Anda di halaman 1dari 21

Makalah Logika Materi PAI MTs, STAI Sunan Giri Bojonegoro

MAKALAH LOGIKA MATERI PAI MTs


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Logika Materi PAI MTs

Dosen Pembimbing:
..

Disusun Oleh:
Kelompok IX
1. Mita Halimatus Sadiyah (22)
2. Henny Nurul Afifah (23)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEMESTER III/A
STAI SUNAN GIRI BOJONNEGORO
2017

1
Makalah Logika Materi PAI MTs, STAI Sunan Giri Bojonegoro

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat dan


ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Atas jasa beliau kita dapat
keluar dari kegelapan menuju cahaya terang dengan pancaran nur Ilahi.
Penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak .........................., selaku Rektor STAI Sunan Giri Bojonegoro.
2. Bapak , selaku dosen pengampu mata kuliah Logika Materi
PAI MTs
3. Segenap teman-teman STAI Sunan Giri Bojonegoro yang telah memberikan
semangat dan membantu dalam penyelasaian makalah ini.
4. Dan semua pihak yang turut membantu dan memotivasi hingga selesainya
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari semua
pihak dalam penyempurnaan makalah ini.Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan setitik
khasanah pengetahuan.Demikianlah penulisan makalah ini, apabila ada kekurangan
kami mohon maaf.
Amiin-amiinyaRabbal Alamin

Bojonegoro, 15 Maret 2017

Penyusun

2
Makalah Logika Materi PAI MTs, STAI Sunan Giri Bojonegoro

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Fokus Pembahasan....................................................................................... 3
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4

A. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlaq................................... 4


1. Pengertian Aqidah Akhlaq .................................................................. 4
2. Dasar Aqidah Ahklaq .......................................................................... 4
B. Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs ................................................. 6
1. Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs........................................... 6
2. Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs Di bagi menjadi 3 ............. 7
C. Struktur materi aqidah ahklaq di Mts........................................................ 8
D. Uraian Materi Aqidah ahklaq MTs ........................................................... 8
1. Pengertian Akidah .............................................................................. 9
2. Tasawuf Dalam Islam ........................................................................ 9
3. Teologi Islam ...................................................................................... 9
4. Metode-Metode Peningkatan Kualitas Akidah, Tauhid Dan

Akhlak. ............................................................................................... 9
5. Sumber Akidah Islam ......................................................................... 10
6. Tujuan Akidah Islam .......................................................................... 11
7. Iman, Islam dan Ihsan ......................................................................... 13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 16

A. KESIMPULAN ........................................................................................ 16
B. SARAN ..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

3
1. BAB I
2. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3. Menanamkan pengetahuan dan kecakapan dengan cara yang cepat
dan tepat memerlukan penguasaan teori-teori. Teori-teori tesebut berupa teori
mengajar yang dapat diterapkan dalam perencanaan pengajaran. Perencanaan
pengajaran disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
4. Mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak bukanlah perbuatan yang
sederhana, bila ingin menerapkan prinsip-prinsip cepat dan tepat. Dalam hal ini
menguasai materi, kesulitan akan muncul dari perkembangan ilmu tersebut
serta sifat dari ilmu itu sendiri.1
5. Dengan demikian guru harus bisa menguasi materi dengan baik.
Karena keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh guru itu sendiri,
untuk mencapai keberhasilan tersebut maka seorang guru harus mampu
mengusai materi yang akan diajarkan serta memilih strategi, metode dan media
yang tepat. Oleh karena itu analisis materi sangat diperlukan untuk bisa
mengetahui srategi, metode, dan media yang tepat.
6. Sebagai disiplin ilmu keislaman yang berdiri sendiri, Akidah
Islamiyah memiliki pengertian, dasar, dan tujuan yang membedakan dengan
disiplin ilmu keislaman lainnya.
7. Sebagai calon guru PAI, tentunya kita harus memahami dan
mengerti secara tepat pengertian, dasar dan tujuan mempelajari Ilmu Aqidah.
Hal ini selain berguna untuk menambah bekal dan wawasan kita sebagai calon
guru, juga insyaallah akan memperkuat keimanan kita terhadap Allah SWT.
8. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum
hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku
sebelumnya. Kurikilum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan
peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian
bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan,
persaingan, ketidakpastian dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini

1Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009) 1-3.

