menumbuhkan dan membesarkan Maryam
dengan rezeki dari sisi-Nya; untuk mempersiapkan
Maryam menjadi wanita yang kelak menerima tiupan ruh
Allah dan sebagai wanita yang akan menjadi penyimpan
kalimat-Nya.

ZAKARIYA

Allah swt. berfirman: Dan Zakariya, yahya, Isa, dan


Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang saleh (QS. Al-
Anam [6]: 85).

Nama Zakharia atau Zakaria terdiri dari dua suku kata:


zakhari yang sepadan dengan dzikr dalam bahasa Arab,
sedang ya adalah kependekan dari Yahweh, yaitu nama
Allah dalam bahasa Ibrani. Dengan demikian, nama
Zakariya adalah Dzikrullah atau zikir kepada Allah atau
seorang yan bezikir kepada Allah. Sebagaiman firman
Allah swt. pada awal surah Maryam:






Kaaf Haa Yaa Ain Shaad. (Yang dibacakan ini adalah)
penjelasan tentang rahmat Tuhan Pemelihara kamu
kepada hamba-Nya, Zakaria. (yaitu) ketika ia berdoa
(kepada) Tuhan Pemeliharanya dengan seruan yang
lembut. (QS. Maryam [19]: 1-3).

Zakariya adalah pelayan Rumah Suci di Yerusalem.


Al-Quran menuturkan kisah Zakariya sebagai sosok
berusia lanjut yang memiliki seorang istri dalam keadaan
mandul. Ia hidup sezaman dengan Imran, ayah Maryam.
Sebagaimana dimaklumi bahwa Zakariya sudah
demikian lanjut, lagi pula istrinya adalah waanita
mandul.

Zakariya mengadu kepada Allah menyangkut


alasan permohonan doanya:









Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah
lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya
Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap
mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang
yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau
seorang putera. yang akan mewarisi aku dan mewarisi
sebahagian keluarga Yaqub; dan jadikanlah ia, ya
Tuhanku, seorang yang diridhai. (QS. Maryam [19]: 4-6).

Allah mengabulakan permohonan Zakariya dan


dan disampaikanlah kepadanya berita gembira perihal
akan lahirnya seorang anak laki-laki dari rahim istrinya.
Demikian firman Allah:






Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar
gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang
namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah
menciptakan orang yang serupa dengan dia. (QS.
Maryam [19]: 7).

Saat Allah mengabulkan permohonannya, Zakariya


teringat akan hukum sebab akibat, maka ia berkata:








Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada
anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang
mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai
umur yang sangat tua. (QS. Maryam [19]: 8).

Demikian Jawab Allah:







Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal
itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku
ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu)
belum ada sama sekali. (QS. Maryam [19]: 9).











Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang
ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):
"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan
kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang
membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi
ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi
termasuk keturunan orang-orang saleh. (QS. Ali Imran
[3]: 39).

Seolah-olah Zakariya hendak mengikuti apa yang


dimaksud Ibrahim ketika ia berkata: (Aku telah
percaya), tetapi supaya hatiku mantap (QS. Al-Baqarah
[2]: 260), Zakariya memohon kepada Allah agar
menampakkan pada dirinya satu pertanda sebagai bukti
dikabulkannya doa dan pinta Zakariya: Tuhan
Pemeliharaku, berilah aku suatu tanda (QS. Ali Imran
[3]: 41).

Allah swt. berfirman:









Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata
dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan
isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-
banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi
hari. (QS. Ali Imran [3]: 41).

Zakariya tidak kuasa berkata-kata kepada orang, selain


hanya dengan bahasa isyarat tangan atau kepala, tetapi
tidak menghalangi ia untuk bertasbih dan berzikir.

YAHYA

Yahya lahir enam bulan sebelum kelahiran Isa Almasih,


dan Yahyalah yang mula-mula beriman kepada kenabian
Isa, karenanya al-Quran menyebutnya pembenar
kalimat Allah (QS. Ali Imran [3]: Allah (QS. Ali Imran
[3]: 39), sebagaimana disebutkan oleh al-Quran:

Dari tinjauan bahasa Arab, yahya adalah kata kerja yang


menujuk masa sekarang dan yang akan datang, yang
mempunyai arti hidup. Sesuai penjelasan al-Quran
bahwa tidak seorang mansia pun menyadang nama
seperti itu sebelumnya, sebagaimana firman Allah swt.:






Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar
gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak lakil-aki
yang namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberi
nama itu sebelumnya (kepada siapa pun). (QS. Maryam
[19]: 7).

Apa yang dilakukannya sepanjang hidupnya adalah


berkeliling kampumg dan kota mengingatkan umat
manusia pada dosa dan menyeru mereka untuk
bertaubat dan mengakui kesalahan. Kemudian ia
menetap di Betania, tepi sungai Yordan, tempat dimana
ia menyucikan orang dari dosa dengan melalui apa yang
dikenal dengan baptis. Dari sini, ia kemudian dikenal
sebagai Yahya atau Yohanes Sang Pembaptis.

