Anda di halaman 1dari 28

PERANCANGAN SISTEM PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK PADA

RUMAH DENGAN PENGONTROLAN OTOMATIS


MENGGUNAKAN LABVIEW BERBASIS ARDUINO MEGA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh:
PUGUH BAHTIAR
135150301111030

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2


DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................. 5
1.1 Latar belakang........................................................................................ 5
1.2 Rumusan masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan .................................................................................................... 7
1.4 Manfaat.................................................................................................. 7
1.5 Batasan masalah .................................................................................... 8
1.6 Sistematika Pembahasan ....................................................................... 8
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN ......................................................................... 10
2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10
2.2 Dasar Teori ........................................................................................... 11
2.2.1 Logika Fuzzy................................................................................. 11
2.2.2 Sensor .......................................................................................... 12
2.2.3 Microkontroler ............................................................................ 15
2.2.4 LabView ....................................................................................... 16
2.2.5 Modul Komunikasi ...................................................................... 20
BAB 3 METODOLOGI ............................................................................................. 22
3.1 Studi Litelatur ................................................................................. 22
3.2 Analisa Kebutuhan ......................................................................... 23
3.3 Perancangan ................................................................................... 23
3.4 Implementasi.................................................................................. 26
3.5 Pengujian dan Analisa ................................................................... 26

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sensor HC-SR501 .............................................................................. 13


Gambar 2. 2 Sensor LDR ........................................................................................ 14
Gambar 2. 3 Sensor LM35 ..................................................................................... 14
Gambar 2. 4 Sensor HC-SR04 ................................................................................ 15
Gambar 2. 5 Arduino Mega Tampak Depan ......................................................... 16
Gambar 2. 6 Arduino Mega tampak Belakang ...................................................... 16
Gambar 2. 7 Logo National Instrumen Labview.................................................... 17
Gambar 2. 8 Tampilan Front Panel Labview ......................................................... 17
Gambar 2. 9 Tampilan Blok Diagram LabView ...................................................... 18
Gambar 2. 10 Tampilan Toolbar Pada Labview .................................................... 18
Gambar 2. 11 Tampilan Control Palette ............................................................... 19
Gambar 2. 12 Tampilan Functions Pallete ............................................................ 19
Gambar 2. 13 Komunikasi Serial I2C ..................................................................... 20
Gambar 2. 14 Modul Wifi ...................................................................................... 21
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian.....................................................................22
Gambar 3. 2 Diagram blok konsep sistem secara keseluruhan ............................ 23
Gambar 3. 3 Diagram Blok sistem kontrol lampu otomatis.................................. 24
Gambar 3. 4 Diagram Blok sistem kontrol suhu otomatis .................................... 25
Gambar 3. 5 Diagram Blok sistem kontrol pompa air otomatis ........................... 25

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Masyarakat yang menyalakan lampu disiang hari .................................. 6


Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor HC-SR501.......................................................... ........13
Tabel 2.2 Spesifikasi Sensor LDR ........................................................................... 13
Tabel 2.3 Spesifikasi Sensor LM35 ........................................................................ 14
Tabel 2.4 Spesifikasi Sensor HC-SR04 ................................................................... 15
Tabel 2.5 Spesifikasi Arduino Mega 2560 ............................................................. 16

4
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Energi ialah kemampuan untuk mengatur ulang suatu materi dengan kata lain,
energi adalah kapasitas atau kemampuan melaksanakan kerja (Campbell, et al.,
2008). Sedangkan menurut UU No. 30 tahun 2007 Energi adalah kemampuan untuk
melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan
elektromagnetika. Sektor energi memiliki potensi sangat besar untuk
mengentaskan kemiskinan, dan salah satu energi yang sangat penting bagi manusia
adalah energi listrik (Indrawati, 2015).
Di Indonesia sendiri Ketenagalistrikan diatur pada Bab I UU No. 30 Tahun 2009,
mengemukakan ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut
penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.
Sedangkan pada BAB II menyebut bahwa Pembangunan ketenagalistrikan
bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup,
kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalarn rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan. Dari penjelasan diatas, dapat penulis
simpulkan bahwa energi listrik sangat berperan dalam kesejahteraan dan
kemakmuran kehidupan manusia.
Pemborosan listrik oleh masyarakat Indonesia sudah seperti menjadi gaya
hidup sejak sekian lama (Jarman, 2016). kebiasaan yang sering terjadi yaitu
menyalakan lampu disiang hari, menyalakan pendingin ruangan dengan suhu yang
terlalu rendah, atau menyalakan lampu di siang hari, hal-hal seperti itu juga sangat
mempengaruhi kebutuhan energi listrik yang semakin naik dan membengkak. Hal
ini diperkuat karna perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan listrik
di rumah.
Sistem otomatisasi merupakan terobosan yang dapat mengatasi masalah
borosnya komsumsi listrik masyarakat Indonesia dari golongan rumah tangga.
selama ini, masyarakat Indonesia dimanjakan dengan listrik yang murah sehingga
membuat mereka tidak berpikir bahwa energi ada batasnya. Pada buku statistik
ketenagalistrikan 2015, golongan rumah tangga menyumbang presentasi tertinggi
dalam pemakaian sebesar 88.682.130,00, dengan jumlah pelanggan sebesar
56.605.260, hal ini menjadi dasar yang kuat mengapa diperlukan sebuah sistem
otomatisasi pengkontrolan perangkat elektronik rumah untuk mengatasi
pemborosan yang dilakukan oleh masyarakat.

