PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
PUGUH BAHTIAR
135150301111030
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
BAB 1 PENDAHULUAN
5
Tabel 1.1 Masyarakat yang menyalakan lampu disiang hari
JUMLAH
LAMPU REGIONAL
TOTAL
Bali- Maluku-
TERPASANG Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi
NTT Papua
1 sampai 3 95,1 97,0 95,7 90,2 98,7 90,9 95,7
6
Penulis sangat berharap, penelitian ini dapat membantu mengurangi
Pemakaian listrik sehingga dapat mencegah terjadinya krisis listrik. Selain itu dapat
membantu masyarakat untuk mengurangi biaya listrik yang dikeluarkan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Merangcang sistem pengedali lampu, pompa dan AC secara otomatis dan
mandiri.
2. Membuat sistem yang dapat mengurangi dampak terjadinya boros energi
listrik.
3. Membuat sistem yang dapat memberi kenyamanan kepada pengguna dan
bekerja sesuai dengan fungsinya.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah :
4. Bagi Penulis
Dapat memahami dan mempelajari cara kerja Labview, Arduino Mega,
Sensor dan perangkat perangkat lainya
Menambah pengalaman dalam merancang sebuah system dapat secara
otomatis dan dapat diandalkan
5. Bagi Pengguna
Dapat mengurangi tagihan listrik serta membantu mengurangi presentasi
terjadinya krisis listrik.
Memberi kenyamanan kepada pengguna dalam penggunaan lampu,
pompa, dan AC secara otomatis dan efisience.
6. Bagi Pembimbing
Dapat digunakan sebagai bahan ajar atau referensi kepada mahasiswa
yang akan mengambil tugas akhir.
7
1.5 Batasan masalah
Penelitian tugas ini memiliki batasan batasan yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan penelitian sebagai berikut :
1. Perangkat yang dikontrol adalah Pompa Air, Lampu, dan Pendingin
ruangan.
2. Metode yang digunakan adalah Logika Fuzzy dan State Machine.
3. Pompa Air dikontrol menggunakan Timer dan sensor Ping.
4. Lampu Dikontrol menggunakan sensor LDR.
5. AC dikontrol menggunakan sensor suhu LM35.
8
sesuai dengan hasil rancangan yang sudah dibuat baik dari hardware dan
system kontrol.
VI. Pengujian
Dalam bab ini menjelaskan tentang teknik dan metode yang dilakukan
dalam proses pengujian sistem yang sudah dibangun untuk memastikan sistem
berfungsi sesuai dengan perancangan.
VII. Penutup
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari penelitian dengan judul Perancangan Sistem Penghematan Biaya Listrik
Pada Rumah Dengan Pengkontrolan Otomatis Menggunakan Labview
Berbasis Arduino Mega.
9
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN
11
Dalam perangcangannya Fuzzy logic dirumuskan berdasarkan 3 tahap utama
yaitu :
1. Fuzzification
Tahap ini merupakan tahap awal dari fuzzy logic, fuzzification adalah tahap
untuk memetakan nilai creps yang sesuai dengan himpunanya masing
masing.
2. Rule Evaluation
Pada tahap ini akan dilakukan pengecekan, evaluasi, aturan pengambilan
keputusan, knowladge base, serta rule base, yang berdasar pada pemetaan
nilai pada himpunan. Pada rule evaluation nilai fuzzy indut akan diolah oleh
rule base kemudian dijadikan fuzzy output.
3. Defuzzification
Tahap ini adalah kebalikan dari tahap fuzzification, yaitu memetakan nilai
himpunan fuzzy kedalam nilai creps, dengan kata lain merubah nilai fuzzy
ke nilai creps. Hasil dari nilai inilah yang nantinya digunakan untuk output
pada implementasi yang diteliti. Pada tahap ini penulis akan menggunakan
metode fuzzy logic tsukamoto, aturan pada metode ini berdasar bahwa
setiap konsekuen yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan pada
himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang tetap.