Pembaptisan yang dilakukan oleh Yahya berdasarkan


ajaran Musa, akan tetapi itu khusus bagi pertaubatan
sebab kedatangan Sang Mesiah telah dekat dan apa
yang dilakukan oleh Yahya atau Yohanes adalah sebagai
persiapan menyambut kedatangan Sang Mesiah.

Sebagaimana telah diuraikan pada bahasan sebelumnya,


bahwa Filipus, penguasa Basan, anak Herodes Agung,
kawin dengan Herodias yang cantik jelita. Pada masa
yang sama, Herodes Antipas, saudara kandung Filipus,
berkuasa atas wilayah Galilea dan Barea. Dalam satu
kunjungan ke Basan, Antipas bertemu dengan Herodias.
Antipas jatuh cinta dengan Herodias dan agaknya cinta
itu mendapat sambutan. Agar dapat menjalin hubungan
cintanya dengan Antipas, Herodias merencanakan
sebuah pertengkaran dengan sang suami. Akibat
pertengkaran itu, Filipus menceraikan istrinya. Herodias
melarikan diri ke Galilea dan menikah dengan Antipas,
saudara Filipus. Yahya mengingkari pernikahan itu dan
mengumumkan kepada khalayak bahwa hal itu bukanlah
pernikahan yang dibenarkan oleh syariat, melainkan
zina. Tetapi, Antipas tidak mengindahkan peringatan
Yahya dan mengabaikan syariat. Ketika Yahya terus
Menentang perkawinan itu, Antipas menangkap dan
memenjarakannya.

Menyangkut akhir kehidupan Yahya, Injil


menuturkan: pada hari ulang tahun Herodes, menarilah
anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan
menyenangkan hati Herodes sehingga Herodes
bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang
dimintanya. Mak setelah dihasut oleh ibunya, anak
perempuan itu berkata: Berikanlah aku disini kepala
Yohanes Pembaptis di sebuah talam.

BAB IV

ISA ALMASIH

SOSOK ISA ALMASIH AS.

Dalam bahasa Aram Eesho atau Eesaa, dan dalam


bahasa Ibrani Yashu atau Esu, sedang orang-orang
Yahudi dan Nasrani di semenanjung Arab menyebutnya
Yasu. Al-Quran mempergunakan Isa, bukan Yasu.
Sebagian kalangan sufi mengatakan bahwa isa
merupakan derivasi dari kata asa yang mengandung
konotasi makna berharap, karena Isa adalah sosok yang
dinantikan dan ditunggu kedatangannya. Adapula yang
mengatakan isa diturunkan dari verba asa yang
mengandung konotasi makna perjuangan dan pekerja
keras.

Isa Almasih memiliki lisan yang fasih, logika


pembicaraannya amat kuat dan mampu mengemukakan
argumentasi secara cepat atas sitiap sanggahan atau
tantangan dari mitra bicara. Isa Almasih mempunyai
kepiawaian menimbang kalimat. Ia berpidato
menyampaikan ajaran Tuhan, seolah-olah kalimat-
kalimat yang diucapkan mengikuti irama gerak bahtera,
riak air, dan embusan angin.

Isa Almasih sebagai pribadi yang rendah hati, sifat


rendah hati itu tercermin dalam segenap prilaku dan
perbuatan Isa Almasih, antara lain, sifatnya yang penuh
kasih sayang kepada orang-orang yang berdosa dan
khilaf. Akan tetapi, ia pun mengenal makna murka dan
amarah. Watak kenabian Isa Almasih adalah keterikatan
jiwa berada diatas keterikatan darah dan daging, hak-
hak yang berkenaan dengan keimanan lebih diutamakan
daripada hak para ayah dan ibu.

Memerdekakan diri dari ikatan-ikatan hawa nafsu


dan kepentingan sesaat merupakan ketentuan utama
bagi setiap perjuangan disegala medan. Isa Alamasih as.
memerintahkan para murid untuk berani menempuh
bahaya, bahkan mengorbankan nyawa sekalipun dalam
perjuangan menegakkan kebenaran dan
mempertahankan keyakinan.

MESIAH DAN PAHAM KESELAMATAN UNIVERSAL

Dalam bahasa Arab terminologi al-masih diambil dari


verba masaha yang keduanya mengandung makna
mengusap atau meraupi, berasal dari bahasa Ibrani ha-
ma-syih atau dari bahasa Aram dan Suryani masyih.
Akan halnya keimanan pada datangnya rasul Tuhan yang
secara khusus disebut sebagai Mesiah hanya dikenal dari
Taurat atau kitab-kitab yang berisi penafsiran Taurat,
seperti Talmud atau Agada.