5
Tabel 1.1 Masyarakat yang menyalakan lampu disiang hari
JUMLAH
LAMPU REGIONAL
TOTAL
Bali- Maluku-
TERPASANG Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi
NTT Papua
1 sampai 3 95,1 97,0 95,7 90,2 98,7 90,9 95,7

4 sampai 6 3,1 2,6 2,1 7,3 1,3 7,5 3,4

>6 1,7 0,4 2,1 2,4 0,0 1,6 0,9

TOTAL % 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

N 287 690 47 41 151 186 1,402


Sumber : Survei Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan, 2012
Menurut survey yang dilakukan oleh (Kementerian Lingkungan Hidup dan
UGM, 2012), tentang rumah tangga yang menyalakan lampu disiang hari. Pada
data tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku mayarakat dalam
pemakaianlampu di siang sangatlah boros, walaupun data menunjukan presentasi
4 6 lampu dan > 6 sangat kecil, tetapi pada golongan 1-3 lampu sangatlah besar,
rata-rata mencapai 90 %. Selain hal itu, pada buku (Brief, 2016) menyebut bahwa
rumah tangga dipulau jawa memiliki presentasi paling rendah dalam penggunaan
lampu hemat energi yaitu sebesar 41,7 %, hal ini sangatlah berpengaruh karna
pulau jawa adalah tempat populasi terbesar dari masyarakat Indonesia.
Dalam beberapa penelitian sebelumnya seperti salah satu jurnal karya
(Mehdia & Roshchina, 2015), diteliti bagaimana membuat sebuah rumah dengan
sistem energi listrik yang mandiri, dengan menggunakan panel surya. Menurut
penulis, jurnal ini memiliki kelemahan yaitu mahalnya biaya panel surya dan
kerumitan dalam penggunaan dan pemasangan. Pada jurnal tentang IoT (Huia, et
al., 2016) jurnal ini meneliti sebuah sistem dimana kemudahan dan kenyamanan
dalam pengawasan obyek rumah yang dikirimkan pada smartphone yang
pengguna miliki, tapi bagaimana jika pengguna tersebut tidak bisa memegang
yang dimiliki ketika terjadi pemberitahuan terhadap pengguna, hal ini juga perlu
diperhatikan karna bisa menggangu kenyamanan yang telah dijanjikan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengajukan untuk membuat
penelitian tentang bagaimana membuat sebuah sistem yang dapat berkerja secara
mandiri dan dapat mengefisiensikan pengunaan listrik pada rumah. Sistem ini
akan dirangcang untuk mengontrol 3 hal dalam rumah yang dinilai penulis sangat
memboroskan penggunaan listrik yaitu lampu, pendingin ruangan, dan serta
pompa air. Dalam sistem ini penulis akan menggunakan Arduino Mega sebagai
otak sistem, Labview sebagai pengontrol sistem, dan beberapa sensor dan
komponen sebagai alat dari sistem.

6
Penulis sangat berharap, penelitian ini dapat membantu mengurangi
Pemakaian listrik sehingga dapat mencegah terjadinya krisis listrik. Selain itu dapat
membantu masyarakat untuk mengurangi biaya listrik yang dikeluarkan.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, diperoleh rumusan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merancang sistem yang dapat mengurangi tagihan listrik pada
rumah?
2. Bagaimana cara membuat sistem yang bekerja secara otomatis, mandiri, dan
dapat diandalkan?
3. Bagaimana cara system membaca setiap kondisi ketika sesuatu hal terjadi dan
diperlukan sebuah feedback ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Merangcang sistem pengedali lampu, pompa dan AC secara otomatis dan
mandiri.
2. Membuat sistem yang dapat mengurangi dampak terjadinya boros energi
listrik.
3. Membuat sistem yang dapat memberi kenyamanan kepada pengguna dan
bekerja sesuai dengan fungsinya.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah :
4. Bagi Penulis
Dapat memahami dan mempelajari cara kerja Labview, Arduino Mega,
Sensor dan perangkat perangkat lainya
Menambah pengalaman dalam merancang sebuah system dapat secara
otomatis dan dapat diandalkan
5. Bagi Pengguna
Dapat mengurangi tagihan listrik serta membantu mengurangi presentasi
terjadinya krisis listrik.
Memberi kenyamanan kepada pengguna dalam penggunaan lampu,
pompa, dan AC secara otomatis dan efisience.
6. Bagi Pembimbing
Dapat digunakan sebagai bahan ajar atau referensi kepada mahasiswa
yang akan mengambil tugas akhir.
7
1.5 Batasan masalah
Penelitian tugas ini memiliki batasan batasan yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan penelitian sebagai berikut :
1. Perangkat yang dikontrol adalah Pompa Air, Lampu, dan Pendingin
ruangan.
2. Metode yang digunakan adalah Logika Fuzzy dan State Machine.
3. Pompa Air dikontrol menggunakan Timer dan sensor Ping.
4. Lampu Dikontrol menggunakan sensor LDR.
5. AC dikontrol menggunakan sensor suhu LM35.