1
diciptakan untuk menghasilkan tamatan yang kompeten, cerdas dalam
membangun integritas sosial, serta mewujudkan karakter nasional.
9.
10. Dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
telah dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi
dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu
inovasi pembelajaran. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas
implementasi kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi
kurikulum.
11.
12. Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan
dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah
secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi.
Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program
pembelajaran.
13.
14. Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah
harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,
penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan
pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka
disusun kurikulum nasional Pembelajaran Agama di Madrasah yang berbasis
kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di
Madrasah secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
acuan dalam mengembangkan kurikulum Aqidah Akhlaq di Madrasah sesuai
dengan kebutuhan daerah/Madrasah.
15.
16. Oleh karena itu, peranan dan efektivitas pembelajaran agama di
Madrasah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap
kesejahteraan masyarakat mutlak harus ditingkatkan. Yang dijadikan landasan

2
pengembangan nilai spiritual yang dilakukan dengan baik, maka kehidupan
masyarakat akan lebih baik.
17.
18. Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai
bagian integral dari pembelajaran Agama, memang bukan satu-satunya faktor
yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik.
Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlakqul
Karimah dalam kehidupan sehari-hari.
B. Fokus Pembahasan
1. Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs?
2. Struktur materi aqidah ahklaq di Mts?
3. Materi aqidah akhaq di MTs?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa sajakah Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs
2. Untuk menegetahui apa saja Struktur materi aqidah ahklaq di Mts
3. Untuk mengetahui Materi aqidah akhaq di MTs

3
19. Bab II
20. PEMBAHASAN
21.A. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlaq
1. Pengertian Aqidah Akhlaq
22.Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ -
-] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian.
Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang
harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta
terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh
badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa
aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang
membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan
yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
23.Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat
dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau
keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang
wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan
yang mengikat.
24.Sementara kata akhlak juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [ ]
jamaknya [ ][yang artinya tingkah laku, perangai tabiat, watak, moral
atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat
diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah
melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan
akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah,
atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu
berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela
atau akhlakul madzmumah.
2. Dasar Aqidah Akhlaq
25.Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang
merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Quran dan Al
Hadits. Al Quran dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang
menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia.
Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Quran dan.

4
Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah
berkata. Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Quran.
26.Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik
dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut
dikatakan dalam Al Quran. Karena Al Quran merupakan firman Allah,
maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
27.Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya
Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan
kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-
orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki
meraka ke jalan yang lurus.
28.Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah
AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Quran lebih terinci,
umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW,
karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
29.Pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak
mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan
pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang
keagamaan, pembelajaran itu juga diarahkan pada peneguhan aqidah di
satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan
penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan
bangsa.
30.Pada aspek akidah ditekankan pada pemahaman dan pengamalan
prinsip-prinsip akidah Islam, metode peningkatan kualitas akidah,
wawasan tentang aliran-aliran dalam akidah Islam sebagai landasan dalam
pengamalan iman yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman

5
tentang macam-macam tauhiid seperti tauhiid uluuhiyah, tauhiid
rubuubiyah, tauhiid ash-shifat wa al-afal, tauhiid rahmuaniyah, tauhiid
mulkiyah, dan lain-lain serta perbuatan syirik dan implikasinya dalam
kehidupan. Aspek akhlak, di samping berupa pembiasaan dalam
menjalankan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik, juga mulai diperkenalkan tasawuf dan
metode peningkatan kualitas akhlak.2

B. Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs


31. Mata pelajaran Aqidah Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang
terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang Aqidah dan Akhlaq Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yan terus berkembang dan meningkat
kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk
dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
1. Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs
a. Materi aqidah akhlaq di MTs
32. Menurut Piaget, seorang profesor psikologi di Unversitas
Jenewa, Swiss, pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru
dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah menyusun kembali struktur
pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut
mempunyai tempat. Akomodasi juga diartikan proses mental yang
meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan rangsangan baru
atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan
rangsangan baru itu. Lebih jauh, Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan
melalui tindakan.

2Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tahun 2013 tentang kurikulum 2013
Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah

6
33. Dari pendapat Piaget di atas, menurut saya materi ini jika
diajarkan dengan kemasan yang menarik akan memudahkan penyerapan
informasi dari materi ini ke dalam pikiran anak. Karena materi yang
disajikan dengan menarik akan menarik minat dan perhatian siswa untuk
mempelajari lebih mendalam mengenai materi ini. Oleh karena itu, guru
aqidah akhlak perlu mempunyai metode, pendekatan, dan strategi yang
matang untuk mengajarkan materi ini.
34. Dan untuk proses akomodasi, jika siswa sudah mampu
melewati proses asimilasi dengan baik, maka siswa akan mudah
membangun skema berpikirnya mengenai perilaku terpuji, tanpa keluar
dari materi yang telah diajarkan. Tentunya perlu bimbingan guru dalam
membangun pola berpikir siswa mengenai perilaku terpuji agar tidak
melenceng dari ajaran Islam. Sehingga akan tercermin perilaku terpuji
dan diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Isi dan tipe materi aqidah akhlaq di MTs Di bagi menjadi 3 yaitu :
35.
a. Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan
Jaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan
Mujizat-Nya dan Hari Akhir.
b. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas,
bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, taaruf,
taawun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan
bermusyawarah.
c. Aspek akhlaq tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan
ghibah.
36.
37.
38.
39.
40.
C. Struktur materi aqidah ahklaq di Mts
41.

7
42.
43. STRUKTUR MATER AQIDAH
44. AKHLAQ
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.

D. Uraian Materi Aqidah ahklaq MTs


59. 1. Pengertian Akidah
60. Akidah secara etimologi berasal dari kata aqd yang berarti ikatan.

61. Artinya :
62. Saya ber-itiqad begini. Maksudnya, saya mengikat hati terhadap
hal tersebut. Kata aqd menurut Raghib al-Asfahani adalah mengikat dua ujung
dari sesuatu. Berbeda dengan kata yg juga berarti ikatan, karena adalah
ikatan yg mudah lepas, seperti ikatan sepatu sedangkan akidah adalah
ikatan yang kuat. Akidah adalah apa yang diyakini seseorang dan merupakan
perbuatan hati.
63. Menurut Yusuf Qardawi Akidah adalah suatu kepercayaan yang
meresap ke dalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan
keraguan serta menjadi alat kontrol bagi tingkah laku dan perbuatan sehari-
hari. Jika kata Akidah diikuti dengan kata Islam, maka berarti ikatan yang
berdasarkan ajaran Islam. Hal tersebut sama dengan kata iman (keyakinan)
yang terpatri kuat dalam hati.
2. Tasawuf Dalam Islam
a. Pengertian dan Asal Usul Tasawuf
b. Karakteristik Tasawuf