Terminologi Mesiah atau Almasih menjadi


peristilahan khusus yang menunjuk kepada Isa putra
Maryam ketika ia beralih kedalam bahasa yang acap kali
dipergunakan orang-orang Nasrani. Berdasarkan
kecenderungan itu, mereka menerjemahkan Mesiah atau
Almasih kedalam bahasa Yunani christos, yang secara
harfiah bermakna seseorang yang dibaluri minyak.
Kemudian dari dua huruf terakhir dihapus sehingga
menjadi christ, dan memulai dengan kapital Christ
sehingga menjadi nama orang.

Al Masih juga dipergunakan al-Quran untuk


menyebut Isa sebelum dilahirkan kedunia. Allah swt.
berfirman:

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam,


seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan
kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan
kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih
Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di
akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan
(kepada Allah). (QS. Ali Imran [3]: 45).

Berdasarkan ayat tersebut, Isa Almasih tidak


diurapi atau dibaptis oleh pendeta dan tidak pila oleh
seorang nabi, melainkan Allah menamainya Almasih
sebagai pertanda bahwa Allah-lah yang meraupi. Kata
Almasih dalam al-Quran diketengahkan dengan
menggunakan partikel alif dan lam, al-Masih, bukan
Masih, untuk menunjuk bahwa yang dimaksud adalah Isa
bukan yang lain.
SILSILAH

Umat Muslim dan Masehi sepakat bahwa Isa Almasih


dilahirkan oleh ibunya, Maryam, yang perawan dan suci
tanpa ada campur tangan lelaki sama sekali. Kehamilan
Maryam terjadi atas kehendah dan kuasa Allah semata.
Demikian firman Allah swt.:












Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah
utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya
yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. (QS. An-Nisa [4]: 171).








Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga
Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di
masa mereka masing-masing) (QS. Ali Imran [3]: 33).

Ibrahim as. adalah nenek moyang para nabi dan


rasul, Dari keturunan Ibrahim, Allah swt.
mengistemewakan keluarga Imran. Imran yang disebut
dalam al-Quran adalah ayah Maryam, seorang pembaca
doa dikalangan orang-orang Israel pada masa itu.









Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali
bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali
bukanlah seorang pezina. (QS. Maryam [19]: 28).

Penisbatan Isa Almasih kepada ibundanya,


Maryam, dengan menyebut Isa putra Maryam
merupakan perkataan yang benar dan tidak diragukan
kebenarannya, sekaligus sebagai cara untuk menyucikan
garis keturunan Isa Almasih dari tuduhan-tuduhan buruk
dan keliru. Garis keturunan tersebut dengan sengaja
direkayasa oleh kelompok yang menginginkan agar Isa
Almasih diakui orang sebagai anak Daud as., agar
mereka mengatakan bahwa Isa Almasih dialah Sang
Mesiah yang dijanjikan Tuhan kepada orang-orang
Yahudi, dan bukan selain dia.

ISA ALMASIH DALAM AL-QURAN

Kita beriman sepenuhnya bahwa Isa Almasih as. adalah


hamba dan utusan Allah, ia adalah kalimat Allah yang
disampaikan-Nya kepada Maryam dengan tiupan ruh
dari-Nya.

Allah swt. berfirman:












Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul
yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa
rasul, dan ibunya adalah soerang shiddiqah (yakni yang
sangat benar dalam niat, ucapan, dan perilakunya),
kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan
bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli
kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian
perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari
memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (QS. Al-Maidah [5]:
75).

Isa Almasih adalah kalimat Allah yang diciptakan


dengan kuasa dan perintah-Nya. Allah swt. berfirman:











(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam,
seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan
kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan
kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih
Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di
akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan
(kepada Allah). dan dia berbicara dengan manusia dalam
buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah
termasuk orang-orang yang saleh.








Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah,
adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan
Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Apa yang
telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang
dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk
orang-orang yang ragu-ragu. (QS. Ali Imran [3]: 45-46,
59-60).

Isa Almasih adalah ruh Allah, sebagaimana firman-Nya:










Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas
dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al
Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan
(yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan)
roh dari-Nya. (QS. An-Nisa [4]: 171).

Adapun Mariam atau Maria, anak perempuan Imran,


adalah wanita terhormat dan suci, sebagaimana firman
Allah swt.:












Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa
isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya
bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia
selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah
(nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta
bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari". Dan
(ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam,
sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan
kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia
(yang semasa dengan kamu). (QS. Ali Imran [3]: 41-42).

ISA ALMASIH DALAM PANDANGAN YAHUDI

Orang-orang Yahudi menciptakan aneka keraguan dan


tuduhan-tuduhan tidak benar menyangkut kelahiran Isa
Almasih. Mereka antara lain menuduh Maryam telah
berbuat zina dan bayi yang dikandung dalam rahimnya
adalah akibat perbuatan nista dengan Yusuf.