1.6 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan memberikan gambaran dan penjelasan secara garis
besar dai isi penelitian yang terdiri dari beberapa bab sebagai berikut:
I. Pendahuluan
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan
mengenai penelitian yang penulis lakukan dengan judul Perancangan Sistem
Penghematan Biaya Listrik Pada Rumah Dengan Pengkontrolan Otomatis
Menggunakan Labview Berbasis Arduino Mega.

II. Landasan Kepustakaan


Dalam bab ini mejelaskan tentang dasar teori, kajian pustaka dan referensi
dari metode yang digunakan penulis dalam penelitian dengan judul
Perancangan Sistem Penghematan Biaya Listrik Pada Rumah Dengan
Pengkontrolan Otomatis Menggunakan Labview Berbasis Arduino Mega.
III. Metodologi Penelitian
Dalam bab ini menjelaskan tentang metode dan langkah kerja yang
dilakukan dalam penelitian, yang terdiri dari beberapa proses yaitu studi
literatur, analisa kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem,
pegujian, dan penarikan kesimpulan.
IV. Perancangan
Dalam bab ini menjelaskan tentang perancangan perangkat keras sistem
pengurangan biaya listrik pada rumah dan sistem kontrol pada labview.
V. Implementasi
Dalam bab ini menjelaskan tentang implementasi dari penelitian dengan
judul Perancangan Sistem Penghematan Biaya Listrik Pada Rumah Dengan
Pengkontrolan Otomatis Menggunakan Labview Berbasis Arduino Mega.

8
sesuai dengan hasil rancangan yang sudah dibuat baik dari hardware dan
system kontrol.
VI. Pengujian
Dalam bab ini menjelaskan tentang teknik dan metode yang dilakukan
dalam proses pengujian sistem yang sudah dibangun untuk memastikan sistem
berfungsi sesuai dengan perancangan.
VII. Penutup
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari penelitian dengan judul Perancangan Sistem Penghematan Biaya Listrik
Pada Rumah Dengan Pengkontrolan Otomatis Menggunakan Labview
Berbasis Arduino Mega.

9
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN

Pada penelitian ini, penulis mengembangkan sebuah sistem untuk


mengkontrol komsumsi listrik pada rumah secara mandiri dan otomatis dengan di
dasari beberapa jurnal penelitian. Adapun jurnal tersebut adalah Major
requirements for building Smart Homes in Smart Cities based on Internet of Things
technologies, ditulis oleh (Huia, et al., 2016), jurnal ini berisi bagaimana membuat
sebuah rumah bekerja dengan listrik yang mandiri dengan menggunakan panel
surya. Terdapat juga jurnal Electricity consumption constraints for smart-home
automation: An overview of models and applications, karya (Mehdia & Roshchina,
2015), juga membahas tentang penghematan energi dalam rumah. Sedangkan
untuk beberapa komponen pendukung penelitian, penulis menggunakan LabView,
Arduino Mega, Sensor LDR, LM35 dan PING, serta.