8
c. Tahapan Spiritual dan Ajaran Pokok Tasawuf
d. Peran Tasawuf dalam kehidupan Modern
3. Teologi Islam
a. Pengertian, Ruang
64. Lingkup dan Fungsi Ilmu Kalam.
b. Aliran-Aliran:
1) Aliran Jabariah
2) Aliran Qadariah
3) Aliran Khawarij
4) Asyariyah
5) Aliran Mutazilah
c. Menghindari Dosa Besar dan Perilaku Tercela
1) Mabuk-Mabukan
2) Berjudi
3) Berzina
4) Mencuri
5) Narkoba
4. Metode-Metode Peningkatan Kualitas Akidah, Tauhid Dan
Akhlak.
a. Menerapkan prinsip prinsip akidah dalam kehidupan.
b. Menerapkan metodemetode peningkatan kualitas akidah dalam
kehidupan.
c. Pengertian Tauhid, Macam-macam Tauhid, Perilaku Orang yang
bertauhid.
d. Pengertian, Menerapkan Metode-Metode Kualitas Akhlak, Menerapkan
MetodeMetode Kualitas Akhlak dalam Kehidupan.
65. Akidah Islam mengandung arti ketertundukan hati,
kepatuhan, kerelaan dan kejujuran dalam menjalan perintah Allah swt.
Oleh sebab itu akidah Islamiyah adalah keterkaitan antara hati, ucapan
dan perbuatan.
66. Akidah menurut syara Adalah iman kepada Allah, para
MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para RasulNya, Hari Akhir dan Qadar

9
baik maupun buruk. Ini juga dikenal dengan rukun iman. Oleh karena
itu keimanan dalam agama Islam merupakan dasar atau pondasi yang di
atasnya dibangun syariat Islam. Antara keimanan dan perbuatan atau
akidah dan syariat keduanya saling berkaitan erat, tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya seperti dua sisi mata uang.
67.
5. Sumber Akidah Islam
68.Akidah Islam bersumber dari al-Quran dan al-Hadis, sehingga
mayoritas ulama sepakat bahwa rukun Iman berjumlah enam; Lima
dijelaskan oleh Allah dalam al-Quran sebagaimana firmanNya dalam Surah
al-Baqarah: (177)
69.








70.Artinya:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.
6. Tujuan Akidah Islam
71.Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, membawa dan
mengandung misi keimanan kepada Allah yang wajib disembah. Dalam
rangka mengubah kehidupan manusia. Nabi Muhammad saw. terus menerus
menyeruh manusia agar mengikuti agama yang diturunkan Allah dan jangan

10
bercerai berai atau mengikuti agama lain. Oleh karena itu akidah Islam
bertujuan yaitu:
a. Menentukan orientasi kehidupan
72. Akidah Islam menentukan orientasi kehidupan yang benar kepada
ummat Islam dalam beringkah laku, mendorong mereka untuk
melakukan amal kebajikan. Orintasi yang dimaksud adalah niat yang
ikhlas yang terkandung dalam setiap perbuatan manusia.
b. Mempertebal keyakinan
73. Akidah Islam yang menguatkan dan memantapkan keyakinan akan
kebenaran ajaran Islam. Islam diterima sebagaimana yang terdapat
dalam Al-Quran QS. AlBaqarah:

74. Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk
bagi mereka yang bertakwa (QS. AlBaqarah 2).
c. Membangkitkan rasa ketuhanan


75.


76. Manusia adalah makhluk religi yaitu makhluk yang memiliki
naluri beragama, naluri tersebut sejak ada semenjak manusia hidup,
dapat tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi dan pengaruh
yang diterimanya. (QS. Al Araf 7: 172).
77. Secara esensial manusia dibedakan karena amal ketakwaannya.
Bukan karena keturunan, warna kulit atau kewargaannya, bukan pula
pangkat, harta dan jabatan yang disandangnya. Keyakinan tersebut akan
membuat manusia terlepas dari penindasan, perbuatan, karena itu
bertentangan dengan akidah Islam yang diyakininya.
d. Memberikan kepastian
78. Akidah Islam memberikan pedoman hidup yang pasti dan
pegangan kuat, supaya dapat membedakan mana yang baik yang harus
dijalankannya, dan mana yang buruk yang harus dijauhi.
79.


