Asam Format
Asam Format
ASAM FORMAT
Tabel 9. : Sifat sifat Fisik Asam formiat Sifat Nilai Berat molekul 46,03 gr/mol Titik
didih (760 mmHg) 100,8 oC Titik leleh 8,4 oC Spesifik gravity (20oC) 1,22647
Konstanta ionisasi (20 oC) 1,765 10-4 Tegangan permukaan (22 oC) 37,67 dyne/cm
Viskositas (25 oC) 1,57 cp Kapasitas panas cairan (0 oC) 82,8 joulel/mol K Panas
pembentukan laten 3031 kal/mol Panas penguapan laten 104 kal/mol Panas
pembakaran cairan (25 oC) 60,9 kkal/mol Panas pembentukan cairan (25 oC)
101,52 kkal/mol
HC T : 578K HCOOCH = CH2 As formiat Asetilen Vinil formiat 2. Bereaksi dengan
Olefin (dengan bantuan hidrogen peroksida) membentuk Glikol formiat.
Sifat Kimia
Asam Formiat Asam formiat dapat bercampur sempurna dengan air dan sedikit larut
dalam benzene, karbon tetra klorida, toluene dan tidak larut dalam hidrokarbon alifatik
seperti heptana dan oktana. Asam formiat dapat melarutkan nilon, poliamida tetapi
tidak melarutkan Poli Vinil Chlorida (PVC). Campuran Asam formiat dan air
membentuk campuran azeotrop (yaitu campuran larutan yang mempunyai titik didih
mendekati titik beku) dengan kandungan maksimum Asam formiat 77,5 % pada
tekanan atmosfer. Asam formiat akan terdekomposisi menjadi Karbon dioksida dan air
pada temperatur 100 oC atau dalam temperatur kamar bila ditambahkan katalis
Palladium. Asam formiat terhidrasi oleh Asam sulfat pekat dan menghasilkan Karbon
monoksida dan air. Reaksi reaksi lain yang terjadi pada Asam formiat adalah :
1. Bereaksi dengan Asetilen membentuk Vinil formiat.
2. Dekomposisi Pada temperatur 200oC, asam formiat terdekomposisi menjadi karbon
monoksida dan air dengan katalis Alumina. Reaksinya : HCOOH Al2O3,T : 200C CO
+ H2O
4. Bereaksi dengan Keton dan Amina menjadi Amina primer.
menggunakan asam formiat adalah industri tekstil dan kulit. Pada indi=ustri tekstil,
asam formiat digunakan untuk mengatur pH pada proses pemutihan, pencelupan/
pewarnaan. Asam formiat merupakan asam yang lebih kuat dari asam asetat sehingga
menghasilkan produk yang lebih baik. Pada industri kulit, asam formiat digunakan
dalam proses penyamakan kulit yaitu sebagai bahan pembersih zat kapur dan pengatur
pH saat pencelupan. Asam formiat digunakan untuk menetralkan kapur (deliming) agar
kulit menjadi lebih besar dan padat. Asam formiat merupakan bahan yang mudah
menguap sehingga tidak akan tertinggal pada serat kulit. Asam formiat juga sering
digunakan pada peternakan. Pada peternakan, asam formiat untuk mengawetkan
membunuh bakteri yang terdapat pada makanan ternak. Apabila disemprotkan pada
jerami, asam formiat dapat menahan proses pembusukan dan membuat makanan
ternak dapat mempertahankan nutrisinya lebih lama. Kegunaan-kegunaan lain dari
asam formiat adalah sebagai berikut: a. Reagen pada reaksi kimia organik, sebagai
sumber gugus formil dan ion hidrogen. b. Cleaning / disinfection, sebagai bahan produk
pembersih komersial dan disinfektan tong kayu untuk membuat anggur atau bir. c.
Membersihkan logam asam (industri electroplating) d. Desulfurisasi flue gas, digunakan
dalam proses desulfurisasi SHU (Saarberg-Hoelter-Umwelttlechnik) e. Sebagai bahan
baku dalam industri farmasi f. Sebagai bahan aditif pada pengeboran minyak Asam
format (nama sistematis: asam metanoat) adalah asam karboksilat yang paling
sederhana. Asam format secara alami terdapat pada antara lain sengat lebah dan semut.