2.1 Tinjauan Pustaka


Otomasi merupakan sebuah proses yang di dalamnya tidak ada aktivitas
langsung dari manusia dalam prosesnya (Dorf, 1983). Sistem otomasi memiliki 3
komponen penting yaitu Sensor & Transducer Controller, Actuator. Sistem
otomatisasi menjadi solusi yang baik dalam menuntaskan sebuah masalah
tertentu, salah satu contohnya adalah membuat sebuah pintu yang dapat
mengenali pemilik rumah, atau sistem pengendalian dan pengawasan rumah
menggunakan Smartphone menggunakan protokol Internet of Thing (IoT), dan
masih banyak lainya. Kaitanya dengan penelitian ini, penulis berinisiatif untuk
meneliti sebuah sistem otomatisasi dalam rumah yang bertujuan menggurangi
tagihan listrik untuk upaya penghematan listrik.
Pada jurnal yang ditulis oleh samuel tang, dkk., dengan judul Development of
a prototype smart home intelligent lighting control architecture using sensors
onboard a mobile computing system, membahas tentang bagaimana mengkontrol
pencahayaan dalam ruangan menggunakan sensor pada perangkat smartphone.
Dengan menfaatkan konsep dari IoT (Internet of Thing), komunikasi data antara
smartphone dan lampu menggunakan protokol komunikasi xbee. selain itu,
dengan menggunakan rasberry pi sebagai pengontrol utama dan sebagai server,
komunikasi serta pengkontrolan dapat terjamin walaupun pemilik rumah tidak
sedang dirumah. Sedangkan pengkontrolan LED diatur menggunakan arduino uno
menggunakan metode PWM sehingga warna LED dapat diatur dengan pengaturan
pada lebar pulsa.
Pada jurnal yang ditulis Adhitya Permana, Dedi Triyanto dan Tedy Rismawan,
dengan judul Rancang Bangun Sistem Monitoring Volume Dan Pengisian Air
Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8. Jurnal ini
membahas tentang bagaimana otomatisasi pada pengisian bak air dan monitoring
ketinggian air menggunakan sensor Ultrasonic dengan menggunakan
microkontroller AVR Atmega 8 sebagai pengkontrol sistem dan hardware. Jurnal
ini mengunakan modul bluetooth HC-05 sebagai media komunikasi antara
microkontroler dan handphone yang digunakan sebagai media untuk
10
memonitoring ketinggian air. Pengujian dilakukan pada bak penampungan air
dengan ukuran 65x45x38 cm, dan hasil pengujian membuktikan bahwa sistem
dapat menampilkan hasil yang aktual dan dapat melakukan pengisian atau
menghentikan pompa secara otomatis.
Pada jurnal yang ditulis oleh LIU Qinghe, Huang Bo dan Ding Tao dengan judul
Fuzzy Control Strategis for Automotive Automatic Air Conditioning, membahas
tentang penggunaan logika fuzzy dalam pengaturan suhu AC pada kursi
penumpang mobil. Pada penelitian ini logika fuzzy digunakan untuk mengolah
data pada dua input yaitu udara diluar dan udara didalam, kemudian diolah untuk
mendapat output yang sesuai. Pengolahan data akan digunakan untuk mengatur
mengatur kecepatan putar blower yang terpasang, dan kemudian mengatur suhu
AC yang dikeluarkan. Hasil pengujian membuktikan, logika fuzzy mampu
memberikan efektifitas permintaan suhu yang sesuai dengan keadaan.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Logika Fuzzy
Sistem fuzzy logic dapat merepresentasikan pengetahuan manusia dalam
bentuk matematis dengan menyerupai cara berpikir manusia (Negnevitsky, 2005;
Negnevitsky, 2005). Fuzzy logic memiliki kelebihan dalam menghasilkan output
berdasarkan situasi yang melibatkan pembentukan konsep, pengenalan pola, dan
pengambilan keputusan dalam lingkungan yang tidak pasti atau tidak jelas. Fuzzy
logic dapat mengolah nilai yang tidak pasti, seperti kurang lebih, sangat,
sedikit. Contoh lainya seperti manusia dapat mengartikan kalimat saya tidur
sebentar saja, dengan pengartian kata sebentar itu satu jam, atau setengah jam,
Namun hal ini tidaklah berlaku pada komputer yang hanya mengerti bilangan 1
dan 0. fuzzy logic memperluas jangkauan dari nilai untuk semua bilangan riil dari
interval 0 sampai 1.
Menurut (Kusumadewi, 2003) Terdapat beberapa alasan mengapa harus
memakai logika Fuzzy :
1. Konsep fuzzy logic yang mudah untuk dimengerti, hal ini karena fuzzy logic
menggunakan dasa teori himpunan, sehingga konsep matematis yang
menjadi dasar penalaran fuzzy logic cukup mudah dipahami.
2. Sifat dari fuzzy logic yang fleksibel, membuatnya dapat beradaptasi dengan
perubahan dan ketidakpastian pada permasalahan.
3. Fuzzy logic dapat memodelkan fungsi linier yang kompleks.
4. Dapat membangun dan mengaplikasikan data pakar terdahulu secara
langsung tanpa melalui pelatihan.
5. Fuzzy logic mampu berkerjasama dengan banyak tehnik kendali secara
konvensional, umumnya pada bidang teknik mesin dan teknik elektro.
6. Fuzzy logic berdasar pada bahasa yang alami.

11
Dalam perangcangannya Fuzzy logic dirumuskan berdasarkan 3 tahap utama
yaitu :
1. Fuzzification
Tahap ini merupakan tahap awal dari fuzzy logic, fuzzification adalah tahap
untuk memetakan nilai creps yang sesuai dengan himpunanya masing
masing.
2. Rule Evaluation
Pada tahap ini akan dilakukan pengecekan, evaluasi, aturan pengambilan
keputusan, knowladge base, serta rule base, yang berdasar pada pemetaan
nilai pada himpunan. Pada rule evaluation nilai fuzzy indut akan diolah oleh
rule base kemudian dijadikan fuzzy output.
3. Defuzzification
Tahap ini adalah kebalikan dari tahap fuzzification, yaitu memetakan nilai
himpunan fuzzy kedalam nilai creps, dengan kata lain merubah nilai fuzzy
ke nilai creps. Hasil dari nilai inilah yang nantinya digunakan untuk output
pada implementasi yang diteliti. Pada tahap ini penulis akan menggunakan
metode fuzzy logic tsukamoto, aturan pada metode ini berdasar bahwa
setiap konsekuen yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan pada
himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang tetap.

2.2.2 Sensor
Penggunaan sensor dalam dunia modern menjadi hal yang sangat membantu
pekerjaan manusia. Sensor merupakan alat yang difungsikan untuk mendeteksi
gejala-gejala, sinyal sinyal yang berasal pada berubahan energi (Sharon et al,
1982). Terdapat banyak sekali macam sensor yang ada saat ini, mulai dari sensor
suhu, sensor cahaya, sensor jarak dan masih banyak lainya. Sensor dibedakan
melalui apa yang mampu dideteksinya. Pada penelitian ini penulis memakai
beberapa sensor untuk melengkapi dan menyempurnakan sistem, yaitu sensor
Infrared, sensor ultrasonic, sensor cahaya dan sensor suhu.
2.2.2.1 Sensor Passive Infrared
Sensor Passive Infrared (PIR) merupakan sebuah sensor yang dapat mendeteksi
pancaran sinar infra merah. Sesuai namanya, sensor PIR bersifat pasif yaitu sensor
tidak memancarkan sinar infra merah tapi menerima sinar infra merah. dalam
pengaplikasianya, sensor PIR digunakan untuk mendeteksi gerakan dari manusia.
Sensor HC-SR501 adalah salah satu dari sekian jenis sensor PIR, sensor ini
memiliki kelebihan dalam penggunaanya yang sangat mudah dan awet.

12
Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor HC-SR501
Supply Voltage 3 - 5 Volt
Detection Range 3m - 7m
Sensing Range <120

Sumber : Datasheet HC-SR501 PIR Motion Detector

Gambar 2. 1 Sensor HC-SR501


Sumber : (https://arduinodiy.wordpress.com)
2.2.2.1 Sensor Cahaya
Sensor cahaya merupakan sensor yang bekerja dengan cara merubah besaran
optik menjadi besaran elektrik. Berdasarkan perubahan eletrik yang dihasilkan
sensor cahaya terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Photovoltaic : merubah besaran optik menjadi tegangan, salah satu
contohnya adalah Solar Cell.
2. Photoconductive : merubah besaran optik menjadi perubahan nilai
konduktansi atau resistansi, beberapa contohnya adalah sensor LDR dan
Photodiode.
Cara kerja sensor LDR adalah apabila sensor menerima cahaya maka nilai
konduktansi di kedua kakinya akan meningkat dan resistansinya menurun,
berlaku sebaliknya. Nilai konduktansi akan semakin tinggi jika cahaya yang
diterima semakin besar.
Tabel 2.2 Spesifikasi Sensor LDR
Supply Voltage 3.3 - 5 Volt
Cell Resistance 10K Ohm
Dark Resistance 1M Ohm
Sumber : (http://elektronika-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-
dependent-resistor)

13
Gambar 2. 2 Sensor LDR
Sumber : (http://elektronika-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-
dependent-resistor)
2.2.2.3 Sensor Suhu
Sensor suhu bekerja dengan cara mendeteksi besaran panas dan dingin dan
mengolahnya menjadi besaran eletrik sehingga dapat mendeteksi perubahan
suhu pada lingkunganya.
Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan yang cukup tinggi dalam pengambilan
data, sensor ini juga memiliki keluaran impedansi rendah dan linieritas yang tinggi,
sehingga mampu dihubungkan dengan rangkaian kontrol tertentu karena output
dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan 10mV/C.
Tegangan output dirumuskan dalam bentuk :
Vout LM35 = Temperature x 10 mV

Tabel 2.3 Spesifikasi Sensor LM35


Supply Voltage +5 Volt
Minimum Range -55 C
Maximum Range +150 C
Sumber : (http://elektronika-dasar.web.id/sensor-suhu-ic-lm35)

Gambar 2. 3 Sensor LM35

Sumber : (http://www.instructables.com/id/LM35-Temperature-Sensor)

14
2.2.2.4 Sensor Ultrasonic
Sensor ultrasonic bekerja dengan cara mengirimkan gelombang dan menerima
kembali gelombang tersebut sehingga mampu mempresentasikan jarak sebuah
benda. Jarak antara waktu pengiriman dan waktu menerima digunakan sebagai
representasi jarak objek yang dideteksi.
Sensor ultrasonic HC-SR04 terdiri dari 2 komponen utama yaitu transmitter dan
receiver. Fungsi dari transmitter adalah untuk memancarkan gelombang dan
receiver digunakan untuk menangkap hasil pantulan gelombang yang
dipancarkan. Sensor ultrasonic memancarkan gelombang dengan frequency
sebesar 40 KHz.
Tabel 2.4 Spesifikasi Sensor HC-SR04
Supply Voltage +5 Volt
Frequency Range 40 KHz
Max Range 400 Cm - 500 Cm
Min Range 2 Cm