11

( QS. Al Baqarah 2:
185).
80. 185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
e. Berani berjuang
81. Akidah Islam akan mendorong manusia berani berjuang
menegakkan kebenaran, berani dalam pengertian bahwa seseorang
mempunyai kesiapan untuk menyatakan kebenara. Kebenaran sudah
mendarah daging dalam kehidupannya. Dia rela terhina dihadapan
manusia karena menjunjung tinggi kebenaran.
f. Bertawakkal dan tenteram
82. Seseorang yang memiliki dan kuat akidahnya meyakini bahwa
segalasesuatu akan terjadi atau gagal karena kehendak dari Allah. Tugas
utama manusia adalah bekerja, ikhtiar berdasarkan ketetapan yang
benar, sedangkan hasilnya diserahkan pada Allah atau bertawakkal.
7. Iman, Islam dan Ihsan
83.Di dalam Islam dan Iman terkumpul agama secara kesel uruhan.
Ketika Nabi Muhammad SAW, ditanya oleh Jibril tentang 3 hal tersebut,
Nabi memberikan jawaban yang berbeda, berikut uraiannya.
a. Iman
84. Kita telah mengetahui jawaban Rasulullah dalam hadis jibril, Nabi
saw. menjawab ada 6 yang wajib dipercayai, tapi pada hadis yang lain

12
beliau juga menyebut hal-hal lain sebagai Iman, seperti akhlak yang
baik, bermurah hati, sabar, cinta Rasul, cinta sahabat, rasa malu dan
sebagainya. Itu semua adalah iman yang merupakan pembenaran batin.
Tidak ada sesuatu yang mengkhususkan iman untuk hal-hal yang
bersifat batin belaka.
85. Justru yang ada adalah dalil yang menunjukkan bahwa
amal-amal lahiriah juga disebut iman. Sebagiannya adalah apa yang
telah disebut Rasulullah sebagai Islam. Beliau telah menafsirkan iman
kepada utusan Bani Abdil Qais dengan penafsiran Islam yang ada
dalam hadis Jibril. Sebagaiman yang ada dalam hadis syuabul iman
(cabang-cabang iman). Rasulullah bersabda, Yang paling tinggi adalah
ucapan, La ilaha illallah dan yang paling rendah menyingkirkan
gangguan dari jalan. pada hal apa yang terdapat diantara keduanya
adalah amalan lahiriah dan batiniah.
86. Sudah diketahui bersama bahwa beliau tidak memaksudkan
hal-hal tersebut menjadi iman kepada Allah tanpa disertai iman dalam
hati, sebagimana telah dijelaskan dalam banyak dalil syari tentang
pentingnya iman dalam hati. Jadi, syiat-syiar atau amalan-amalan yang
bersifat lahiriah yang disertai dengan iman dalam dada itulah yang
disebut iman. Dan makna iman mencakup pembenaran hati dan amalan
perbuatan, dan itulah istIslam (penyerahan diri) kepada Allah.
b. Islam
87. Rasulullah banyak menamakan beberapa hal dengan
sebutan Islam, umpamanya: taslimul qalbi (penyerahan hati),
Salamatunnas minal lisan wal yad (tidak menyakiti orang lain dengan
lisan dan tangan), memberikan makan, serta ucapan yang baik. Semua
perkara ini, yang disebut Rasulullah sebagai Islam yang mengandung
nilai penyerahan diri, ketundukkan dan kepatuhan yang nyata.
88. Hukum Islam terwujud dan terbukti dengan dua kalimat
syahadat, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan
menunaikan haji ke Baitullah. Ini semua adalah syiar-syiar Islam yang
paling tampak. Seseorang yang melaksanakannya berarti sempurnalah

