Anda di halaman 1dari 6

Kelompok (1) :

Achib Irmawati
Afif Mumtaz Abadi
Alisa Badria Nindia N. N. A. R.

MAM 02 Pondok Modern Muhammadiyah


Paciran Lamongan
2013/2014
Kegiatan : Wawancara

Pewawancara dan Notulen : 1. Achib Irmawati


Unggul Intelektual, Anggun Moralitas
2. Afif Mumtaz Abadi

3. Alisa Badria Nindia N. N. A. R.

Narasumber : 1. Bapak Agus Solihun

2. Ibu Fitriya Ningsih

Daftar Pertanyaan dan Jawaban yang Diberikan :

Wartawan Menurut Anda sepenting apakah pendidikan itu?


Narasumber (1) Pendidikan itu sangat penting, tanpa pendidikan semuanya kacau. Kita
ambil contoh ibadah, kalau kita beribadah tanpa memiliki pengetahuan
tentang ibadah itu sendiri maka prosesnya akan kacau. Contoh lain bisa
kita ambil dari seorang dokter dan seorang kondektur, mereka sama-
sama menggunakan jari dalam bekerja. Seorang dokter menggunakan
jarinya untuk memeriksa sakit perut dalam waktu beberapa menit
selesai. Seorang kondektur menggunakan jarinya untuk mengundang
penumpang agar mau naik bisnya, jarak yang di tempuh pun beragam
dan penghasilan yang di peroleh dari seorang penumpang belum tentu
cukup untuk biaya hidup sehari. Yang membedakan kedua profesi
tersebut ialah pendidikan yang di embannya. Orang yang berpendidikan
akan memiliki perbedaan karakter yang sangat mencolok dengan orang
yang tidak berpendidikan. Mereka yang berpendidikan akan berfikir
terlebih dahulu sebelum bertindak, berbeda jauh dengan orang yang
tidak mengenyam pendidikan.
Wartawan Menurut Anda dari siapa pendidikan itu berawal ?
Narasumber (1) Tergantung dari aspek mana kita melihatnya. Pendidikan bisa di mulai
dari lingkungan dan bisa juga di mulai dari siswanya sendiri. Pendidikan
di mulai dari lingkungan. Kalau lingkungannya sudah mendukung
ototmatis akan mendongkrak keinginan siswa untuk belajar kalau
keinginannya sudah mulai muncul saatnya orang tua dan gurunya yang

Pendidikan itu Penting


memberi motivasi. Tapi semua kembali lagi kepada siswanya, seperti
apa dia mengolah apa yang ada dalam dirinya.
Wartawan Menurut anda system pendidikan seperti apa yang tepat untuk anak
bangsa?
Narasumber (1) Sebenarnya pendidikan di Indonesia ini mengadopsi system pendidikan
yang ada di India dan Singapura. Tapi, Indonesia belum mampu
mengadopsi system itu dengan optimal. Indonesia belum bisa
mengimbangi system yang ada. Seperti dari aspek guru dan fasilitas
yang diberikan kepada para pelajar. Jika di India atau singapura, di sana
guru benar-benar dipersiapkan untuk mengajar para siswa. Tidak hanya
dituntut untuk menguasai pelajaran yang akan diajarkan, tapi guru juga
digembleng untuk tahu bagaimana caranya dalam menghadapi para
siswa siswainya. Selain itu, pemerintahannya juga menyediakan
fasilitas2 yang lebih memadai. Terutama dalam hal teknologi. Orang
yang pulang dari sawah saja bisa menikmati teknoligi seperti Laptop.
Sedangkan di Indonesia, tentu kalian sudah tahu bukan seperti apa.
Coba kita lihat sistem pendidikan yang ada di jepang, setiap siswa hanya
di wajibkan menguasai satu mata pelajaran. Itu dirasa tidak akan
memberatkan para pelajar. Tapi jika kita melihat di Indonesia. Para
pelajar dituntut untuk menguasai seluruh mata pelajaran, dan system
seperti itu terkadang memberatkan para pelajar.
Jadi saran bagi para pelajar Indonesia, meskipun kalian dituntut untuk
menguasai seluruh pelajaran. tapi kalian harus memegang satu pelajaran
yang benar-benar kalian kuasai. Sehingga, kalian tidak setengah-
setengah dalam menguasai pelajaran-pelajaran yang ada di Lembaga
Pendidikan.

Dan untuk masalah Ujian Nasional. Seharusnya, sekarang harus kembali


kepada Indonesia yang dulu. Dimana Ujian Nasional tidak di jadikan
sebagai patokan untuk kelulusan siswa siswi Indonesia. Lulus tidaknya
siswa tergantung pada kebijakan sekolah.
Wartawan Bagaimana menurut anda tentang anak bangsa yang mempunyai
Unggul Intelektual, Anggun Moralitas
kesempatan untuk sekolah tapi tidak memamfaatkan kesempatan itu ?
Narasumber 2 Tentu ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Motivasi-
motivasi diperlukan untuk anak-anak tadi. Selain itu, para guru dan
orang tua juga harus pntar-pintar mengambil hati anak tersebut.
Wartawan Bagaimana menurut anda tentang pendidikan mental yang di berikan
kepada anak bangsa saat ini ?
Narasumber 2 Pendidikan mental memang penting. Terkadang, ada anak yang inder.
Kepercayaan diri mereka minim sekali. Lingkungan, guru atau orang
tua harus membantu untuk membangun kepercayaan diri anak tersebut.
Memberikan dorongan, kepercayaan dan sebagainya. Tapi, terkadang
juga ada anak yang over atau berlebihan. Untuk anak yang seperti ini,
tidak perlu membangun kepercayaan dirinya lagi, tapi cukup
mengarahkan kepercayaan dri itu kepada hal-hal yang pusitif sehingga
tidak terjun ke hal-hal yng negative.

Hasil Wawancara :

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa adanya pendidikan,
semua akan terasa tabu. Contoh sederhana, saat ibadah. Jika ibadah tidak di dasari dengan ilmu,
maka ibadah itu akan berantakan. Orang yang berpendidikan tentu berbeda dengan orang yang
tidak berpendidikan. Diibaratkan seorang Kondektor dan Dokter. Mereka sama2 menggunakan
tangan untuk bekerja. Tapi hasil dari pekerjaan mereka jauh berbeda. Dokter, bisa dikatakan
orang yang berpendidikan. Mereka menggunakan tangan untuk memeriksa pasiennya. Sekali
periksa, banyak rupiah yang didapat. Sedangkan kondektor, memang tak perlu pendidikan untuk
menjadi seorang kondektor. Dan mereka juga menggunakan tangan untuk mencari penumpang.

Pendidikan itu Penting


Tapi tak selalu rupiah banyak didapat. . Orang yang berpendidikan akan berpikir terlebih dahulu
sebelum bertindak. Sedangkan orang yang tidak berpendidikan akan bertindak tanpa berpikir.

Pendidikan itu bisa berawal dari masing-masing individu atau gurunya. Tergantung dari
aspek mana kita melihat. Guru dalam hal ini tidak hanya orang yang biasanya mengajar di
sekolah atau di Majelis Ilmu. Tapi guru di sini bisa didapatkan dari lingkungan, orang tua, teman,
pengalaman dan sebagainya.

Negara Jepang, para pelajar tidak dituntut untuk menguasai seluruh pelajaran. Tapi lebih
terkhusus pada satu bidang pelajaran. Sedangkan di Indonesia, para pelajar dituntut untuk
menguasai seluruh pelajaran. Dan itu dianggap kurang efektif. Sebenarnya, system pendidikan di
Indonesia yang menerapkan agar siswa mampu menguasai seluruh pelajaran di adopsi dari
system pendidikan yang ada di India dan Singapura. Namun sayangnya. Indonesia belum mampu
untuk mengadopsi system pendidikan tersebut dengan optimal. Di india, memang para pelajar di
tuntut untuk menguasai seluruh pelajaran. Tapi, mereka diberi fasilitas yang memadai. Terkhusus
pada guru-gurunya. Tidak sembarang orang yang menjadi guru. Seorang guru akan benar-benar
di siapkan untuk memberikan pendidikan pada siswa siswinya. Seorang guru tidak hanya sekedar
menguasai materi yang akan di sampaikan. Tapi di sana, seorang guru juga akan dilatih untuk
mengetahui cara menghadapi para siswa. Selain guru, fasilitas-fasilitas yang lain juga disediakan
oleh pemerintah. Sebagai salah satu contoh, Komputer, Laptop atau Notebook. Para pelajar di
India, juga bisa merasakan teknologi tersebut. Dengan biaya yang tidak telalu mahal.

Pak Agus (Narasumber 1)berpesan, walaupun para pelajar Indonesia dituntut untuk
menguasai seluruh pelajaran. Tapi, kita harus bisa memegang 1 pelajaran yang benar-benar kita
kuasai. Sehingga, tidak hanya setengah-setengah kita tahu tentang seluruh pelajaran yang ada.

Dan tentang Ujian Nasional. Seharusnya, Indonesia harus kembali kepada system yang
dulu pernah dilakukan oleh Indonesia sebelum tahun 2006/2007. Dimana Ujian Nasional tidak
dijadkan patokan untuk kelulusan siswa.

Tidak sedikit anak yang mempunyai kesempatan untuk memakan bangku sekolah, tapi
mereka tidak menggunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu, kerjasama
antara guru dan orang tua dibutuhkan untuk memberikan motivasi-motivasi kepada anak
tersebut. Selain motivasi, para guru dan orang tua juga harus bisa mengambil hati anak-anaknya.
Unggul Intelektual, Anggun Moralitas
Pendidikan mental anak juga perlu ditumbuhkan. Tapi ini untuk mereka yang memiliki
kepercayaan diri rendah. Dan untuk anak yang terkadang memiliki kepercayaan diri yang over
atau berlebihan. Kepercayaan diri itu tidak perlu di tumbuhkan lagi, tapi lebih kepada
mengarahkan kepercayaan diri itu kepada hal-hal yang positif. Agar tidak terjun kepada hal-hal
yang negative.

Pendidikan itu Penting

Anda mungkin juga menyukai