Sumber : (http://www.digi-bytes.com)

Gambar 2. 4 Sensor HC-SR04


Sumber : (https://www.aimagin.com)

2.2.3 Microkontroler
Microkontroler merupakan sebuah komponen yang difungsikan sebagai alat
untuk mengkontrol rangkaian elektronika. pada dasarnya mikrokontroler terdiri
dari beberapa komponen utama yaitu CPU, Memori, I/O, dan ADC. Pada penelitian
ini penulis menggunakan arduino mega 2560 sebagai alat kontrol sistem. Arduino
mega memiliki fitur yang lengkap untuk sebuah arduino, dengan dilengkapi pin I/O
yang cukup banyak untuk efisiensi dalam merancang sebuah sistem.

15
Gambar 2. 5 Arduino Mega Gambar 2. 6 Arduino Mega tampak
Tampak Depan Belakang

Sumber : (https://store.arduino.cc/product/A000067)
Tabel 2.5 Spesifikasi Arduino Mega 2560

Microkontroler ATmega2560
Operation Voltage 5V
Input Voltage 7-12V
Input Voltage(limit) 6v-20V
Digital I/O 54
PWM Digital I/O pins 14
Analog I/O 16
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current pin 3.3V 50 mA
Flash Memory 256 KB
Flash Memory for
Bootloader 8 KB
Sram 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock Speed 16Mhz
Sumber : (https://store.arduino.cc/product/A000067)

2.2.4 LabView
Labview merupakan sebuah software pemgrograman berbasis grafis atau blok
diagram. Labview adalah singkatan dari Laboratory Virtual Instrumentation
Engineering Workbench , software ini merupakan salah satu software buatan
Nationa Instruments(NI). Labview menyediakan kemudahan dalam mendesain
sebuah sistem yang menyerupai dengan bentuk aslinya sehingga pengguna dapat
melakukan pengamatan sistem dengan hasil yang maksimal. Sifat pemograman
LabView yang fleksibel dan terbuka dapat membantu pengguna untuk
menghubungkan kepada hardware control seperti Arduino atau PLC
menggunakan satu paket software.
16
Gambar 2. 7 Logo National Instrumen Labview
Sumber : http://www.ni.com/labview

Pada labview, terdapat 3 komponen utama untuk melakukan pemograman,


yaitu :
1. Front Panel
Front panel merupakan bagian untuk membuat interface yang
digunakan sebagai penghubung antara mesin dengan user. Pada front
panel terdapat berupa tools input seperti button, knops, dial dan lain
lainya. Sedangkan untuk output dapat berupa LED, grafik, dan lain
sebagainya.

Gambar 2. 8 Tampilan Front Panel Labview


Sumber : http://www.ni.com/labview

2. Blok Diagram
Blok diagram merupakan bagian untuk menulis source code grafis. Code
grafis disini disediakan oleh labview untuk mengendalikan program yang
dibuat.

17
Gambar 2. 9 Tampilan Blok Diagram LabView
Sumber : http://www.ni.com/labview
3. Control, ToolBar, and Functions Pallete
a. ToolBar
Toolbar terdapat pada bagian atas kedua layer Labview, pada Blok
Diagram maupun Front Panel.

Gambar 2. 10 Tampilan Toolbar Pada Labview


Sumber : http://www.ni.com/labview

Tombol-tombol yang terdapat pada tool bar:


Run Button
Continuous Run Button
Abort Button
Pause/Continue Button
Font Ring
Aligment Ring
Distribution Ring
Resize Ring
Reorder Ring
Context help button

18
b. Control Palette
Control Pallete merupakan tempat beberapa control dan indikator
pada front panel, control pallete hanya tersedia di front panel, untuk
menampilkan control pallete dapat dilakukan dengan mengkilk
windows >> show control pallete atau klik kanan pada front panel.

Gambar 2. 11 Tampilan Control Palette


Sumber : http://www.ni.com/labview
c. Functions Pallete
Functions Pallete digunakan untuk membangun sebuah blok
diagram, functions pallete hanya tersedia pada blok diagram, untuk
menampilkannya dapat dilakukan dengan mengklik windows >> show
control pallete atau klik kanan pada lembar kerja blok diagram.

Gambar 2. 12 Tampilan Functions Pallete


Sumber : http://www.ni.com/labview

19
2.2.5 Modul Komunikasi
1. Protokol I2C
Pada penelitian ini, penulis menggunakan lebih dari satu arduino untuk
mengkontrol keseluruhan sistem, maka dari itu diperlukan modul komunikasi
antar arduino. Adapun komunikasi yang digunakan adalah komunikasi serial I2C.
I2C adalah kepanjangan dari Inter Integrated Circuit, komunikasi ini bekerja
dengan cara menghubungkan serial dua arah dengan dua saluran telah didisain
khusus pada arduino untuk mengirim maupun menerima data. Sedangkan untuk
komunikasi pinya menggunakan pin A4(SCL) dan pin A5(SCL) serta
menghubungkan GND/Ground pada kedua Arduino.

