Anda di halaman 1dari 7

REVIEW 2

MATA KULIAH LABORATORIUM LINGKUNGAN

CHEMISTRY FOR ENVIRONMENTAL ENGINEERING AND SCIENCE

Disusun Oleh:

Jasminesia Sekarsrai Bayu 25322925

PROGRAM MATRIKULASI MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
Biokimia merupakan salah satu ilmu penting yang dibutuhkan oleh seorang teknisi
lingkungan dikarenakan fungsinya untuk membantu dalam membantu merancang dan
menjalankan sistem pengelolaan limbah yang berkaitan dengan organisme hidup dan
sampah organik ataupun anorganik. Secara umum, biokimia membicarakan bagaimana
perubahan-perubahan secara kimia terjadi akibat adanya peran organisme hidup. Berikut
beberapa parameter yang perlu diketahui untuk memahami biokimia:
 Enzim: katalis organik yang diproduksi sel hidup yang dapat berfungsi di dalam atau
di luar sel yang terbagi ke dalam dua jenis:
- Ekstraseluler: diproduksi di luar sel (hasil sekresi)
- Intrasel: diproduksi di dalam sel (protoplasma)
 Kofaktor: enzim bergantung pada struktur protein, sehingga dibutuhkan “kofaktor”
(senyawa non protein) agar enzim dapat cocok menempel dengan protein
Contoh: NAD, NADP, koenzim, flavoprotein
 Suhu: pengaruh suhu terhadap kecepatan laju reaksi beragam, dipengaruhi oleh
jarak suhu dan reaksi alam (Gambar 1)

Gambar 1. Efek suhu larutan terhadap laju reaksi


 pH: mempengaruhi kerja enzim (pH optimal enzim berada di pH netral sehingga pH
perlu dijaga antara 6-9 dengan menggunakan buffer)
 Biodegradasi
- Mineralisasi: merubah senyawa ogrnaik menjadi mineral (non organik/senyawa
akhir) secara aerobik, menghasilkan energi
- Biotransfomasi: senyawa organik awal tidak termineralisasi sepenuhnya,
sebagian diubah menjadi senyawa organik lainnya
o Oksidasi: pelepasan elektron
o Reduksi: penambahan elektron
o Hidrolisis: penambahan H2O
o Substitusi: pertukaran satu grup dengan grup lainnya (OH- untuk CL-)
o Eliminsai: menghilangkan satu atom karbon
o Dealkalinasi: menghilangkan satu grup alkil
o Deaminasi: menghilangkan satu grup NH2
o Kondensasi: produksi molekul berukuran lebih besar dari molekul kecil
o Isomerisasi: perubahan satu isomer menjadi isomer lain
o Ring clevage: pembukaan satu struktur cincin organik
 Biokimia karbohidrat: metabolisme karbohidrat diawali dengan glikolisis
 Biokimia protein: bakteri mampu menyintesis protein dan nitrogen anorganik dan
organik yang tidak mengandung protein
 Biokimia lemak dan minyak: proses kadang mudah terhambat karena lemak dan
minyak sulit/tidak bisa larut dalam air
 Jalur biokimia:
o Elektron donor: senyawa yang direduksi dan merupakan sumber “makanan”,
berbentuk organik (karbohidrat)
o Elektron acceptor: penerima elektron, senyawa teroksidasi
o Energi dialirkan dari elektron donor degan bantuan reaksi enzim
Koloid berfokus pada penyebaran (dispersi), padatan, cairan, dan gas. Secara
singkat, perbedaan antaran larutan, koloid, dan suspensi dapat dilihat di Gambar 2 dan
Tabel 1. Sedangkan jenis koloid dapat dilihat di Tabel 2

Gambar 2. Perbedaan larutan, koloid, dan suspensi


Tabel 1. Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Homogen Heterogen Heterogen
Dimensi <1 nm Dimensi antara 1-100 nm Dimensi >100 nm
Tersebar merata Tersebar merata Mengendap
Tidak memisah jika Tidak memisah jika Memisah jika didiamkan
didiamkan didiamkan
Tidak dapat dilihat dengan Dapat dilihat dengan Dapat dilihat dengan
mikroskop ultra mikroskop ultra mikroskop biasa
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan
saringan biasa
Tabel 2. Jenis-jenis koloid
No Fase Dispersi Media Dispersi Nama
1 Padatan Padatan
2 Cairan Padatan
3 Gas Padatan
4 Padatan Cairan Sol
5 Cairan Cairan Emulsi
6 Gas Cairan Busa
7 Padatan Gas Asap
8 Cairan Gas Kabut

Koloid memiliki ciri-ciri khusus dibandingkan dengan larutan maupun suspensi. Ciri-
ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ciri kelistrikan: memiliki arus listrik (positif dan negatif), bergantung pada kelistrikan
untuk menjaga kestabilanya
b. Brownian movement: partikel koloid bergerak secara acak dalam gerakan zig-zag
(Gambar 3)

Gambar 3: Ilustrasi Brownian movement; ex. serbuk sari akan bergerak secara zig zag
ketika berada di dalam cairan

c. Efek Tyndall: partikel koloid menyebarkan cahaya yang diarahkan ke kumpulan


partikel (Gambar 4)

Gambar 4. Ilustrasi efek Tyndall pada koloid


d. Adsoption: berperan dalam menentukan perubahan permukaan koloid
e. Efek titik beku dan didih
f. Dialisis: ukuran partikel koloid yang besar tidak dapat melewati membran
semipermeable sehingga diperluakan dialilis untuk memisahkannya
Berdasarkan Tabel 2, terdapat banyak jenis dispersi koloid berdasarkan media dispersinya.
Berikut merupakan jenis dan contoh dispersi koloid pada media yang berbeda:
1. Dispersi koloid di cairan
a. Padatan di cairan
 Hidrofobik: tidak suka air (sulit tercampur)
 Hidrofilik: suka air (mudah tercampur)
b. Cairan di cairan (emulsi): air di minyak, minyak di air
c. Gas di cairan: busa di air
2. Dispersi koloid di udara
a. Kabut asap (fog dan smog)
b. Asap (smoke) dan aerosol lainnya

Kimia nuklir berfokus pada transformasi yang terjadi di nukleus, yaitu transformasi
yang akan mengarah pada fenomena yang berkaitan dengan radioaktif. Karena sifatnya
yang sangat berbahaya bagi Kesehatan makhluk hidup, radioaktif menjadi salah satu hal
yang sangat menarik bagi peneliti di bidang teknik lingkungan. Penelitian-penelitian banyak
dilakukan guna mencegah terjadinya dampak negatif oleh radoaktif serta bagaimana
radioaktif dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
Selama puluhan tahun, definisi atom dan ciri-cirinya telah banyak berkembang
sebagai akibat dari banyaknya penemuan dan penelitian baru mengenai atom. Rutherford
merupakan ilmuan pertama yang memberikan pendapatnya mengenai atom. Semenjak saat
itu, definisi, ciri, dan struktur atom mulai berkembang. Secara singkat, urutan perkembangan
definisi dan ciri atom adalah sebagai berikut:
1. Rutherford: atom terdiri dari nukleus bermuatan positif, dengan dikelilingi elektron
bermuatan negatif
2. Bohr: elektron di sekitar nucleus tersusun dalam bentuk melingkar dan memiliki orbit
3. Bothe dan Becker: adanya “secondary radiation”
4. Chadwick: “Secondary radiation: tersusun dari partikel netral yang mirip dengan proton
yang kemudian disebut sebagi neutron
Sinar radiasi dibedakan kedalam tiga jenis berdasarkan arahnya apabila didekatkan
dengan medan magnet (Gambar 5). Sinar tersebut dibagi sebagai berikut:
1. Alfa: radiasi sedikit berbelok ke kutub negatif yang artinya radiasi alfa memiliki muatan
positif dan massa yang cukup besar
2. Beta: radiasi berbelok ke kutub positif, yang artinya radiasi beta memiliki muatan negatif
dan massa yang kecil
3. Gamma: radiasi tegak lurus yang menandakan radiasi gamma tidak memiliki muatan dan
tidak terpengaruh dengan adanya medan magnet

Gambar 5. Perbedaan sifat sinar radiasi dibedakan berdasar arah ketertarikannya


terhadap medan magnet
Reaksi nuklir dapat diinduksi oleh pemberian dengan berbagai macam partikel.
Sebagian besar bahan radioaktif yang digunakan dalam industri, penelitian, dan kedokteran
saat ini adalah dihasilkan oleh pemberian dalam jumlah banyak tersebut, yang dapat
dilakukan baik di dalam reaktor nuklir atau di akselerator partikel. Jenis reaksi nuklir tersebut
dibedakan berdasarkan jenis bahan penginduksinya, yaitu sebagai berikut:
1. Alpha-induced reaction
2. Proton-induced reaction
3. Deutron-induced reaction
4. Gamma-induced reaction
5. Neutron-induced reaction
Efek radiasi pada manusia bersifat generik/somatik contohnya penyakit kanker,
anemia, pusing, rambut rontok, katarak, dan ruam kulit. Karena adanya potensi
membahayakan bagi manusia, maka dibuatlah peraturan-peraturan mengenai ambang
batas kandungan radiokatif yang ada di air minum. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kandungan radioaktif yang ada di tubuh manusia agar tidak memberikan dampak buruk bagi
Kesehatan.

Penilaian secara kuantitatif merupakan salah satu cara penting untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang alam. Berbagai metode
telah banyak dipergunakan guna mendapatkan nilai pasti berupa data yang dapat
mewakilkan penelitian tersebut berdasarkan fakta yang ada. Analisis data secara kuantitatif
berbeda pada tiap perlakukan yang diaplikasikan, namun pada dasarnya perlu
mementingkan parameter-parameter penting sebagaimana tertera pada Gambar 6.

Gambar 6. Parameter yang biasa dilakukan pada analisis data

Anda mungkin juga menyukai