13
penghambaannya. Apabila ia meninggalkannya berarti ia tidak tunduk
dan berserah diri. Lalu penyerahan hati, yakni ridha dan taat, dan tidak
mengganggu orang lain, baik dengan lisan atau tangan, ia menunjukkan
adanya rasa ikatan ukhuwah imaniyah. Sedangkan tidak menyakiti
orang lain merupakan bentuk ketaatan menjalankan perintah agama,
yang memang menganjurkan kebaikan dan melarang mengganggu
orang lain serta memerintahkan agar mendermakan dan mendorong
serta mencintai perkara-perkara yang baik. Ketaatan seseorang dengan
berbagai hal tersebut juga hal lainnya adalah termasuk sifat
terpuji,yakni jenis kepatuhan dan ketaatan, dan ia merupakan gambaran
yang nyata tentang Islam. Hal-hal tersebut mustahil dapat terwujud
tanpa pembenaran hati (iman). Dan berbagai hal itulah yang disebut
sebagai Islam.
89. Berdasarkan ulasan tersebut dapat dikatakan, sesungguhnya
sebutan Islam dan iman apabila bertemu dalam satu tempat maka Islam
ditafsirkan dengan amalan-amalan lahiriah, sedangkan iman ditafsirkan
dengan keyakinan-keyakinan batin. Tetapi, apabila dua istilah itu
dipisahkan atau disebut sendiri-sendiri, maka yang satu ditafsiri dengan
yang lain.
90. Artinya Islam itu ditafsiri dengan keyakinan dan amal,
sebagaimana halnya iman juga ditafsiri demikian. Keduanya adalah
wajib, ridha Allah tidak dapat diperoleh dan siksa Allah tidak dapt
dihindarkan kecuali dengan kepatuhan lahiriah disertai dengan
keyakinan batiniah. Jadi tidak sah pemisahan antara keduanya.
91. Seseorang tidak dapat menyempurnakan iman dan Islamnya
yang telah diwajibkan atasnya kecuali dengan mengerjakan perintah
dan menjauhkan diri dari laranganNya. Sebagaimana kesempurnaan
tidak mengharuskan sampainya pada puncak yang dituju. Karena
adanya bermaca-macam tingkatan sesuai dengan tingginya kuantitas
dan kualitas amal serta keimanan.
c. Ihsan

14
92. Kata ihsan berasal dari bahasa Arab, yaitu ahsana, yahsinu,
ihasanan, yang artinya berbuat baik atau berbuat kebaikan. Kata ihsan
dalam al-Quran diulang sebanyak 12 kali, dengan arti yang beraneka
ragam. Di antaranya ada yang berarti berbuat baik atau kebaikan. (QS.
Al-Baqarah, 2 : 178).







93. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan.
94. (Q.S. An-Nahl, 16 : 89).

95.



96. Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari Bani
Israil (yaitu) : Janganlah kamu menyembah Allah, dan berbuat baiklah
kepada ibu bapak. Q.S. al-Baqarah, 2 :83).
97. Pada ayat-ayat tersebut kata ihsan selalu diartikan berbuat
baik, dan dihubungkan dengan berbagai masalah sosial, yaitu berbuat
baik dalam bentuk mau memaafkan kesalahan orang lain, dalam
memimpin masyarakat atau memberikan pelayanan kepada masyarakat,
dan dalam hubungannya dengan kedua orang tua. Dengan demikian
kata ihsan lebih menunjukkan pada akhlak yang mulia. Sedangkan arti
ihsan sebagaimana digunakan dalam arti istilah adalah merasa
diperhatikan oleh Allah, sehingga ia tidak berani melakukan
pelanggaran atau meninggalkan perintah Allah SWT.
98.
99.
100. BAB III
101. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
102. Aqidah akhlak yaitu sub-mata pelajaran pada jenjang Madrasah
Ibtidaiyah yang membahas ajaran agama Islam dalam segi aqidah dan akhlak.
Akhlak menurut linguistik bahasa Arab ialah bentuk jamak daripada Khulq dan