2.2.2 Sensor
Penggunaan sensor dalam dunia modern menjadi hal yang sangat membantu
pekerjaan manusia. Sensor merupakan alat yang difungsikan untuk mendeteksi
gejala-gejala, sinyal sinyal yang berasal pada berubahan energi (Sharon et al,
1982). Terdapat banyak sekali macam sensor yang ada saat ini, mulai dari sensor
suhu, sensor cahaya, sensor jarak dan masih banyak lainya. Sensor dibedakan
melalui apa yang mampu dideteksinya. Pada penelitian ini penulis memakai
beberapa sensor untuk melengkapi dan menyempurnakan sistem, yaitu sensor
Infrared, sensor ultrasonic, sensor cahaya dan sensor suhu.
2.2.2.1 Sensor Passive Infrared
Sensor Passive Infrared (PIR) merupakan sebuah sensor yang dapat mendeteksi
pancaran sinar infra merah. Sesuai namanya, sensor PIR bersifat pasif yaitu sensor
tidak memancarkan sinar infra merah tapi menerima sinar infra merah. dalam
pengaplikasianya, sensor PIR digunakan untuk mendeteksi gerakan dari manusia.
Sensor HC-SR501 adalah salah satu dari sekian jenis sensor PIR, sensor ini
memiliki kelebihan dalam penggunaanya yang sangat mudah dan awet.
12
Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor HC-SR501
Supply Voltage 3 - 5 Volt
Detection Range 3m - 7m
Sensing Range <120
13
Gambar 2. 2 Sensor LDR
Sumber : (http://elektronika-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-
dependent-resistor)
2.2.2.3 Sensor Suhu
Sensor suhu bekerja dengan cara mendeteksi besaran panas dan dingin dan
mengolahnya menjadi besaran eletrik sehingga dapat mendeteksi perubahan
suhu pada lingkunganya.
Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan yang cukup tinggi dalam pengambilan
data, sensor ini juga memiliki keluaran impedansi rendah dan linieritas yang tinggi,
sehingga mampu dihubungkan dengan rangkaian kontrol tertentu karena output
dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan 10mV/C.
Tegangan output dirumuskan dalam bentuk :
Vout LM35 = Temperature x 10 mV
Sumber : (http://www.instructables.com/id/LM35-Temperature-Sensor)
14
2.2.2.4 Sensor Ultrasonic
Sensor ultrasonic bekerja dengan cara mengirimkan gelombang dan menerima
kembali gelombang tersebut sehingga mampu mempresentasikan jarak sebuah
benda. Jarak antara waktu pengiriman dan waktu menerima digunakan sebagai
representasi jarak objek yang dideteksi.
Sensor ultrasonic HC-SR04 terdiri dari 2 komponen utama yaitu transmitter dan
receiver. Fungsi dari transmitter adalah untuk memancarkan gelombang dan
receiver digunakan untuk menangkap hasil pantulan gelombang yang
dipancarkan. Sensor ultrasonic memancarkan gelombang dengan frequency
sebesar 40 KHz.
Tabel 2.4 Spesifikasi Sensor HC-SR04
Supply Voltage +5 Volt
Frequency Range 40 KHz
Max Range 400 Cm - 500 Cm
Min Range 2 Cm
Sumber : (http://www.digi-bytes.com)
2.2.3 Microkontroler
Microkontroler merupakan sebuah komponen yang difungsikan sebagai alat
untuk mengkontrol rangkaian elektronika. pada dasarnya mikrokontroler terdiri
dari beberapa komponen utama yaitu CPU, Memori, I/O, dan ADC. Pada penelitian
ini penulis menggunakan arduino mega 2560 sebagai alat kontrol sistem. Arduino
mega memiliki fitur yang lengkap untuk sebuah arduino, dengan dilengkapi pin I/O
yang cukup banyak untuk efisiensi dalam merancang sebuah sistem.