Maka ketika Isa Almasih telah diangkat sebagai


rasul dan berdakwah kepada mereka dengan cara yang
bijak dan melalui nasihat-nasihat yang baik, orang-prang
Yahudi mendustakannya dan menyelewengkan ajaran
Almasih. Bahkan mereka menuduh Isa Almasih murtad
dari ajaran Yahudi. Mereka berusaha membunuh Isa
Almasih dan melakukan konspirasi dengan penguasa
Roma di Palestine untuk menyalibnya.

Nama Isa Almasih sama sekali tidak disebut dalam


kita-kitab keagamaan Yahudi, tidak pula dalam lembaran
sejarah mereka, sebab orang-orang Yahudi itu
memandang bahwa Isa sebagai sosok yang durhaka dan
ingkar pada ajaran Yahudi, dan ia telah mendapat
hukuman atas kedurhakaannya itu.
ISA ALMASIH DALAM PANDANGAN ORANG
NASRANI DAN KERANCUAN PAHAM TRITUNGGAL

Isa Almasih, dalam keyakinan orang-orang Nasrani,


bukan hamba Allah dan bukan pula utusan-Nya,
melainkan tuhan yang wajar disembah. Ia terdiri dari
unsur nasut atau jasad dan lahut atau ruh keilahian
yang menyatu dalam diri Isa Almasih sehingga ia
menjadi Tuhan.

Isa Almasih adalah Tuhan secara utuh karena Isa


adalah Allah atau anak Allah yang azali, yang turun
kedunia dalam rupa seorang manusia, dengan hakikat
tidak bermula ketika ia dilahirkan, sebagaimana
layaknya manusia biasa. Akan tetapi ia ada semenjak
azal. Isa Almasih bukan semata-mata anak manusia,
melainkan ia adalah Tuhan yang sempurna dari Tuhan
yang sempurna.

Orang-orang Nasrani meyakini bahwa trinitas yang


kudus adalah satu oknum atau yang disebut hypostasis
yang hidup, memiliki kekuasaan untuk berpencar dari
satu zat Allah sehingga memiliki tiga oknum tanpa
mencederai keesaan-Nya. Dua hakikat yang hendak
diungkapkan oleh paham trinitas adalah:

Pertama; satu Tuhan sebagai hakikat yang banyak


dikemukakan oleh al-Kitab, khususnya oleh Kitab
Perjanjian Lama.

Kedua; tiga oknum atau hypostasis yang secara


keseluruhan membentuk satu oknum. Maka Alllah Yang
Esa menyatakan diri-Nya melalui tiga pribadi:
Bapa, sebagai oknum pertama dalam Tritunggal. Ia
tidak dapt dilihat, tidak dapat diraba, tidak dapat
didekati, tetapi Dia berhubungan dengan
makhluk-Nya dari jauh.
Anak, sebagai oknum kedua dalam kesatuan
keilahian. Telah menjadi ketetapan Allah bahwa
Dia berkehendak mendekatkan zat-Nya kepada
umat manusia dengan cara menampakkan zat-Nya
itu pada pribadi anak-Nya. Maka turunlah Allah
dari langit dan menempati pribadi Isa Almasih
agar dengan demikian Dia Hidup di tengah-tengah
umat manusia, bergaul dengan mereka dan
berbicara langsung pada mereka. Maka dengan
datangnya Isa Almasih, manusia mendapati Tuhan
yang dapat dan dapat diajakberbicara secara
langusug
Roh kudusI, sebagai oknum ketiga Tritunggal dan
dalam pribadi Roh Kudus Allah melakukan
pendekatan kepada Anak-Nya.

Tiga oknum dalam satu keilahian duduk diatas satu


singgasana semenjak azal dan terus-menerus.
Kerajaan dan kekuasaan tunggal menunjukan bahwa
tiga oknum itu adalah satu kesatuan.

Dalam pandangan katolik dan ortodoks, maka


Tritunggal adalah bahwa Allah itu satu, yang
wujudnya mengalami 3 fase:

(1) fase sebelum berubah menjadi sosok manusia, (2)


fase dalam wujud seorang manusia sebagai Tuhan
anak, dan (3) fase Roh kudus. Dengan ungakapan
lebih jelas, dapat dikatakan bahwa Isa Almasih
menurut paham kepercayaan mereka adalah
Tuhan dan Pencipta Maryam.
Al-Quran mengecam kerancuan logika mereka dalam
fiman Allah swt.:














Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih
putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah
)(gerangan yang dapat menghalang-halangi
kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al
Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh
orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?".
Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa
yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (QS. Al-Maidah [5]: 17).
















Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera
Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai
Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu".
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang


mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari
yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain
dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari
apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih. (QS. Al-Maidah [5]: 72--73).























Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas
dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al
Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah
dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada
Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari
ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya
Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari
mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi
Pemelihara.

Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi


Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat
yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang
enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan
diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua
kepada-Nya. (QS. an-Nisa [4]: 171-172).
BAB V

KELAHIRAN SANG NABI

GALILEA

Galilea, atau al-jalil dalam bahasa Arab dan Ibrani,


adalah sebuah kawasan yang terbuka bagi bangsa-
bangsa yang datang dari timur dan barat. Galilea adalah
bagian dari wilayah lepas pantai utara yang diketahui,
dalam sejarah kuno sebagai bumi Kanaan. Di kemudian
hari orang-orang Yunani menyebutnya Piniki. Semenjak
dahulu, wilayah Kanaan dikenal sebagai kota pelabuhan
yang memiliki banyak dermaga, terletak di
persimpangan jalur perdagangan dari Laut Tengah ke
Semenanjung Suez di Mesir Teluk Persia, dan selanjutnya
ke negeri-negeri di Timur Jauh.

Pertalian antara bangsa-bangsa yang menempati


wilayah Galilea dengan peradaban umat manusia
menjadi semakin erat. Ilmu pengetahuan, kebudayaan,
dan industri mengalami kemajuan yang signifikan. Selain
bidang perdagangan dan kesenian, orang-orang Yahudi
juga mengandalkan bangsa Kanaan dalm bidang
penulisan, sastra, dan keagamaan. Tidak sedikit orang
Yahudi yang meninggalkan kepercayaan lama, lalu
berpaling kepada kepercayaan orang Galilea.

Para warga pribumi Galilea menggunakan bahasa


Aram, yakni bahasa pedalaman Syria atau bahasa
Yunani, yakni bahasa yang digunakan oleh orang-orang
pendatang dari wilayah pesisir dan dari kawasan Asia
Minor yang membawa peradaban Persia, India, dan Irak.

Toleransi tinggi terhadap pemeluk agama dan enis lain


yang dimiliki oleh orang Galilea itulah yang menjadi
pemicu kemarahan, iri hati, dan dengki orang-orang
Israel di selatan terhadap mereka. Akan tetapi,
hakikatnya justru kondisi masyarakat Galilea yang
seperti itulah yang menjadikan bumi Galilea sebagai
tempat kelahiran dan tumbuh berkembangnya misi
kenabian yang dinantikan dunia pada abad itu.

Beberapa tahun setelah menyusul lahirnya Isa


Almasih, Galilea keluar dari kekuasaan kerajaan Yehuda,
menyusul mangkatnya Herodes Agung. Galilea dan
perkampungan-perkampungan badui di sekitarnya
menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Herodes Antipas.
Kurang lebih Isa Almasih berumur 10 tahun ketika
Romawi menyerbu dan menghancurkan ibu kota Herodes
Antipas di Tiberia dekat Nazaret, dimana Isa melewatkan
masa mudanya. Pada usia 10 tahun. Isa Almasih menjadi
saksi sejarah atas peristiwa peperangan dan
penghancuran negeri. Kota dihancurkan, negeri
dibumihanguskan, kota baru dibangun, negeri baru
didirikan, kekuasaan berpindah tangan, penguasa lama
runtuh, penguasa baru naik tahta, dan seterusnya.

Adapun perhitungan para sejarawan yang


dianggap mendekati kebenaran adalah bahwa Isa
Almasih dilahirkan beberapa tahun sebelum tahun yang
ditetapkan sebagai tahun pertama Masehi, atau dengan
ungkapan lain bahwa Isa Almasih tidak dilahirkan tepat
pada tahun pertama. Injil Matius menyebutkan bahwa Isa
Almasih dilahirkan sebelum Kaisar Herodes Agung
mangkat, empat puluh tahun sebelum dimulainya tahun
pertama Masehi.

KELAHIRAN MARYAM











Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai
Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu,
mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala
wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai
Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukulah
bersama orang-orang yang ruku. (QS. Ali Imran [3]: 42-
43).

Kehamilan Maryam tanpa kehadiran faktor lelaki,


melainkan atas kehendak mutlak Allah swt. dengan
perantaran malaikat Allah swt. berfirman:






Maka Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami
dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan
Allah) yang besar bagi semesta alam. (QS. al-Anbiya
[21]: 91).

Maryam anak Imran tumbuh dalam kesucian,


menjadi penghuni tetap mihrab yang dikhususkan bagi
dirinya untuk beribadah kepada Allah. Maryam juga
jarang meninggalkan mihrab ibadah sebab kebutuhan
makan dan minum telah dijamin oleh Allah dan
diturunkan atas dirinya dari langit. Diriwayatkan dari
Abdullah bin Abbas ra. bahwa Nabi Muhammad saw.
bersabda: Penghulu para wanita penghuni surga adalah
Maryam putri Imran, kemudian Fathimah, lalu Khadijah,
dan Asiyah permaisuri Firaun.