Gambar 2. 13 Komunikasi Serial I2C


Sumber : https://www.cronyos.com/komunikasi-dua-arduino-
menggunakan-komunikasi-serial-i2c/

2. Modul Wifi
Pada penelitian ini, penulis menggunakan LabView sebagai media untuk
perancangan interface dan penulisan program, maka dari itu dibutuhkan
sebuah modul komunikasi untuk menghubungkan Mikrokontroller dengan
Labview.
ESP8266 merupakan salah satu modul wifi yang dapat membuat jaringan
internet TCP/IP, jaringan ini kemudian akan dapat diakses dengan perangkat
lain seperti laptop dan ponsel dan sebagainya. ESP8266 memiliki tiga mode
wifi yaitu Station, Access Point dan Both. Modul ini membutuhkan daya sekitar
3.3v yang dilengkapi dengan memori, prosesor dan GPIO.

20
Gambar 2. 14 Modul Wifi
Sumber : https://www.seeedstudio.com/

21
BAB 3 METODOLOGI

Pada bab ini akan dibahas bagaimana prosedur yang digunakan penulis dalam
penelitian. Bab metodologi difungsikan penulis untuk penguraian dan
penyelesaian permasalahan yang timbul serta bagaimana teknik dalam
pengumpulan data. Tahap tahap metodologi akan diserderhanakan dalam alur
diagram pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

3.1 Studi Litelatur


Pada bab ini, dicari dan disusun dasar dasar teori dalam penelitian. Teori ini
berupa penelitian terdahulu, referensi internet dan jurnal yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun studi literatur yang telah
dilakukan adalah:
1. Konsep tentang terbatasnya energi dan solusi yang telah dilakukan dan
teori tentang energi terbarukan.
2. Teknik otomasi dalam dunia industri dan dunia internet.
3. Penggunaan teori fuzzy dalam dunia otomasi.
4. Teknik pembacaan dan perancangan sensor untuk sebuah sistem yang
bekerja secara otomatis dan mandiri.
5. Penggunaan mikrokontrol sebagai alat kontrol pada sistem otomasi.

22
6. Pengaplikasian Labview untuk membuat prototipe sistem yang
sebenarnya.
7. Modul komunikasi yang digunakan untuk pengiriman data antara
arduino.

3.2 Analisa Kebutuhan


Analisis kebutuhan digunakan dalam penelitian untuk melakukan analisis
pada beberapa kebutuhan yang diperlukan dalam perancangan sistem penelitian
ini. Adapun analisa kebutuhan akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini :
3.2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak
Analisa dari kebutuhan perangkat lunak meliputi apa saja software
yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Labview merupakan
software yang penulis gunakan dalam penelitian.
3.2.2 Analisa Kebutuhan Perangkat Keras
Analisa dari kebutuhan perangkat lunak meliputi apa saja hardware
yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Adapun hardware yang
digunakan adalah Arduino Mega, Sensor, Modul Wifi Dan LED.

3.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem Program


Analisa dari kebutuhan sistem program meliputi teori dalam
pengambilan data sensor, komunikasi antar arduino, dan pengolahan
data pada sistem metode fuzzy.

3.3 Perancangan
Perangcangan dilakukan untuk membentuk pola penelitian yang akan di
lakukan sehingga dapat melakukan penelitian yang terkonsep dan tidak
melenceng. Perancangan dilakukan apabila semua kebutuhan sistem sudah
terpenuhi. Pada gambar 3.2 merupakan diagram blok garis besar dari sistem yang
penulis teliti.

Gambar 3. 2 Diagram blok konsep sistem secara keseluruhan

23
Sistem ini dapat bekerja sesuai dengan program yang telah diberikan, sistem ini
akan akan terus bekerja dengan prinsip loop program, untuk media komunikasi
antar control alat peneliti menggunakan protocol I2C dan modul Wifi.

3.3.1 Sistem kontrol lampu otomatis

Gambar 3. 3 Diagram Blok sistem kontrol lampu otomatis


Berdasarkan diagram blok tersebut terdapat beberapa proses, yaitu :
1. Tahap pertama yaitu, Menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi
tidak adanya manusia dalam rumah, jika iya maka sistem akan masuk
pada proses selanjutnya, jika tidak sistem akan terus mendeteksi.
2. Tahap Kedua yaitu, Menggunakan sensor LDR untuk mengukur
Intensitas cahaya dalam ruangan, hal ini dilakukan untuk
menentukan perlu tidaknya untuk menyalakan lampu. Jika iya,
lampu akan menyala, sedangkan jika tidak proses akan kembali pada
tahap pertama.

24
3.3.2 Sistem kontrol suhu otomatis.