15
Gambar 2. 5 Arduino Mega Gambar 2. 6 Arduino Mega tampak
Tampak Depan Belakang
Sumber : (https://store.arduino.cc/product/A000067)
Tabel 2.5 Spesifikasi Arduino Mega 2560
Microkontroler ATmega2560
Operation Voltage 5V
Input Voltage 7-12V
Input Voltage(limit) 6v-20V
Digital I/O 54
PWM Digital I/O pins 14
Analog I/O 16
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current pin 3.3V 50 mA
Flash Memory 256 KB
Flash Memory for
Bootloader 8 KB
Sram 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock Speed 16Mhz
Sumber : (https://store.arduino.cc/product/A000067)
2.2.4 LabView
Labview merupakan sebuah software pemgrograman berbasis grafis atau blok
diagram. Labview adalah singkatan dari Laboratory Virtual Instrumentation
Engineering Workbench , software ini merupakan salah satu software buatan
Nationa Instruments(NI). Labview menyediakan kemudahan dalam mendesain
sebuah sistem yang menyerupai dengan bentuk aslinya sehingga pengguna dapat
melakukan pengamatan sistem dengan hasil yang maksimal. Sifat pemograman
LabView yang fleksibel dan terbuka dapat membantu pengguna untuk
menghubungkan kepada hardware control seperti Arduino atau PLC
menggunakan satu paket software.
16
Gambar 2. 7 Logo National Instrumen Labview
Sumber : http://www.ni.com/labview
2. Blok Diagram
Blok diagram merupakan bagian untuk menulis source code grafis. Code
grafis disini disediakan oleh labview untuk mengendalikan program yang
dibuat.
17
Gambar 2. 9 Tampilan Blok Diagram LabView
Sumber : http://www.ni.com/labview
3. Control, ToolBar, and Functions Pallete
a. ToolBar
Toolbar terdapat pada bagian atas kedua layer Labview, pada Blok
Diagram maupun Front Panel.
18
b. Control Palette
Control Pallete merupakan tempat beberapa control dan indikator
pada front panel, control pallete hanya tersedia di front panel, untuk
menampilkan control pallete dapat dilakukan dengan mengkilk
windows >> show control pallete atau klik kanan pada front panel.
19
2.2.5 Modul Komunikasi
1. Protokol I2C
Pada penelitian ini, penulis menggunakan lebih dari satu arduino untuk
mengkontrol keseluruhan sistem, maka dari itu diperlukan modul komunikasi
antar arduino. Adapun komunikasi yang digunakan adalah komunikasi serial I2C.
I2C adalah kepanjangan dari Inter Integrated Circuit, komunikasi ini bekerja
dengan cara menghubungkan serial dua arah dengan dua saluran telah didisain
khusus pada arduino untuk mengirim maupun menerima data. Sedangkan untuk
komunikasi pinya menggunakan pin A4(SCL) dan pin A5(SCL) serta
menghubungkan GND/Ground pada kedua Arduino.
2. Modul Wifi
Pada penelitian ini, penulis menggunakan LabView sebagai media untuk
perancangan interface dan penulisan program, maka dari itu dibutuhkan
sebuah modul komunikasi untuk menghubungkan Mikrokontroller dengan
Labview.
ESP8266 merupakan salah satu modul wifi yang dapat membuat jaringan
internet TCP/IP, jaringan ini kemudian akan dapat diakses dengan perangkat
lain seperti laptop dan ponsel dan sebagainya. ESP8266 memiliki tiga mode
wifi yaitu Station, Access Point dan Both. Modul ini membutuhkan daya sekitar
3.3v yang dilengkapi dengan memori, prosesor dan GPIO.
20
Gambar 2. 14 Modul Wifi
Sumber : https://www.seeedstudio.com/
21
BAB 3 METODOLOGI
Pada bab ini akan dibahas bagaimana prosedur yang digunakan penulis dalam
penelitian. Bab metodologi difungsikan penulis untuk penguraian dan
penyelesaian permasalahan yang timbul serta bagaimana teknik dalam
pengumpulan data. Tahap tahap metodologi akan diserderhanakan dalam alur
diagram pada gambar 3.1.
22
6. Pengaplikasian Labview untuk membuat prototipe sistem yang
sebenarnya.
7. Modul komunikasi yang digunakan untuk pengiriman data antara
arduino.
3.3 Perancangan
Perangcangan dilakukan untuk membentuk pola penelitian yang akan di
lakukan sehingga dapat melakukan penelitian yang terkonsep dan tidak
melenceng. Perancangan dilakukan apabila semua kebutuhan sistem sudah
terpenuhi. Pada gambar 3.2 merupakan diagram blok garis besar dari sistem yang
penulis teliti.
