Bahan kontras iodium terdiri dari kelompok ionik dan non ionik yang seluruhnya berasal dari
bangunan gugus karbo hexagonal yang berikatan dengan tiga buah gugus iodium yang dikenal
sebagai triodobenzene.
Perbedaan bahan kontras ionik dan non ionik pada dasarnya adalah adanya gugus hidroksil pada
bahan kontras yang non ionik, sehingga dapat membuat osmolaritas menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan yang ionik.
Penggolongan bahan kontras dari turunan iodium, yaitu :
a) Bahan kontras yang larut dalam minyak. Contoh : duroliopaque, pantopaque dahulu dipakai
untuk pemeriksaan myelografi, lipiodol dipakai untuk pemeriksaan limfografi.
b) Bahan kontras yang larut dalam air terdiri dari :
(1) Monomer ionik, ditandai dengan satu senyawa triodobenzene (tiga atom iodium),
mempunyai ion dan terdapat gugus karboksil (garam sodium, meglumine). Contoh : angiografin /
turunan asam iothalamate, telebrix / turunan asam ioxithalamate.
(2) Monomer non ionik, ditandai dengan satu senyawa triodobenzene, tanpa ion, tanpa gugus
karboksil dan terdapat tiga atau lebih gugus hidroksil. Contoh : omnipaque / nama generic
iohexol, ultravist / nama dagang iopromide.
(3) Dimer ionik, ditandai dengan dua senyawa triodobenzene (enam atom iodium), mempunyai
ion dan terdapat gugus karboksil. Contoh : hexabrix/nama generik ioxaglate.
(4) Dimer non ionik, ditandai dengan dua senyawa triodobenzene, tanpa ion, tanpa gugus
karboksil dan terdapat gugus hidroksil. Contoh : isovist / nama generik iotrolan, visipaque / nama
dagang iodixonal.
Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh
pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang
dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh
yang akan diperiksa.
- Udara
- CO2
- Gas lainnya
- Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini
dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat
campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran
pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan,
bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion
bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena.
Kation juga memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang
digunakan dalam media kontras.
(1). Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki
satu buah cincin asam benzoat dalam satu molekul
(2). Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam benzoat dalam
satu molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia jenis bahan kontras ini
adalah Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media kontras ionik dimer pertama dibuat.
Osmolalitas
Konsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehingga
memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat
dinyatakan dengan milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air
(H2O) pada suhu 37C (Osmolalitas).Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuran
partikel namun nilainya tergantung dari ; Jumlah partikel dan konsentrasi iodium. Bahan
kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar daripada bahan kontras non-ionik
karena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation dan anion) sehingga
osmolalitas dua kali lebih besar. Osmolalitas berpengaruh terhadap toleransi kontras
media pada tubuh. Makin tinggi tekanan osmotik , maka makin buruk toleransi kontras
media tersebut terhadap tubuh.
Protein Binding
Adalah daya ikat suatu bahan terhadap jaringan atau sel tubuh (protein).
Bertambah
tinggi protein binding, maka bertambah tinggi chemotoxisity bahan tersebut
terhadap
tubuh atau sebaliknya.
Lipophylisity
Adalah kelarutan bahan dalam larutan organik seperti lemak ( lipid ), bertambah tinggi
lipophylisity maka bertambah tinggi kemungkinan terjadi reaksi bahan kontras media
atau sebaliknya
Viscosity ( kekentalan )
Diukur dengan tingkat mengalirnya melalui tabung kapiler kecil dalam standar tekanan
dan temperatur yang ditentukan. Hal ini berhubungan dengan kekuatan yang diperlukan
untuk penyuntikan yang membatasi tingkat kecepatan penyuntikan. Pada katerisasi
diperlukan penyuntikan cepat dibandingkan biasanya, sehingga kontras media yang
dipilih adalah yang paling rendah viscositynya.
Viscosity dapat dikurangi dengan merendahkan tingkat konsentrasi iodium, dan tentu
akan berpengaruh pada opasitas gambar. Dapat juga kontras media dipanaskan pada
temperatur tertentu untuk mengurangi viscosity.
BAHAN KONTRAS RADIOGRAFI
A. Sejarah
Penggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi bermula dari percobaan Tuffier pada
tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia memasukkan kawat kedalam ureter melalui keteter.,
sehingga terjadi bayangan ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnya yaitu dengan
menggunakan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus urinarius. Kontras
tersebut diantaranya : koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida, stronsium klorida, dan
sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena menimbulkan
komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli, dan deposit perak dalam
ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa dihindari.
Berpijak dari pengalaman-pengalaman terdahulu kemudian para ahli radiologi sepakat untuk
megadakan pembaharuan dalam pemakaian media kontras pada pemeriksaan radiologi. Dan pada
tahun 1928 seorang ahli urologi, Dr.Moses Swick bekerjasama dengan Prof.Lichtwitz,Binz,
Rath, dan Lichtenberg memperkenalkan penemuannya tentang media kontras iodium water-
soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografi secara intravena. Media kotras yang
berhasil disintesa, diantranya dalah :sodium iodopyridone-N-acetic acid yang disebut Urosectan-
B (Iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut Uroselectan-B (Neoiopax). Dari segi
radiograf kedua macam media kotras tersebut memberikan hasil yang memuaskan, namun dari
pasiennya masih menimbulkan efek yang merugikan, yaitu : mual dan muntah. Selanjutnya
Dr.Swick dan kawan-kawan melanjutkan usahanya dengan mengembangkan Iodopyracet yang
sementara waktu bisa menggantikan kedudukan Neoiopax dalam pemerikasaan Urografi intra
vena.
Usaha mengembangkan media kontras pun terus berlanjut. Mulai pertengahan tahun 1950 semua
jenis media kontras untuk pemakaian secara intravaskuler untuk pemakaian secara intravaskular
mulai mengalami pergantian. Mulai periode ini media kontras intravaskular menggunakan
molekul asam benzoat sebagai bahan dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium. Dari hasil uji
coba membuktikan bahwa media kontras jenis ini memiliki kelebihan dibanding dengan jenis
media kontras sebelumnya. Jenis media kontras tersebut diantarannya ; acetrizoate dibuat tahun
1950, diatrizoate tahun 1954, metrizoate tahun 1961, iothalamate tahun 1962, iodamide tahun
1965 dan ioxithalamate tahun 1968. Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara
intravaskular secara kontinyu terus mengalami penyempurnaan.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan osmolalitas merupakan kunci utama
terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian mulai tahun 1969 dr.Torsten Almen
mengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah. Mula-
mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga Metrizamide yang sebelumnya dipakai pada
pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya media kontras water soluble untuk pemeriksaaan
mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasil akhir penelitian memberikan
jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras
iodium non-ionik water-soluble secara intravaskular
Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan dalam pemeriksaan
dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain yang sudah lama adalah
Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi penggunaannya telah dihentikan karena
terbukti bersifat karsinogen.
B. Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampur
dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras.
Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan
sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.
Untuk memperoleh sifat media kontras yang dikehendaki pada pemeriksann radiologi tertentu
biasanya dilakukan penggabungan antara beberapa jenis kation dalam satu jenis media kontras.
(1). Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki satu buah
cincin asam benzoat dalam satu molekul
Osmolalitas
Konsentrasi molekul yang secara aktif memberikan tekanan osmotik larutan, sehingga
memberikan kemampuan suatu pelarut (air) melewati suatu membran. Dapat dinyatakan dengan
milliosmol per liter (osmolaritas) atau milliosmol per kilogram Air (H2O) pada suhu 37oC
(Osmolalitas).
Osmolalitas tidak dipengaruhi oleh ukuran partikel namun nilainya tergantung dari ; Jumlah
partikel dan konsentrasi iodium. Bahan kontras ionik memiliki jumlah partikel lebih besar
daripada bahan kontras non-ionik karena dalam media kontras ionik terdapat dua partikel (kation
dan anion) sehingga osmolalitas dua kali lebih besar.
Efek Samping
Bahan Kontras iodium yang modern merupakan obat-obat yang aman; reaksi-reaksi berbahaya
bisa terjadi tapi tidak umum. Efek samping utama dari radiokontras adalah reaksi anafilaktif dan
nefropati .
Reaksi-Reaksi Anafilaktif
Reaksi-reaksi anafilaktif jarang terjadi (Karnegis dan Heinz, 1979 dkk., 1987; Greenberger dan
Patterson, 1998), tapi bisa terjadi sebagai respon terhadap bahankontras yang disuntikkan atau
yang diberikan lewat mulut dan rectal dan bahkan memperburuk pyelografi. Gejalanya mirip
dengan reaksi-reaksi anafilaksis, tapi tidak diakibatkan oleh respon kekebalan yang diperantarai
IgE. Pasien-pasien yang memiliki riwayat reaksi-reaksi kontras, berisiko tinggi untuk mengalami
reaksi-reaksi anafilaktif (Greenberger dan Patterson, 1988; Lang dkk., 1993). Pengobatan dini
dengan kortikosteroid telah terbukti dapat mengurangi kejadian reaksi-reaksi yang berbahaya
(Lasser dkk., 1988; Greenberger dkk., 1985; Wittbrodt dan Spinler, 1994).
Reaksi-reaksi anafilaktif bisa mulai dari urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasma dan
edema facial dan laryngeal. Untuk kasus-kasus urtikaria yang sederhana dan gatal-gatal,
Benadryl (diphenhydramine) lewat mulut atau IV (intravenous) bisa diberikan. Untuk reaksi-
reaksi yang lebih parah, antara lain bronchospasma dan edema leher atau wajah dapat diberikan
inhaler albuterol, atau epinefrin IV atau subcutaneous, ditambah diphenhydramine mungkin
diperlukan. Jika respirasi terganggu, saluran udara harus dibebaskan .
Nefropati yang Ditimbulkan oleh Medium Kontras
Nefropati oleh media kontras dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih
besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL. Ada tiga
faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras,
yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00
mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang
(McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999). Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan
dalam nefropati. Idealnya, bahan kontras harus isoosmolar terhadap darah. Bahan kontras
beriodium yang modern biasanya nonionic, tipe-tipe ionic yang terdahulu biasa menyebabkan
efek yang lebih berbahaya dan tidak digunakan lagi. Untuk meminimalisir risiko terjadinya
nefropati akibat medium kontras, maka berbagai tindakan bisa dilakukan yang kesemuanya telah
dianalisis dalam sebuah meta-analisis yaitu : 1. Dosis media kontras harus diupayakan serendah
mungkin, meski masih mampu ditmabhkan untuk melakukan pemeriksaan . 2. Bahan kontras
bersifat non ionic 3. Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar. Salah satu percobaan
terkontrol acak menemukan bahwa sebuah bahan kontras nonionic iso-osmolar lebih baik
dibanding media kontras non-ionik low-osmolar. 4. Hydrasi cairan intravenous dengan larutan
garam. Masih ada pertentangan tentang cara yang paling efektif untuk hidrasi cairan intravenous.
Salah satu metode adalah 1 mg/kg per jam selama 6-12 jam sebelum dan setelah pemberian
kontras. 5. Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah sodium bikarbonat.
Sebagai sebuah alternatif bagi hydrasi intravenous dengan larutan garam biasa, pemberian
sodium bikarbonat 3 mL/kg per jam selama 1 jam sebelumnya, diikuti dengan 1 mL/kg per jam
selama 6 jam setelah pemberian bahan kontras diketahui lebih baik ketimbang larutan garam
biasa pada salah satu percobaan terkontrol acak. Ini selanjutnya didukung dengan sebuah
percobaan terkontrol acak multi-senter, yang juga menunjukkan bahwa hydrasi intravenous
dengan sodium bikarbonat lebih baik terhadap 0,9% larutan garam normal. Efek renoprotektif
dari bikarbonat dianggap diakibatkan oleh alkalinisasi urin, yang menciptakan sebuah
lingkungan yang lebih rentan terhadap pembentukan radikal bebas yang berbahaya. 6. N-
asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama
prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik).
Sebuah percobaan terkontrol acak menemukan dosis NAC yang lebih tinggi (1200 mg IV bolus
dan 1200 mg secara oral dua kali sehari selama 2 hari) dapat membantu (pengurangan risiko
relatif sebesar 74%) pasien yang menerima angioplasty koroner dengan volume kontras yang
lebih tinggi. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa N-asetilcystein melindungi ginjal
dari efek toksik bahan kontras (Gleeson & Bulugahapitiya 2004). Efek ini, tidak merata,
beberapa peneliti (seperti Hoffman dkk., 2004) telah mengklaim bahwa efek ini diakibatkan oleh
gangguan dengan uji laboratorium kreatinin itu sendiri. Ini didukung oleh kurangnya korelasi
antara kadar-kadar kreatinin dan kadar cystatin C. Agen-agen farmakologis lain, seperti
furosemida, mannitol, theophylline, aminophylline, dopamine, dan atrial natriuretic peptide telah
dicoba, tapi belum ada efek menguntungkan atau justru memiliki efek yang membahayakan
(Solomon dkk., 1994; Abizaid dkk., 1999). Reaksi Kemotoksik Pasien yang memiliki kelainan
pada kelenjar gondok sering mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan
dengan bahan kontras. Sebenarnya atom iodium yang terikat kuat dalam senyawa bahan kontras
tidak memberikan pengaruh yang besar. Ia hanya sensitif terhadap ion iodida bebas yang sedikit
banyak terdapat dalam bahan kontras. Kenaikan intake iodida inilah yang menyebabkan
tirotoksikosis. Kontribusi makanan-laut dan alergi-alergi lain Disini harus ditekankan bahwa
dugaan tentang alergi makanan laut, yang seringkali lebih didasarkan pada mitos dibanding
fakta, bukanlah sebuah kontraindikasi yang cukup terhadap penggunaan bahan kontras beriodum.
Sebuah hubungan antara kadar iodium dalam makanan laut dan alergi akibat makanan laut
merupakan bagian dari bidang medis. Meski kadar iodine dalam makanan laut lebih tinggi
dibanding pada makanan non-laut, namun konsumsi yang terakhir ini melebihi yang pertama dan
tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kandungan iodine makanan laut terkait dengan reaksi-
reaksi terhadap makanan-laut (Coakley dan Panicek, 1997). Data yang ada menunjukkan alergi
akibat makanan laut dapat meningkatkan risiko sebuah reaksi yang diperantarai bahan kontras
dengan jumlah yang kira-kira sama seperti alergi terhadap buah atau sama dengan yang
menyebabkan asma (Shehadi, 1975). Dengan kata lain, lebih dari 85% pasien yang mengalami
alergi makanan-laut tidak akan memiliki reaksi yang berbahaya terhadap kontras beriodium
(Coakley dan Panicek, 1997). Terakhir, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa reaksi-reaksi
kulit yang berbahaya terhadap antiseptic-antiseptik topikal yang mengandung iodium (seperti
betadin, povidin) yang banyak hubungannya dengan pemberian bahan kontras IV (Coakley dan
Panicek, 1997; can Ketel dan van den Berg, 1990).
Gadolinium
Gadolinium adalah unsur kimia yang dalam tabel sistem periodik memiliki simbol Gd dengan
nomor atom 64. Gadolinium menjadi superconductive dibawah suatu temperatur kritis1.083 K.
Dan merupakan strongly magnetic pada suhu ruang, dan menunjukkan sifat ferromagnetic
dibawah suhu ruang.
Gadolinium memperlihatkan efek magnetocaloric yaitu peningkatan temperature ketika berada
dalam medan magnet dan menurun ketika meninggalkan medan magnet. Diakrenakan sifat
paramagnetiknya larutan organic gadolinium kompleks dan senyawa gadolinium digunakan
secara intravenous sebagai bahan kontras untuk keperluan pencitraan medis magnetic resonance
imaging (MRI) . Kontras gambar yang dihasilkan Gadolinium pada MRI dipengaruhi oleh
perubahan variasi T1 dan T2 jaringan. Nilai T1 dan T2 diubah oleh perubahan jumlah fluktuasi
medan magnet dekat sebuah inti. Medan paramagnetik oleh gadolinium menghasilkan banyak
osilasi medan . Pada umumnya kontras gambar pada MRI diperoleh oleh satu jaringan yang
memiliki afinitas yang lebih tinggi (gaya tarik menarik) atau vaskularisasi yang lebih banyak
dibandingkan jaringan lain. Sebagai contoh tumor memiliki Gd uptake yang lebih besar
dibandingkan jaringan disekitarnya menyebabkan T1 tumor lebih singkat sehinga signal yang
dihasilkan lebih kuat.
Disamping MRI, gadolinium (Gd) juga digunakan dalam teknik pencitraan lain. Pada
pemeriksaan dengan sinar-X, gadolinium terdapat dalam lapisan phosphor terdapat dalam suatu
polymer matrix pada detector. Terbium-doped gadolinium oxysulfide (Gd2O2S: Tb) pada lapisan
phosphor mengubah sinar-X menjadi cahaya nampak. Gd dapat memancarkan cahaya dengan
panjang gelombang 540nm (spektrum cahaya hijau = 520 570nm), yang bermanfaaat pada
penggunaan dalam photographic film.
Gadolinium oxyorthosilicate (GSOadalah sebuah kristal tunggal yang digunakan sebagai
scintillator pada peralatan pencitraan medis seperti Positron Emission Tomography (PET).
scintillator lain yang terbaru untuk mendeteksi neutron adalah cerium-doped gadolinium
orthosilicate (GSO - Gd2SiO5:Ce).
Di masa yang akan datang, gadolinium ethyl sulfate, yang memiliki karakteristik noise yang
sangat rendah, dapat digunakan dalam masers. Selanjutnya gadolinium's high magnetic
movement dan low Curie temperature (yang hanya pada suhu ruang) merupakan aplikasi
komponen magnetic untuk menindera panas dan dingin.Menyebabkan extremely high neutron
cross-section of gadolinium, elemen ini sanagt efektif digunakan pada neutron radiography.
Media Kontras Positif Barium Sulfat (BaSO4)
1. Pengertian
Barium Sulfat merupakan media kontras positive (opaque) yang umum dipergunakan untuk
menunjukkan sistem gastrointestinal.
2. Bentuk
BaSO4 berbentuk powder (serbuk putih), substansi yang berbentuk kapur.
3. Tekstur dan Rasa
Barium sulfate seperti segelas susu kental atau milkshake yang cair.
Bubuk barium sulfat homogen, sangat lembut, dan berwarna putih sangat mirip dengan
susu. Serbuk atau bubuk barium sulfat sebaiknya disimpan pada suhu ruangan
(disarankan 25C).
Rasanya seperti susu kental, hangat atau minuman yang cukup kental saat diminumkan.
Rasa Barium sulfat kurang enak, terkadang membuat pasien ingin muntah, dan ini
tergantung bagaimana cara penyajian terhadap pasien.
o Hambar, puding vanila yang lengket, hingga agak asam, dengan rasa yang
menggigit (menyengat) setelah dirasakan.
o Dapat memberikan sensasi panas setelah diminum.
4. Sifat BaSO4
Dalam penggunaanya selalu dicampur dengan air agar lebih mudah dicerna pasien.
Saat dicampur dengan air, dia menyebabkan rasa tidak enak seperti mengendap dan
lengket pada dinding2 atau lumen organ tubuh dalam.
Saat ini, telah banyak dikembangkan barium sulfat yang lebih baik terutama dari segi
rasa.
Merupakan bahan kimia, dan apabila terkontaminasi barium carbonat dapat menjadi
sangat beracun.
Barium sulfat yang dapat larut dalam air masih belum dikembangkan, tetapi hal ini
sangatlah penting untuk dilakukan.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan BaSO4
Walau belum ada / belum dikembangkannya barium sulfat yang larut dalam air, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan saat kita memilih komposisi barium sulfat :
1. Ukuran Partikel
Umumnya pertikel barium sulfat kasar, beberapa milimeter, proses penggilingan yang
baik menyebabkan partikel barium sulfat memiliki ukuran 50 % dari partikel awal dan
ukurannya antara 5 Ecm dan 151Cm. Sedimentasi yang terjadi sebanding dengan ukuran
partikel,semakin kecil ukuran partikel Ba maka akan semakin stabil suspensi.
2. Media Non-Ionic
Muatan partikel barium sulfat berpengaruh pada gugusan partikel. Partikel saling
mengikat , dan semakin besar ukuran partikel maka endapan akan semakin banyak, Hal
ini lebih banyak terjadi di lambung.
3. PH-Solution
pH barium sulfat harus antara 5-3. merupakan solution yang bersifat asam terutama
setelah berada di lambung , sehingga lebih banyak mengendap di lambung.
4. Palatability
Umumnya penggilingan yang baik akan meminimalkan rasa yang tidak sama pada
barium sulfat/campuran air, tetapi umumnya barium sulfat yang dijual saat ini
menggunakan bahan penambah rasa . Barium sulfat/campuran air, biasanya
berat/volume, dan memiliki viscositas/kekentalan 15-20 cp, suspensi tebal atau tipis
sama-sama dapat dipergunakan. Barium sulfat yang dijual mengandung carbomethyl
cellulose (raybar, Barosperse), yang menahan air dan mencegah pengendapan barium di
usus kecil.
6. Pembentukan
Barium sulfat adalah salah satu garam barium yang sifatnya paling tidak larut dalam air.
Barium sulfat dihasilkan dalam proses pemecahan senyawa sulfuric acid terlebih dahulu
untuk menghasilkan asam sulfat (acid sulfate) secara dilusi.
Reaksi terjadi saat pemanasan dengan aluminium atau terjadi ledakan saat dicampur
potassium.
7. Cara Pakai
o Oral (ditelan )
o Enema
8. Efek Samping
Umumnya efek samping yang paling sering terjadi adalah mual dan diare.
Diare dan mual mungkin terjadi sampai sehari setelah pemeriksaan dilakukan. Tetapi
dengan melakukan pengaturan makan secara normal, hal tersebut dapat diminimalisasi.
Efek samping yang munkin terjadi yang sifatnya jarang adalah sakit kepala.