Gambar 3. 4 Diagram Blok sistem kontrol suhu otomatis

Seperti tahap pertama terdapat juga dua tahap pada sistem kontrol suhu
otomatis yaitu :
1. Tahap Pertama, Menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi tidak
adanya manusia dalam rumah, jika iya maka sistem akan masuk
pada proses selanjutnya, jika tidak sistem akan terus mendeteksi.
2. Tahap Kedua, Menggunakan sensor LM35 untuk mendeteksi suhu
dalam rumah, jika suhu lebih dari 24 oC, maka sistem akan
menyalakan AC, jika suhu kurang dari 24oC, sistem akan kembali
pada tahap pertama.

3.3.3 Sistem kontrol pompa air otomatis

Gambar 3. 5 Diagram Blok sistem kontrol pompa air otomatis

25
Pada tahap sistem kontrol pompa air otomatis terdapat beberapa tahap
pemrosesan yaitu
1. Sensor akan mendeteksi ketinggian dari air di tandon.
2. Kemudian data tersebut akan diolah apakah perlu pengisian air
atau tidak.
3. Pada program nantinya terdapat beberapa aturan ketinggian
untuk pengisian atau tidaknya air.
4. Jika iya sistem akan menyalakan pompa air, jika tidak maka
sistem akan kembali ke proses mendeteksi ketinggian air.

3.4 Implementasi
Pada tahap ini akan dilakukan sebuah implementasi pada sistem hardware dan
software. Implementasi pada hardware dilakukan dengan projek board, sensor
sensor dan alat input lainya akan dirancang sesuai konsep yang telah penulis
rancang pada projek board , sistem hardware disini digunakan oleh penulis untuk
menjadi input dari sistem.
Pada tahap implementasi software, penulis menggunakan Labview sebagai
media perancangan output dalam sistem. Implementasi ini dirancang sesuai
dengan bentuk yang mudah dimengerti oleh user serta sesuai dengan kondisi jika
sistem dibangun dalam dunia nyata.

3.5 Pengujian dan Analisa


Pada tahap pengujian akan dilakukan analisa apakah sistem dapat berjalan
sesuai fungsi perancangan atau masih melenceng. Tahap pengujian ini dilakukan
agar penulis dapat menganalisa jika terjadinya kesalahan.
Pada bab ini terdapat urutan tahap pengujian dan analisa yang dilakukan oleh
penulis kepada sistem. Urutan dari tahap itu adalah :
Tahap Pertama : Pengujian dan analisa Hardware, Pengujian ini meliputi
pengujian kelayakan hardware yang dipakai serta implementasi hardware
pada sistem. Pengujian dilakukan pada Sensor, Mikrokontroler dan
perlengkapan lainya.
Tahap Kedua : Pengujian dan analisa Software, Pengujian ini dilakukan pada
aplikasi labview yang digunakan. pengujian ini meliputi, kesiapan program,
interface program dan sistem pengolahan data sensor.

26
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya Permana, Dedi Triyanto, Tedy Rismawan ,2015, Rancang Bangun Sistem
Monitoring Volume Dan Pengisian Air Menggunakan Sensor Ultrasonik,
Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8, pp. 76-87.
Campbel, N .A, Reece J.B, 2008, Biology, 8th Edition, California.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian EDSM, 2016, Statistik
Ketenagalistrikan 2015, No.29, Jakarta.
Dorf, Richard C, 1983, Robotics and automated manufacturing, Reston Pub. Co,
Virginia, USA.
Eddy Kiswanto, 2016, Perilaku Hemat Listrik : Pakai Seperlunya dan Gunakan
Lampu atau Alat Elektronik yang Hemat Listrik, No 22, Universitas Gadjah
Mada.
Gulnar Mehdia, Mikhal Roshchina, 2015, Electricity consumption constraints for
smart-home automation: An overview of models and applications, pp. 60-68.
Huia, Terence K.L.; Sherratta, R. Simon; Snchezb, Daniel Daz, 2016, Major
requirements for building Smart Homes in Smart Cities based on Internet of
Things technologies
Jarman, 2016, Liputan 6, [Online] available at :
http://bisnis.liputan6.com/read/2496691/terlena-dengan-subsidi-yang-
bikin-masyarakat-masih-boros-listrik
[diakses 10 2 2017]
Kusumadewi, Sri, 2003, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), 1st, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
LIU Qinghe, Huang Bo, Ding Tao, 2009, Fuzzy Control Strategis for Automotive
Automatic Air Conditioning.
Mulyani, Sri, 2015 , A youth initiative, International Studunt Energy Submit,
Bali, Indonesia.
Negnevitsky, Michael, 2005, Artificial Intelligence: A Guide to Intelligent
Systems, 2nd, Addison Wesley, New Jersey.
Republik Indonesia, Undang Undang No. 30 tahun 2007 Tentang Energi.
Undang Undang No. 30 Tahun 2009, Tentang Ketenagalistrikan.

27
Samuel Tang, Vineetha Kalavally, Kok Yew Ng, Jussi Parkkinen, 2016,
Development of a prototype smart home intelligent lighting control
architecture using sensors onboard a mobile computing system, pp. 368
376.

28

Anda mungkin juga menyukai