23
Sistem ini dapat bekerja sesuai dengan program yang telah diberikan, sistem ini
akan akan terus bekerja dengan prinsip loop program, untuk media komunikasi
antar control alat peneliti menggunakan protocol I2C dan modul Wifi.
24
3.3.2 Sistem kontrol suhu otomatis.
Seperti tahap pertama terdapat juga dua tahap pada sistem kontrol suhu
otomatis yaitu :
1. Tahap Pertama, Menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi tidak
adanya manusia dalam rumah, jika iya maka sistem akan masuk
pada proses selanjutnya, jika tidak sistem akan terus mendeteksi.
2. Tahap Kedua, Menggunakan sensor LM35 untuk mendeteksi suhu
dalam rumah, jika suhu lebih dari 24 oC, maka sistem akan
menyalakan AC, jika suhu kurang dari 24oC, sistem akan kembali
pada tahap pertama.
25
Pada tahap sistem kontrol pompa air otomatis terdapat beberapa tahap
pemrosesan yaitu
1. Sensor akan mendeteksi ketinggian dari air di tandon.
2. Kemudian data tersebut akan diolah apakah perlu pengisian air
atau tidak.
3. Pada program nantinya terdapat beberapa aturan ketinggian
untuk pengisian atau tidaknya air.
4. Jika iya sistem akan menyalakan pompa air, jika tidak maka
sistem akan kembali ke proses mendeteksi ketinggian air.
3.4 Implementasi
Pada tahap ini akan dilakukan sebuah implementasi pada sistem hardware dan
software. Implementasi pada hardware dilakukan dengan projek board, sensor
sensor dan alat input lainya akan dirancang sesuai konsep yang telah penulis
rancang pada projek board , sistem hardware disini digunakan oleh penulis untuk
menjadi input dari sistem.
Pada tahap implementasi software, penulis menggunakan Labview sebagai
media perancangan output dalam sistem. Implementasi ini dirancang sesuai
dengan bentuk yang mudah dimengerti oleh user serta sesuai dengan kondisi jika
sistem dibangun dalam dunia nyata.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya Permana, Dedi Triyanto, Tedy Rismawan ,2015, Rancang Bangun Sistem
Monitoring Volume Dan Pengisian Air Menggunakan Sensor Ultrasonik,
Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8, pp. 76-87.
Campbel, N .A, Reece J.B, 2008, Biology, 8th Edition, California.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian EDSM, 2016, Statistik
Ketenagalistrikan 2015, No.29, Jakarta.
Dorf, Richard C, 1983, Robotics and automated manufacturing, Reston Pub. Co,
Virginia, USA.
Eddy Kiswanto, 2016, Perilaku Hemat Listrik : Pakai Seperlunya dan Gunakan
Lampu atau Alat Elektronik yang Hemat Listrik, No 22, Universitas Gadjah
Mada.
Gulnar Mehdia, Mikhal Roshchina, 2015, Electricity consumption constraints for
smart-home automation: An overview of models and applications, pp. 60-68.
Huia, Terence K.L.; Sherratta, R. Simon; Snchezb, Daniel Daz, 2016, Major
requirements for building Smart Homes in Smart Cities based on Internet of
Things technologies
Jarman, 2016, Liputan 6, [Online] available at :
http://bisnis.liputan6.com/read/2496691/terlena-dengan-subsidi-yang-
bikin-masyarakat-masih-boros-listrik
[diakses 10 2 2017]
Kusumadewi, Sri, 2003, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), 1st, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
LIU Qinghe, Huang Bo, Ding Tao, 2009, Fuzzy Control Strategis for Automotive
Automatic Air Conditioning.
Mulyani, Sri, 2015 , A youth initiative, International Studunt Energy Submit,
Bali, Indonesia.
Negnevitsky, Michael, 2005, Artificial Intelligence: A Guide to Intelligent
Systems, 2nd, Addison Wesley, New Jersey.
Republik Indonesia, Undang Undang No. 30 tahun 2007 Tentang Energi.
Undang Undang No. 30 Tahun 2009, Tentang Ketenagalistrikan.
27
Samuel Tang, Vineetha Kalavally, Kok Yew Ng, Jussi Parkkinen, 2016,
Development of a prototype smart home intelligent lighting control
architecture using sensors onboard a mobile computing system, pp. 368
376.
28