Peristiwa kehamilan Maryam melalui tiga fase :


pertama dari apa yang jika boleh disebut sebagai
persiapan bagi Maryam untuk menerima kalimat Allah
yang disampaikan melalui firman-Nya :

















Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan
penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan
pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui
Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya.
Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab:
"Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa hisab. (QS. Ali Imran (3) : 37)

Berdasarkan firman tersebut, Maryam memahami kuasa


dan kehendak Allah yang bersifat mutlak. Fase kedua
adalah pada saat Malaikat berkata kepadanya :












(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam,
seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan
kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan
kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih
Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di
akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan
(kepada Allah). (QS. Ali Imran (3) : 45)

Allah SWT memaklumkan bahwa kalimat (yang datang)


dari-Nya itu adalah firman-Nya yang berbunyi :







Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku
mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh
oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan
perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak
menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata
kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. (QS. Ali Imran (3) :
47)

Fase ketiga adalah ketika Maryam memasuki


usia matang sebagai seorang wanita, Malaikat Jibril
datang menemui dirinya atas perintah Allah SWT dalam
wujud seorang laki-laki.










Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran,
yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke
suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan
tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami
mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di
hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari
padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu
seorang yang bertakwa". (QS. Maryam (19) : 16-18)

Malaikat Jibril berkata :








Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang
anak laki-laki yang suci". (QS. Maryam (19) : 19)

Menanggapi disampaikannya berita dari langit


melalui Malaikat Jibril perihal akan lahirnya seorang bayi
laki-laki dari rahimnya, Maryam berkata :








Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang
anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun
menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!.
(QS. Maryam (19) : 20)

Tidak seorang lelaki pun menyentuhnya, tidak


melalui cara yang halal, apalagi cara yang haram,
sehingga dengan demikian tertutup segala kemungkinan
bagi terjadinya kehamilan dan kelahiran seorang bayi
dari rahimnya.






Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal
itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami
menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai
rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang
sudah diputuskan". (QS. Maryam (19) : 21)

Jibril memaklumkan bahwa kehamilan pada diri


Maryam akan berlangsung tanpa ada unsur laki-laki dan
hal itu merupakan perbuatan amat mudah bagi Allah
Yang Mahakuasa. Sebab hakikatnya jika Allah SWT
berkehendak, Dia hanya berfirman Kun! (Jadilah!),
maka terjadilah apa yang dikehendaki Allah.

Allah SWT berkehendak untuk menciptakan Isa


tanpa ayah sebagai bukti kemutlakan kuasa dan
kehendak serta keagungan-Nya, sebab peristiwa itu
merupakan fenomena yang keluar dari hukum alam yang
berlaku dan dari ketentuan sebab akibat.

Malaikat Jibril atau Roh Kudus memberitahukan


kepada Maryam perihal hikmah kehamilannya, bahwa
penciptaan anak tanpa kehadiran seorang ayah adalah
tanda kebesaran Allah bagi manusia dan bukti
kemutlakan kehendak dan kuasa Allah yang tidak terikat
oleh hukum sebab akibat dan tidak pula hukum alam.





Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara
kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya
ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda
(kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (QS.
Al-Anbiya (21) : 91)
KELAHIRAN

BAB X

RANGKAIAN PERISTIWA

DI YERUSALEM

Pertengahan Maret tahun ke-30 Masehi, Isa


Almasih bersama para murid bergerak ke selatan
menuruni lembah Yordan menuju Yerusalem. Perjalanan
memakan waktu kurang lebih tiga hari, sedangkan
perayaan itu akan dilansungkan pada pekan pertama
bulan April. Segenap penduduk Galilea telah bersiap
melakukan perjalanan menuju Yerusalem untuk
menghadiri perayaan Paskah. Jemaat yang berada di
sekeliling Isa Almasih kini semakin bertambah banyak.
Aneh perasaan yang menyelimuti Isa Almasih dan para
pengikutnya, membayangkan peristiwa apa yang akan
terjadi ketika mereka tiba di Yerusalem secara terang-
terangan, dengan tanpa mempedulikan berita tentang
adanya konspirasi dari Herodes dan pihak-pihak
penentang Yerusalem.

Pada malam kedua, rombongan tiba di Jericho


atau al-Khalil dari arah selatan Laut Mati, lima mil arah
timur Yerusalem. Hari sabat Yahudi dilalui oleh
rombongan Isa Almasih di Jericho. Orang yang memasuki
Yerusalem dari arah Jericho di timur,akan melalui jalanan
terjal. Ketika rombongan tiba di perbukitan Zaitun, Isa
Almasih mengistirahatkan rombongan. Orang yang
banyak berjalan di depan Isa Almasih dan yang
mengikutinya dari belakang berseru: Hosana bagi anak
Daud, diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan.
Ketika ia masuk Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu
dan orang berkata: Siapakah orang ini? Orang banyak
itu menyahut: Inilah Nabi Isa dari Nazaret di Galilea.

Waktu yang dinantikan telah tiba. Hanya tinggal


menanti peristiwa besar yang diramalkan Nabi Zakaria
seputar rangkaian peristiwa dihari terakhir. Isa Almasih
memasuki Yerusalem pada siang hari menjelang sore. Isa
Almasih memasuki rumah Allah dari arah pintu selatan,
seraya memikirkan apa rencana yang akan dilakukan
esok hari. Bersama dengan datangnya malam, Isa
Almasih kembali ke Betania di atas perbukitan Zaitun,
dimana ia bermalam bersama majelis yang terdiri dari
dua belas orang murid.
Pada hari senin pagi, Isa Almasih membawa
sekelompok murid pilihan menuruni bukit Zaitun,
mengambil jalan setapak, kemudian memasuki Rumah
Allah untuk kali kedua. Pada saat berlangsungnya
perayaan Paskah, Yerusalem dipadati oleh orang-orang
Yahudi yang datang dari segenap penjuru negeri dengan
mata uang masing-masing. Untuk memenuhi kewajiban
membayar tebusan. Para pedagang mata uang
mengalihkan kegiatannya lokasi di sekitar Rumah Suci.
Para pedagang ternak ikut meramaikan pesta hari raya
dengan menyediakan berbagai jenis ternak, mulai dari
domba hingga merpati.

Lalu Isa Almasih masuk ke Rumah Allah dan


mengusir semua orang yang berjual beli di halaman
Rumah Allah. Apa yang diinginkan Isa Almasih adalah
tidak lebih dari menyampaikan pesan bahwa rezim jahat
yang berkuasa di Rumah Allah akan segera runtuh;
bahwa ramalan para nabi akan segera terwujud.

Para imam Rumah Suci, mereka bermaksud


menangkap dan membinasakan Isa Almasih, tetapi
mereka khawatir hal itu akan menimbulkan perlawanan
dari pengikut Almasih yang semakin bertambah banyak
dan kuat. Melihat situasi yang terjadi, pihak-pihak
berwenang di Rumah Suci tidak memiliki alasan tepat
untuk meminta bantuan Roma. Bahkan boleh jadi, jika
penguasa Roma mengetahui, para imam dan ahli-ahli
Taurat akan dipaksa melakukan cara mereka sendiri demi
meredakan suasana.

Selain itu, wali Roma di Palestina saat itu adalah


Pontius Pilatus, pejabat yang dikenal memiliki sikap keras
terhadap jemaat Rumah Suci dan amat membenci
komunitas Yahudi secara umum. Dari sudut lain apa yang
dilakukan Isa Almasih dan pengikutnya serta orang-
orang yang bersimpati pada dirinya tidak lebih dari unjuk
rasa menentang aturan-aturan rumah ibadah.

Ketika petang, Isa Almasih dan para pengikutnya


meninggalkan Yerusalem dan kembali ke Betania di
perbukitan Zaitun. Hari selasa merupakan hari yang
amat penting bagi Isa Almasih dan majelisnya yang
terdiri dari dua belas murid. Pada pagi buta, mereka
kembali ke Rumah Suci dengan terang-terangan.
Sepanjang hari itu, Isa Almasih terlibat dalam
perdebatan panjang dengan para imam Rumah Suci,
orang-orang Saduki, dan tokoh-tokoh politik pro-Herodes.

Kemudian, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi


membawa kepadanya seorang perempuan yang
kedapatan berbuat zina. Mereka menempatkan
perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Isa
Almasih: Guru, perempuan ini tertangkap basah ketika
ia berbuat zina. Musa dalam buku hukum Taurat
memerintahkan kita untuk melempari perempuan-
perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang
hal itu? mereka mengatakan hal itu untuk menfitnah
supaya mereka memperoleh alasan untuk
menyalahkannya.

Tetapi, Isa Almasih membungkuk, lalu menulis


dengan jarinya ditanah, lalu bangkit berdiri dan berkata:
barangsiapa diantara kamu yang tidak mempunyai
dosa, hendaknya ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu! setelah ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi mendengar perkataan itu, pergilah
mereka seorang demi seorang dan akhirnya tinggallah
Isa Almasih dan perempuan itu yang menetap di
tempatnya. Isa Almasih bangkit berdiri dan berkata
kepadanya: Hai perempuan, dimanakah mereka? Tidak
adakah seorangpun dari mereka yang menghukum
engkau? Perempuan itu menjawab: Tidak ada, tuan.
Isa Almasih mengatakan: Aku pun tidak akan
menghukum engkau. Pergilah dan jangan lagi berbuat
dosa mulai sekarang (Yohanes 8: 3-11).