Asam format juga merupakan senyawa intermediat (senyawa antara) yang penting
dalam banyak sintesis kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan
sebagai HCOOH atau CH2O2.
Di alam, asam format ditemukan pada sengatan dan gigitan
banyak serangga dari ordo Hymenoptera, misalnya lebah dan semut. Asam format juga
merupakan hasil pembakaran yang signifikan dari bahan bakar alternatif, yaitu
pembakaran metanol (dan etanol yang tercampur air), jika dicampurkan dengan bensin.
Nama asam format berasal dari kata Latin formica yang berarti semut. Pada awalnya,
senyawa ini diisolasi melalui distilasi semut. Senyawa kimia turunan asam format,
misalnya kelompok garam dan ester, dinamakan format ataumetanoat. Ion format
memiliki rumus kimia HCOO.
Asam formiat atau asam metanoat yang juga dikenal sebagai asam semut adalah
senyawa organik yang mengandung gugus karboksil (-CO2H) dan merupakan bagian
ASAM SEMUT
Oleh Eka Lestari
1 Juli 2011
dari senyawa asam karboksilat. Asam formiat ini pertama kali diperoleh oleh ahli kimia
pada abad pertengahan melalui proses penyulingan semut merah dengan rumus
molekul HCOOH. Sifat dari asam formiat ini adalah mudah terbakar, tidak berwarna,
berbau tajam/menusuk dan mempunyai sifat korosif yang cukup tinggi. Asam formiat
ini mudah larut dalam air dan beberapa pelarut organik, tetapi sedikit larut dalam
benzene, karbon tetraklorida dan toluene, serta tidak larut dalam dalam karbon alifatik.
Asam formiat mempunyai bobot molekul 46,03 g/mol dan merupakan asam paling kuat
dari deretan gugus asam karboksilat serta berfungsi sebagai reduktor. Asam formiat
dalam keadaan murninya mempunyai titik leleh 8oC, titik didih 101oC, dan rapatan
sebesar 1,2 g/ml pada suhu 20oC, secara ideal struktur karbonil senyawa asam formiat
mencerminkan ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekul asam karboksilat
(kira-kira 10 kkal/mol untuk 2 ikatan hydrogen), maka asam karboksilat ini sering
dijumpai dalam bentuk dimer asam karboksilat / bahkan dalam fasa uap.
Pembuatan asam formiat pada proses ini diperoleh melalui dua tahap reaksi, yaitu
reaksi karbonisasi methanol dan reaksi hidrolisis metil formiat. Reaksi ini
berlangsung secara endotermis dan asam formiat yang terbentuk bersifat otokatalis.
2. Sintesis Langsung Karbon Monoksida dengan Air
Asam formiat pada proses ini diperoleh dengan cara menghidrolisis gas karbon
monoksida secara lansung dengan menggunakan tembaga klorida sebagai katalis.
3. Proses Formamid
Proses ini diperkenalkan pertama kali oleh Meyer dkk, dengan cara mereaksikan
karbon monoksida dan amonia pada 200oC dengan tekanan 150-200 atm, kemudian
formamid yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan asam
formiat dan ammonium sulfat.
4. Oksidasi Alkana
Pada proses ini asam formiat yang diperoleh sebagai hasil samping pada reaksi
oksidasi butane dalam proses pembuatan asam asetat. Asam formiat yang diperoleh
sebesar 5 % [w/w], dan proses ini kurang efektif untuk pembuatan asam formiat
secara besar-besaran.
5. Reaksi Alkali dengan Karbon Monoksida
Proses ini diawali dengan mereaksikan karbon monoksida dengan natrium
hidroksida membentuk natrium asetat, kemudian natrium asetat yang terbentuk
direaksikan dengan asam sulfat membentuk asam formiat dan garam natrium sulfat.
Asam formiat yang terbentuk mempunyai kapasitas kecil dan garam natrium sulfat
yang terbentuk sebagai produk samping dapat mengakibatkan kerugian pada proses
ini.