15
berarti ciri-ciri watak seseorang (The Traits of Mans Moral Character), tetapi
dalam arti agama, akhlak ialah sesuatu daya positif dan aktif dalam bentuk
prilaku atau perbuatan.
103. Akhlak diartikan sebagai hal-hal berkaitan dengan sikap, perilaku
dan sifat-sifat manusia dalam berinteraksi dengan dirinya, dengan sasarannya,
dengan makhluk-makhluk lain dan dengan Tuhannya. Suatu keadaan yang
melihat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan yang
mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan dan penelitian.
104. Pendidikan akhlak merupakan permasalahan utama yang selalu
menjadi tantanga manusia dalam sepanjag sejarahnya. Sejarah bangsa-bangsa
baik yang diabadikan dalam al-quran seperti kaum Ad, Samud, madyan, dan
Saba maupun yang didapat dalam buku-buku sejarah menunjukkan bahwa
suatu bangsa akan kokoh apabila akhlaknya kokoh dan sebaliknya suatu bangsa
akan runtuk apabila akhlaknya rusah.
105. Aqidah dan Akhlak merupakan dasar yang utama dalam
pembentukan kepribadian manusia yang seutuhnya. Pendidikan yang mengarah
pada terbentuknya kepribadian berakhlak merupakan hal yang pertama yang
harus dilakukan, sebab akan melandasi kestabilan kepribadian secara
keseluruhan.
106.
B. Saran
107. Dari pembahasan di atas juga sudah dibahas
beberapa contoh strategi dan metode yang di gunakan dalam
pembelajaran materi akidah akhlak. Dari analisis yang telah
dilakukan strategi yang cocok untuk diterapkan dalam materi
akidah akhlak yang bertema memahami tasawuf yaitu
dengan strategi LC dan CTL sedangkan metode yang
digunakan dalam penyampaian materi ini adalah metode
ceramah, cerita, tanya jawab dan uswatun hassanah. Media
yang digunakan adalah melalui bahan bacaan atupun cetak,
melalui alat-alat audio visual, melalui contoh-contoh perilaku
dan media masyarakat dan alam sekitar.

16
108. Akan tetapi seorang guru harus pandai memilih
strategi, metode dan media yang sesuai dengan individu-
individu seorang guru, belum tentu antara guru satu dengan
yang lain akan sama dalam pengguanaan strategi, metode
maupun media yang digunakan. Serta melihat situasi dan
kondisi siswa itu sendiri.
109. Dari uraian diatas bertujuan untuk
memudahkan seorang guru dalam pemilihan strategi, metode
maupun media agar guru tidak merasa terberatkan akan
tugas yang dilakukannya. Selain itu untuk memudahkan guru
untuk berlaku bijak dalam melangkah. Hal ini bertujuan
untuk tercapainya pembelajaran khususnya mata pelajaran
akidah akhlaq.

17
110. DAFTAR PUSTAKA
111.
112.
113. Fitri, Agus Zaenul. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, Bandung:
ALFABETA, 2013.
114. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tahun 2013 tentang
kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah
115. Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT
Grafindo Persada, 2007.
116. Maunah, Binti.Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta: Teras,
2009.
117. Mufarokah, Annisatul.strategi dan model-model pembelajaran. Bojonegoro:
STAIN Bojonegoro Press, 2013.
118. Patoni, AchmadMetodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Bina
Ilmu, 2004.
119. Team Musyawarah Guru Bina PAI Madrasah Aliyah,Modul Al Hikmah
Akidah Akhlak Kelas XI Kurikulum KTSP. Bojonegoro: Akik Pustaka, 2013.
120. Thoha, Cahib, Sifuddin Zuhri dan Syamsudin Yahya, Metodologi
Pengajaran Agama Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
121. Usman, M. Basyiruddin.Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Press, 2002.
122. Mizan, Macam-macam Metode Pembelajaran, http://www.mizan-
poenya.co.cc/2011/02/metode-kisah-dalam-pendidikan.html, diakses 17
Maret 2017 pukul 14.30 WIB
123.

18

Anda mungkin juga menyukai