Demikian sabda Isa Almasih menjawab


pertanyaan seorang ahli Taurat tentang hukum manakah
yang terutama dalam ajaran Taurat. Isa Almasih
mengatakan: Dengarkan, hai orang Israel, hukum yang
terutama adalah Tuhan kita adalah Allah, Tuhan
Yang Maha Esa. Kasihanilah Allah, Tuhanmu dengan
segenap hatimu dan segenap jiwamu, dengan segenap
akal budimu dan segenap kekuatanmu. Hukum yang
kedua adalah kasihanilah sesama manusia, seperti
engkau mengasihi dirimu sendiri. Tidak ada hukum yang
lebih utama dari kedua hukum hukum itu (Markus 12:
28-34).

Menyusul ancaman dan peringatan keras Isa Al


Masih as. yang ditujukan kepada ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi dari murka Allah dan hukumannya,
demikian sabda Almasih: Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang munafik, kerana kamu menutup
pintu-pintu kerajaan surga di depan orang banyak. Sebab
kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka
yang berusaha untuk masuk.

Hai kamu ular-ular beludak, bagaimana mungkin


kamu dapat meluputkan diri dari azab neraka? Sebab itu,
lihatlah, Tuhan mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-
orang biajksana, dan ahli-ahli Taurat; separuh diantara
mereka kamu bunuh, kamu salibkan, yang lain kamu
cambuk di rumah-rumah ibadahmu dan kamu aniaya
dari kota ke kota supaya kamu menanggung akibat
penumpahan darah orang yang tidak bersalah, mulai
dari Hebel orang benar itu sampai Zakaria (Nabi Zakaria
as.).

Pada sekitar tengah hari dan menjelang sore,


orang-orang yang mendengar perdebatan semakin
bertambah banyak; dan bertambah banyak pula mereka
menaruh simpati pada sang nabi dan merasa amat
kagum pada perdebatannya dengan orang-orang yang
bersebrangan dengan dirinya, tanpa memandang
jabatan dan kedudukan mereka. Tanpa mempedulikan
situasi kritis yang tengah terjadi, kesempatan yang
masih tersisa dipergunakan oleh Isa Almasih as. untuk
berdakwah.

BAB XI

HARI-HARI TERAKHIR

Pihak-pihak berwenang di Rumah Allah sejak


semula menyadari bahwa jika mereka melakukan
penangkapan terhadap diri Isa Almasih as. secara
terang-terangan, dikhawatirkan hal itu justru
memperkeruh situasi dan tidak mustahil menimbulkan
perlawanan. Dalam situasi tertentu, Roma akan turun
tangan dan tidak menutup kemungkinan bahwa
merekalah yang justru akan mendapat kecaman dari
penguasa Roma akibat huru-hara yang terjadi. Apa yang
diharapkan oleh pihak-pihak berwenang di Rumah Suci di
Yerusalem adalah menangkap Isa Almasih as. secara
diam-diam, ketika ia sedang sendirian dan jauh dari
murid-muridnya.
Untuk tujuan tersebut, berkumpullah imam-imam
kepala dan para tetua bangsa Yahudi di istana imam
besar bernama Kafayas. Mereka merundingkan suatu
rencana untuk menangkap dan membunuh Isa Almasih,
diluar perayaan Paskah untuk menghindari huru-hara
diantara para penduduk Yerusalem dan para pengikut
setia Isa Almasih

Jauh sebelumnya, Isa Almasih as. telah


meramalkan bahwa salah seorang dari dua belas murid
terdekatnya akan berkhianat dan menyerahkan dirinya
kepada pihak musuh. Kemudian pergilah salah seorang
dari dua belas murid itu yang bernama Yudas Iskariot
kepada imam kepala, dan berkata: Apa yang hendak
kamu berikan kepadaku supaya aku menyerahkan dia
kepadamu? Mereka membayar tiga puluh uang perak
kepadanya, dan mulai saat itu, ia mencari kesempatan
yang baik untuk menyerahkan Isa Almasih

Pada kesempatan itu, Isa Almasih kemudian


menyampaikan pesan-pesan terakhirnya kepada para
murid;













Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai
Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat,
dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata. (QS. as-Shaff [61]: 6).

Isa Almasih telah menerima wahyu dari Allah


bahwa salah satu seorang murid terdekatnya akan
berkhianat dan menyerahkan diri Isa Almasih kepada
pihak musuh untuk dibunuh. Inilah jiwa orang Israel yang
tidak lagi memiliki rasa takut dan rasa bersalah untuk
melakukan tindak pembunuhan terhadap nabi-nabi yang
diutus Tuhan kepada mereka. Isa Almasih tidak tahu-
menahu bahwa Allah akan menyelamatkan jiwanya dan
bahkan mengankatnya. Dan oleh karenanya, doa yang
dipanjatkan Isa Almasih kepada Allah adalah dalam
pengertian: Ya Allah Tuhan kami, ringankanlah
penderitaan kami dalam menghadapi sakaratul maut.

Anda mungkin juga menyukai