Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN O2 MELALUI NON REBREATHING MASK

Nama klien : Tn.K


Diagnosa Medis : CHF dan Edema Pulmo
No register : 202371

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


a. Diagnosa
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan cairan paru akibat
oedem
Data Subjektif:
-
Data Objektif:
Hasil Pemeriksaan Fisik Paru-Paru:
Inspeksi Frekuensi napas klien 40 kali/ menit; reguler; napas pendek,
cepat, dan dangkal, ada retraksi intercostalis, ada gerakan otot
bantu pernapasan saat klien bernapas, pengembangan paru
kurang maksimal.
Palpasi Ekspansi paru kanan dan kiri sama
Perkusi Terdengar bunyi dullness pada seluruh lapang paru
Auskultasi Terdengar ronchy basah kasar di area basal paru kanan dan kiri.

Saturasi O2 : 90%
Tanda-tanda vital dengan TD: 90/50 mmHg, RR: 40 x/menit, HR: 110 x/menit
teraba lemah dan T: 37,5C

c. Dasar Pemikiran
Gagal jantung akan mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang
efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup,
dan meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume
akhir diastolik ventrikel), maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan
ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula peningkatan tekanan
atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama
diastol. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang kedalam anyaman vaskuler
paru-paru dan meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan
hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vaskuler,
maka akan terjadi terjadi transudasi cairan kedalam intersisial. Jika kecepatan
transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema
intersisial.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemberian O2 10 L/menit melalui non rebreathing mask (Normal pemberiannya:
10-12 L/menit)

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui non rebreathing mask 10 L/menit:
1) Persiapan alat
a) Alat non rebreathing mask
b) Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan
a) Cuci tangan
b) Jelaskan tindakan
c) Pasangkan alat non rebreathing mask ke saluran humidifier
d) Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10 L/menit
e) Pasangkan alat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan mulut klien
f) Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan klien.

4. Analisa tindakan keperawatan


Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan
mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat diharapkan masalah gangguan
pemenuhan oksigen di miokard dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi
jaringan termasuk konsentrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen) pada
membran alveokapilar, jumlah dan kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin, dan
curah jantung.
Pada klien dengan CHF terjadi penurunan COP karena kontraktilitas otot
miokard mengalami penurunan, kondisi ini mengakibatkan suplai darah ke
jaringan tubuh mengalami penurunan. Pemberian O2 pada klien dengan CHF
bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi yang adekuat pada miokardium dan
jaringan tubuh sehingga suplai O2 untuk metabolisme di jaringan tubuh bisa
terpenuhi. Pemberian O2 yang adekuat maka dapat mengurangi kelelahan dan
sesak nafas pada klien.
Pemberian oksigen lewat non rebreathing mask dimaksudkan untuk
mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan seluruh tubuh mencapai 80-90%. O 2
non rebrething mask 10 L/menit ini cocok untuk pasien CHF dengan disertai
komplikasi edema paru karena pola napas klien tidak efektif dan difusi O 2 di
alveoli paru-paru mengalami gangguan (penimbunan cairan di lapisan pleura).

5. Bahaya yang mungkin muncul


Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu
tinggi.
Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah
untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar penularan penyakit,
penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga memperbesar penularan penyakit
melalui secret dari satu pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang
tidak steril meningkatkan kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air
akan terhirup oleh klien.

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:
-
O:
Terdengar bunyi ronkhi basah di kedua lapang paru kanan dan kiri
Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
TD = 90/50 mmHg
HR= 100 kali/menit
RR= 32 kali/menit
Suhu= 36.5C
Saturasi oksigen= 95%

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan


di atas:
Mandiri:
Observasi tanda-tanda vital
Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
Pantau saturasi oksigen
Kolaboratif:
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan BGA

8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah
pemasangan oksigen kaji respon klien dan dilakukan pengambilan BGA.

9. Kepustakaan
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 1997,
EGC, Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai