Achib Irmawati
Afif Mumtaz Abadi
Alisa Badria Nindia N. N. A. R.
Hasil Wawancara :
Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa adanya pendidikan,
semua akan terasa tabu. Contoh sederhana, saat ibadah. Jika ibadah tidak di dasari dengan ilmu,
maka ibadah itu akan berantakan. Orang yang berpendidikan tentu berbeda dengan orang yang
tidak berpendidikan. Diibaratkan seorang Kondektor dan Dokter. Mereka sama2 menggunakan
tangan untuk bekerja. Tapi hasil dari pekerjaan mereka jauh berbeda. Dokter, bisa dikatakan
orang yang berpendidikan. Mereka menggunakan tangan untuk memeriksa pasiennya. Sekali
periksa, banyak rupiah yang didapat. Sedangkan kondektor, memang tak perlu pendidikan untuk
menjadi seorang kondektor. Dan mereka juga menggunakan tangan untuk mencari penumpang.
Pendidikan itu bisa berawal dari masing-masing individu atau gurunya. Tergantung dari
aspek mana kita melihat. Guru dalam hal ini tidak hanya orang yang biasanya mengajar di
sekolah atau di Majelis Ilmu. Tapi guru di sini bisa didapatkan dari lingkungan, orang tua, teman,
pengalaman dan sebagainya.
Negara Jepang, para pelajar tidak dituntut untuk menguasai seluruh pelajaran. Tapi lebih
terkhusus pada satu bidang pelajaran. Sedangkan di Indonesia, para pelajar dituntut untuk
menguasai seluruh pelajaran. Dan itu dianggap kurang efektif. Sebenarnya, system pendidikan di
Indonesia yang menerapkan agar siswa mampu menguasai seluruh pelajaran di adopsi dari
system pendidikan yang ada di India dan Singapura. Namun sayangnya. Indonesia belum mampu
untuk mengadopsi system pendidikan tersebut dengan optimal. Di india, memang para pelajar di
tuntut untuk menguasai seluruh pelajaran. Tapi, mereka diberi fasilitas yang memadai. Terkhusus
pada guru-gurunya. Tidak sembarang orang yang menjadi guru. Seorang guru akan benar-benar
di siapkan untuk memberikan pendidikan pada siswa siswinya. Seorang guru tidak hanya sekedar
menguasai materi yang akan di sampaikan. Tapi di sana, seorang guru juga akan dilatih untuk
mengetahui cara menghadapi para siswa. Selain guru, fasilitas-fasilitas yang lain juga disediakan
oleh pemerintah. Sebagai salah satu contoh, Komputer, Laptop atau Notebook. Para pelajar di
India, juga bisa merasakan teknologi tersebut. Dengan biaya yang tidak telalu mahal.
Pak Agus (Narasumber 1)berpesan, walaupun para pelajar Indonesia dituntut untuk
menguasai seluruh pelajaran. Tapi, kita harus bisa memegang 1 pelajaran yang benar-benar kita
kuasai. Sehingga, tidak hanya setengah-setengah kita tahu tentang seluruh pelajaran yang ada.
Dan tentang Ujian Nasional. Seharusnya, Indonesia harus kembali kepada system yang
dulu pernah dilakukan oleh Indonesia sebelum tahun 2006/2007. Dimana Ujian Nasional tidak
dijadkan patokan untuk kelulusan siswa.
Tidak sedikit anak yang mempunyai kesempatan untuk memakan bangku sekolah, tapi
mereka tidak menggunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu, kerjasama
antara guru dan orang tua dibutuhkan untuk memberikan motivasi-motivasi kepada anak
tersebut. Selain motivasi, para guru dan orang tua juga harus bisa mengambil hati anak-anaknya.
Unggul Intelektual, Anggun Moralitas
Pendidikan mental anak juga perlu ditumbuhkan. Tapi ini untuk mereka yang memiliki
kepercayaan diri rendah. Dan untuk anak yang terkadang memiliki kepercayaan diri yang over
atau berlebihan. Kepercayaan diri itu tidak perlu di tumbuhkan lagi, tapi lebih kepada
mengarahkan kepercayaan diri itu kepada hal-hal yang positif. Agar tidak terjun kepada hal-hal
yang negative.